Erika tersenyum mendengar ucapan Ayunda, dia tidak menyangka Ayunda akan penasaran terhadap dirinya.
"Hahaha, lu penasaran sama gue?" tanya Erika pada Ayunda.
Ayunda hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Erika.
"Gue tidak perlu cerita tentang diri gue sama, Lu. Lambat lain lu juga bakal kenal gue," ujar Erika enggan untuk memberitahu siapa dirinya pada Ayunda saat ini.
Dia ingin, Ayunda mengetahui dirinya seiring berjalannya waktu.
Ayunda menautkan kedua alisnya heran dengan apa yang dikatakan oleh Erika.
"Kalau gue cerita sekarang, gue takut lu mengira kalau gue bohong, makanya besok lu akan tahu siapa gue," ujar Erika lagi.
Ayunda hanya diam dia tidak tahu harus bagaimana lagi, dia ingin mengetahui jati diri Erika karena dia akan mempercayai ucapan Erika jika Erika merupakan orang baik.
"Permisi," lirih seorang pelayan mengantarkan makanan yang tadi mereka pesan.
"Eh, iya, Kak," lirih Erika lagi.
Si pelayan pun meletakkan makanan tersebut di atas meja.
"Silakan, Kakak," ujar si pelayan pada Ayunda dan Erika.
Ayunda dan Erika hanya tersenyum sebagai tanda mengiyakan apa yang dikatakan oleh si pelayan.
"Kita makan dulu, ya. Gue udah lapar banget nih," ujar Erika.
Tak menunggu lama Erika langsung menyantap makanan yang ada di hadapannya dengan lahap, melihat tingkah Erika, Ayunda pun mulai memasukkan makanan yang ada di hadapannya.
Ayunda bergegas menghabiskan makanannya, karena dia ingin cepat-cepat mendengar cerita yang telah dijanjikan oleh Erika padanya tadi.
Dia juga ingin tahu siapa tuan Adhitama yang sebenarnya.
Ayunda menatap Erika yang masih menikmati makanannya, dia memperhatikan gadis tomboy itu dengan seksama.
Dia mencoba menilai sosok Erika, dari segi penampilan Erika terlihat seperti seorang preman, tapi dari segi perilakunya terhadap Ayunda, Erika sangat baik dan bisa dijadikan sebagai seorang teman bahkan sahabat.
Erika menyadari tatapan Ayunda, tapi dia mengabaikan hal itu.
Dia menggeser piringnya yang sudah kosong menjauh darinya pertanda dia sudah selesai makan.
Erika menenggak minumannya sebagai penutup makan siangnya.
"Tuan Adhitama itu seorang pengusaha dan memiliki banyak harta di mana-mana, dia memiliki banyak perkebunan di Sumatra barat ini mulai dari kebun teh, kebun sawit, kebun kopi, dan lain-lain." Erika memulai ceritanya tentang tuan Adhitama.
"Tuan Adhitama merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara. Tapi, kedua kakaknya itu adalah anak tiri dari ayahnya. Mereka hanya sebatas saudara tiri, kekayaan yang dimiliki tuan Adhitama merupakan kekayaan ayahnya."
"Pria tua itu memang terlihat sangar dan menakutkan, tapi hatinya sangat lembut," ujar Erika.
"Tuan Adhitama memiliki hati yang sangat mulia, dia akan membantu siapa pun yang membutuhkan bantuannya tanpa memandang bulu." Erika pun terdiam sejenak.
"Lalu mengapa tuan Adhitama mau menukar hutang kedua orang tuaku dengan diriku? Apa yang diinginkannya dariku?" tanya Ayunda pada Erika.
Erika hanya bisa mengangkat bahunya, dia sendiri tidak tahu apa tujuan tuan Adhitama membawa dirinya ke kota.
"Lambat lain, lu juga bakal tahu bagaimana dia," ujar Erika lagi.
Ayunda terdiam, dia masih memiliki banyak pertanyaan di benaknya. Dan entah kapan pertanyaan itu terjawab.
"Sudahlah, ayo kita bersenang-senang, hari ini tuan Adhitama sudah memberikanku Kartika ajaib miliknya untuk kita bersenang-senang." Erika memperlihatkan kartu ajaib yang tadi diberikan oleh tuan Adhitama.
Ayunda hanya mengangguk lalu kini dia pun mengikuti langkah Erika yang keluar masuk satu toko dan toko lainnya untuk mencari barang-barang yang dibutuhkan Ayunda esok hari.
Perlahan Ayunda mulai menikmati perjalanannya bersama Erika.
"Erika," lirih Ayunda menghentikan langkah Erika.
