Teman untuk Ayunda

"Duduklah," ujar Tuan Adhitama tegas.

Ayunda pun duduk di di tempat dia biasa duduk saat makan.

"Makanlah, setelah ini kamu harus ikut dengan Erika," ujar tuan Adhitama.

"Ikut ke mana?" tanya Ayunda.

Tuan Adhitama menatap tajam ke arah Ayunda, hal itu membuat Ayunda membungkam mulutnya.

Erika menutup mulutnya dan tersenyum melihat ekspresi Ayunda. dia merasa lucu melihat wajah Ayunda yang takut pada Tuan Adhitama.

Tuan Adhitama hanya melirik ke arah Erika, mau tak mau Erika menyimpan senyumnya sebagai tanda hormat kepada Tuan Adhitama.

"Makanlah!" perintah Tuan Adhitama lagi.

Akhirnya Ayunda menyantap makanan yang telah terhidang di hadapannya.

"Erika! Laksanakan tugasmu!" perintah Tuhan Aditama pada etika setelah Ayunda menghabiskan makanan yang ada di dalam piringnya.

"Siap, Tuan," sahut Erika.

Tuan Adhitama berdiri dan meninggalkan dua gadis yang hampir seumuran itu.

Hari ini merupakan hari Minggu, Tuhan Aditama meminta adik untuk menyiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan oleh Erika esok hari.

"Hai," siapa Erika.

Ayunda menatap heran ke arah Erika.

"Kenalkan aku, Erika," ujar Erika lagi sambil mengulurkan tangannya ke arah Ayunda.

Mata Ayunda masih terpaku pada gadis yang ada di hadapannya, gadis yang ternyata boy, dia mengenakan sebuah kaos oblong berwarna putih dan dipadupadankan dengan kemeja kotak-kotak tanpa dipasangkan kancingnya.

Gadis itu mengenakan celana jeans yang terlihat sobek di bagian lututnya.

"Woi." Erika melambaikan tangannya tepat di depan wajah Ayunda.

Hal ini membuat ayunan tertentu dengan penambahan tangan Erika, dia tersadar bahwa Erika sedang terjadi tengah memperkenalkan diri padanya.

"Lu, kenapa?" tanya Erika heran melihat Ayunda yang tampak kebingungan.

"Mhm, eng-enggak apa-apa," lirih Ayunda.

"Siapa nama lu?" tanya Erika lagi.

"Aku Ayunda, panggil saja aku Ayun," lirih Ayunda.

Erika langsung menjabat tangan Ayunda.

"Mulai hari ini kita berteman," seru Erika pada Ayunda sambil tersenyum ramah.

Ayunda terpaku mendengar ucapan Erika, dia tidak menyangka dalam situasi seperti ini dia masih mendapatkan seorang teman.

Di dalam hati Ayunda bersyukur bisa dipertemukan dengan gadis yang bernama Erika itu.

"Santai aja, gue akan selalu ada di samping lu, biar lu tidak kesepian," ujar Erika lagi.

Ayunda hanya mengangguk dengan wajah yang, saat ini dia masih bingung siapa Erika itu sebenarnya.

Erika pun mencubit pipi Ayunda.

"Hei, jangan cemberut lagi," goda Erika sambil tersenyum.

Akhirnya Ayunda aku tersenyum dengan terpaksa.

"Ayo, ikut gue!" ajak Erika.

Erika pun menarik tangan Ayunda lalu membawa gadis itu ke dalam kamar Ayunda yang ada di lantai 2.

Saat mereka berada di dalam kamar, Erika langsung melangkah menuju lemari yang ada di kamar itu.

Erika memberikan pakaian yang harus dikenakan oleh Ayunda.

Erika mengambil sebuah kemeja bermotif bunga-bunga serta celana jeans.

Setelah itu Erika pun memberikan pakaian tersebut kepada Ayunda.

"Mandilah, dan kenakan pakaian ini. hari ini kita akan bersenang-senang," ujar Erika dengan santai.

Ayunda yang masih belum mengerti dengan apa yang sedang direncanakan oleh Erika, Dia hanya bisa mengikuti apa yang diperintahkan oleh gadis belia yang kini sudah menjadi temannya.

Ayunda pun melangkah ke kamar mandi, memang tadi sebelum dia disuruh turun ke lantai 1 untuk menemui Tuan Adhitama, dia memang belum mandi.

"Hei, jangan pakai lama!" seru Erika sebelum Ayunda masuk ke dalam kamar mandi.

sementara Ayunda membersihkan diri di kamar mandi, Erika memberikan tubuhnya di atas tempat tidur milik Ayunda.

"Enak banget jadi ayun, dia bisa tinggal di kamar yang luas seperti ini," gumam Erika.

Nasib Erika tak jauh beruntung dari Ayunda, hanya saja Erika tinggal di rumah sederhana yang diberi oleh tuan Adhitama pada keluarganya.

Tak berapa lama Erika menunggu, Ayunda pun keluar dari kamar mandi dengan mengenakan pakaian yang dipilihnya tadi.

