Hembusan angin semilir melewati banyaknya pepohonan, angin itu cukup menyegarkan sebab masihlah pagi hari itu.
Di pagi hari yang seharusnya Hao Zhao gunakan untuk menikmati perjalanan tenang hingga dirinya menemukan desa, kini harus berhadapan dengan sekitar empat orang dengan kapak di tangan mereka tentu membuat Hao Zhao cukup terusik.
“Empat orang, di lihat dari bagaimana cara mereka memegang kapak seharusnya mereka bukan pendekar tingkat tinggi. Meski begitu, aku masih terluka dan belum sama sekali pulih. Aku harus tetap waspada kalau tidak ingin secara bodoh dikalahkan oleh para bandit tidak jelas ini," batin Hao Zhao.
Hao Zhao jelas mulai bisa menebak situasinya, sebab hal itu bukan sekali dua kali pernah terjadi padanya.
Dunia persilatan adalah dunia di mana yang kuat yang berkuasa, sementara yang lemah akan melakukan segala cara untuk bisa bertahan dari mereka yang kuat. Termasuk para pendekar yang memutuskan untuk menjadi bandit agar tidak tertinggal atau terhenti perkembangan ilmu bela dirinya setelah di tolak berbagai macam sekte karena kurangnya bakat mereka, di mana keempat orang di hadapan Hao Zhao termasuk salah satu dari mereka.
“Menjadi perampas untuk membeli sumber daya? Amat menyedihkan jika mengingat kebanyakan dari mereka tidak menjadikan sesama pendekar sebagai target," gumam Hao Zhao, di mana sorot matanya tidak lepas sedikitpun dari keempatnya.
Hao Zhao mungkin tampak tenang dan terkesan tidak menaruh keinginan melawan, tetapi kenyataanya sama sekali berbeda terlihat dari bagaimana Hao Zhao yang telah siap menarik pedangnya kapan saja kalau-kalau salah satu dari keempat bandit itu bergerak untuk menyerangnya.
“Hey, kau dengar tidak? Berikan semua hartamu, jangan mencoba melawan atau kami buat kau menyesal," ucap satu dari keempat bandit itu, setelahnya mulai melangkah menghampiri Hao Zhao diikuti ketiga yang lain di belakangnya.
“Bandit botak ini pemimpinnya," gumam Hao Zhao, dalam diamnya mulai menganalisa dengan hati-hati empat orang bandit yang akan dihadapinya itu.
“Hey, lihat dia. Betapa menyedihkan."
“Benar, bahkan hingga membatu dan tidak bisa berkata-kata. Dia jelas takut pada kita."
“Hahaha, hey Bocah. Jangan tegang seperti itu, lakukan saja apa yang Ketua kami suruh maka kau bisa pergi dari sini dengan nyawa utuh."
Ketiga bawahan bandit berkepala plontos saling menyahut, di mana tawa mereka terdengar begitu renyah. Seolah mereka sudah pasti bisa makan enak melihat target mereka hanyalah pria muda yang sepertinya sama sekali tidak berdaya.
“Hey, apa di tengah peperangan di mana sumber daya adalah alasannya, kalian bisa menggunakan harta rampasan dariku untuk membeli sumber daya yang tengah menjadi rebutan itu?"
Hao Zhao memilih mencoba terlebih dahulu melakukan pendekatan tanpa kekerasan, mengingat luka dalamnya akibat pertarungan melawan ratusan pendekar Aliansi yang seingatnya baru terjadi tidak berapa lama bahkan satu tahun pun mungkin belum ada.
“Apa? Rebutan? Memang benar menjadi rebutan, tetapi itu hanya untuk sumber daya kelas atas. Sementara untuk sumber daya tingkat bawah hingga menengah itu di jual bebas, di mana asal kau punya uang maka kau bisa membelinya. Sebab itulah kami butuh hartamu untuk peningkatan kekuatan kami sebagai seorang pendekar," ujar bandit berkepala plontos ketika sudah ada di hadapan Hao Zhao.
“Apa? Bukankah sumber daya tengah amat langka sekarang? Apa ada sesuatu yang telah terjadi selama aku memulihkan diri dan belum aku ketahui?" Hao Zhao cukup terkejut mengingat seharusnya sumber daya sekecil apapun akan diperlakukan seperti nyawa mereka sendiri oleh seorang pendekar.
Di mana di banding sumber daya itu jatuh ke tangan orang lain, kebanyakan pendekar lebih memilih bertarung sampai mati untuk mempertahankan sumber daya yang mereka miliki.
Kini tiba-tiba Hao Zhao mendengar jika sumber daya yang langka itu merupakan hal umum untuk diperjualbelikan, tentu di pikir dari segi manapun tetap tidak masuk akal menurut Hao Zhao.
“Hey, Bocah. Kau pikir kita hidup di dua ratus tahun lalu apa? Berhenti bicara tidak masuk akal dan serahkan saja semua hartamu!" seru bandit berkepala plontos yang mulai menduga jika Hao Zhao hanya mencoba mengulur waktu dengan mengatakan semua hal tidak jelas itu.
