Pria Tampan.

Ayunda tersenyum.

"Terima kasih, Bu Nur," ucap Ayunda.

Setelah itu Bi Nur keluar dari kamar itu, dia meninggalkan Ayunda yang mulai merasa nyaman setelah bertemu dengan Bi Nur.

Gadis itu pun melangkah menghampiri lemari, dia membulatkan kedua matanya saat tahu pakaian yang ada di lemari itu merupakan barang-barang yang mahal.

Dia ragu untuk memakai pakaian tersebut, tapi dia juga tidak memiliki pilihan lain.

Mau tak mau dia harus mengenakan pakaian yang tersedia di lemari itu.

Ayunda memilih satu stel piyama berwarna biru muda. Lalu dia pun membawa piyama itu masuk ke dalam kamar mandi.

Ayunda memutar bola matanya takjub melihat kamar mandi yang luas.

Saat masuk ke dalam kamar mandi, Ayunda telah dihadapkan dengan sebuah westafel mewah seperti hotel-hotel yang pernah dilihat Ayunda di drama Korea yang pernah ditontonnya di ponsel temannya.

Setelah itu, Ayunda juga melihat shower beserta bathtub mewah,. pikiran Ayunda kini membayangkan artis Korea yang digemarinya tengah berendam di bathtub tersebut.

"Wah, apakah aku tengah bermimpi? Aku berasa di surga dunia," gumam Ayunda takjub.

Biasanya dia harus mandi di kali kecil yang jaraknya jauh dari rumahnya. Pergi mandi ke kali untuk menyegarkan tubuh, sampai di rumah pun kembali berkeringat.

Ayunda langsung masuk ke dalam bathtub, dia menyalakan air keran untuk mengisi bathub tersebut.

Dia mengambil sabun yang sudah tersedia di kamar mandi itu, dia pun melakukan hal yang sama seperti artis Korea yang pernah ditontonnya itu.

Ayunda merasa senang dengan apa yang kini dilakukannya, seketika dia melupakan apa yang telah membuat hatinya sedih.

"Ayun, nikmati saja harimu yang ada di hadapanmu saat ini, tidak usah pikirkan apa yang akan terjadi esok hari," gumam Ayunda di dalam hati sambil mengusapkan busa sabun ke tubuhnya.

Tanpa disadarinya, hampir satu jam dia berada di dalam kamar mandi. Dia begitu menikmati kehidupan mewah yang ada di hadapannya saat ini.

Tok tok tok.

Terdengar seseorang mengetuk pintu kamar mandi.

"Nona, Apakah anda sedang di dalam kamar mandi?" tanya Bi Nur.

Wanita itu takut Ayunda kabur, karena dia tidak mendapati Ayunda berada di dalam kamar saat masuk ke dalam kamar itu.

Meskipun gadis itu tidak bisa keluar dari rumah tersebut, bi Nur tetap takut karena dialah saat ini yang bertanggung jawab untuk menjaga dan memperhatikan segala kebutuhan Ayunda.

"Nona!" panggil bi Nur lagi.

"Eh iya, Buk," seru Ayunda menanggapi ucapan Bi Nur.

Bi Nur menghela nafas panjang, rasa paniknya hilang seketika.

"Apakah Nona masih lama?" tanya Bi Nur.

"Tidak, Buk. Aku sebentar lagi selesai," seru Ayunda dari dalam kamar mandi.

"Baiklah, Ibuk akan menunggumu di sini," seru Bi Nur dari luar kamar mandi.

tak berapa lama menunggu, Ayunda keluar dari kamar mandi dengan menggunakan piyama berwarna biru muda, dia melilitkan handuk di kepalanya agar tetesan air di rambutnya tidak membasahi lantai.

"Kamu sudah mandi?" tanya Bi Nur sekadar berbasa-basi.

"Iya, Bu. Aku sudah mandi, kamar mandinya begitu luas aku merasa senang mandi di kamar mandi ini. Kalau di Desa aku harus mandi di kali, apalagi kalinya sangat jauh dari rumah." Ayunda bercerita begitu saja kepada wanita yang hampir seumuran dengan ibunya.

