Gadis Nakal Kesayangan Pria Dingin
"Jangan pergi! Tolong jangan tinggalkan aku, please jangan tinggalkan aku, Leana!" teriak Leonel dengan mata yang terpejam.
Tangannya terlihat terulur seakan mencari wanita yang begitu dia cintai, wajahnya terlihat begitu gelisah, badannya bahkan terlihat basah dengan keringat.
"Leana! Aku bilang jangan pergi! Jangan bawa dia juga, aku tidak mau ditinggal sendirian. Jangan tinggalkan aku," ucap Leonel dengan suara yang mulai serak.
Air matanya bahkan terlihat berurai membasahi pipinya, tubuhnya mulai bergetar hebat. Leonel merasakan kepedihan hati yang luar biasa, dia terlihat begitu kesakitan.
Seorang pria bertubuh tinggi tegap yang berdiri tepat di samping Leonel terlihat begitu khawatir, dia langsung membungkuk dan berusaha untuk membangunkan Leonel.
"Tuan! Bangun, Tuan!" seru Lucky sang asisten kepercayaan Leonel.
Leonel tidak kunjung bangun dari mimpi buruknya, dia masih saja terlihat menangis seraya memanggil nama almarhumah istrinya.
Lucky terlihat merasa kasihan terhadap sang atasan, karena atasannya itu selalu saja seperti itu setiap dia tidur. Kembali dia berusaha untuk membangunkan Leonel, sayangnya pria itu terlihat begitu sulit untuk terbangun dari mimpi buruknya.
Satu bulan yang lalu istri dari Leonel meninggal dunia, Leana meninggal setelah mendapatkan beberapa luka tusukan pada perutnya.
Kehilangan Leana saja sudah membuat Leonel sangat bersedih, hatinya terluka dan separuh jiwanya seakan pergi bersama jasad Leana yang terkubur dengan tanah.
Apalagi setelah dia tahu bahwa Leana sedang mengandung, dunia Leonel seakan runtuh. Tubuhnya lemas, hatinya remuk. Hidupnya seakan tiada berarti lagi, jiwanya seakan mati.
"Tuan! Bangunlah, minumlah dulu!" seru Lucky seraya menepuk-nepuk lengan Leonel.
Mendapatkan tepukan yang lumayan kencang dari Lucky, Leonel terlihat menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Dia semakin gelisah, tidak lama kemudian Leonel nampak berteriak dengan begitu kencang.
"Leana!" teriak Leonel dengan mata yang sudah terbuka dengan lebar.
Lucky terlihat iba saat menatap tuannya, sayangnya dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa mengikuti setiap ke mana pun Leonel pergi.
Hal itu dia lakukan karena takut jika Leonel akan nekat bunuh diri jika tidak ada yang menemani, terlalu banyak melamun sendirian juga tidak baik, menurut Lucky.
"Sadar, Tuan. Bangunlah, nyonya sudah tidak ada." Lucky langsung menundukkan kepalanya setelah mengatakan hal itu, karena dia takut jika Leonel akan marah terhadap dirinya.
"Argh!" teriaknya.
Leonel terlihat bangun dari tidurnya, lalu dia menyandarkan punggungnya pada sandaran tempat tidur.
Dia raup wajahnya dengan kasar, lalu dia memukul-mukul dadanya yang terasa sesak. Semenjak kepergian istrinya, Leonel belum bisa tidur dengan lelap.
Setiap malam dia akan mengalami mimpi buruk, mimpi yang selalu sama. Mimpi yang selalu membuat dirinya merasa bersalah dalam setiap harinya.
Satu bulan yang lalu.
"Oh ya ampun, aku hamil!" pekik Leana ketika melihat tespek dengan dua garis biru di tangannya.
Leana yang merasa begitu bahagia langsung keluar dari dalam kamar mandi, lalu dia mengganti pakaiannya dan bersiap untuk pergi ke kantor suaminya.