"Ada apa?" tanya Erika.
"Aku ke-belet pi**s," bisik Ayunda pada Erika.
"Mhm, ayo gue temani," ajak Erika.
Seingat Erika di lantai 3, tempat mereka berada saat ini ada toilet yang terdapat di pojok.
Erika pun melangkah menuju posisi toilet itu yang diikuti oleh Ayunda.
Mereka melangkah menuju toilet dengan beberapa paper bag berisi barang-barang yang sudah mereka beli.
Saat mereka sampai di toilet itu, mereka membaca di pintu toilet tertulis 'Toilet Rusak'.
"Yah, rusak," ujar Erika.
Erika pun mencoba mengingat posisi toilet lainnya yang ada di pusat perbelanjaan itu.
"Oh, iya. di lantai satu tempat di samping food court tadi juga ada toilet," ujar Erika.
"Oh, ya sudah. Kamu tunggu di sini saja. Aku bisa ke sana sendiri," ujar Ayunda.
"Lu yakin?" Erika khawatir.
"Iya, lagian barang belanjaan kita sudah terlalu banyak," ujar Ayunda lagi.
Ayunda pun meletakkan beberapa paper bag yang ada di tangannya tepat di hadapan Erika, lalu dia bergegas menuju lantai 1 karena dia sudah tidak dapat menahan panggilan alam itu.
Ayunda berlari kecil karena tergesa-gesa, tanpa disadarinya, dia menabrak seorang pria tampan hingga membuat dirinya jatuh ke lantai.
Si pria hanya diam menatap dingin ke arah wanita yang telah berani menabrak dirinya.
"Aduh." Ayunda meringis kesakitan sambil menepuk-nepuk bokongnya yang terasa sakit akibat terjatuh.
Ayunda berusaha berdiri, dia melihat pria yang kini masih berdiri di depannya.
"Sepertinya aku pernah bertemu dengan wanita ini," gumam si pria di dalam hati.
"Bukannya pria ini yang kemarin aku tabrak di rumah Tian Adhitama, siapa pria ini," gumam Ayunda di dalam hati.
"Hei, apa yang kau lakukan!" bentak salah seorang wanita kesal pada Ayunda.
Wanita itupun mendorong Ayunda hingga gadis desa itu jatuh lagi ke lantai.
Si pria hanya diam melihat wanita yang bersamanya itu memaki Ayunda.
Lagi-lagi Ayunda berusaha bangkit dan berdiri, dia pun tidak mau berurusan dengan orang yang tidak dikenalnya.
Akhirnya Ayunda hendak meninggalkan mereka berdua, lalu wanita itu menarik lengan Ayunda.
Plak!
Si wanita pun langsung menampar wajah Ayunda, gadis itu pun memegangi pipinya yang kini terasa panas gara-gara tamparan wanita bersama si pria tampan itu.
Ayunda pun menatap tajam ke arah wanita itu, tanpa basa-basi Ayunda membalas tamparan si wanita itu.
Plak!
Si wanita kaget melihat aksi yang dilakukan oleh Ayunda, dia tak menyangka gadis itu berani membalas tamparan darinya.
"Aku tidak pernah berurusan denganmu, yang aku tabrak dia, bukan kamu!" bentak Ayunda sambil melirik ke arah pria tampan yang hanya bisa diam melihat apa yang terjadi di hadapannya.
Ayunda pun melangkah meninggalkan dua orang yang menyebalkan itu.
Si wanita yang tidak terima diperlakukan seperti itu langsung mengejar Ayunda, si wanita itu pun menjambak rambut Ayunda, dia hendak mencakar wajah Ayunda.
Namun, Ayunda langsung menggigit tangan si wanita itu hingga si wanita pun menjerit kesakitan.
Si wanita masih emosi dan ingin membuat perhitungan dengan Ayunda tapi Erika datang dan langsung mendorong tubuh si wanita hingga wanita itu terjatuh ke lantai.
Si pria melihat Erika, dia menautkan kedua alisnya saat melihat gadis desa itu bersama Erika.
Akhirnya si pria tampan itu pun menarik tangan wanitanya lalu meninggalkan Erika dan Ayunda.
"Tuan muda," lirih Erika.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Kᵝ⃟ᴸуυℓ∂єρ
Apakah ttuan muda yg dimaksud Erika anaknya adhitama
2023-02-09
0
@Risa Virgo Always Beautiful
Ayunda senang banget karena akan bersenang senang
2023-01-07
1
CICI AJACH
hah...tuan muda..
berarti pria itu putranya tuan Adhitama???
2023-01-07
1