Bi Nur tersenyum mendengarkan kisah yang diceritakan oleh gadis desa yang ada di hadapannya saat ini.

"Semoga setelah ini nasib kamu menjadi lebih baik," gumam bi Nur di dalam hati sambil tersenyum menatap wajah ceria gadis desa itu.

Bi Nur juga merasakan apa yang dirasakan oleh Ayunda semasa dia muda. saat ini dia bersyukur bisa bekerja di kediaman Tuan Adhitama.

Kehidupannya berubah drastis Setelah dia bekerja di rumah tuan Adhitama, bahkan saat ini dia sudah bisa merenovasi rumah milik orang tuanya yang juga ada di desa.

"Nona, bersiaplah untuk turun ke lantai 1 karena tuan Aditama sudah menunggumu di sana," ujar Bi Nur memberitahukan apa yang harus dilakukan oleh Ayunda saat ini.

"Baiklah, Buk," sahut Ayunda.

Ayunda pun langsung mencari sisir yang ada di meja rias. Dia mengikat rambutnya yang masih basah dengan ikat rambut miliknya yang sudah terlihat lusuh.

"Nona, nanti turunlah ke lantai 1 dan langsung menuju ruang makan. Tuan Adhitama sudah menunggumu di sana," ujar Bi Nur sebelum dia keluar dari kamar itu.

Ayunda mengangguk, dia kembali melanjutkan kegiatannya.

setelah selesai menyisir rambutnya, gadis desa itu melangkah keluar dari kamar.

Dia menuruni satu persatu anak tangga sambil menatap kagum ke sekeliling rumah megah itu.

Tanpa disadarinya, dia menabrak seseorang yang sedang menaiki anak tangga.

Dia hampir saja terjatuh dari tangga, beruntung pria yang ditabraknya itu menarik tangannya lalu mendekapnya sehingga dia pun tidak jadi terjatuh.

Perlahan Ayunda mengangkat wajahnya, saat itu dia melihat wajah tampan seorang pria yang berusia sekitar 30 tahunan.

"Maaf, Om," lirih Ayunda merasa bersalah.

Pria tampan itu menautkan kedua alisnya, dia heran melihat sosok seorang gadis belia berada di dalam rumah milik ayahnya.

"Siapa wanita ini? Apa yang dilakukannya di rumah ini?" gumam sang pria tampan yang kini masih saja mendekap tubuh mungil sang gadis desa.

"Kalau jalan itu hati-hati, jangan celingak-celinguk sana-sini," bentak si pria tampan.

"Maafkan aku," lirih Ayunda dengan hati kesal.

Ayunda berusaha melepaskan diri dari dekapan si pria tampan itu.

Lalu dia melangkah meninggalkan pria tampan yang masih saja sewot padanya.

Rakha menggelengkan kepalanya, saat hatinya bertanya-tanya akan keberadaan si wanita, dia juga merasa kesal karena kecerobohan wanita yang baru saja menabrak dirinya.

"Masih ada orang yang ceroboh di dunia ini," gumam Rakha.

Setelah itu Rakha pun melangkah menuju kamarnya, dia tidak mau mengambil pusing keberadaan gadis yang baru saja ditemuinya.

Ayunda baru saja masuk ke ruang makan, dia mendapati Tuan Adhitama tengah duduk di bangku kepala keluarga.

Sebagai tuan rumah di rumah itu, dialah yang paling berkuasa.

Dengan langkah takut, Ayunda mendekati tuan Adhitama.

"Duduklah," ujar tuan Adhitama tanpa melihat ke arah Ayunda.

Ayunda pun duduk di kursi yang ada tepat di samping tuan Adhitama.

Jantung Ayunda berdetak dengan kencang, saat ini dia sangat takut apa yang akan terjadi pada dirinya.

"Bi, ambilkan makanan untuknya," perintah tuan Adhitama kepada bi Nur.

Wanita paruh baya itu bergegas menghidangkan makanan untuk si gadis desa.

