Dona ikut masuk ke dalam toilet, di dalam toilet Dona langsung mendorong Ayunda hingga Ayunda terjatuh di lantai.
Ayunda kaget mendapati Dona juga berada di toilet itu.
Dia berusaha bangkit dan mengabaikan keberadaan Dona, Ayunda tidak mau bermasalah dengan siapa pun apalagi gadis itu adalah calon menantu papa angkatnya.
Ayunda berdiri, dia hendak keluar dari toilet, tapi done langsung menarik lengan Ayunda, dia mendorong tubuh Ayunda hingga terhempas ke dinding.
Dona mencengkram kerah kemeja yang dikenakan Ayunda.
"Kau sedang mencoba mengambil perhatian calon suamiku, hah?" bentak Dona melabrak Ayunda.
Ayunda memanfaatkan kedua alisnya dia tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Dona.
Dia sama sekali tidak memiliki niat untuk menarik perhatian Rakha apalagi untuk menikah dalam waktu dekat.
Ayunda sama sekali tidak tertarik pada sosok pria dingin seperti freezer itu.
"Cih, enggak minat aku. lagian mana ada wanita yang akan bahagia hidup dengan pria dingin seperti es batu," gumam Ayunda yang masih sempat didengar oleh Dona.
"Apa kau bilang? Kau mengatakan calon suamiku?" bentuk donat semakin kesal kepada Ayunda.
Sementara itu Ayunda masih bersikap santai, dia sama sekali tidak takut dengan apa yang dilakukan oleh Dona.
"Sekali lagi kau cari masalah denganku mampus kau!" ancam Dona berharap Ayunda takut dengan ancamannya.
Ayunda tersenyum remeh, lalu dia mendorong Dona hingga Dona terjatuh ke lantai, setelah itu dia pun langsung keluar dari toilet dan dia berpura-pura tidak terjadi apa-apa.
meskipun Ayunda hanyalah seorang gadis desa dan miskin, dia tidak pernah mau ditindas oleh siapapun apalagi Dona wanita genit dan sombong seperti Dona tidak pantas meremehkan dirinya.
Ayunda melangkah menuju food court tempat Rakha dan Tuan Adhitama yang masih asyik membahas hal yang sangat serius.
"Kamu tidak apa-apa, Nak?" tanya Tuan Adhitama setelah Ayunda duduk di kursi samping Rakha
Seketika Tuan Aditama menutup pembicaraannya dengan Sang putra.
"Tidak apa-apa Pa," jawab Ayunda.
"Ya sudah, kalau begitu papa dan Ayunda pulang dulu," ujar Tuan Adhitama pamit pada putranya.
Rakha pun mengangguk, lalu dia membiarkan papanya dan gadis desa itu meninggalkannya. Dia masih menunggu Dona di tempat itu.
"Ayun, kamu masih ada yang mau dibeli?" tanya Tuan Adhitama pada Ayunda.
"Tidak, Pa. Ini semua sudah lebih dari cukup," jawab Ayunda menolak tawaran Tuan Adhitama dengan halus.
Ayunda sudah sangat bersyukur dengan apa yang telah diberikan oleh pria tua dan baik hati itu.
Setelah itu Ayunda dan Tuan Aditama melangkah menuju parkiran yang ada di basement.
Sopir pribadi Tuan Adhitama sudah menunggu di mobil, dia langsung membukakan pintu untuk Tuan Aditama dan Ayunda secara bergantian.
Lalu sopir pribadi Tuan Adhitama itu pun mulai melajukan mobilnya, meninggalkan mall menuju kediaman Tuan Adhitama.
Sesampai di kediaman Tuan Adhitama, Ayunda dan Tuan Adhitama turun dari mobil lalu mereka melangkah masuk ke dalam rumah.
"Terima kasih, Pa," lirih Ayunda pada Tuan Adhitama saat gadis itu hendak melangkah masuk ke dalam kamar.
"Sama-sama, Nak," ujar Tuan Adhitama.
"Ayun," panggil Tuan Adhitama saat Ayunda ingin melangkah meninggalkannya.
Ayunda langsung menghentikan langkahnya Dia memberikan tubuhnya lalu menghadap ke arah Tuan Adhitama.
"Iya, Pa." Ayunda terlihat bingung.
"Ini, Papa mau memberikan ATM ini untukmu." Tuan Adhitama menyodalorkan sebuah kartu ATM kepada Ayunda.
"Ini, untuk apa, Pa?" tanya Ayunda pada Tuan Adhitama.
