Leonel terlihat masuk ke dalam bathtub yang sudah terisi air hangat, lalu dia merendam tubuhnya yang terasa begitu dingin dan terasa hampir beku.
Dia sandarkan kepalanya dengan begitu nyaman seraya tersenyum senang, karena dia sudah bisa mengerjai seorang gadis nakal yang membuat dirinya begitu kesal.
Dia semakin merasa puas ketika teringat akan Leandra yang menangis kala dirinya memberikan hukuman, rasanya itu begitu lucu dan menarik, pikirnya.
Di saat dirinya merasa capek, lelah dan juga bosan, dia benar-benar merasa terhibur dengan kedatangan Leandra.
"Salah sendiri, kenapa juga kamu membuat aku kesal? Sekarang rasakanlah pembalasan dariku, semoga kamu menyukainya."
Leonel terkekeh dengan mata yang terpejam, karena dia membayangkan Leandra yang terlihat begitu tersiksa ketika dirinya memberikan hukuman.
"Ini sangat menyenangkan, aku yakin dia itu tidak pernah mengerjakan apa pun. Karena dia terlihat langsung menangis," ucap Leonel seraya menggelengkan wajahnya.
Jika Leonel merasa begitu senang, berbeda dengan Leandra. Kini dia terlihat sedang berusaha untuk merapikan kamar yang terlihat begitu berantakan akibat ulah Leonel.
Kamar yang tadinya benar-benar terlihat rapi kini langsung berantakan karena ulah Leonel, Leandra benar-benar merutuki perbuatan dari pria yang menurutnya kejam itu.
Bibir Leandra memang terkatup rapat, tapi air matanya sesekali menetes membasahi kedua pipinya. Entah kenapa dia begitu merasa bersedih mendapatkan perlakuan seperti ini dari Leonel.
"Berani sekali pria itu mengerjaiku, awas saja nanti. Kalau ada kesempatan pasti akan kubalas!" ucap Leandra setelah sekian lama mulutnya bungkam.
Setelah dia berhasil merapikan kamar tersebut, Leandra terlihat menolehkan wajahnya ke arah kamar mandi. Dia terlihat tersenyum kecut seraya mengepalkan kedua tangannya.
"Dasar lelaki aneh, sudah setengah jam di kamar mandi masih belum keluar juga. Ngapain aja sih dia di sana? Jangan-jangan dia mati lagi di sana," kesal Leandra.
Setelah mengatakan hal itu, gadis kecil itu terlihat mengambil koper yang berada di pojok ruangan. Lalu dia membuka koper tersebut untuk memindahkan baju milik Leonel ke dalam lemari.
"Hastaga! Mataku ternoda," keluh Leandra ketika melihat segitiga pengaman dan juga celana boxer milik Leonel.
Dia terlihat bergidig saat hendak menyentuh benda tersebut, benda asing yang tidak pernah dia sentuh selama seumur hidupnya.
"Kurang ajar sekali pria itu, ya Tuhan! Tolong bantu aku berpikir agar aku bisa mengerjai pria itu," pintanya seraya menengadahkan wajahnya.
Setelah mengatakan hal itu dia terlihat berusaha untuk merapikan baju Leonel yang tidak banyak itu, sesekali dia terlihat mendengkus dan bergidig.
Apalagi ketika dia menyimpan celana boxer dan juga segitiga pengaman milik Leonel, rasanya dia ingin muntah saat itu juga.
"Ya Tuhan, terima kasih sudah memberikan aku kekuatan. Akhirnya aku bisa menyelesaikan pekerjaanku," ucap Leandra dengan kesal.
Namun, ada rasa bangga di dalam hatinya. Karena pada akhirnya, dia bisa mengerjakan pekerjaan yang tidak pernah dia sentuh sama sekali.
Dia terlihat mengedarkan pandangannya dan hasilnya tidak buruk baginya, kamar itu terlihat rapi kembali. Walaupun memang tidak sama seperti sebelumnya.
"Pria itu harus membayar mahal karena sudah membuat tanganku pegal-pegal," ucap Leandra seraya memijat lengannya sendiri.
Ceklek!
Pintu kamar mandi nampak terbuka, Leandra terlihat menolehkan wajahnya ke arah suara. Tidak lama kemudian matanya nampak membulat dengan sempurna, karena dia melihat Leonel yang keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk mandi saja.
"Ya ampun! Tidak bisakah anda keluar dengan memakai pakaian yang benar?" tanya Leandra.
Mulutnya bisa saja berkata ketus seperti itu, tapi matanya terlihat terus saja menatap perut dan juga dada bidang Leonel yang terlihat begitu seksi di matanya.
Leonel terlihat menggelengkan kepalanya mendengar apa yang dikatakan oleh gadis itu, karena mulut dan matanya tidak sinkron.
"Tutup matamu itu, aku tidak memintamu untuk melihatnya," ucap Lionel seraya melangkahkan kakinya menuju lemari, lalu mengambil pakaian.
Leandra terlihat mengerjap-ngerjapkan matanya, lalu dia juga terlihat menghentak-hentakan kedua kakinya dan membalikkan tubuhnya agar tidak melihat apa yang Leonel lakukan.
Leonel terlihat tersenyum tipis, lalu dengan cepat dia memakai pakaian santai karena dia ingin segera keluar dari dalam kamarnya untuk makan siang.