Mata Ayunda terbelalak melihat makanan lezat yang ada di hadapannya saat ini. Perutnya yang memang sejak tadi sudah terasa lapar semakin menjadi lapar.

Tuan Aditama membiarkannya menikmati makanan yang telah terhidang.

Ayunda menyantap makanan itu dengan lahap, bertahun-tahun dia tidak merasakan makanan lezat seperti yang kini ada di hadapannya.

Bi Nur menatap iba kepada gadis desa itu, wanita paruh baya itu membayangkan betapa sulitnya kehidupan si gadis saat berada di desanya.

Seketika Ayunda melupakan keberadaan Tuan Adhitama di sampingnya.

"Aaaaaaaa." Ayunda bersendawa di hadapan tuan Adhitama.

Seketika dia menutup mulutnya, wajahnya berubah menjadi merah karena malu.

"Mhm," gumam tuan Adhitama saat Ayunda telah menghabiskan makanan yang ada di hadapannya tadi.

Tuan Adhitama memaklumi apa yang baru saja dilakukan oleh Ayunda.

Ayunda pun perlahan melirik ke arah tuan Adhitama.

"Siapa namamu?" tanya tuan Adhitama.

"Na-namaku, A-ayunda Ra-rahayu," jawab Ayunda terbata-bata.

"Aku sudah membelimu, maka mulai hari ini hidup dan matimu ada di tangan ku," ujar tuan Adhitama tegas.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Arik Kristinawati

Arik Kristinawati

skolah tapi klakuan gak pntas...biasanya ordes tu lbih sopan deh...ini ni mcem g sekolah....bilang saya kek...ato sebut tuan gitu

