Di tempat lain.
Tuan Adhitama tengah menyantap makan malam dengan Rakha di sebuah resto mewah yang ada di kota Padang.
"Bagaimana, Rakha? Apakah kamu sudah memiliki calon pendamping dalam hidupmu?" tanya Tuan Adhitama kepada Rakha.
"Sudah, Pa," sahut Rakha santai.
"Baguslah, kalau begitu. Kapan Papa bisa bertemu dengannya?" tanya Tuan Adhitama.
"Sekarang papa bisa bertemu dengannya, sebentar lagi dia akan datang," ujar Rakha penuh keyakinan.
"Baguslah kalau begitu," sahut tuan Adhitama.
Tak berapa lama seorang wanita cantik dengan gaun purple yang seksi dan elegan datang menghampiri mereka.
Penampilan Dona terlihat sangat dewasa, dia bisa menyeimbangi ketampanan Rakha.
"Permisi, maaf saya terlambat," ujar Dona saat telah berada di samping ayah dan anak itu.
Tuan Adhitama menatap dalam ke arah wanita yang kini telah berdiri di sampingnya.
Dia menatap kagum kepada wanita yang berada di sampingnya itu.
Dia tidak menyangka putranya bisa mencari pendamping yang cocok untuk dirinya.
"Oh, tidak apa-apa, silakan duduk," ujar Tuan Adhitama.
Dona duduk di samping Rakha, pria tampan yang selama ini dipujanya terlihat begitu mempesona. dengan senang hati Dona duduk di samping kekasihnya.
"Maaf ya, Om. tadi sedikit macet di perjalanan," ujar Dona sekadar berbasa-basi.
"Tidak masalah, apa pekerjaanmu saat ini?" tanya Tuan Adhitama secara langsung.
Walau Tuan Adhitama mengagumi kecantikan dan keanggunan wanita itu. Namun, dia masih ingin mengetahui bibit bobot wanita yang akan menjadi menantunya tersebut.
"Mhm," gumam Dona sambil menoleh ke arah Rakha.
"Mhm, dari bekerja di perusahaan grup, Dia bekerja sebagai sekretaris," ujar Raka menjawab pertanyaan papanya yang ditujukan kepada kekasihnya.
"Wah, bagus sekali itu," sahut Tuan Adhitama.
"Ya sudah, kalau begitu, dua minggu lagi papa akan mempersiapkan pernikahanmu. Jadi, papa harapkan kamu dan wanita ini siap untuk dinikahkan dalam waktu dekat." Tuan Adhitama berbicara tegas.
Setelah itu, Tuan Adhitama meninggalkan putranya dengan wanita itu.
Begitulah kedekatan Rakha dan papanya, Rakha dididik dengan cara tegas oleh tuan Adhitama.
Hubungan Rakha dan Tuan Adhitama mulai berjarak, sejak kepergian mama Rakha.
Istri tuan Adhitama meninggal dunia karena penyakit yang di deritanya, yang mana saat itu Rakha sedang duduk di bangku perkuliahan.
Sejak itu, Rakha meminta untuk tinggal sendiri di apartemen miliknya. Sesekali dia akan kembali ke kediaman tuan Adhitama jika ada yang dibutuhkannya.
Tuan Adhitama memberikan berbagai hal yang dibutuhkan Rakha semasa dia kuliah hingga akhirnya Rakha dapat menyelesaikan studi S3 nya di usia yang terbilang masih sangat muda.
Kali ini tuan Adhitama setuju dengan pilihan Rakha karena dia tidak ingin pernikahan Rakha gagal.
"Sayang, apakah benar apa yang dikatakan oleh papamu? Kita akan menikah?" tanya Dona tak percaya.
Rakha hanya mengangguk pelan sebagai jawaban dari pertanyaan Dona.
Dona sangat senang dengan jawaban Rakha, itu artinya dia akan menjadi sah dari pria tampan dan kaya raya yang kini berada di sampingnya.
Menjadi pendamping hidup Rakha adalah impian terbesar dalam hidupnya.
"Apakah kamu mau makan?" tanya Rakha pada Dona.
"Tidak." Dina menggelengkan kepalanya.
"Ya sudah, kalau begitu biar aku antar pulang sekarang juga," ujar Rakha.
Dia pun berdiri, lalu mengajak Dona keluar dari resto itu.
Rakha dan Dona sudah menjalin hubungan selama 6 bulan terakhir. Entah mengapa Rakha mau berpacaran dengan Dona walaupun Rakha tahu Dona hanya menghabiskan uangnya.
Rakha mengantarkan Dona ke rumahnya.
Setelah itu Rakha pun memilih kembali ke apartemennya. Pria tampan itu sudah yakin akan menjadikan Dona sebagai pendamping dalam hidupnya.