Dia ingin memberikan kejutan termanis kepada suaminya tersebut, karena setelah 2 tahun menikah akhirnya dia bisa hamil dan Leana berpikir jika Leonel pasti akan sangat bahagia dengan kabar yang dia sampaikan.
"Pasti dia akan sangat suka dengan kabar yang aku sampaikan," ucap Leana seraya mengusap perutnya yang masih rata. Tidak lupa dia memasukkan tespek bergaris dua itu ke dalam tasnya.
Setelah mematut dirinya di depan cermin, akhirnya Leana pergi ke kantor Leonel. Sepanjang perjalanan menuju kantor, senyum di bibir Leana tidak pernah luntur.
"Linda, mana suamiku?" tanya Leana pada sekretaris suaminya.
Linda yang sedang duduk seraya mengerjakan tugasnya terlihat menghentikan aktivitasnya, kemudian dia bangun dan membungkuk hormat kepada istri dari atasannya itu.
"Eh? Selamat pagi, Nyonya. Tuan sedang meeting penting, anda bisa menunggu tuan di dalam ruangan tuan saja," ucap Linda ramah.
Untuk sesaat Leana terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Linda, padahal dia sudah tidak sabar ingin memberitahukan hal tersebut kepada suaminya.
Namun, benar juga apa yang dikatakan oleh sekretaris dari suaminya tersebut. Sebaiknya dia menunggu suaminya di ruangannya saja, karena jika dia masuk ke dalam ruang meeting, sudah pasti dia akan mengganggu kegiatan dari suaminya itu.
"Oh, oke. Aku tunggu di dalam ruangannya saja," ucap Leana dengan senyum ramahnya.
Setelah mengatakan hal itu, Leana nampak masuk ke dalam ruangan suaminya. Dia tersenyum saat melihat foto pernikahan mereka yang dipajang di atas meja kerja suaminya.
"Aku mencintai kamu, Leonel." Leana mengusap foto pernikahan mereka.
Cukup lama Leana duduk di atas sofa untuk menunggui suaminya, hingga dia mendengar derap langkah yang semakin mendekat ke arah ruangan dari suaminya tersebut.
"Itu pasti suamiku," ucap Leana dengan binar bahagia di wajahnya.
Leana terlihat mengambil tepek bergaris dua itu dari dalam tasnya, lalu dengan cepat dia melangkahkan kakinya untuk membuka pintu ruangan suaminya.
Baru saja dia ingin membuka pintu tersebut, tapi ternyata pintu itu sudah dibuka terlebih dahulu dari luar.
Mata Leana langsung membulat dengan sempurna, karena ternyata yang datang bukanlah Leonel, tapi Lyra. Mantan kekasih dari Leonel.
Leonel dan juga Lyra berpacaran semenjak mereka menimba ilmu di bangku SMA, bagi Leonel Lyra adalah cinta pertamanya.
Lyra adalah wanita pertama yang mampu menggetarkan hatinya, Lyra adalah wanita yang mampu membuat dirinya bahagia setelah dia kehilangan kedua orang tuanya.
Setelah mereka lulus kuliah, Lyra berpamitan untuk menimba ilmu ke luar negeri. Karena dia ingin mewujudkan cita-citanya sebagai seorang pebisnis yang hebat.
Leonel tidak mengizinkan, karena dia tidak mau berjauhan dari kekasih hatinya itu. Sayangnya Lyra tetap bersikukuh untuk pergi, dia berkata mimpinya lebih berharga dari apa pun.
Leonel berkata jika Lyra berani pergi meninggalkan dirinya, maka itu artinya hubungan mereka telah berakhir.
Sayangnya Lyra tidak menuruti apa yang dikatakan oleh Leonel, dia lebih memilih pergi dan hal itu membuat Leonel patah hati dan kecewa.
