Sudah satu jam Leandra duduk tepat di samping Leonel dengan matanya yang masih terpejam, pria itu nampak belum sadarkan diri.
Lendra terus saja menatap Leonel dengan tatapan penuh penyesalan, tangan kanannya terlihat terus saja menggenggam tangan Leonel. Sedangkan tangan kirinya dia gunakan untuk mengusap-usap lengan Leonel.
Lucky yang sedang duduk di sofa terus saja memperhatikan apa yang dilakukan oleh Leandra, dia tidak berani mendekat karena takut mengganggu.
Sebenarnya Lucky merasa curiga melihat sikap Leandra yang terlihat begitu peduli kepada tuannya itu, karena sejak pertemuan mereka di dekat kolam renang Lucky merasa yakin jika hubungan di antara keduanya tidak baik-baik saja.
Terlebih lagi saat mendengarkan keterangan dokter jika Leonel mengalami sesak napas karena alergi, padahal setahunya Leonel sangatlah apik.
Rasanya tidak mungkin jika Leonel mengalami sesak napas karena alergi dari makanan yang dia makan, Leonel sangat memperhatikan pola makannya.
Namun, kini dia melihat Leandra seperti seorang gadis yang begitu menghawatirkan kekasihnya.
Pada saat dia datang ke Rumah Sakit, dia sempat bertanya kepada Leandra tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Sayangnya Leandra hanya terdiam seraya menundukkan kepalanya, dia seperti tidak berani mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Apa mungkin ini semua terjadi karena ulah dari nona Leandra?" tanya Lucky lirih.
Sesekali Lucky mendengar isak tangis dari bibir mungil Leandra, sesekali Lucky juga melihat Leandra yang menyusut air matanya.
Bahkan, Leandra terlihat menyusut ingusnya dengan ujung baju yang dia kenakan. Terlihat jorok tapi juga sangat lucu, pikir Lucky.
Uhuk-uhuk!
Leandra terlihat terbatuk seraya memukul dadanya, entah apa yang gadis itu rasakan tapi Lucky merasa peduli.
Dengan cepat dia mengambil air mineral dan memberikannya kepada Leandra, Leandra langsung menerima air mineral yang diberikan oleh Lucky lalu menenggaknya hingga tandas.
"Apakah anda baik-baik saja, Nona?" tanya Lucky.
Leandra terlihat menatap Lucky dengan tatapan kesal, karena dia merasa tidak suka dengan adanya Lucky di sana. Karena Lucky seolah sedang memperhatikan dirinya.
"Hem, aku hanya tersedak. Tenggorokan aku terasa sangat kering," jawabnya.
Lucky hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar apa yang dikatakan oleh Leandra, bagaimana gadis itu tidak merasakan tenggorokannya kering jika dia terus saja menangis seperti itu, pikir Lucky.
"Sebaiknya anda pulang saja, Nona. Biar saya yang menjaga tuan Leonel," ucap Lucky.
Lucky merasa kasihan terhadap Leandra, karena gadis itu terus saja berdiam diri di samping Leonel dengan tatapan penuh rasa bersalah.
"Tidak bisa, Tuan. Saya tidak bisa pulang, saya akan menjaganya sampai dia sadar."
Leandra yang merasa sangat bersalah ingin memastikan jika Leonel baik-baik saja, dia ingin melihat pria itu sadar. Dia sudah bertekad tidak akan meninggalkan Leonel sebelum pria itu benar-benar bisa membuka matanya.
"Tapi, Nona. Anda--"
Belum juga Lucky menyelesaikan ucapannya, dia terlihat menolehkan wajahnya ke arah pintu ruang perawatan Leonel yang terbuka.
Muncullah tuan Lincoln dengan raut wajah yang tidak bersahabat, dia langsung menghampiri Leandra dan menatap putrinya dengan tatapan tajamnya.
Mendapatkan tatapan seperti itu dari sang ayah, Leandra langsung bangun dan berdiri tepat di hadapan sang ayah dengan wajah yang terus aja menunduk.
Dia sangat paham kenapa ayahnya terlihat menatap dirinya seperti itu, sudah dapat dipastikan jika tuan Lincoln sudah tahu dengan apa yang dia lakukan terhadap Leonel.
"Leandra! Ada yang mau kamu bicarakan kepada Daddy, hem?" tanya Tuan Lincoln dengan suaranya yang tegas.
Tuan Lincoln berharap jika Leandra akan berkata dengan jujur, dia ingin putrinya sendiri yang mengakui kesalahannya.
"Aku--"
Leandra kembali terdiam, dia benar-benar tidak sanggup untuk mengatakan apa yang sudah dia lakukan terhadap Leonel.
