Hao Zhao tengah menatap dalam diam setiap dari keempatnya, sudah mendengar memang dirinya seluruh pembicaraan para murid Utama sekte Pedang Corak tersebut dan tidak terima tentu saja.
Keempatnya di nilai Hao Zhao sama sekali tidak layak untuk menjadi pendekar, alasannya adalah karena keempatnya menganggap membantu hanyalah batu loncatan untuk misi serta nama besar mereka saja.
“Membantu maka membantu saja, jika membantu hanya untuk misi dan timbal balik yang akan kalian dapatkan maka lebih baik tidak usah membantu sama sekali," ucap Hao Zhao pelan, memberi kesan geram yang amat sangat.
Masing-masing dari keempatnya sendiri segera mengerutkan dahi setelah mendengar ucapan Hao Zhao, tidak merasa ada yang salah dengan tindakan mereka terlebih jika mengingat kalau hampir setiap pendekar kebanyakan melakukan hal serupa.
“Kami membantu hanya untuk misi atau bukan memangnya apa urusanmu? Lagipula memangnya ada pendekar yang peduli pada apa yang terjadi pada orang biasa jika bukan karena imbalan atau berniat mencari nama?" Jung Douli mengungkapkan ketidaksenangannya.
Hao Zhao mendengar ucapan Jung Douli segera bereaksi, tidak pernah menyangka ada seorang pendekar muda berani mengatakan hal sejenis itu yang jelas sama sekali tidak layak untuk diucapkan.
Pendekar jauh lebih kuat dari orang biasa, maka haruslah untuk pendekar membantu melindungi orang biasa. Itulah yang selalu di terapkan Hao Zhao selama dirinya menjadi pendekar.
“Setiap orang berhak memegang alasannya sendiri untuk menjadi pendekar, aku terima cara pandang yang kau miliki. Tetapi seharusnya kau bisa pisahkan kapan harus menerapkannya," ucap Hao Zhao seraya menggeleng pelan, tidak berpikir tepat terus berpikir seperti itu ketika nyawa kebanyakan warga desa hanya tinggal menghitung waktu saja hingga para bandit datang.
“Menerapkan apa? Jangan bicara tidak jelas seperti itu Sialan, kau pikir nyawa puluhan warga desa ini setara dengan kemarahanku akan sikap mereka setelah tindakan kurang ajarmu beberapa hari lalu?" Jung Douli menggertakkan gigi, menahan geram teringat Hao Zhao yang pernah memukulnya demikian keras.
“Benar, jika kami tidak peduli akan misi dan anggapan orang atas kegagalan kami maka sudah merupakan hal baik desa ini di buat menderita oleh para bandit itu." Zhang Zhisan menimpali setelah cukup lama diam, ikut merasa kesal setelah Jung Douli mengingatkannya akan kejadian beberapa hari lalu.
Hao Zhao sempat diam beberapa saat sebelum menyeringai, tidak pernah menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu langsung dari mulut keduanya.
“Jika kalian mengatakan hal sejenis itu di belakangku mungkin aku akan mencoba tutup mata, tetapi jika kalian mengatakannya di depanku seperti ini ... akan lebih baik jika kalian tidak menjadi pendekar sama sekali." Hao Zhao sebelum menarik pedangnya.
Jung Douli juga Zhang Zhisan segera bersiap setelah melihat hal tersebut, mengerti mereka jika pemuda seumuran mereka entah siapa itu ingin sekali lagi melakukan sesuatu pada mereka seperti terakhir kali.
“Datanglah, ini tidak akan semudah seperti terakhir kali." Jung Douli dengan senyum lebar, selalu di buat penasaran dengan kemampuan Hao Zhao.
“Perlihatkan pada kami setinggi apa kemampuanmu itu hingga tidak ragu menyinggung murid Utama sekte Pedang Corak!" seru Zhang Zhisan, mulai memainkan pedang di tangannya untuk menyambut serangan Hao Zhao.
Hao Zhao hanya menghela nafas pelan sebelum mengambil langkah, begitu cepat hingga tidak berapa lama sudah berada tepat di hadapan Jung Douli juga Zhang Zhisan.
“Jurus Pertama Pedang Corak, Ayunan Corak Pedang." Jung Douli dengan segera, di mana sekitar pedangnya sudah diselimuti energi begitu tipis.
Hao Zhao segera mencoba menghindar melihat ayunan pedang Jung Douli yang begitu tiba-tiba, di mana berhasil hal tersebut Hao Zhao lakukan walau energi di sekitar pedang tersebut berhasil menyentuh sedikit bagian tubuhnya.
“Haha, tamat kau Sialan!" Jung Douli dengan senyum lebar, tidak memedulikan ayunan pedangnya yang meleset lebih peduli pada energi pedangnya yang berhasil menggapai Hao Zhao.
Hao Zhao sempat menatap Jung Douli aneh, tidak mengerti mengapa Jung Douli merasa senang padahal ayunan pedangnya meleset sepenuhnya.
“Apa ini?" gumam Hao Zhao tidak berapa lama, menyadari ada seperti sebuah corak kecil di tempat dirinya terkena energi tipis dari pedang Jung Douli.