Leandra yang menghadap ke arah jendela tanpa sengaja melihat pantulan tubuh Leonel yang sedang mengenakan pakaian, tubuhnya langsung membeku dengan mata yang membulat dengan sempurna.
Walaupun bayangan tubuh Leonel tidak terlalu jelas pada bayangan kaca tersebut, tapi dia bisa melihat lekuk tubuh Lionel yang terlihat begitu indah dan juga seksi.
'Ya ampun, dia seksi sekali. Eh? Oh Tuhan, ampuni aku Tuhan. Ampuni mataku yang sudah ternoda ini,' keluh Leandra di dalam hatinya.
Setelah memakai pakaiannya, Leonel terlihat menghampiri Leandra. Lalu dia menepuk pundak gadis kecil yang sedari tadi membuat dirinya ingin tertawa itu dengan tingkahnya.
"Copot itunya! Sumpah demi kendi yang dibawa Krisna aku tidak melihat apa pun," ucap Leandra refleks seraya menutup wajahnya dengan kedua telak tangannya.
Leonel nampak mengernyitkan dahinya, dia merasa jika reaksi dari Leandra terlalu berlebihan, menurutnya.
''Hey! apa yang kamu katakan? kamu kenapa?" tanya Leonel bingung.
"Eh? Anu, Tuan. Itu---"
Leandra tidak berani meneruskan ucapannya, dia hanya terlihat menatap Leonel seraya mengelus tengkuk lehernya yang tiba-tiba saja terasa dingin.
Tidak mungkin bukan, jika dia harus mengatakan yang sebenarnya kepada Leonel. Dia tidak mungkin mengatakan jika dirinya sudah melihat bayangan tubuh pria itu dari pantulan kaca.
"Dasar gadis aneh, aku mau makan siang. Kamu mau ikut keluar bersamaku atau mau diam di dalam kamarku untuk melakukan tugas yang lain?" tanya Leonel sengaja menggoda Leandra.
"Eh? Tentu saja aku mau keluar dari sini, aku mau tidur. Mataku sudah sangat lelah, tapi kalau anda mau mentraktirku, aku juga mau," ucap Leandra seraya nyengir kuda.
"Siapa juga yang mau traktir kamu makan, bayar sendiri kalau mau makan. Nggak ada yang gratis," ucap Leonel seraya mengedarkan pandangannya.
Dia terlihat memperhatikan pekerjaan gadis tersebut, tidak lama kemudian Leonel nampak tersenyum. Lumayan, pikirnya.
"Anda itu pelit sekali, saya sudah merapikan kamar anda. Tangan saya sampai pegal-pegal, tapi anda dengan teganya berkata seperti itu. Dasar pria tidak berperikemanusiaan," ucap Leandra seraya memelototkan matanya.
"Hei! Jangan berkata seperti itu, gadis nakal! Kamulah wanita yang tidak berperikemanusiaan, apakah kamu tidak melihat kakiku saja masih sakit karena ulahmu?" tanya Leonel seraya menunjuk kakinya yang memang masih terlihat memerah karena ulahnya.
Sontak Leandra terlihat menatap kaki Leonel, dia tersenyum kecut ketika melihat jari kaki Leonel yang masih memar karena ulahnya.
"Sorry, sorry. Itu tadi nggak sengaja, Tuan. Kalau begitu aku ngga jadi minta traktir, tapi bolehkah sekarang aku keluar dari sini? Aku benar-benar ingin istirahat, boleh ya?" pinta Leandra.
"Hem! Boleh," jawab Leonel.
"Ehm! Terima kasih, terus untuk urusan mobil udah lunas, kan, ya?" tanya Leandra.
"Hem! Aku anggap lunas, aku harap aku tidak akan pernah bertemu lagi dengan anak gadis nakal seperti kamu," ucap Leonel.
mendengar apa yang dikatakan oleh Leonel, Leandra terlihat memutarkan bola matanya dengan malas. Jangankan Leonel, dia pun sama. Tidak ingin bertemu kembali dengan pria jutek seperti dirinya.
"Sudah, jangan diam saja. Aku sudah sangat lapar, apa kamu mau berdiam diri di sini saja?" tanya Leonel yang ternyata sudah membuka pintu kamarnya dan hendak keluar dari dalam kamar hotel tersebut.
"Eh? tunggu, tunggu, tunggu. Aku juga mau keluar, mana mungkin aku mau di sini saja," jawab Leandra seraya berlari untuk keluar dari dalam kamar Leonel.
Brugh!
Leandra yang terburu-buru keluar dari dalam kamar Leonel, tanpa sengaja menabrak pria paruh baya yang kebetulan sedang berjalan tepat di depan kamar Leonel.
"Maaf, Tuan. Maafkan saya, saya tidak sengaja," ucap Leandra seraya membungkukkan badannya beberapa kali.
"Leandra!" seru lelaki paruh baya itu.
Mendengar pria itu menyebutkan namanya, Leandra terlihat memberanikan diri untuk menatap wajah pria itu.
"Daddy!" teriak Leandra dengan wajah kagetnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Komang Diani
kejutaaaaan
2023-03-23
0
epifania rendo
ketemu sama daddy nya
2023-03-19
0
Rara Kusumadewi
lahhhhh
2023-02-18
0