****
Waktu berjalan begitu cepat, Sudah satu Minggu Ayunda belajar di sekolah yang sama dengan Erika.
Kini Erika dan Ayunda sudah semakin dekat, mereka sudah klop. Bahkan Erika setiap hari belajar di kamar Ayunda.
Sudah satu minggu pula Ayunda belum bertemu dengan tuan Adhitama, pria tua itu sibuk mengurusi perkebunan miliknya yang ada di luar kota.
Dia selalu memantau keadaan Ayunda melalui Erika.
Malam ini tuan Adhitama meminta Bi Nur menyuruh Ayunda ikut makan malam bersamanya di ruang makan.
"Nona, tuan Adhitama meminta anda untuk turun ke bawah. Beliau ingin makan malam bersama anda," ujar Bi nur setelah dia berada di kamar Ayunda.
"Apa? Tuan Adhitama sudah berada di rumah ini?" tanya Ayunda tidak percaya.
Ayunda sudah menunggu tuan Adhitama dalam seminggu ini, dia sangat senang sekali mendengar tuan Adhitama sedang menunggunya.
"Iya, Nona. Saat ini Tuan sedang berada di ruang makan," jawab Bi Nur.
"Terima kasih, Bu. Aku ingin menemuinya sekarang juga," ujar Ayunda.
Ayunda pun berlari keluar dari kamarnya, dia meninggalkan Bi Nur begitu saja di kamarnya.
Ayunda sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Tuan Adhitama. dia menuruni anak tangga sambil berlari tanpa memperhatikan jalannya sehingga saat dia berada di ujung tangga bagian bawah, dia tidak melihat keberadaan Rakha yang hendak naik ke lantai 2.
Lagi-lagi gadis itu menabrak tubuh kekar milik Rakha, kali ini Rakha tidak dapat menyeimbangkan bobot tubuhnya sehingga mereka pun jatuh ke lantai dengan posisi Ayunda berada tepat di atas tubuh kekar Rakha.
Kini bola mata mereka beradu, Rakha menatap dalam wajah cantik gadis belia yang ada di atas tubuhnya, dia terpesona dengan kecantikan yang terpancar di wajah belia gadis itu.
Sedangkan Ayunda terpesona dengan wajah tampan milik Rakha, dia hanyut dalam aroma mint yang keluar dari mulut Rakha.
Ayunda juga terbuai dengan aroma maskulin yang menyeruak dari tubuh kekar di pria tampan itu.
"Ehem." Tuan Adhitama berdehem melihat adegan yang sedang terjadi antara putranya dan anak angkatnya itu.
Ayunda tersadar dari khayalannya yang telah sampai ke langit ke tujuh.
Dia pun turun dari tubuh kekar Rakha, tanpa di sadarinya, lutut Ayunda tepa berada di atas benda pusaka milik Rakha dan gadis belia itu menghimpitnya.
"Aauuw," pekik Raka menjerit kesakitan.
"Eh, eh, maafkan aku," lirih Ayunda.
"Dasar, bocah ceroboh! Sebenarnya kamu itu siapa sih?" bentak Rakha menghardik Ayunda tanpa peduli akan keberadaan tuan Adhitama yang tak jauh dari posisi mereka saat ini.
"Aku kan sudah minta maaf, kenapa masih marah?" sewot Ayunda kesal.
Tanpa segan gadis itu memasang wajah cemberutnya di hadapan Rakha.
"Lain kali kalau jalan itu pakai mata!" bentak Rakha lagi semakin kesal melihat gadis itu.
Rakha merasa tidak dihargai oleh gadis itu, dia pun meninggalkan Ayunda dengan kesal.
Tuan Adhitama hanya menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum di dalam hati.
Rakha memang belum tahu siapa sosok gadis yang selalu menabrak dirinya, tapi dia sama sekali tidak mempertanyakan hal ini pada papanya.
Ayunda pun langsung melangkah menghampiri tuan Adhitama.
Ayunda langsung menyalami tangan dan mencium punggung tangan pria itu.
"Tuan, saya mau mengucapkan terima kasih pada, Tuan." Ayunda tersenyum bahagia.
"Untuk apa kamu berterima kasih padaku?" tanya tuan Adhitama.
"Untuk apa yang telah Tuan berikan pada saya, kehidupan saya menjadi lebih baik dari pada sebelumnya, di saat kedua orang tua saya tidak menginginkan keberadaan saya, justru tuan menggantikan tanggung jawab mereka untuk menyekolahkan saya," ujar Ayunda panjang lebar.
Tuan Adhitama menatap dalam ke arah gadis belia yang sudah beberapa hari tinggal di rumahnya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
@Risa Virgo Always Beautiful
keren ceritanya
2023-01-10
1
.
Rakha belum mengetahui ya
2023-01-09
2
🦋 Pika 🦋
lanjut kak
2023-01-08
2