Bab 9

Leonel terlihat masuk ke dalam bathtub yang sudah terisi air hangat, lalu dia merendam tubuhnya yang terasa begitu dingin dan terasa hampir beku.

Dia sandarkan kepalanya dengan begitu nyaman seraya tersenyum senang, karena dia sudah bisa mengerjai seorang gadis nakal yang membuat dirinya begitu kesal.

Dia semakin merasa puas ketika teringat akan Leandra yang menangis kala dirinya memberikan hukuman, rasanya itu begitu lucu dan menarik, pikirnya.

Di saat dirinya merasa capek, lelah dan juga bosan, dia benar-benar merasa terhibur dengan kedatangan Leandra.

"Salah sendiri, kenapa juga kamu membuat aku kesal? Sekarang rasakanlah pembalasan dariku, semoga kamu menyukainya."

Leonel terkekeh dengan mata yang terpejam, karena dia membayangkan Leandra yang terlihat begitu tersiksa ketika dirinya memberikan hukuman.

"Ini sangat menyenangkan, aku yakin dia itu tidak pernah mengerjakan apa pun. Karena dia terlihat langsung menangis," ucap Leonel seraya menggelengkan wajahnya.

Jika Leonel merasa begitu senang, berbeda dengan Leandra. Kini dia terlihat sedang berusaha untuk merapikan kamar yang terlihat begitu berantakan akibat ulah Leonel.

Kamar yang tadinya benar-benar terlihat rapi kini langsung berantakan karena ulah Leonel, Leandra benar-benar merutuki perbuatan dari pria yang menurutnya kejam itu.

Bibir Leandra memang terkatup rapat, tapi air matanya sesekali menetes membasahi kedua pipinya. Entah kenapa dia begitu merasa bersedih mendapatkan perlakuan seperti ini dari Leonel.

"Berani sekali pria itu mengerjaiku, awas saja nanti. Kalau ada kesempatan pasti akan kubalas!" ucap Leandra setelah sekian lama mulutnya bungkam.

Setelah dia berhasil merapikan kamar tersebut, Leandra terlihat menolehkan wajahnya ke arah kamar mandi. Dia terlihat tersenyum kecut seraya mengepalkan kedua tangannya.

"Dasar lelaki aneh, sudah setengah jam di kamar mandi masih belum keluar juga. Ngapain aja sih dia di sana? Jangan-jangan dia mati lagi di sana," kesal Leandra.

Setelah mengatakan hal itu, gadis kecil itu terlihat mengambil koper yang berada di pojok ruangan. Lalu dia membuka koper tersebut untuk memindahkan baju milik Leonel ke dalam lemari.

"Hastaga! Mataku ternoda," keluh Leandra ketika melihat segitiga pengaman dan juga celana boxer milik Leonel.

Dia terlihat bergidig saat hendak menyentuh benda tersebut, benda asing yang tidak pernah dia sentuh selama seumur hidupnya.

"Kurang ajar sekali pria itu, ya Tuhan! Tolong bantu aku berpikir agar aku bisa mengerjai pria itu," pintanya seraya menengadahkan wajahnya.

Setelah mengatakan hal itu dia terlihat berusaha untuk merapikan baju Leonel yang tidak banyak itu, sesekali dia terlihat mendengkus dan bergidig.

Apalagi ketika dia menyimpan celana boxer dan juga segitiga pengaman milik Leonel, rasanya dia ingin muntah saat itu juga.

"Ya Tuhan, terima kasih sudah memberikan aku kekuatan. Akhirnya aku bisa menyelesaikan pekerjaanku," ucap Leandra dengan kesal.

Namun, ada rasa bangga di dalam hatinya. Karena pada akhirnya, dia bisa mengerjakan pekerjaan yang tidak pernah dia sentuh sama sekali.

Dia terlihat mengedarkan pandangannya dan hasilnya tidak buruk baginya, kamar itu terlihat rapi kembali. Walaupun memang tidak sama seperti sebelumnya.

"Pria itu harus membayar mahal karena sudah membuat tanganku pegal-pegal," ucap Leandra seraya memijat lengannya sendiri.

Ceklek!

Pintu kamar mandi nampak terbuka, Leandra terlihat menolehkan wajahnya ke arah suara. Tidak lama kemudian matanya nampak membulat dengan sempurna, karena dia melihat Leonel yang keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk mandi saja.

"Ya ampun! Tidak bisakah anda keluar dengan memakai pakaian yang benar?" tanya Leandra.

Mulutnya bisa saja berkata ketus seperti itu, tapi matanya terlihat terus saja menatap perut dan juga dada bidang Leonel yang terlihat begitu seksi di matanya.

Leonel terlihat menggelengkan kepalanya mendengar apa yang dikatakan oleh gadis itu, karena mulut dan matanya tidak sinkron.

"Tutup matamu itu, aku tidak memintamu untuk melihatnya," ucap Lionel seraya melangkahkan kakinya menuju lemari, lalu mengambil pakaian.

Leandra terlihat mengerjap-ngerjapkan matanya, lalu dia juga terlihat menghentak-hentakan kedua kakinya dan membalikkan tubuhnya agar tidak melihat apa yang Leonel lakukan.

Leonel terlihat tersenyum tipis, lalu dengan cepat dia memakai pakaian santai karena dia ingin segera keluar dari dalam kamarnya untuk makan siang.

