Mendengar Leonel yang akan melaksanakan makan siang, Leandra sudah bersiap untuk menguras isi dompet dari Leonel. Karena pria itu sudah membuat tangannya sakit dan pegal.
Dia sudah berniat untuk memesan makanan yang banyak, agar pria dewasa itu tahu rasa. Dia merasa tidak rela karena sudah disuruh merapikan kamar Leonel yang memang sengaja dibuat berantakan.
Namun, niatnya tidak dapat terlaksana. Karena justru kini dia terlihat begitu kaget saat ada yang memanggil namanya, satu hal yang membuat dia semakin kaget, ternyata ayahnya sendiri yang memanggil namanya.
Hal itu membuat dia kaget bercampur dengan rasa takut, karena dia sudah pergi tanpa izin. Apalagi ketika dia melihat ibunya yang baru saja keluar dari kamar hotel tepat di sebelah kamar Leonel, jantungnya terasa berdetak dengan sangat kencang.
Sungguh Leandra terlihat begitu ketakutan, bahkan dia langsung menyembunyikan dirinya di balik tubuh tegap Leonel.
Leonel hanya bisa menghela napas panjang seraya memikirkan apa yang akan dia katakan kepada rekan bisnisnya itu, ayah dari gadis yang kini sedang ketakutan di belakang tubuhnya.
Melihat Leandra yang bersembunyi di balik tubuh Leonel, tuan Lincoln terlihat sangat kesal. Namun, dia berusaha untuk mengontrol emosinya.
"Leandra, Sayang. Tolong jelaskan kepada Daddy, kenapa kamu berada di sini? Terus, kenapa kamu bisa keluar dari dalam kamar Tuan Leonel? Tolong jelaskan Leandra!" pinta Tuan Lincoln.
Tuan Lincoln terlihat begitu kaget dan juga kesal saat melihat putri tersayangnya saat keluar dari kamar seorang pria, tapi dia tidak bisa marah begitu saja.
Apalagi dia sangat tahu jika Leonel begitu mencintai istrinya, Leonel juga belum lama kehilangan istri tercintanya. Bahkan dia sangat tahu jika Leonel setiap hari akan mengunjungi makam istrinya.
Jadi, dia tidak merasa takut jika putrinya telah dinodai oleh pria yang sekarang menjadi rekan bisnisnya itu. Hanya saja, dia perlu kejelasan dari putrinya tersebut.
Leandra benar-benar tidak bisa menjawab pertanyaan dari ayahnya tersebut, dia malah semakin menundukkan kepalanya di balik tubuh Leonel.
Melihat putrinya yang hanya diam saja, tuan Lincoln terlihat tersulut emosinya. Dia kembali menghela napas berat, kemudian dia mulai bersuara dengan nada yang sudah naik satu oktaf.
"Leandra, tolong jangan bersembunyi seperti itu. Jelaskan kepada Daddy, apa yang sedang kamu lakukan dan kenapa kamu bisa keluar dari dalam kamar Tuan Leonel?"
Kembali tuan Lincoln bertanya kepada putrinya tersebut, dia sungguh tidak sabar mendengar apa yang akan dikatakan oleh putrinya itu.
Lindsey, sang istri terlihat menghampiri suaminya. Lalu, dia dengan cepat mengelus dada suaminya dengan lembut agar suaminya itu bisa menahan emosinya.
"Sabar, Sayang." Lindsay tersenyum hangat.
Tuan Lincoln terkenal tegas dalam berbicara, dia juga terkenal sebagai seorang pria yang tidak akan bisa memaafkan siapa pun yang sudah melakukan kesalahan dengan mudah.
Maka dari itu Lindsay terlihat berusaha untuk menenangkan hati suaminya, dia takut jika suaminya itu akan memberikan hukuman yang berat terhadap putri semata wayang mereka.
"Aku tidak bisa sabar, Sayang," ucap Tuan Lincoln. Setelah mengatakan hal itu, tuan Lincoln terlihat menolehkan wajahnya ke arah Leandra. "Leandra!" sentak Tuan
Mendengar sentakan dari ayahnya, Leandra terlihat memberanikan diri untuk melongokkan kepalanya. Lalu, dia menatap wajah ayahnya dengan ragu.
Leandra terlihat ingin menjelaskan apa yang sedang terjadi, tapi baru saja dia membuka mulutnya untuk berbicara, pintu kamar hotel yang dihuni oleh Lingga dan juga Lana terlihat terbuka.
Sontak semua yang ada di sana terlihat menolehkan wajah mereka ke arah pintu yang baru saja terbuka, tuan Lincoln langsung memelototkan matanya ke arah Leandra ketika mengetahui Lana dan juga Lingga berada di sana.
Sudah dapat dipastikan jika putrinya itu diajak oleh kedua sahabatnya yang sangat nakal itu, kedua sahabat yang selalu berniat untuk menjerumuskan Leandra ke arah yang tidak baik.
Itulah yang tuan Lincoln tangkap dari kelakuan keduanya, maka dari itu tuan Lincoln seringkali melarang putrinya untuk bergaul dengan kedua sahabatnya itu.
