Siti melanjutkan pekerjaannya, dia menjauh dari posisi Fatma. dia memilih untuk bekerja menjauh dari gerombolan teman-temannya.
Dalam masalah hidup yang kini dijalaninya, dia tidak ingin terbebani dengan banyak perkataan-perkataan yang tidak enak dari teman-temannya.
Sementara itu di rumah, Somad terus memanggil-manggil nama Ayunda.
"Ayun, Ayun!" teriak Somad.
"Ayun, maafkan bapak!" teriak Somad lagi.
"Huhuhu." Somad pun mulai menangis tersedu-sedu.
Somad saat ini tak stabil, pikirannya terus tertuju pada putri satu-satunya.
Somad kembali mengingat kenangannya bersama Ayunda saat gadis itu masih kecil.
Dia mengingat kepergian ibu kandung Ayunda saat itu.
Flash back on.
"Ibuuu," teriak Ayunda kecil saat ibunya keluar dari gubuk kecil mereka saat itu.
Ayunda mengejar ibunya yang kini telah keluar dari rumah dengan membawa sebuah tas besar yang berisi pakaian miliknya.
Ayunda yang masih berumur 8 tahun memeluk tubuh ibunya.
Ibu Ayunda menghentikan langkahnya, dia mencoba melepaskan tangan putrinya yang melingkar di pinggangnya.
Ayunda terdiam mendapat penolakan dari wanita yang telah melahirkannya. Dua merasa kecewa saat ibunya tak menginginkan dirinya.
Buliran bening jatuh membasahi pipi gadis kecil tak bersalah itu, Ayunda menangis membiarkan ibunya pergi meninggalkan dirinya.
Wanita yang telah melahirkannya dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang, kini meninggalkan dirinya begitu saja.
Ayunda terus memandangi punggung ibunya, hingga ibunya tak terlihat lagi di belokan jalan.
"Ibuuu!" teriak Ayunda melepaskan rasa sesak di hatinya.
Beberapa hari ini memang Ayunda sering melihat bapak dan ibunya bertengkar, tapi dia tidak menyangka ibunya akan tega meninggalkan dirinya.
Somad langsung memeluk tubuh kecil putrinya, dia juga ikut menangis melepas kepergian istrinya. Somad merasa sedih dan dia juga merasa sudah gagal mempertahankan rumah tangganya dengan wanita yang dicintainya.
Dia tak menyangka istri yang selama ini dicintainya akan meninggalkan dirinya begitu saja.
Somad memeluk putrinya, dia menggendong Ayunda dan membawa gadis kecilnya masuk ke dalam rumah.
Sejak itu Somad bertekad akan membahagiakan putrinya.
3 tahun dilalui Somad berdua dengan putrinya, hingga akhirnya Siti masuk ke dalam hidupnya. Meskipun awalnya dia ragu untuk menikah lagi, tapi saat dia mengingat putrinya membutuhkan kasih sayang seorang ibu, akhirnya Somad pun menikah dengan Siti.
Flash back off.
"Ayun, maafkan bapak yang sudah salah memilih ibu untukmu, hiks." Somad terus menangis meratapi kebodohannya yang tidak bisa berbuat apa-apa saat putrinya dibawa oleh tuan Adhitama.
Tangisan Somad dari dalam rumah terdengar dengan jelas dari luar rumah. Beberapa orang yang melintasi rumah Somad mulai bertanya-tanya apa yang tengah terjadi pada Somad.
Bahkan sebagian dari mereka mengira bahwa saat ini Somad sudah gila.
****
Erika dan Ayunda kini tengah berada di kantin sekolah, jam istirahat kali ini Erika mengajak Ayunda untuk menikmati bakso kesukaan Erika di kantin.
Dua gadis yang kini sudah akrab itu sedang asyik menyantap bakso yang ada di hadapan mereka.
"Gue boleh gabung, Enggak?" tanya Baim sambil mengambil posisi duduk tepat di samping Ayunda.
"Boleh, tapi jangan bikin rusuh," ujar Erika pada Baim.
"Siap," sahut Baim.
Baim meletakkan mangkok bakso miliknya di atas meja.
"Yun, lu mau gue suapin, Enggak?" tawar Baim menggoda Ayunda.
Erika langsung membesarkan bola matanya, menatap tajam ke arah Baim.
Ayunda hanya melirik ke arah Erika, dia tak banyak bicara.
"Im, mending lu pergi dari sini dari pada gue emosi liat lu," ancam Erika kesal.
"Ya ampun, canda kali," ujar Baim memasang wajah sok imut.