“Kau pasti tengah bingung sekarang bukan? Itu merupakan corak dari jurus yang aku gunakan, di mana bagian tubuh yang terkena corak itu akan sulit untuk di gerakan." Jung Douli dengan senyum lebar.
Hao Zhao mendengar ucapan Jung Douli segera mengangkat alisnya, bahu kanannya terkena corak itu yang mana itu berarti berpengaruh pada seluruh tangan kanannya.
“Apa itu berarti aku tidak bisa bertarung dengan tangan kananku sekarang?" tanya Hao Zhao dengan wajah datar.
“Benar Sialan, itu berarti kau sudah kalah," ucap Jung Douli sebelum memberi isyarat pada Zhang Zhisan untuk ikut bergerak bersamanya menghabisi Hao Zhao.
“Bagi seorang pendekar yang menggunakan pedang, tangan merupakan bagian tubuh paling vital. Pendekar pedang yang tidak bisa menggunakan tangan terkuatnya sama saja dengan burung yang kehilangan sayapnya." Jung Douli, sudah melangkah dengan santai menghampiri Hao Zhao.
“Berani berurusan dengan kami aku kira sekuat apa, ternyata memang hanya pendekar bodoh yang tidak bisa menyadari keterbatasan kekuatannya sendiri." Zhang Zhisan, sesekali melirik Mei Rin berharap Mei Rin terpukau melihatnya walau faktanya tidak.
Memang Mei Rin juga Mei Er tengah begitu khawatir saat itu, takut Hao Zhao kenapa-kenapa. Jelas keduanya tidak tega melihat pemuda setampan Hao Zhao disakiti, bahkan walau itu dilakukan oleh calon kekasih masa depan keduanya, keduanya tetap tidak bisa membiarkannya begitu saja.
“Kak, haruskah kita membantunya?" tanya Mei Rin pelan, tidak bisa diam saja melihat itu semua.
“Kita harus membantunya, tetapi dengan cara apa?" Mei Er yang memiliki kekhawatiran serupa dengan adiknya, walau tidak bisa berbuat banyak sebab bisa jadi kecurigaan muncul dalam diri Jung Douli juga Zhang Zhisan jika dirinya juga Mei Rin ikut campur.
Mei Rin juga Mei Er dengan wajah harap-harap cemas terus mencoba memikirkan sesuatu, sampai tampak terlambat sebab Jung Douli juga Zhang Zhisan sudah berdiri tepat di hadapan Hao Zhao yang hanya bisa berdiri dalam diam.
“Kau sudah kalah, anggap ini sebagai pembelajaran untukmu agar tidak sembarangan ikut campur urusan orang lain." ucap Jung Douli seraya mengangkat pedangnya tinggi.
“Haha, mati ... Adik Rin, lihatlah betapa luar biasanya aku ketika menghabisi sampah ini." Zhang Zhisan mulai mengambil ancang-ancang untuk menusukan pedangnya.
Slashhh!!!
Darah mulai berceceran di lantai, diikuti ekspresi terkejut setiap dari mereka yang melihat hal tersebut.
“Tidak mungkin... tidak!" Jung Douli menatap tidak percaya tangannya yang jatuh ke lantai terpisah dari tubuhnya.
“Corak ini sama sekali tidak mempengaruhiku, aku lupa memberitahumu itu," ucap Hao Zhao dengan pedangnya yang baru diayunkan untuk memotong tangan Jung Douli.
“Sialan, apa yang kau lakukan pada Saudara Douli!" seru Zhang Zhisan di tengah rasa terkejutnya, tidak bisa diam saja tentu melihat Hao Zhao berani memotong bagian tubuh terpenting untuk seorang pendekar pedang.
Slashhh!!!
“Apa yang aku lakukan padanya adalah hal serupa dengan apa yang aku lakukan padamu, jadi tidak perlu terkejut seperti itu," ucap Hao Zhao sebelum kembali menyarungkan pedangnya setelah sempat menebaskannya sekali lagi.
“Kau ... akan menerima ganjarannya Sialan!" Zhang Zhisan cukup histeris, melihat pedangnya yang jatuh bersamaan dengan tangan yang menggenggamnya.
“Aku tunggu ganjarannya, kalau begitu selamat tinggal dan mengadulah pada sekte kebanggaanmu itu," ucap Hao Zhao seraya mengambil langkah pergi setelah merasa cukup dengan itu semua.
Hao Zhao melangkah cepat seolah melayang di udara setelah meninggalkan penginapan, di mana Hao Zhao ingin menuju suatu tempat untuk menyelesaikan apa yang selama ini terus tertunda.
“Sekarang saatnya mengurus kalian." Hao Zhao ketika tidak jauh di depannya sudah terlihat cukup banyak tenda yang terpasang, di mana itu diketahuinya sebagai tempat para bandit berkemah tidak jauh dari desa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Haikal Akbar
Siipp
2023-02-02
1
Sandra Siregar
MCnya gak cocok untuk umur segitu thor
kek masih bocil kepribadiannya
2023-01-23
1