Melihat kemarahan di wajah tuan Lincoln, Lucky yang terlihat bingung segera menghampiri keduanya. Dia takut akan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.
"Maaf, Tuan. Ada apa ini? Kenapa anda terlihat begitu marah?" tanya Lucky dengan hati-hati.
Mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Lucky, tuan Lincoln terlihat menolehkan wajahnya ke arah asisten pribadi dari rekan bisnisnya tersebut.
Kemudian dia terlihat berusaha untuk mengontrol emosinya, dia harus bisa bersikap lembut tanpa emosi yang kini seakan membakar akal sehatnya.
"Saya minta maaf yang sebesar-besarnya untuk apa yang sudah dilakukan oleh putri saya," ucap Tuan Lincoln.
Tuan Lincoln memberanikan diri untuk meminta maaf, lalu dia memperhatikan wajah Lucky yang terlihat kebingungan.
"Maksudnya bagaimana? Kenapa anda meminta maaf? Memangnya apa yang sudah diperbuat oleh putri anda?" tanya Lucky beruntun.
Sungguh Lucky benar-benar merasa tidak paham, kenapa juga tuan Lincoln tiba-tiba datang dan meminta maaf kepada dirinya.
"Leandra yang sudah membuat tuan Leonel seperti ini, saya mohon jangan bawa masalah ini ke jalur polisi. Kita bisa menyelesaikannya secara baik-baik," pinta Tuan Lincoln dengan mengiba.
Walau bagaimanapun juga Leandra adalah putri satu-satunya, putri semata wayangnya. Dia tidak mau jika Leandra sampai dijebloskan ke dalam penjara.
Karena apa yang sudah Leandra lakukan adalah hal yang fatal, dia bermain-main dengan nyawa seseorang.
Setelah kepergian Leandra ke Rumah Sakit, tuan Lincoln langsung menyalahkan apa yang terjadi terhadap Leonel kepada manajer hotel yang ada di sana.
Agar tidak terjadi kesalahpahaman, akhirnya manajer hotel tersebut mengajak tuan Lincoln untuk melihat rekaman cctv.
Alangkah kaget, malu dan juga marah yang dirasakan tuan Leonel ketika melihat putrinya sendirilah yang ternyata menjadi penyebab utama dengan apa yang sudah terjadi kepada Leonel.
Tuan Lincoln langsung meminta maaf kepada manajer hotel tersebut, setelah iti dia berpamitan kepada istrinya untuk bertemu dengan Leandra.
Di sinilah sekarang tuan Lincoln berada, di dalam ruang perawatan Leonel. Dia terlihat menatap putrinya dengan penuh rasa kecewa, marah dan juga sedih. Karena ternyata putri semata wayangnya bisa melakukan hal tersebut kepada Leonel.
Lucky terlihat menghela napas berat, sudah dia duga jika Leandra ada hubungannya dengan apa yang sudah terjadi terhadap Leonel.
Karena dia sangat tahu jika atasannya tersebut selalu berusaha untuk melakukan hal yang terbaik untuk hidupnya, dia selalu menjaga pola makannya.
"Tuan Lucky, tolong jangan diam saja. Saya mohon maafkanlah putri saya," ucap tuan Lincoln mengiba.
Tuan Lincoln sangat tahu jika Lucky adalah orang yang begitu mengabdi kepada tuannya, dia takut saat mengetahui Leandra yang membuat tuannya itu sampai tidak sadarkan diri, maka Lucky akan murka dan langsung memberikan pembalasan terhadap Leandra.
Lucky benar-benar terlihat kaget mendengar apa yang dikatakan oleh tuan Lincoln, dia tidak menyangka jika penyebab tuannya tidak sadarkan diri adalah karena ulah dari Leandra.
Lucky benar-benar merasa tidak terima karena tuannya bisa sampai sesak nafas dan tidak sadarkan diri, tapi dia juga tidak bisa gegabah dalam bertindak.
Karena keputusan tetap ada di tangan Leonel, jika Leonel sadar nanti, barulah Lucky akan bertanya tentang langkah apa yang akan tuannya ambil.
"Tuan Lucky!" panggil Tuan Lincoln.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
❄️ sin rui ❄️
banyak penggunaan kata yg tidak cocok, contoh JANGAN BAWA MASALAH INI KEJALUR POLISI, harus nya JANGAN BAWA MASALAH INI KEJALUR HUKUM
2023-04-09
1
epifania rendo
sabar luvky
2023-03-20
0
🍭ͪ ͩ🐣ᷡ ᷤ🍀⃟👻ᴸᴷ
walaupun marah sama anaknya tp tetep aja melindungin leandra...
2023-02-08
0