Seorang gadis kecil di tengah langkahnya yang terasa begitu peluh mulai kelelahan juga perlahan merasa putus asa. Bagaimanapun gadis kecil itu sudah berusaha sekuat tenaganya untuk terus mencoba berlari, tetapi mau di kata apa jika tenaga kecilnya sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan dua orang pria dewasa yang tengah mengejarnya.
Brukkk!!!
Gadis kecil yang sudah ada di puncak titik lelahnya ambruk ke tanah, membuat gadis kecil itu berpikir untuk pasrah saja mengingat kedua orang yang mengejarnya pastilah akan segera menangkapnya.
“Haha, lihat Gadis kecil ini. begitu kerasnya berusaha berlari pada akhirnya jatuh ke tangan kita juga."
“Kau benar, hey Gadis kecil. Seharusnya kau berlari lebih jauh lagi, mungkin kami tidak akan bisa mengejarmu jika kau melakukan itu."
Dua orang pria tersebut mulai menunjukan senyum lebar di wajah mereka, kapak yang mereka bawa sudah mereka mainkan diantara jemari tangan mereka, jelas ingin melakukan suatu hal buruk pada gadis kecil tersebut.
“Tolong!!!" Gadis kecil dengan seluruh tenaga yang tersisa memilih mencoba berteriak, berharap ada orang di sekitar yang mendengarnya.
“Berteriaklah sekeras mungkin, walau pada akhirnya tetap tidak akan ada seorangpun yang akan menolongmu."
“Benar, berteriaklah lebih keras lagi. Itu cukup membuat kami merasa senang karena dapat melihat harapan terakhir seorang gadis kecil yang berusaha begitu keras untuk hidup, walau pada akhirnya akan terbunuh juga."
Kedua pria itu mulai melangkah menghampiri gadis kecil yang telah tergeletak di tanah.
“Mereka tidak punya perasaan, singkatnya mereka sampah," gumam Hao Zhao seraya menggeleng pelan, sebelum melompat dari atas pohon untuk menghentikan semua yang tengah terjadi.
“Gadis kecil, matilah." Salah satu dari kedua pria itu mulai mengayunkan kapaknya ke arah gadis kecil tersebut.
Kapak yang diayunkan salah satu pria itu sendiri sudah begitu dekat untuk menghantam kepala gadis kecil tersebut, terlihat si gadis kecil juga sudah nampak begitu pasrah karena rasa takutnya, bahkan telah memejamkan mata tidak sanggup melihat sebilah kapak yang tengah mengayun kearahnya.
Ctankkk!!!
Kapak salah satu dari kedua pria itu harus tertahan sebelum menyentuh targetnya karena pedang milik Hao Zhao. Di mana hal tidak terduga terjadi setelahnya, yaitu kapak yang beradu dengan pedang milik Hao Zhao segera retak cukup parah, membuat pemegang kapaknya terkejut bukan main setelah menyadarinya.
Mengambil langkah mundur menuju temannya, pria yang sebelumnya mengayunkan kapak segera menoleh pada temannya untuk meminta bantuan.
Hanya dari satu pertukaran serangan kapak miliknya sudah di buat retak oleh sebilah pedang milik pemuda yang entah datang dari mana, jelas membuat pria itu khawatir takut bukanlah orang biasa pemuda tersebut hingga bisa melakukan hal itu.
“Hey, apa kapakmu sudah terlalu usang hingga bisa menerima kerusakan hanya karena satu pertukaran serangan?" Satu pria lain yang melihat semua itu dengan jelas, ketika temannya merasa panik karena kemunculan satu orang pemuda secara tiba-tiba.
Di mana menurut tangkapan matanya, seharusnya benturan antara kapak temannya dengan sebilah pedang pemuda itu tidaklah terlalu keras hingga dapat membuat kapak temannya retak jika bukan karena usangnya kapak itu sendiri.
“Aku juga tidak tau, ini antara kapakku yang memang sudah tidak layak pakai atau memang pedang pemuda itu yang terlampau bagus kualitasnya." Pria yang kapaknya telah retak, terus menaruh pandangan matanya pada Hao Zhao takut pemuda itu tiba-tiba menyerangnya.
“Oh, kau benar. Pedangnya jelas bukan senjata biasa, jika kita bisa mendapatkannya pemimpin pasti akan memberi kita hadiah besar." Satu pria lain mulai menyadari kalau ucapan temannya ada benarnya terkait pedang yang di gunakan pemuda tersebut.
Hao Zhao tidak terlalu memedulikan keduanya lebih memilih menaruh perhatiannya pada gadis kecil yang kini mulai menatapnya dalam serta penuh harap.