Apalagi Lingga, pria itu sering kali kedapatan memperhatikan lekuk tubuh Leandra. Dia seperti sudah mengincar Leandra sejak lama.
"Oh, pantas saja kamu pergi ke sini walaupun Daddy mengatakan kamu tidak boleh pergi. Ternyata ada Lana dan Lingga," ucap Tuan Lincoln seraya menghela napas berat.
Lana dan Lingga yang melihat kemarahan di wajah ayah dari sahabatnya itu langsung menundukkan kepalanya, mereka benar-benar tidak berani menatap wajah tuan Lincoln.
Lindsey yang sejak tadi terdiam langsung mengeluarkan suaranya, agar suasana di sana tidak terlalu tegang.
"Sudahlah, Sayang. Sekarang lebih baik kita makan siang saja terlebih dahulu, pagi tadi kamu hanya sarapan sedikit." Lindsay kembali mengelus dada suaminya.
Dia berusaha untuk menenangkan kemarahan di dalam hati suaminya, dia tidak mau terjadi keributan di sana.
"Ya, Sayang." Tuan Lincoln tersenyum hangat ke arah istrinya, setelah itu dia terlihat menolehkan wajahnya ke arah Leandra. ''Mana pakaian kamu, Sayang?"
Walaupun dia begitu marah kepada putrinya, tapi dia tidak bisa melakukan hal yang nantinya akan membuat putrinya itu kecewa.
Dia terlihat sangat hati-hati terhadap Leandra, karena Leandra adalah putrinya satu-satunya yang mereka punya. Mereka bahkan harus menantikan waktu selama 5 tahun untuk memiliki Leandra.
"Itu, Dad." Leandra terlihat menunjuk tas ransel yang berada di depan kamar hotel tepat di samping kamar milik Lingga dan Lana.
"Masukkan tas kamu ke dalam kamar Daddy, setelah itu cepatlah kemari lagi. Karena kita akan makan siang bersama," titah Tuan Lincoln.
Leandra terlihat tersenyum seraya mengangguk-anggukan kepalanya, karena ayahnya tersebut ternyata tidak memarahi dirinya.
"Yes, Dad," jawab Leandra seraya tersenyum kaku.
Setelah mengatakan hal itu Leandra terlihat mengambil tas ransel miliknya, lalu dia masuk ke dalam kamar hotel milik ayahnya tersebut.
Lindsay dengan cepat mengikuti langkah putrinya, karena dia ingin tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi.
Setelah kepergian Leandra, tuan Lincoln terlihat menghampiri Leonel. Lalu, dia menumpuk pundak pria muda tersebut.
Tuan Lincoln seolah meminta penjelasan dari Leonel, Leonel yang paham nampak tersenyum lalu mulai bersuara.
"Aku minta maaf karena sudah mengajak putri anda masuk ke dalam kamar saya, niat saya hanya--"
Leonel yang tidak ingin terjadi kesalahpahaman di antara dirinya dengan tuan Lincoln terlihat menjelaskan semuanya dari awal.
Dia bahkan menceritakan pertemuan pertamanya dengan Leandra yang sudah membuat dirinya kesal, tidak ada yang terlewati dan tidak ada yang dilebih-lebihkan.
Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Leonel, tuan Lincoln terlihat menolehkan wajahnya ke arah Lingga dan juga Lana. Dia terlihat menatap tajam ke arah keduanya.
Leandra melakukan hal itu pasti karena tantangan dari kedua sahabatnya tersebut, tuan Lincoln sudah dapat memastikannya.
"Maafkan kami, Om. Kalau begitu kami pamit dulu," ucap Lingga seraya menarik lengan Lana untuk segera pergi dari sana.
Tuan Lincoln langsung menggeleng-gelengkan kepalanya, dia memang sudah menduga jika dalang dari semua kejadian ini pasti berawal dari Lana dan Lingga.
"Ya ampun, saya minta maaf." Tuan Lincoln terlihat membungkukkan badannya beberapa kali.
Mendapatkan perlakuan seperti itu, Leonel terlihat begitu tidak enak hati kepada pria paruh baya yang kini berada di hadapannya.
"Eh? Jangan seperti itu, Tuan," ucap Leonel tidak enak hati.
"Tidak apa-apa, ini memang seharusnya saya lakukan. Ehm! Untuk menebus kesalahan putri saya, bagaimana kalau saya mentraktir anda untuk makan siang?" tawar Tuan Lincoln.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Aneuk Pocut
klu aqu mah BKn syg di panggil,,parang mau ,kluarga ku posesif bnget,tapi itu semua untuk kebaikan ku jga,cmn terlalu berlebihan ku rasa🤭😶
2023-02-23
0
fares Faresya
knpa semua L kek sekluarga aja, 😒
2023-01-31
0
🍭ͪ ͩ🐣ᷡ ᷤ🍀⃟👻ᴸᴷ
kenapa ga nurut kata ortu Lea
2023-01-31
0