2023-02-18

1

🍭ͪ ͩ🐣ᷡ ᷤ🍀⃟ꮓ𑜼ꭼ

🍭ͪ ͩ🐣ᷡ ᷤ🍀⃟ꮓ𑜼ꭼ

dah jalani saja semua ayunda pasti kamu bisa melewati semua ini

2023-02-10

1

🍭ͪ ͩ🐣ᷡ ᷤꮯ𑜼ӟꮪ🍒⃞⃟🦅🍀⃟🩷️

🍭ͪ ͩ🐣ᷡ ᷤꮯ𑜼ӟꮪ🍒⃞⃟🦅🍀⃟🩷️

aditama dipanggil om gitu🤣

2023-02-10

1

lihat semua
Episodes
1 Gadis Pembayar Hutang
2 Sebuah Rumah Mewah
3 Pria Tampan.
4 Berusaha Kabur
5 Gosip Ayunda
6 Somad Sakit
7 Teman untuk Ayunda
8 Si Cantik Ayunda
9 Tuan Adhitama
10 Keputusan Tuan Adhitama
11 Hati Pertama Sekolah lagi
12 Calon istri Rakha
13 Ayunda diangkat sebagai Putri oleh Tuan Adhitama
14 Tangisan Somad
15 Bersenang-senang
16 Dasar gadis ceroboh
17 Dona melabrak Ayunda.
18 Pernyataan Cinta Baim
19 Jati Diri Dona
20 Keputusan Ayunda
21 Akad Nikah
22 Istri untuk Rakha
23 Bagaimana dengan Baim?
24 Tidur di atas Sajadah
25 Bertemu Baim di Sekolah.
26 Ayunda Menghindar.
27 Ayunda sakit.
28 Ayunda pingsan lagi.
29 Kasih Sayang Ibu dan Ayah.
30 Dona menemui Rakha.
31 Nasehat Bi Nur
32 Makan malam bersama
33 Baim mulai mempertanyakan sosok Ayunda
34 Pangkuan Sang Suami
35 Sampai di Rumah Somad
36 Ayah Ayunda Meninggal Dunia
37 Amarah Rakha
38 Rakha di mata Erika.
39 Ancaman Rakha
40 Pertanyaan Ayunda
41 Awal masa kuliah
42 Hukuman
43 Ponsel Baru
44 Nasehat Tuan Adhitama
45 Ayunda Kabur.
46 Pencarian Ayunda.
47 Siapakah wanita itu?
48 Jadi Kambing Hitam.
49 Tuduhan Ratih.
50 Luka di dalam Hati
51 Ayunda kembali.
52 Memulai Awal Pernikahan.
53 Makan malam.
54 Rumah Baru Untuk Ayunda
55 Malam pertama Ayunda.
56 Rakha Minta Izin Tinggal Berdua Dengan Sang Istri.
57 Menggoda Ayunda
58 Tuduhan Ratih
59 Sosok Erika.
60 Kejujuran Rakha.
61 Kepercayaan Ayunda.
62 Mencari Tahu Tentang Sosok Ratih
63 Hadiah Untuk Ayunda
64 Kehadiran Ratih
65 Mengantarkan Ratih Pulang.
66 Foto dan Video hilang begitu Saja
67 Ayunda Diculik
68 Ayunda Disekap di Rumah Kosong.
69 Masih mencari Ayunda
70 Ayunda Kabur dari Sekapan Penculik
71 Ayunda ditemukan.
72 Hasil Pemeriksaan Dokter
73 Patricia
74 Reaksi Rakha
75 Dalang Penculikan Ayunda
76 Santoso pergi
77 Rakha marah pada Ayunda
78 Bab 78
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Gadis Pembayar Hutang
2
Sebuah Rumah Mewah
3
Pria Tampan.
4
Berusaha Kabur
5
Gosip Ayunda
6
Somad Sakit
7
Teman untuk Ayunda
8
Si Cantik Ayunda
9
Tuan Adhitama
10
Keputusan Tuan Adhitama
11
Hati Pertama Sekolah lagi
12
Calon istri Rakha
13
Ayunda diangkat sebagai Putri oleh Tuan Adhitama
14
Tangisan Somad
15
Bersenang-senang
16
Dasar gadis ceroboh
17
Dona melabrak Ayunda.
18
Pernyataan Cinta Baim
19
Jati Diri Dona
20
Keputusan Ayunda
21
Akad Nikah
22
Istri untuk Rakha
23
Bagaimana dengan Baim?
24
Tidur di atas Sajadah
25
Bertemu Baim di Sekolah.
26
Ayunda Menghindar.
27
Ayunda sakit.
28
Ayunda pingsan lagi.
29
Kasih Sayang Ibu dan Ayah.
30
Dona menemui Rakha.
31
Nasehat Bi Nur
32
Makan malam bersama
33
Baim mulai mempertanyakan sosok Ayunda
34
Pangkuan Sang Suami
35
Sampai di Rumah Somad
36
Ayah Ayunda Meninggal Dunia
37
Amarah Rakha
38
Rakha di mata Erika.
39
Ancaman Rakha
40
Pertanyaan Ayunda
41
Awal masa kuliah
42
Hukuman
43
Ponsel Baru
44
Nasehat Tuan Adhitama
45
Ayunda Kabur.
46
Pencarian Ayunda.
47
Siapakah wanita itu?
48
Jadi Kambing Hitam.
49
Tuduhan Ratih.
50
Luka di dalam Hati
51
Ayunda kembali.
52
Memulai Awal Pernikahan.
53
Makan malam.
54
Rumah Baru Untuk Ayunda
55
Malam pertama Ayunda.
56
Rakha Minta Izin Tinggal Berdua Dengan Sang Istri.
57
Menggoda Ayunda
58
Tuduhan Ratih
59
Sosok Erika.
60
Kejujuran Rakha.
61
Kepercayaan Ayunda.
62
Mencari Tahu Tentang Sosok Ratih
63
Hadiah Untuk Ayunda
64
Kehadiran Ratih
65
Mengantarkan Ratih Pulang.
66
Foto dan Video hilang begitu Saja
67
Ayunda Diculik
68
Ayunda Disekap di Rumah Kosong.
69
Masih mencari Ayunda
70
Ayunda Kabur dari Sekapan Penculik
71
Ayunda ditemukan.
72
Hasil Pemeriksaan Dokter
73
Patricia
74
Reaksi Rakha
75
Dalang Penculikan Ayunda
76
Santoso pergi
77
Rakha marah pada Ayunda
78
Bab 78

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!