Erika memperhatikan penampilan Ayunda dengan seksama, dia juga memperhatikan setiap sudut wajah Ayunda yang tampak kusam karena cahaya matahari dan tidak pernah dirawat sama sekali.

"Ya sudah, rapikan rambutmu. Kita akan berangkat sekarang," ujar Erika.

Dia meminta Ayunda untuk menyisir rambut Ayunda yang terlihat masih acak-acakan.

Ayunda pun mengikat rambutnya asal dengan sebuah karet gelang yang dilingkarkannya di pergelangan tangannya.

"Ish, lu enggak ada ikat rambut yang lebih bagus?" tanya Erika.

Erika tak percaya masih ada orang yang menggunakan karet gelang untuk mengikat rambutnya.

"Aku cuma punya ini," jawab Ayunda.

"Mhm, ya udah enggak usah diikat, sisir aja yang rapi," ujar Erika.

Erika pun mengambil sisir yang ada di tangan Ayunda, lalu dia pun menyisir rambut Ayunda hingga rapi.

"Ayo, kita berangkat," ajak Erika.

Erika langsung menarik lengan Ayunda dan membawa Ayunda keluar dari kamarnya.

Mereka melangkah menuruni anak tangga, Erika mengajak Ayunda untuk masuk ke dalam mobil yang telah terparkir di depan kediaman Tuan Adhitama.

"Ayo." Erika menyuruh Ayunda masuk ke dalam mobil.

Erika melajukan mobilnya setelah memastikan Ayunda duduk dengan nyaman di atas mobil tersebut.

Dia membawa Ayunda ke sebuah salon yang biasa dikunjunginya, hari ini Erika akan melakukan perawatan khusus untuk gadis desa yang terlihat sangat kusam dan kotor itu.

Dia akan menyulap Ayunda menjadi gadis yang cantik, karena sekilas Erika melihat aura kecantikan yang dimiliki oleh Ayunda.

Erika juga tahu, jika Ayunda tidak cantik, tidak mungkin Tuan Adhitama akan mau merelakan uangnya ratusan juta untuk seorang gadis bernama Ayunda itu.

"Kita mau ke mana, Erika?" tanya Ayunda ragu-ragu.

Ayunda masih merasa takut kepada Erika, karena dia takut Erika akan melakukan hal-hal yang buruk terhadap dirinya.

"Kita mau ke salon, biar lu cantik," jawab Erika santai.

"Hah? Salon? Ka-kamu mau nyuruh aku potong rambut?" tanya Ayunda.

Setahu Ayunda, salon adalah tempat memotong rambut, di desanya sebagian anak gadis memotong rambutnya di salon, itu pun bagi orang tuanya yang mampu.

"Ya, tergantung," jawab Erika cuek.

Hal ini membuat Ayunda semakin deg-degan.

Dia takut akan di apa-apakan oleh Erika.

20 menit perjalanan mereka pun sampai di Salon tempat Erika biasa menemani teman-teman sekolahnya melakukan perawatan.

Dua gadis yang seumuran itu pun langsung turun dari mobil, Erika mengajak Ayunda masuk ke dalam salon.

"Selamat pagi, Kak," sapa salah satu pegawai salon yang menyambut kedatangan Erika dan Ayunda.

"Pagi juga, Kak," balas Erika sopan.

"Ada yang bisa kami bantu?" tanya si pegawai itu.

"Iya, tolong bantu saya mempermak teman saya ini menjadi gadis yang cantik paripurna," ujar Erika.

"Perawatan all ini one?" tanya Si pegawai Salon.

"Yap," sahut Erika.

"Baiklah, mari ikut kami," ujar si pegawai Salon.

"Tidak!" pekik Ayunda menolak saat si pegawai salon hendak membawa dirinya masuk ke dalam ruang perawatan.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

mama ayra

mama ayra

kayaknya ayunda mau dijadikan menantu oleh pak aditama...
yaitu istrinya si raka

2023-02-09

0

Kᵝ⃟ᴸуυℓ∂єρ

Kᵝ⃟ᴸуυℓ∂єρ

Erika teman yang baik niih yakin setelah dari salon adhitama jatuh hati ke ayunda

2023-02-09

0

Ghina Fithri

Ghina Fithri

jadi pengen ikut nyalon sama Ayunda....

