Pahlawan Dari Langit
Bocah bernama Naruto Uzumaki membuka kelopak matanya dan melihat suasana yang asing. Dia merasa pusing saat bangun mencoba mengingat semua yang terjadi namun masih samar-samar, suara yang ia ingat terakhir kali adalah suara Sakura dan Kakashi yang berteriak. Ruangan yang lebih buruk dari miliknya, Naruto melihat tembok bata merah yang begitu terabaikan, suara orang-orang yang berbicara dengan bahasa yang tidak dia mengerti kini mulai berbicara.
"Kau sudah bangun?" Seorang gadis terkejut ketika dia membuka pintu.
"Siapa kamu?" Naruto langsung bertanya.
"Apa yang sedang Anda bicarakan?" Gadis itu tidak mengerti bahasa Naruto.
"... Apa yang dia bicarakan itu sangat aneh..."
Gadis itu berbicara dalam bahasa asing, Naruto hanya dia karena dia tidak mengerti dia pikir dia berada di desa yang aneh, mereka berbicara satu sama lain dalam gerakan isyarat tetapi, mereka tidak saling mengerti, mereka berdua lelah berkomunikasi satu sama lain. Seorang pria masuk, dia memperkenalkan dirinya, dia adalah ayah dari gadis itu. Roy adalah seorang kepala desa, tugasnya adalah mengelola desa dan memecahkan masalah bagi warganya. Naruto yang tidak mengerti hanya menggaruk kepalanya dan menjelaskan apa yang terjadi padanya, ayah dan anak itu saling memandang, mereka tidak mengerti bahasa yang digunakan Naruto.
"Sepertinya dia orang asing, dia bukan orang Barbar, dari baju yang dia pakai bahannya bagus," gumam Roy sambil mengelus dagunya sendiri.
Bahasanya memang sangat aneh, tapi Naruto yakin bahwa mereka sangat ramah. Sarapan menyajikan sesuatu yang sangat tidak menyenangkan untuk dilihat di sana ada roti yang tampak jelek dengan warna hitam. Naruto menggerakkan tangannya untuk menolak, tiba-tiba perutnya berbunyi cukup keras hingga membuat ayah dan anak itu tertawa.
"Alicia," katanya, menunjuk dirinya sendiri.
"Roy." Ayah Alicia mengikuti cara putrinya.
Naruto langsung paham, untuk sebuah nama yang tidak terdengar asing dan cukup familiar dengan nama orang barat yang katanya bangsawan, Naruto mengingat semua yang tertulis di buku cerita yang pernah dibacanya saat itu masih sangat mudah.
Sebagai orang asing yang tidak mengerti, dia hanya tersenyum canggung, entah apa yang mereka bicarakan dengan bahasa yang rumit, jika dibandingkan dengan bahasa di tempatnya terasa sangat jauh berbeda. Naruto bertanya barang apa yang dia bawa, dia ingat membawa ransel ketika dia pergi. Roy mencoba mengerti tapi sulit baginya, dia berinisiatif menunjuk barang-barang milik Naruto. Hanya ikat kepala dan dua kunai. Naruto memberi tanda bahwa dia membutuhkan kertas, sayangnya papan kayu yang diberikan, Naruto menarik napas dalam-dalam, dia segera mengukir tulisan di papan itu, mereka berdua tidak mengerti apa yang ditulis Naruto.
“Sangat sulit untuk membacanya, seperti tulisan dari negara lain.”
“Ayah sudah pernah melihat tulisan ini?”
"Tidak pernah, ayah hanya menebak-nebak."
"Ayah terpintar di desa juga tidak bisa membacanya..."
"Alicia, kamu ajak dia jalan-jalan, aku akan pergi menemui seseorang," kata Roy, dia membawa papan itu bersamanya.
Saat keluar rumah banyak sekali orang yang beraktivitas, anak-anak berlarian dan saling bermain pedang kayu sambil meneriakkan sesuatu yang aneh. Kerumunan meminta Alicia untuk berbicara, mereka melihat Naruto, dan berbicara dengan wajah khawatir. Pria dengan tubuh kekar menepuk bahu Naruto saat dia berbicara. Pria itu langsung menghela nafas saat mendengarkan penjelasan Alicia.
"Entah apa yang mereka omongkan," gumam Naruto.
