"Lu kenapa tiba-tiba nanya tentang Baim?" tanya Erika semakin curiga.
"Mhm, aku cum.a penasaran saja dengan kepribadiannya. Sekilas kalau dilihat dia itu baik dan perhatian," ujar Ayunda polos.
Di matanya Baim merupakan sosok baik hati dan sangat peduli terhadap dirinya.
"Lu naksir sama dia?" tanya Erika menginterogasi.
"Mhm, aku tertarik padanya," jawab Ayunda jujur.
Dia tidak lagi bisa menutupi rasa sukanya terhadap pria yang beberapa hari ini mengikutinya dan selalu mencari perhatian darinya.
Erika terlihat kecewa, selama ini dia melarang Ayunda dekat dengan Baim karena dirinya juga menyukai sosok Baim yang baik hati.
Baim selalu berkata baik padanya, meskipun Erika selalu membentak dirinya.
"Kamu suka padanya?" tanya Erika lagi.
"Iya," lirih Ayunda bingung.
"Baguslah, dia pria yang baik, kok," ujar Erika.
Erika berusaha tegar, dia membiarkan Ayunda tertarik pada Baim.
Paling tidak, Baim bisa membantu dirinya untuk menjaga Ayunda selama berada di sekolah.
"Benarkah?" tanya Ayunda memastikan.
Erika mengangguk. Dia pun kembali melajukan mobilnya.
Ayunda tersenyum bahagia, dia terlihat senang mendengar ucapan Erika.
"Semoga saja kamu bahagia dengan Baim, aku rela mengalah demi senyummu," gumam Erika di dalam hati.
Hari ini hati Ayunda berbunga-bunga bahagia, dia semakin bersyukur kepada Allah.
Ternyata tangisan yang menggores hatinya saat meninggalkan desa karena kedua orang tuanya kini membuahkan sebuah kebahagiaan yang tak terkira.
Hari-hari di sekolah dihabiskan Ayunda untuk bercengkrama dan bercanda dengan Baim sehingga terkadang Erika memilih untuk menyendiri dan membiarkan Ayunda dan Baim menghabiskan waktu bersama.
Ini menjadi pilihan Erika agar dia merasa tidak tersakiti, dan sakit hati melihat pria yang disukainya dekat dengan sahabatnya sendiri.
Dua Minggu telah berlalu, Ayunda dan Baim semakin menyatu dan lengket, mereka tak hanya menghabiskan waktu berdua di sekolah, saat di rumah pun mereka masih asyik video call dan saling berkirim pesan.
Hari-hari Ayunda terasa semakin berwarna, baru kali ini dia merasakan indahnya cinta yang bersemi.
****
Pernikahan Rakha dan Dona akan berlangsung esok hari, semua persiapan sudah 90 persen.
Malam ini Rakha berbaring di atas tempat tidur,ayahnya menatap langit-langit kamar, dia masih bimbang dalam pilihannya ini.
Dia tidak tahu apakah benar Dona bisa menjadi pendamping yang baik dalam hidupnya.
Di benaknya saat ini hanya ada kenangannya bersama Vanesha, cinta pertamanya.
Dia yakin, Vanesha akan kembali hadir dalam kehidupannya.
Cintanya masih utuh untuk wanita yang hingga saat ini tidak diketahui rimbanya.
Saat khayalan Rakha tertuju pada kenangan bersama Vanesha, sekilas pikirannya tertuju pada sosok Ayunda, si gadis ceroboh yang sudah dijadikan anak angkat oleh papanya.
"Ngapain lagi gue tiba-tiba teringat sama bocah tengil itu," gumam Rakha di dalam hati.
Rakha berusaha memejamkan matanya, tapi sayang dia tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Pikirannya kacau dan tidak menginginkan pernikahan yang akan dilaksanakan esok hari.
Sementara itu Dona sudah sangat bahagia dengan apa yang akan terjadi esok hari, mimpinya untuk bisa menikah dengan pria yang dicintai dan dikaguminya selama ini akan terwujud.
Meskipun Rakha selalu bersikap dingin padanya, bayangan menjadi istri Rakha sudah sangat membuat wanita itu bahagia.
Dia sangat menantikan hari esok lekas tiba, dia sudah tidak sabar untuk memiliki Rakha seutuhnya, dia sudah membayangkan kehangatan yang akan didapatnya dari sosok Rakha.
