Ketiga pria itu terlihat begitu kaget dengan apa yang ditunjukkan oleh Leandra, begitupun dengan pak sopir yang terlihat terkejut.
Namun, pak sopir terlihat berusaha untuk tenang dan menghela napas panjang. Karena sebenarnya dia merasa ingin tertawa melihat apa yang Leandra bawa.
Dengan seperti itu, selain diharuskan untuk waspada, Leandra juga secara langsung tidak memercayai pria yang kini ada di sampingnya.
"Bagaimana, Dad? Sudah aman, kan?" tanya Leandra seraya memasukkan kembali apa yang sudah dibekalkan oleh sang mommy kepada Leandra.
Tuan Lincoln terlihat tersenyum seraya menggaruk pelipisnya yang tiba-tiba saja terasa gatal, dia benar-benar tidak menyangka jika istrinya akan membekali barang tersebut untuk Leandra bawa.
Menurut tuan Lincoln, Lindsay terlalu berlebihan. Namun, dia juga setuju untuk membiarkan putrinya membawa dua benda tersebut.
Karena dengan seperti itu Leandra merasa aman, walaupun dia merasa yakin jika Leonel tidak akan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.
"Aman, Sayang," jawab Tuan Lincoln seraya tersenyum tidak enak hati.
Setelah mengatakan hal itu tuan Lincoln kembali mengecup kening Leandra, lalu dia menutup pintu mobilnya karena dia tahu jika Leonel akan segera berangkat ke ibu kota.
"Hati-hati, Sayang." Tuan Lincoln terlihat melambaikan tangannya ke arah mobil yang kini ditumpangi oleh putrinya tersebut.
Leandra tersenyum ke arah ayahnya seraya membalas lambaian tangan ayahnya tersebut, tidak lama kemudian dia nampak menaikan kaca mobilnya.
Setelah memastikan ketiga orang yang berada di dalam mobil tersebut nyaman dalam duduknya, pak sopir langsung melajukan mobilnya menuju ibu kota.
Melihat mobil Leonel semakin menjauh, tuan Lincoln terlihat menghela napas berat. Karena dia kini membiarkan putrinya pergi dengan pria asing, duda yang belum lama ditinggalkan oleh istri tercintanya.
Walaupun mereka saling mengenal dalam dunia bisnis, tapi pada kenyataannya mereka tidak saling mengenal dalam kesehariannya.
"Ya Tuhan, tolong lindungi putriku. Semoga saja tuan Leonel cepat membaik keadaannya, karena dengan seperti itu putriku bisa cepat pulang," do'a Tuan Lincoln.
Setelah mengatakan hal tersebut, tuan Lincoln nampak pergi dari Rumah Sakit untuk segera menemui istrinya yang masih berada di hotel.
Rasanya dia ingin mengistirahatkan tubuhnya, badannya terasa lelah dan kepalanya terasa berdenyut nyeri akibat dari apa yang sudah terjadi hari ini.
*
Diperjalanan menuju ibu kota, baik Leonel, Lucky ataupun Leandra terlihat saling diam. Tidak ada yang berbicara sama sekali di antara mereka.
Selama ini Leonel tidak pernah satu mobil dengan perempuan, kecuali Leana. Saat berpacaran dengan Lyra pun mereka tidak pernah pergi dengan satu mobil, mereka hanya akan bertemu di sebuah tempat yang memang sudah mereka janjikan bersama.
Kini, Leonel menumpangi mobil yang sama dengan Leandra. Bahkan, mereka duduk saling berdampingan. Dia terlihat begitu canggung.
"Ehm! Lucky, handphoneku mana?" tanya Leonel karena dia benar-benar merasa tidak tahu harus berbuat apa.
Lucky tersenyum, kemudian dia mengambilkan ponsel milik tuannya dan memberikannya kepada Leonel. Dia sangat paham jika tuannya dalam keadaan tidak nyaman.
"Ini, Tuan, ponselnya," ucap Lucky seraya memberikan ponsel milik Leonel kepada sang pemilik.
Leonel berpikir, jika dengan bermain ponsel rasanya dia tidak akan canggung lagi. Karena ada benda yang bisa dia mainkan di tangannya.
