"Tuan Lucky!" panggil Tuan Lincoln.
"Maaf, Tuan. Untuk urusan ini saya tidak bisa ikut campur, untuk masalah ini nanti anda bisa langsung membicarakan sendiri dengan tuan Leonel. Karena saya tidak ada urusannya dengan Nona Leandra ataupun tuan Leonel."
Lucky merasa jika untuk urusan ini dia tidak bisa ikut campur, karena sepenuhnya keputusan ada di tangan Leonel.
Dia akan menunggu Leonel sadar, lalu dia akan bertanya kepada atasannya tersebut tentang apa yang akan dilakukan terhadap Leandra, wanita yang sudah berani mengancam nyawa dari atasannya tersebut.
Jika Leonel memaafkan Leandra, tentu saja Lucky tidak bisa berbuat apa-apa. Namun, jika kata atasannya tersebut tidak bisa memaafkan Leandra dan memilih untuk melanjutkan urusan ini ke jalur hukum, tentu saja Lucky dengan senang hati akan mengurusnya.
"Ya, saya paham. Sebagai permintaan maaf saya, izinkan saya yang menjaga tuan Leonel. Saya akan bertanggung jawab sepenuhnya bersama dengan putri saya, anda bisa beristirahat. Atau mungkin anda bisa melanjutkan pekerjaan anda yang tertunda," usul Tuan Lincoln.
"Tapi, Tuan. Saya--"
"Percayalah kepada saya, saya pasti akan menjaga tuan Leonel dengan baik. Anggap saja ini sebagai pertanggungjawaban dari saya dan putri saya, saya mohon."
Jika Leonel tidak sadarkan diri, otomatis pekerjaannya akan terbengkalai. Jika Lucky terus menjaga Leonel, tuan Lincoln takut semua pekerjaan akan berantakan.
Maka dari itu dia mengusulkan jika dirinyalah yang akan menjaga Leonel bersama dengan putrinya, karena setidaknya ada Lucky yang harus mengerjakan semua pekerjaan yang berhubungan dengan perusahaan Leonel.
Sebenarnya Lucky merasa enggan untuk pergi dari sana, tapi dia juga merasa jika apa yang dikatakan oleh tuan Lincoln adalah benar adanya.
Dia memiliki banyak pekerjaan yang memang harus segera dilaksanakan, terlebih lagi mereka kini berada di luar kota.
Selain harus mengerjakan pekerjaan di kota tersebut, Lucky juga harus mengerjakan pekerjaan di perusahaan utama yang ada di ibu kota.
"Baiklah, saya akan memercayakan tuan Leonel kepada anda. Tapi, anda jangan tersinggung jika saya menempatkan beberapa bodyguard untuk berjaga di depan kamar perawatan tuan Leonel," ucap Lucky dengan tegas.
Tuan Lincoln tersenyum mendengar ucapan dari Lucky, tidak apa ada banyak bodyguard yang berjaga, pikirnya. Yang terpenting posisi putrinya aman, pikirnya.
"Terima kasih, terima kasih karena anda sudah begitu pengertian," ucap Tuan Lincoln.
"Ya," jawab Lucky.
Akhirnya, Lucky terlihat menghubungi beberapa bodyguard untuk berjaga di depan ruang perawatan milik atasannya tersebut.
Setelah itu, dia pun segera pergi untuk melaksanakan pekerjaan yang tertunda. Dia harus segera pergi untuk meninjau lokasi tempat di mana akan melakukan pembangunan.
Selepas kepergian Lucky, tuan Lincoln kembali menatap putrinya dengan tatapan tajamnya.
Leandra benar-benar tidak berani menatap wajah ayahnya tersebut, dia terus saja meremat kedua tangannya secara bergantian. Gadis nakal yang selalu terlihat arogant itu kini terlihat begitu ketakutan.
"Jelaskan kepada Daddy, Leandra. Kenapa kamu bersikap seperti ini? Kenapa kamu melakukan semua ini? Kenapa kamu bermain-main dengan nyawa, Leandra?" tanya Tuan Lincoln dengan suara tertahan karena takut tidak bisa menahan emosinya.
"Sorry, Dad. Aku hanya berniat untuk bercanda saja, aku berniat untuk seseruan saja," jawab Leandra.
Tuan Lincoln terlihat menggelengkan kepalanya dengan jawaban dari putrinya, dia tidak menyangka jika Leandra akan bertingkah seperti itu.
"Bercanda itu ada batasnya Lea! Kenapa nyawa orang lain dijadikan bercandaan, hem?" tanya Tuan Lincoln dengan kekecewaan yang mendalam terhadap putrinya.
Leandra semakin menundukkan kepalanya, karena dia benar-benar tidak berani menatap wajah ayahnya. Dia benar-benar merasa begitu bersalah.
"Sorry, Dad. Aku janji akan melakukan apa pun agar tuan Leonel mau memaafkan aku," ucap Leandra.
"Apa pun?" tanya Tuan Lincoln.
"Yes, Dad. Apa pun," jawab Leandra.
"Tapi, Lea. Kamu harus segera pergi ke luar negeri untuk melanjutkan kuliah," ingat Tuan Lincoln.
Leandra langsung menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat, dia tidak akan pergi ke mana pun sebelum melihat Leonel sadarkan diri dan sehat kembali.