Dona sudah mempersiapkan diri menjadi mempelai wanita, dia kini tengah duduk di hadapan cermin yang ada di meja rias, dia menatap pantulan dirinya di cermin itu.
Rasa bangganya menjadi wanita yang cantik membuat wanita itu semakin angkuh dan tinggi hati.
"Rakha, hanya aku wanita yang pantas mendampingimu karena aku adalah wanita yang paling cantik di dunia ini," lirih Dona lengan segala kesombongan di hatinya.
Dona mengambil sebuah botol kecil yang berisi tablet obat, tidak tahu obat apa yang ada di sana.
Dia menatap botol itu dengan seringai licik di wajahnya.
"Rakha, aku akan memilikimu seutuhnya. Kamu tidak akan pernah terlepas dariku. Sekali menjadi milikku kamu takkan lagi bisa terlepas dari cengkraman ku," gumam Dona dengan senyum yang licik.
Keesokan harinya di pagi hari, Ayunda dan tuan Adhitama sedang menyantap sarapan, mereka akan melakukan acara akad nikah pada pukul 09.30 di kediaman Rakha.
Tuan Adhitama meminta pada pihak mempelai wanita untuk mengadakan acara akad nikahnya di kediaman tuan Adhitama.
Di pagi hari, pengantin wanita akan dijemput oleh orang kepercayaan tuan Adhitama.
Saat asyik menyantap sarapan, ponsel tuan Adhitama berdering pertanda panggilan masuk.
Tuan Adhitama langsung menekan tombol hijau untuk mengangkat panggilan dari Lidya.
"Halo," ujar tuan Adhitama.
"Adhi, kamu harus batalkan pernikahan ini sekarang juga," ujar Lidya.
Hal ini membuat tuan Adhitama menautkan kedua alisnya dia tidak menyangka kakak tirinya akan menghalangi pernikahan ini.
"Ada, apa memangnya?" tanya tuan Adhitama pada Lidya.
"Kamu akan menyesal seumur hidup jika membiarkan Rakha menikah dengan wanita iblis itu," ujar Lidya mengingatkan tuan Adhitama.
"Kamu jangan kacaukan acara ini, aku sudah putuskan bahwa Rakha akan menikah hari ini, dan tidak bisa ditunda lagi," ujar tuan Adhitama tegas.
Tuan Adhitama tidak mau, kedua kakak tirinya itu terus-terusan menghabiskan kekayaan peninggalan kedua orang tuanya.
Jika Rakha belum juga menikah maka, harta mereka akan habis begitu saja oleh Lidya dan Laura yang tidak pernah tanggung jawab dalam mengeluarkan uang.
"Dona bukanlah wanita yang baik untuk Rakha, aku akan mengirimkan barang bukti bahwa wanita itu tidak pantas menjadi salah satu dari anggota keluarga kita," ujar Lidya lagi.
Lydia menyampaikan keburukan Dona dengan menggebu-gebu, agar Tuan Adhitama percaya dengan apa yang dikatakannya.
Tuan Adhitama terlihat shock lalu dia pun memutuskan panggilan yang tersambung dengan Lidya saat ini.
Dia meletakkan ponselnya di atas meja, dan dia pun kini terdiam memikirkan masalah yang baru saja diketahuinya.
"Permisi, Tuan." Bi Nur masuk ke ruang makan dengan membawa sebuah map coklat.
Tuan Adhitama hanya menoleh ke arah Bu Nur, wanita paruh baya itu pun meletakkan map itu di atas meja.
Tuan Adhitama hanya diam, setelah itu Bi Nur pun meninggalkan tuan Adhitama dan Ayunda.
Ayunda hanya diam, dia tidak tahu harus berbuat apa, karena dia sendiri tidak tahu inti permasalahannya.
Tuan Adhitama membuka map yang ada di hadapannya, dia melihat beberapa lembar kertas yang ada di sana, kertas itu berisikan laporan tentang jati diri Dona besertakan beberapa foto-foto yang menunjukkan bahwa Dona bukanlah perempuan baik-baik.
Tuan Adhitama meremas lembaran kertas itu, Ayunda melihat sekilas beberapa foto Dona dengan pria lain.
Dia menutup mulutnya tak percaya apa yang akan terjadi.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Nur fadillah
Waduh...waduh...gimana yoopo...iku...🤣🤣🤣
2023-03-06
1
🌺aNNa baiTi khaRomaH🌺
yessss...ayunda nikah sama rakha💃💃💃💃💃
2023-01-12
1