Erika pun mengabaikan keberadaan Baim, sedangkan Ayunda terlihat bingung harus bersikap bagaimana.
Teeeetth.
Bel masuk kelas pun berbunyi, Ayunda dan Erika pun berdiri dan mereka hendak melangkah menuju kelas.
Saat Ayunda berdiri, tiba-tiba seorang siswa berlari dan menabrak tubuh Ayunda sehingga Ayunda pun hendak jatuh.
Beruntung Baim langsung menangkap tubuh Ayunda sehingga tidak jadi jatuh ke lantai namun dia jatuh ke dalam pelukan Baim.
Mata Baim menatap dalam pada wajah cantik siswi baru yang beberapa hari ini mengisi pikirannya.
"Perfect, Ayunda cantiknya sempurna," gumam Baik di dalam hati.
Melihat hal itu, Erika langsung menarik lengan Ayunda, dia menyadarkan khayalan Ayunda tentang pria tampan yang beberapa hari ini selalu mengikuti dirinya.
"Ayo, kita ke kelas. Nanti terlambat," ajak Erika.
Erika menarik tangan Ayunda dan melangkah menuju kelas.
Dia tidak suka melihat Baim dan Ayunda berdekatan.
Ayunda pun melangkah di belakang Erika.
Sesampai di kelas, Baim belum juga masuk ke dalam kelas. Entah apa yang dilakukan Baim di luar kelas.
Ayunda terus memperhatikan bangku Baim yang kosong, dia mulai bertanya-tanya di dalam hati, dia mulai mengkhawatirkan Baim.
Ayunda berdiri.
"Buk, saya minta izin mau ke toilet," ujar Ayunda pada guru yang sedang mengajar.
Erika menautkan kedua alisnya. Dia heran melihat Ayunda yang tidak biasa-biasanya izin pada jam pelajaran.
Ayunda keluar dari kelas, dia melangkah menuju toilet, tapi dia memilih jalan memutar melintasi kantin sekolah, dia ingin mencari Baim yang terakhir bertemu pria itu ada di kantin.
Ayunda tidak melihat Baim ada di kantin, karena kantin sudah mulai kosong, di kantin hanya terlihat petugas kantin tengah merapikan meja dan kursi yang berantakan saat istirahat tadi.
"Baim ke mana, ya?" gumam Ayunda di dalam hati.
Ayunda pun terus melangkah menuju toilet, kali ini dia melewati lorong sekolah menuju taman belakang, saat itu Ayunda mendengar suara ribut-ribut.
Dia pun langsung menuju asal suara itu, di sana Ayunda tengah melihat siswa yang tadi menabraknya tengah babak belur akibat pukulan Baim.
"Hei," seru Ayunda melangkah menghampiri Baim dan siswa itu.
"Ayun, lu ngapain di sini?" tanya Baim.
Baim melepaskan cengkraman tangannya dari kerah baju siswa itu.
"Aku enggak sengaja lewat sini," jawab Ayunda.
"Ayo, kita ke kelas," ajak Baim.
Baim langsung menarik tangan Ayunda, dia pun melangkah meninggalkan siswa yang kini wajahnya telah lebam akibat pukulan dari Baim.
"Lepas," ujar Ayunda kesal pada Baim.
Baim melepaskan tangan Ayunda, dia menautkan kedua alisnya. Baim heran melihat Ayunda marah padanya.
"Ada apa, Yun?" tanya Baim.
"Apa yang kamu lakukan pada siswa tadi?" tanya Ayunda penasaran.
"Kamu tidak perlu tahu apa yang telah aku lakukan padanya, bukan urusanmu," ujar Baim.
"Baiklah, ternyata aku sudah salah menilai kamu," ujar Ayunda pada Baim.
Entah mengapa, Ayunda kecewa melihat sikap kasar yang sudah dilakukan oleh Baim terhadap siswa tadi.
"Ayun, kamu sudah salah paham padaku. Aku melakukan hal itu karena ada suatu hal yang aku tidak bisa beritahu padamu alasannya." Baim berusaha menjelaskan apa yang telah terjadi pada Ayunda agar Ayunda tak salah paham padanya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Nur fadillah
Anak SMA...banyak suka dukanya...😃😍
2023-03-06
2
@Risa Virgo Always Beautiful
Ayunda masalahnya Baim dengan siswa yang lebam di pukul oleh Baim karena mereka berdua memperebutkan aku menjadi calon istri mereka
2023-01-15
4
🌺aNNa baiTi khaRomaH🌺
baru nyadar pak???? kemane aje selama ini???? ayunda sudah bahagia di keluarga tuan adhitama...
2023-01-09
3