"Terima kasih," jawab Leonel seraya menerima ponsel miliknya dari tangan Lucky.
"Sama-sama," jawab Lucky.
Leonel sempat melirik ke arah Leandra, gadis itu ternyata memilih untuk menyibukkan diri dengan mendengarkan musik dari ponselnya.
Hal itu Leonel ketahui karena Leandra terlihat memakai earphone di telinganya, sesekali gadis itu terlihat mengetuk-ngentukan jari-jarinya di atas pahanya.
Sesekali Leandra juga terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya secara perlahan, dia seperti sedang menikmati alunan melodi musik yang dia dengar.
Leonel terlihat menghela napas berat, kemudian dia membuka ponselnya dan berselancar dengan benda pipih berteknologi tinggi tersebut.
"Lucky, sebelum pulang ke rumah jangan lupa untuk mampir ke makam istriku." Leonel terlihat mengirimkan pesan kepada asisten pribadinya itu.
Dia merasa rindu dengan Leana, padahal dia baru saja pergi. Namun, bayangan istrinya selalu sajak terlintas di benaknya. Terlebih lagi saat mendengar cara Leandra berbicara, hal itu membuat dia semakin merindukan almarhumah istrinya.
"Ya, Tuan," balas Lucky.
Selama perjalanan menuju ibu kota Leandra terlihat memejamkan matanya seraya mendengar alunan musik, tidak lama kemudian dia bahkan sampai tertidur dengan sangat lelap.
Berbeda dengan Leonel, dia nampak gelisah karena duduk di dalam mobil yang sama dengan Leandra.
Pasalnya, gadis itu kini terlihat menyandarkan kepalanya di pundak Leonel, setiap kali Leonel membenarkan letak kepala Lendra, gadis itu akan kembali menyandarkan kepalanya pada pundak Leonel.
"Ck!" terdengar decakan dari bibir Leonel, karena Leandra kini malah memeluk tubuhnya dengan posesif.
Bahkan, kaki Lendra terlihat terangkat dan dia lingkarkan pada paha Leonel. Leonel terlihat menghela napas berat seraya memijat pangkal hidungnya.
Kepalanya benar-benar terasa pusing melihat apa yang sudah dilakukan oleh Leandra terhadap, gadis itu benar-benar menguji kesabarannya, pikirnya.
"Hastaga! Apa yang dia lakukan?"
Leonel terlihat berusaha untuk menurunkan kaki Leandra, tapi gadis itu malah mempererat pelukannya. Bahkan wajahnya kini dia sandarkan pada dada bidang Leonel.
Dengan apa yang Leandra lakukan, Leonel bahkan bisa merasakan hembusan napas hangat Leandra yang menerpa dadanya.
Padahal dadanya masih terbalut kaos yang dia pakai, tapi deru napas hangat Leandra terasa menghangatkan sampai ke sekujur tubuhnya.
"Daddy! I'm sorry," ucap Leandra dengan mata yang tetap terpejam.
Leonel sempat menunduk untuk memperhatikan wajah Leandra, ternyata gadis itu hanya hanya sedang mengigau saja.
Sepertinya gadis itu merasa sangat bersalah kepada ayahnya, sampai-sampai di alam mimpi pun dia mengigaukan nama ayahnya.
"Ck! Apa kau kira aku ini guling empuk yang enak untuk kamu peluk?" tanya Leonel seraya mendorong tubuh Leandra dengan kasar.
Sontak hal itu membuat pelukan Leandra terlepas, bahkan tubuh gadis itu terlihat terpental dan kepala Leandra sampai membentur pintu mobil milik Leonel.
"Aduh, sakit!" keluh Leandra seraya mengusap jidatnya yang terlihat memerah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Endang Iswahyuni
namanya semuanya berawalan l
2023-02-18
0
💋ShasaVinta💋
Ngambek kaliii krn tau tau lea cuma ngingau 🤭🤭🤣🤣
2023-02-17
0
💋ShasaVinta💋
Sandarannya nyaman gak lea?
2023-02-17
0