2023-01-09

1

lihat semua
Episodes
1 Gadis Pembayar Hutang
2 Sebuah Rumah Mewah
3 Pria Tampan.
4 Berusaha Kabur
5 Gosip Ayunda
6 Somad Sakit
7 Teman untuk Ayunda
8 Si Cantik Ayunda
9 Tuan Adhitama
10 Keputusan Tuan Adhitama
11 Hati Pertama Sekolah lagi
12 Calon istri Rakha
13 Ayunda diangkat sebagai Putri oleh Tuan Adhitama
14 Tangisan Somad
15 Bersenang-senang
16 Dasar gadis ceroboh
17 Dona melabrak Ayunda.
18 Pernyataan Cinta Baim
19 Jati Diri Dona
20 Keputusan Ayunda
21 Akad Nikah
22 Istri untuk Rakha
23 Bagaimana dengan Baim?
24 Tidur di atas Sajadah
25 Bertemu Baim di Sekolah.
26 Ayunda Menghindar.
27 Ayunda sakit.
28 Ayunda pingsan lagi.
29 Kasih Sayang Ibu dan Ayah.
30 Dona menemui Rakha.
31 Nasehat Bi Nur
32 Makan malam bersama
33 Baim mulai mempertanyakan sosok Ayunda
34 Pangkuan Sang Suami
35 Sampai di Rumah Somad
36 Ayah Ayunda Meninggal Dunia
37 Amarah Rakha
38 Rakha di mata Erika.
39 Ancaman Rakha
40 Pertanyaan Ayunda
41 Awal masa kuliah
42 Hukuman
43 Ponsel Baru
44 Nasehat Tuan Adhitama
45 Ayunda Kabur.
46 Pencarian Ayunda.
47 Siapakah wanita itu?
48 Jadi Kambing Hitam.
49 Tuduhan Ratih.
50 Luka di dalam Hati
51 Ayunda kembali.
52 Memulai Awal Pernikahan.
53 Makan malam.
54 Rumah Baru Untuk Ayunda
55 Malam pertama Ayunda.
56 Rakha Minta Izin Tinggal Berdua Dengan Sang Istri.
57 Menggoda Ayunda
58 Tuduhan Ratih
59 Sosok Erika.
60 Kejujuran Rakha.
61 Kepercayaan Ayunda.
62 Mencari Tahu Tentang Sosok Ratih
63 Hadiah Untuk Ayunda
64 Kehadiran Ratih
65 Mengantarkan Ratih Pulang.
66 Foto dan Video hilang begitu Saja
67 Ayunda Diculik
68 Ayunda Disekap di Rumah Kosong.
69 Masih mencari Ayunda
70 Ayunda Kabur dari Sekapan Penculik
71 Ayunda ditemukan.
72 Hasil Pemeriksaan Dokter
73 Patricia
74 Reaksi Rakha
75 Dalang Penculikan Ayunda
76 Santoso pergi
77 Rakha marah pada Ayunda
78 Bab 78
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Gadis Pembayar Hutang
2
Sebuah Rumah Mewah
3
Pria Tampan.
4
Berusaha Kabur
5
Gosip Ayunda
6
Somad Sakit
7
Teman untuk Ayunda
8
Si Cantik Ayunda
9
Tuan Adhitama
10
Keputusan Tuan Adhitama
11
Hati Pertama Sekolah lagi
12
Calon istri Rakha
13
Ayunda diangkat sebagai Putri oleh Tuan Adhitama
14
Tangisan Somad
15
Bersenang-senang
16
Dasar gadis ceroboh
17
Dona melabrak Ayunda.
18
Pernyataan Cinta Baim
19
Jati Diri Dona
20
Keputusan Ayunda
21
Akad Nikah
22
Istri untuk Rakha
23
Bagaimana dengan Baim?
24
Tidur di atas Sajadah
25
Bertemu Baim di Sekolah.
26
Ayunda Menghindar.
27
Ayunda sakit.
28
Ayunda pingsan lagi.
29
Kasih Sayang Ibu dan Ayah.
30
Dona menemui Rakha.
31
Nasehat Bi Nur
32
Makan malam bersama
33
Baim mulai mempertanyakan sosok Ayunda
34
Pangkuan Sang Suami
35
Sampai di Rumah Somad
36
Ayah Ayunda Meninggal Dunia
37
Amarah Rakha
38
Rakha di mata Erika.
39
Ancaman Rakha
40
Pertanyaan Ayunda
41
Awal masa kuliah
42
Hukuman
43
Ponsel Baru
44
Nasehat Tuan Adhitama
45
Ayunda Kabur.
46
Pencarian Ayunda.
47
Siapakah wanita itu?
48
Jadi Kambing Hitam.
49
Tuduhan Ratih.
50
Luka di dalam Hati
51
Ayunda kembali.
52
Memulai Awal Pernikahan.
53
Makan malam.
54
Rumah Baru Untuk Ayunda
55
Malam pertama Ayunda.
56
Rakha Minta Izin Tinggal Berdua Dengan Sang Istri.
57
Menggoda Ayunda
58
Tuduhan Ratih
59
Sosok Erika.
60
Kejujuran Rakha.
61
Kepercayaan Ayunda.
62
Mencari Tahu Tentang Sosok Ratih
63
Hadiah Untuk Ayunda
64
Kehadiran Ratih
65
Mengantarkan Ratih Pulang.
66
Foto dan Video hilang begitu Saja
67
Ayunda Diculik
68
Ayunda Disekap di Rumah Kosong.
69
Masih mencari Ayunda
70
Ayunda Kabur dari Sekapan Penculik
71
Ayunda ditemukan.
72
Hasil Pemeriksaan Dokter
73
Patricia
74
Reaksi Rakha
75
Dalang Penculikan Ayunda
76
Santoso pergi
77
Rakha marah pada Ayunda
78
Bab 78

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!