“Kak, aku mohon selamatkan aku." Gadis kecil yang matanya sudah begitu berkaca-kaca, jelas menahan tangis agar tidak sekali lagi pecah.
Hao Zhao hanya mengangguk pelan sebelum menepuk kepala gadis kecil itu pelan, “tutuplah matamu."
“Baik, hati-hati Kak. Mereka adalah orang jahat yang kejam, aku harap Kakak tidak kenapa-kenapa." Gadis kecil meski begitu berharap Hao Zhao bisa menolongnya, tetapi di saat yang sama juga khawatir Hao Zhao akan terluka karena melakukan hal itu.
Hao Zhao sempat terdiam mendengar ucapan si gadis kecil, jujur saja dirinya tidak nyaman di panggil kakak oleh seseorang yang baru pertama kali bertemu dengannya, terlebih gadis kecil itu berbicara seolah sudah mengenalnya begitu lama.
Membuat Hao Zhao memiliki lebih banyak dorongan untuk bisa membantu gadis kecil tersebut, tentu saja dengan menghabisi dua orang pria yang ternyata memang benar merupakan bandit persis seperti dugaannya.
Hao Zhao sendiri bisa mengetahui hal itu setelah sempat mendengar secara sekilas pembicaraan diantara keduanya, yang terus saja menyinggung soal pemimpin juga tampak serakah ingin sekali memiliki pedangnya.
“Hey, apa kalian masih satu kelompok dengan bandit berkepala plontos?" Hao Zhao melemparkan pertanyaan pada dua orang bandit yang masih tampak begitu waspada.
Dua bandit itu sempat menatap antara satu sama lain, mencoba memahami pertanyaan yang Hao Zhao lontarkan pada mereka.
“Bandit berkepala plontos? Apa itu ketua Jang?"
“Bisa jadi, lagipula yang memiliki kepala plontos di kelompok kita hanya dirinya."
Kedua bandit itu sempat berdiskusi antara satu sama lain sebelum menoleh cepat ke arah Hao Zhao.
Wajah kedua bandit itu berubah geram, mempertanyakan dari mana Hao Zhao bisa tau informasi yang seharusnya orang luar tidak boleh ketahui.
“Hey, siapa yang memberitahumu informasi terkait ketua Jang?"
“Cepat katakan Bocah, kalau tidak ingin kami buat menderita karena berani menguji batas kesabaran kami!"
Kedua bandit itu nampak sudah begitu dibuat penasaran terkait informasi ketua mereka yang bisa-bisanya bocor ke telinganya Hao Zhao.
“Aku mengetahuinya sendiri, terlebih ia dan tiga orang bandit lain sempat mencoba merampasku sebelum kehilangan nyawa mereka." Hao Zhao dengan wajah datar dan sorot mata dingin, mengatakan itu semua seolah itu adalah hal yang normal juga tidak terlalu berkesan untuknya.
“Membunuhnya? Omong kosong!"
“Hey, sudahi besar omongmu. Kau pikir kami akan percaya pemuda tidak jelas siapa sepertimu bisa menghabisi ketua Jang juga tiga bawahannya?"
Kedua bandit itu jelas tidak percaya, mengingat ketua Jang juga tiga orang bawahannya merupakan salah satu dari beberapa tim terbaik di kelompok mereka.
Kini ada seorang pemuda entah siapa mengatakan ia berhasil membunuhnya juga tiga orang bawahan terpercayanya? Jelas kedua bandit tersebut sama sekali tidak menganggapnya serius.
“Kalian tidak percaya? Aku tidak peduli juga, lagipula kalian akan segera bertemu mereka tidak lama lagi." Hao Zhao tidak terlalu mengambil pusing segera mengangkat bilah pedangnya yang diarahkan ke kedua bandit tersebut.
“Kami berdua bertemu mereka? Kenapa tidak kau saja yang bertemu dengan cerita omong kosongmu!"
“Benar, Bocah ini sudah begitu membuatku tidak tahan. Cepat kita habisi saja dia!"
Kedua bandit tersebut mulai mengambil langkah untuk menerjang Hao Zhao.
“Kemarilah, biar aku buktikan mana yang omong kosong dan mana yang bukan dari setiap ucapanku." Hao Zhao tidak sama sekali risau hanya menunggu saja datangnya kedua bandit itu, tidak ingin repot menghampiri keduanya yang pada akhirnya hanya mengantar nyawa mereka sendiri dengan datang kepadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Haikal Akbar
Up
2023-02-01
2
Aira Lim
🤣🤣kapakmu KW kayak nya😅😅
2023-01-24
1