Leandra yang menghadap ke arah jendela tanpa sengaja melihat pantulan tubuh Leonel yang sedang mengenakan pakaian, tubuhnya langsung membeku dengan mata yang membulat dengan sempurna.

Walaupun bayangan tubuh Leonel tidak terlalu jelas pada bayangan kaca tersebut, tapi dia bisa melihat lekuk tubuh Lionel yang terlihat begitu indah dan juga seksi.

'Ya ampun, dia seksi sekali. Eh? Oh Tuhan, ampuni aku Tuhan. Ampuni mataku yang sudah ternoda ini,' keluh Leandra di dalam hatinya.

Setelah memakai pakaiannya, Leonel terlihat menghampiri Leandra. Lalu dia menepuk pundak gadis kecil yang sedari tadi membuat dirinya ingin tertawa itu dengan tingkahnya.

"Copot itunya! Sumpah demi kendi yang dibawa Krisna aku tidak melihat apa pun," ucap Leandra refleks seraya menutup wajahnya dengan kedua telak tangannya.

Leonel nampak mengernyitkan dahinya, dia merasa jika reaksi dari Leandra terlalu berlebihan, menurutnya.

''Hey! apa yang kamu katakan? kamu kenapa?" tanya Leonel bingung.

"Eh? Anu, Tuan. Itu---"

Leandra tidak berani meneruskan ucapannya, dia hanya terlihat menatap Leonel seraya mengelus tengkuk lehernya yang tiba-tiba saja terasa dingin.

Tidak mungkin bukan, jika dia harus mengatakan yang sebenarnya kepada Leonel. Dia tidak mungkin mengatakan jika dirinya sudah melihat bayangan tubuh pria itu dari pantulan kaca.

"Dasar gadis aneh, aku mau makan siang. Kamu mau ikut keluar bersamaku atau mau diam di dalam kamarku untuk melakukan tugas yang lain?" tanya Leonel sengaja menggoda Leandra.

"Eh? Tentu saja aku mau keluar dari sini, aku mau tidur. Mataku sudah sangat lelah, tapi kalau anda mau mentraktirku, aku juga mau," ucap Leandra seraya nyengir kuda.

"Siapa juga yang mau traktir kamu makan, bayar sendiri kalau mau makan. Nggak ada yang gratis," ucap Leonel seraya mengedarkan pandangannya.

Dia terlihat memperhatikan pekerjaan gadis tersebut, tidak lama kemudian Leonel nampak tersenyum. Lumayan, pikirnya.

"Anda itu pelit sekali, saya sudah merapikan kamar anda. Tangan saya sampai pegal-pegal, tapi anda dengan teganya berkata seperti itu. Dasar pria tidak berperikemanusiaan," ucap Leandra seraya memelototkan matanya.

"Hei! Jangan berkata seperti itu, gadis nakal! Kamulah wanita yang tidak berperikemanusiaan, apakah kamu tidak melihat kakiku saja masih sakit karena ulahmu?" tanya Leonel seraya menunjuk kakinya yang memang masih terlihat memerah karena ulahnya.

Sontak Leandra terlihat menatap kaki Leonel, dia tersenyum kecut ketika melihat jari kaki Leonel yang masih memar karena ulahnya.

"Sorry, sorry. Itu tadi nggak sengaja, Tuan. Kalau begitu aku ngga jadi minta traktir, tapi bolehkah sekarang aku keluar dari sini? Aku benar-benar ingin istirahat, boleh ya?" pinta Leandra.

"Hem! Boleh," jawab Leonel.

"Ehm! Terima kasih, terus untuk urusan mobil udah lunas, kan, ya?" tanya Leandra.

"Hem! Aku anggap lunas, aku harap aku tidak akan pernah bertemu lagi dengan anak gadis nakal seperti kamu," ucap Leonel.

mendengar apa yang dikatakan oleh Leonel, Leandra terlihat memutarkan bola matanya dengan malas. Jangankan Leonel, dia pun sama. Tidak ingin bertemu kembali dengan pria jutek seperti dirinya.

"Sudah, jangan diam saja. Aku sudah sangat lapar, apa kamu mau berdiam diri di sini saja?" tanya Leonel yang ternyata sudah membuka pintu kamarnya dan hendak keluar dari dalam kamar hotel tersebut.

"Eh? tunggu, tunggu, tunggu. Aku juga mau keluar, mana mungkin aku mau di sini saja," jawab Leandra seraya berlari untuk keluar dari dalam kamar Leonel.

Brugh!

Leandra yang terburu-buru keluar dari dalam kamar Leonel, tanpa sengaja menabrak pria paruh baya yang kebetulan sedang berjalan tepat di depan kamar Leonel.

"Maaf, Tuan. Maafkan saya, saya tidak sengaja," ucap Leandra seraya membungkukkan badannya beberapa kali.

"Leandra!" seru lelaki paruh baya itu.

Mendengar pria itu menyebutkan namanya, Leandra terlihat memberanikan diri untuk menatap wajah pria itu.

"Daddy!" teriak Leandra dengan wajah kagetnya.

Terpopuler

Comments

Komang Diani

Komang Diani

kejutaaaaan

2023-03-23

0

epifania rendo

epifania rendo

ketemu sama daddy nya

2023-03-19

0

Rara Kusumadewi

Rara Kusumadewi

lahhhhh

2023-02-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 108
109 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Episode 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128 (Tamat)
129 Extra Part
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
108
109
109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Episode 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128 (Tamat)
129
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!