"No, Dad. Aku tidak akan pergi sebelum memastikan tuan Leonel baik-baik saja," jawab Leandra.
Tanpa sepengetahuan Leandra dan tuan Lincoln, Leonel sudah sadar sejak kedatangan tuan Lincoln.
Mendengar obrolan dari kedua orang tersebut, Leonel tersenyum di dalam hatinya. Karena dia kini mempunyai cara untuk membalas apa yang sudah diperbuat oleh Leandra terhadap dirinya.
"Ouh! Air, haus," ucap Leonel dengan lirih.
Leandra yang sedang berbicara dengan ayahnya langsung menghampiri Leonel, dia mengusap lengan Leonel dan berkata.
"Tuan, bangun. Apakah anda sudah sadar? Apa yang anda rasakan? Apakah masih sesak?" tanya Leandra beruntun.
"Ngh!" lenguh Leonel seraya membuka matanya dengan perlahan.
"Tuan, ini aku. Apakah anda benar-benar sudah sadar? Apakah perlu aku panggilkan dokter?" tanya Lendra kembali.
"Tidak perlu, aku hanya ingin minum. Tolong bantu aku untuk duduk," pinta Leonel seraya mengulurkan kedua tangannya.
Leandra sempat terdiam, karena tingkah Leonel terlihat seperti bayi besar. Namun, tidak lama kemudian Leandra pun berkata.
"Ah, iya!" jawab Leandra.
Leandra terlihat bersusah payah untuk membantu Leonel agar bisa duduk, pria berusia dua puluh tujuh tahun itu sengaja melemahkan tubuhnya untuk mengerjai gadis itu.
"Ya Tuhan, anda berat sekali, Tuan," keluh Leandra seraya menyeka keringatnya.
"Kalau kamu tidak ikhlas membantuku, lebih baik kamu--"
"Eh? Tidak-tidak, bukan seperti itu. Aku ikhlas kok, membantumu. Hanya saja badan anda sangat kekar, jadinya aku kesusahan untuk membantumu," ucap Leandra beralasan.
"Tentu saja badanku kekar, setiap pagi aku selalu berolah raga," ucap Leonel.
Leandra terlihat memutarkan bola matanya dengan malas, karena tujuan Leandra tentu saja bukan untuk memuji tubuh Leonel. Namun, dia hanya beralasan saja.
"Hem, sekarang sandarkan tubuh anda," pinta Leandra.
"Ya," jawab Leonel. Lalu dia terlihat mengatupkan mulutnya menahan tawa, dia takut jika tawanya akan pecah.
Dia merasa lucu saat melihat wajah Leandra yang kesal saat membantu dirinya untuk bangun, tapi dia seperti berusaha untuk bersikap baik.
"Sekarang minumlah, Tuan." Leandra memberikan segelas air putih yang baru saja dia ambil dari atas nakas.
"Oke, tapi... air ini aman, kan?" tanya Leonel.
Leonel terlihat menatap Leandra dengan tatapan penuh keraguan, gadis itu terlihat salah tingkah dibuatnya.
"Aman, kok. Aku tidak memberikan campuran apa pun pada airnya, beneran deh. Ngga kaya tadi," jawab Leandra keceplosan.
"Maksud kamu?" tanya Leonel.
"Tidak ada, sekarang minumlah airnya." Leandra tersenyum kaku.
"Hem, aku tidak menuduh kamu loh, aku hanya merasa harus lebih waspada saja." Leonel langsung menenggak air putih tersebut secara perlahan.
"Hem, aku tahu. Oh iya, Tuan. Aku mau minta maaf," ucap Leandra seraya menggigit bibir bawahnya karena takut.
"Minta maaf untuk apa?" tanya Leonel.
Leonel terlihat menatap wajah Leandra dengan tatapan penuh pertanyaan, dia benar-benar terlihat pandai dalam berakting.
Leandra tersenyum kaku, dia terlihat bingung haruskah berkata jujur atau tidak. Namun, tidak lama kemudian Leandra pun nampak memberanikan diri untuk berucap.
"Anu, itu. Aku yang sudah mencampurkan udang ke dalam sambal goreng yang anda makan," ucap Leandra seraya menunduk.
"What?" tanya Leonel pura-pura kaget, lalu dia memgangi dadanya dan bertingkah seperti orang yang sesak napas.
Melihat akan hal itu, Leandra terlihat begitu panik. Dia langsung menepuk-nepuk dada Leonel. Dia berharap jika rasa sesak yang dirasakan oleh Leonel akan berkurang.
"Ya tuhan, apa yang harus aku lakukan?" tanya Leandra panik.
Leonel langsung menggenggam tangan Leandra dengan erat, lalu dia mulai berakting kembali. Dia benar-benar ingin membalas perbuatan dari Leandra.
"Se--sepertinya aku membutuhkan napas buatan," ucap Leonel seraya menghela napas dengan terputus-putus.
"What?" pekik Leandra dan juga Tuan Lincoln secara bersamaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
❄️ sin rui ❄️
si leonel tingkah nya gak kaya di tinggal mati istri tercinta,
2023-04-09
1
epifania rendo
😃😃😃😃😃
2023-03-20
0
💋ShasaVinta💋
Si Om Leonel mahh, ikutan nackal. Modus
2023-02-16
0