Hao Zhao yang terlalu larut dalam kebingungan, tidak menunjukan reaksi apa-apa pada keempat bandit di hadapannya ketika mereka bahkan sudah mulai mengancamnya.
“Hey, Bocah! Apa kau tuli? Serahkan hartamu atau nyawamu akan kami hilangkan sekarang juga!" seru bandit berkepala plontos sekali lagi, tidak terima tentu saja ketika Hao Zhao sama sekali tidak menghiraukan ucapannya.
“Tunggu apa lagi Ketua? Habisi saja dia lalu kita ambil setiap dari apa yang ada di jasadnya."
“Benar Ketua, lihat saja betapa mewah pedangnya itu. Bayangkan jika kita berhasil memilikinya, kita jelas akan kaya raya."
Beberapa perkataan dari para bawahan bandit berkepala plontos yang seperti sudah begitu tidak sabar ingin menghabisi Hao Zhao, di mana mereka menduga jika pastilah Hao Zhao merupakan bagian dari keluarga bangsawan bila dilihat dari penampilan mewahnya.
Jubahnya mewah dengan segala pernak-pernik beharga mahalnya, begitu pula dengan pakaian yang ada di balik jubah itu, di mana melihat sekilas saja sudah dapat ditebak jika itu merupakan pakaian dari kain tingkat atas atau mungkin terbaik dari yang terbaik.
“Kebanyakan keluarga bangsawan tidak bisa bertarung dengan benar, jika ada yang bisa pun pastilah hanya sedikit dan semakin sedikit lagi bagian dari keluarga bangsawan yang berhasil menjadi seorang pendekar. Jadi ayo kita buat bocah bangsawan ini menyadari, jika dunia jauh lebih kejam dari pada apa yang terlihat di kediaman mewahnya!" seru bandit berkepala plontos.
Sesaat setelah seruan itu, ketiga bandit yang lain dengan segera saat itu juga mencoba menerjang Hao Zhao untuk menghabisinya.
Hao Zhao yang awalnya ingin bertanya lebih jauh terkait apa yang membingungkan pikirannya, harus membatalkan niatnya karena melihat pergerakan tiga orang bandit bawahan dari bandit berkepala plontos.
“Kalian menangkap kesabaran yang aku miliki dengan cara yang salah." Hao Zhao dengan gelengan kepala pelan segera menarik pedang dari sarungnya, sesaat setelahnya segera menebaskan pedangnya pada ketiga bandit yang tengah mencoba menikamnya itu.
Wushh!!!
Tebasan Hao Zhao tidak mengenai siapapun, membuat keempat bandit dengan segera mengerutkan dahi mereka sebelum tawa keras kembali terdengar setelahnya.
“Hahaha, apa-apaan Bocah ini?"
“Sial, dia pikir mengayunkan pedang akan semudah itu jika belum pernah berlatih sebelumnya."
"Hey, Bocah. Kenapa tidak kau berikan saja pedangmu itu pada kami, itu akan lebih berguna untuk pedangmu dari pada kau gunakan pedang itu untuk menebas angin."
Beberapa perkataan terdengar dari para bandit itu, di mana masih begitu tergelitik mereka teringat akan betapa bodoh tindakan Hao Zhao menurut mereka.
"Menebas angin? Jangan sembarangan bicara," ucap Hao Zhao pelan.
Hao Zhao sendiri setelahnya tidak terlalu memedulikan omong kosong para bandit itu, hanya dengan santai kembali memasukan pedangnya ke dalam sarung yang ada di pinggangnya.
Setelahnya Hao Zhao mulai melangkah untuk menghampiri bandit berkepala plontos, ingin menanyakan lebih jauh pembicaraan sebelumnya terkait sumber daya.
“Kau pikir mau kemana kau, Sialan?"
“Urusan kami denganmu belum selesai, jangan mencoba kabur atau pergi begitu saja dari sini!"
“Benar, sekarang kemari kau. Biar kami penggal kepalamu itu."
Tiga orang bandit jelas tidak membiarkan Hao Zhao melangkah lebih jauh sehingga mencoba menghadangnya, yang mana belum sempat itu mereka lakukan tubuh mereka sudah lebih dahulu jatuh dengan penglihatan mereka yang secara tiba-tiba menggelap.
“Tebasan sebelumnya hanya peringatan, sekarang adalah tebasan yang sebenarnya."
Hao Zhao entah sudah sedari kapan kembali menarik pedang yang sebelumnya telah tersimpan rapih tersebut.
“Apa-apaan kecepatannya itu?" Bandit berkepala plontos yang menyaksikan tiga bawahannya meregang nyawa tanpa bisa balik melawan, dengan segera tentu merasa ngeri pada pria muda yang awalnya sempat dirinya anggap mangsa itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Karya Sujana
menarik
2023-07-15
0
ling ling
baru mampir thor
2023-02-09
1
Haikal Akbar
Siipp
2023-02-01
2