"Jangan salahkan aku jika aku tidak akan pernah menunggu kamu, Lyra. Kamu pasti akan menyesal karena telah meninggalkan aku," ucap Leonel kala itu.
Setelah kepergian Lyra Lionel langsung memperistri Leana, wanita sederhana yang merupakan anak dari asisten rumah tangganya.
Hal itu sengaja Leonel lakukan karena menurut Leonel, Leana adalah wanita yang pantas untuk dia jadikan istri. Walaupun dia hanya anak dari asisten rumah tangganya.
Tentunya ada alasan lain, selain karena kebaikan dari Leana, Leonel menikahi Leana karena Lyra sangat membenci Leana.
Setiap kali Lyra datang ke kediaman Leonel, Lyra selalu saja cemburu ketika berpapasan dengan Leana.
Bagi Lyra, Leana seperti wanita yang mencintai Leonel dalam diam. Maka dari itu dia selalu merasa kesal ketika mereka sedang berduaan tiba-tiba ada Leana yang datang, walaupun dia datang hanya untuk mengantarkan minuman dan juga camilan untuk mereka berdua.
"Nona Lyra! Kamu mau apa?" tanya Leana yang melihat kemarahan di mata Lyra.
Setelah sekian lama tidak bertemu dengan Lyra, kini Leana kembali bertemu dengan mantan kekasih dari suaminya tersebut.
Dia benar-benar merasa takut, karena Leana bisa melihat kebencian yang begitu mendalam dari sorot mata Lyra.
"Dasar wanita sialan, wanita brengsek! Berani sekali kamu merebut pria-ku!" sentak Lyra.
Leana terlihat menggelengkan kepalanya dengan kuat, saat Lyra menuduh dirinya yang sudah merebut Leonel dari wanita tersebut.
"Ti--tidak, Nona. Aku tidak merebut suamiku, eh? Maksudku dia yang mengajakku untuk menikah, aku--"
Mendengar kata suami dari bibir Leana, api kemarahan di dalam hati Lyra semakin membara. Dia terlihat melangkahkan kakinya, Leana dengan cepat memundurkan langkahnya.
"Diam kamu brengsek! Kamu pasti sudah berbuat licik, makanya Leonel mau menikahi anak pembantu seperti kamu!" sentak Lyra.
"Aku, aku--"
Leana seakan hendak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, karena memang dia tidak pernah meminta untuk dinikahi oleh Leonel.
Namun, Leonel yang meminta dirinya untuk menikah dengan pria itu. Walaupun pada kenyataannya semenjak kecil Leana begitu mencintai Leonel.
Akan tetapi, itu tidak berarti dirinya mau memaksa majikannya untuk menikahi dirinya. Karena dia sangat tahu diri, dia sadar di mana kastanya berada.
"Tidak usah banyak bicara, anak pembantu. Sekarang rasakanlah apa yang akan aku lakukan terhadap kamu," ucap Lyra dengan seringai licik di bibirnya.
Setelah mengatakan hal itu, Lyra terlihat mengambil gunting dari dalam tas yang dia pakai. Kemudian dia mendekati Leana seraya tersenyum dengan tatapan mata penuh dengan kebencian.
"Rasakan pembalasan dariku, wanita licik!" teriak Lyra
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kesalahan Leo juga,Udah tau Lyra membenci Leana,malah nikahin Leana,Dia juga menjadikan Leana sebagai pelampiasan doang,Bukan cinta..Jadi dua2 Leo dan Lyra salah..
2024-05-30
2
Qaisaa Nazarudin
Kalo begitu secara otomatis mereka udah putus kan..terus ngapain lagi Lyra masih ganggu Leonel..Pasti kematian Leana ulahnya Lyra kan..?
2024-05-30
0
Qaisaa Nazarudin
Oh di tinggal mati,ku pikir istrinya selingkuh..Mampir thor,Aku demen baca kisah pria dewasa dgn cewek SMA,SMU..👍👍👍
2024-05-30
0