"Ini buat jaga-jaga, jika kamu butuh uang untuk keperluanmu kamu tinggal ambil uang di dalam ATM ini, pin-nya tanggal kamu pertama kali masuk sekolah," ujar Tuhan Adhitama.
"Tapi, Pa. Ini tidak perlu." Ayunda menggelengkan kepalanya merasa tidak enak hati karena terlalu banyak pemberian yang telah diberikan oleh Tuhan Adhitama terhadap dirinya.
"Ambillah, anggap saja ini uang jajan untukmu, setiap bulan papa akan mentransfer uang jajan untukmu. jadi kamu bisa gunakan uang di sini untuk kebutuhan kamu di sekolah dan kebutuhan lainnya," ujar Tuan Adhitama lagi.
Tuan Aditama meletakkan ATM itu di tangan Ayunda.
"Terima kasih Pa," ucap Ayunda.
tanpa disadarinya Ayunda langsung memeluk tubuh pria tua itu dia merasa saat ini Tuan Adhitama lebih menyayangi dirinya daripada Ayah kandungnya. Selama ini dia belum pernah menerima kasih sayang sebesar kasih sayang yang telah diberikan oleh Tuan Adhitama terhadap dirinya.
"Sudah, sana kamu mandi lalu istirahat," ujar Tuan Aditama sambil mengelus lembut kepala Ayunda.
Ayunda pun melepaskan pelukannya dari tubuh pria tua itu lalu melangkah menuju kamarnya.
Keesokan harinya.
Ayunda dan Erika pun berangkat ke sekolah seperti biasanya secara bersama.
Ayunda dan Erika langsung masuk ke dalam kelas saat mereka sudah tiba di sekolah.
mereka duduk di bangku mereka masing-masing sambil menunggu bel masuk berbunyi.
"Erika," panggil Nina teman sekelas Ayunda.
Erika mendongakkan kepalanya, sambil menawarkan kuda alisnya heran.
"Lu dipanggil sama ibu Tuti," ujar Nina.
"Oke," sahut Erika.
"Yun, gue ke ruang guru dulu ya untuk menemui Bu Tuti," ujar Erika memberitahu sahabatnya.
"Sip." Ayunda menganggukkan kepalanya sambil mengacungkan jempol.
Setelah itu Erika pun keluar dari kelas dan dia meninggalkan Ayunda di dalam kelas.
setelah itu Ayunda pun mengeluarkan bukunya yang ada di dalam tas, Dia teringat ada catatan yang ketinggalan kemarin saat jam pelajaran terakhir.
Dia mulai menyalin pelajaran yang tertinggal di buku catatannya.
Saat itu Baim pun menghampiri Ayunda, dia mengambil kesempatan di saat Erika tidak ada di samping Ayunda.
"Lagi bikin apa?" tanya Baim sembari duduk di bangku Erika yang kosong.
Ayunda hanya diam dia sama sekali tidak menggubris apapun yang ditanyakan oleh Baim.
Baim pun mengambil buku Ayunda lalu menutupnya.
"Yun, kamu harus dengarkan penjelasanku dulu," ujar Baim berharap Ayunda mau mendengarkan perkataannya.
"Aku melakukan hal kemarin karena dia sudah melecehkanmu," ujar Baim mulai menjelaskan apa yang telah terjadi.
Baim menunjukkan sebuah video yang dikirimkan Yudha melalui grup siswa cowok yang ada di kelas.
Di dalam video itu terlihat Yudha yang sengaja mendorong tubuh Ayunda. Di saat itu terlihat jelas, Yudha meremas bokong Ayunda.
Hal ini menjadi omongan bagi para cowok-cowok yang ada di grup itu. Makanya Baim marah dan menghajar Yudha.
Ayunda tak percaya, dia merasa malu.
"Lalu, apakah video itu sudah dihapus?" tanya Ayunda.
"Aku sudah membereskan semuanya," ujar Baim.
Ayunda terharu dengan apa yang telah dilakukan oleh Baim terhadap dirinya. dia merasa Baim sangat peduli terhadap dirinya.
"Terima kasih," ucap Ayunda.
Ayunda pun menatap dalam kepada wajah tampan Baim, bunga-bunga cinta mulai tumbuh di hatinya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
🌺aNNa baiTi khaRomaH🌺
si donal bebek main labrak aja..nangi camer tau kelakuan mu baru tau rasa loh...
ciyeee si ayunda mulai jatuh cinta kah??
2023-01-10
6