Saat hanya ada mereka berdua di tempat yang tidak banyak orang yang di bawah pohon, Alicia memberikan penjelasan yang mungkin Naruto mengerti, Alicia menunjuk Naruto, dan menunjuk gambar yang dibuatnya. Naruto ditemukan di hutan di luar desa, Alicia mencari jamur yang selalu dia makan untuk makan malam. Naruto mengerti beberapa hal, Alicia masih bersemangat untuk menunjukkan sesuatu yang lebih penting bahwa di luar desa ada hutan dimana terdapat monster yang berbahaya jika terlalu jauh.
"Lingkaran ini adalah sebuah desa, kamu tidak bisa pergi ke selatan, hutan selatan sangat berbahaya setelah satu hari perjalanan," kata Alicia.
"Gambar itu sangat jelek," gumam Naruto.
"Hei, aku Alicia," kata Alicia, dia menunjuk dirinya sendiri, dia mengingat Naruto untuk tidak lupa."
Naruto mengikuti jalan yang sama. "Naruto...Naruto Uzumaki."
"Kamu bangsawan?!, namamu sangat panjang!"
"Um?" Naruto mengerutkan kening karena dia tidak mengerti cara bicara Alicia yang panjang.
Alicia menjadi sangat ketakutan dan berlutut sampai dia menekan dahinya ke tanah. Naruto yang panik meminta Alicia untuk bangun, untuk tidak melakukannya lagi. Naruto berpikir bahwa namanya pasti sangat berbahaya untuk membuat orang lain takut. Suasana menjadi sangat canggung, Alicia tidak banyak bicara namun tetap berusaha membimbing Naruto untuk memahami desa dengan lebih baik.
"Ayah, Naruto adalah bangsawan!"
"Naruto? Bangsawan?"
Roy bersama seorang pria yang langsung mengecek kebenaran bahwa Naruto adalah seorang bangsawan, dilihat dari punggung tangan kirinya, tidak ada simbol yang menjelaskan bahwa Naruto adalah seorang bangsawan. Nama pria itu adalah Eric, dia adalah mantan Petualang. Eric menatap Naruto dengan saksama, sulit untuk mengatakan apakah bocah pirang itu adalah orang biasa, barbar, atau bangsawan. Eric segera mengambil tindakan mengejutkan, dia melemparkan tinju yang mampu dihindari Naruto. Dalam sekejap berubah menjadi pertarungan tangan kosong, Eric terkesan dengan bocah pirang yang terlihat lemah, memiliki gerakan ringan dan bagus, Alicia yang khawatir dicegah oleh ayahnya.
"Hahaha, kamu bukan anak nakal biasa!"
"Apa-apaan paman ini!"
Naruto benar-benar terkejut dengan sikap aneh ayahnya Alicia yang berbicara begitu rumit. Eric juga mengatakan bahwa dia hanya menguji, tetapi dia ingin melakukannya lebih lama, jari telunjuknya bergerak memberi isyarat kepada Naruto untuk menyerangnya. Jelas dari pandangan satu sama lain bahwa semuanya tidak serius, Naruto tersenyum dan mengerti bahwa ini seperti ujian baginya. Eric puas dengan cara Naruto melontarkan tinjunya yang begitu kuat sehingga tidak kalah dengan orang dewasa, jadi pertanyaan yang sangat menarik untuk diketahui lebih lanjut, bagaimana seorang anak bisa mendapatkan gerakan yang bagus dengan pengalaman yang cukup.
"Anak ini bukan anak bangsawan, mereka tidak memiliki tekad seperti ini." Eric menunjukkan telapak tangan untuk menghentikan pertarungan di antara mereka berdua.
"Apakah dia meminta untuk berhenti?" tanya Naruto pada dirinya sendiri.
Naruto bergabung dengan percakapan Roy dan Eric. Gambar yang menjelaskan bahwa ada monster yang harus mereka bunuh, Eric memiliki beberapa orang yang melindungi desa namun tidak cukup kuat seperti Naruto.
"Apakah kamu yakin ingin bertanya padanya, dia masih tidak mengerti apa-apa."
"Masalah komunikasi bisa dengan gambar, sepertinya dia cukup mengerti penjelasan yang saya berikan," kata Eric kepada Roy.
"Sepertinya anak ini juga tidak mengeluarkan kemampuannya sepenuhnya."
"Maksudmu dia tidak serius?"
"Begitulah yang kulihat."
Eric melihat ke arah benda yang Naruto pegang, Eric bertanya padanya dan melihat banyak tanda dari benda yang Naruto pegang.
"Apakah ini senjata yang kamu gunakan?"
"Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan..."
"... Bahasanya bikin sakit kepala..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
XiaoYan
buatan sendiri atau translate thor
2023-05-02
0
wawan jepara
dunia sihir dan pedang
2023-01-01
1