“Hey, apa kalian tau? Para bandit sudah membangun perkemahan di dekat desa kita."
“Apa? Lalu bagaimana dengan para pendekar muda dari sekte Pedang Corak, sudah sekitar seminggu dari semenjak kedatangan mereka kemari tetapi kenapa mereka belum juga mengurus masalah bandit itu?"
“Apa yang bisa diharapkan dari para pemuda-pemudi sombong itu? Setelah kejadian di kedai terakhir kali mereka hampir tidak pernah keluar lagi dari penginapan tempat mereka menginap, aku amat yakin mereka malu pada sikap arogan mereka sendiri."
“Jika seperti itu bukanlah kita akan dalam bahaya? Bagaimanapun para bandit itu hanya tinggal menunggu waktu saja sebelum sampai di desa kita."
“Aku juga tidak tau, hanya ada satu harapan terakhir sebenarnya untuk desa kita.Yaitu pemuda yang muncul beberapa hari lalu."
“Tetapi bukankah pemuda itu hampir tidak pernah terlihat lagi setelah kejadian terakhir kali?"
“Itu dia masalahnya, jika sudah seperti ini maka harapan untuk desa kita dapat selamat dari serangan bandit menjadi amat sangat kecil."
Pembicaraan penuh kekhawatiran terdengar hampir di seisi jalanan desa, di mana kebanyakan pembicaraan membahas masalah bandit juga kejadian antara Hao Zhao dengan murid Utama sekte Pedang Corak.
Ada dua hal yang banyak warga desa rasakan semenjak kejadian di kedai beberapa hari lalu, pertama tentu mereka senang mengetahui ada pemuda yang berani menghajar murid Utama salah satu sekte yang arogannya bukan main, tetapi di saat yang sama membuat murid Utama tersebut seperti enggan membantu situasi desa mereka.
Pada titik ini warga desa menjadi bingung, apakah mereka harus berterimakasih atau marah akan tindakan Hao Zhao tersebut.
Hao Zhao di atap sebuah rumah mendengar setiap pembicaraan warga desa, dari mulai situasi bandit hingga tindakan para murid Utama sekte Pedang Corak sudah masuk ke telinganya membuat Hao Zhao tidak bisa diam saja.
“Aku tau hal ini akan terjadi," ucap Hao Zhao pelan, di mana karena hal inilah dirinya belum meninggalkan desa tersebut.
Hao Zhao segera melesat dari atap ke atap rumah lain sebelum sampai di salah satu penginapan yang Hao Zhao ketahui sebagai tempat tinggal para murid Utama tersebut.
Hao Zhao sempat menatap penginapan itu sejenak, mencoba menyebar tenaga dalamnya hingga menemukan satu buah kamar di penginapan yang terdapat empat orang dengan tenaga dalam di tubuh mereka.
“Ketemu," gumam Hao Zhao sebelum melompat tinggi menghampiri kamar yang letaknya ada di lantai dua tersebut.
***
Jung Douli, Zhang Zhisan juga dua orang wanita muda yang seluruhnya merupakan murid Utama sekte Pedang Corak, tengah berdiskusi di salah satu kamar penginapan tempat mereka bermalam selama di desa tersebut.
Zhang Zhisan juga Jung Douli nampak geram wajah keduanya, setelah terus menerus menerima surat permintaan tolong yang tidak henti-hentinya di kirimkan kepala desa untuk membantu desa tersebut dari serangan bandit yang kian semakin dekat.
“Sial, apa setelah kejadian memalukan terakhir kali warga desa tidak tau terimakasih ini masih mengharapkan bantuan kita?" ucap Jung Douli seraya melempar satu buah surat yang sempat dibacanya.
“Mereka memang tidak tau malu, aku masih ingat ekspresi mencemooh kebanyakan dari warga desa setelah kejadian di kedai terakhir kali. Ingin meminta bantuan kita setelah semua itu ... lebih masuk akal kalau kita hancurkan desa ini ketimbang membantu mereka," ucap Zhang Zhisan menimpali.
Jung Douli juga Zhang Zhisan memang terbiasa hidup di atas orang lain, kini ada orang sekian banyaknya berani memandang rendah mereka apalagi itu hanya orang biasa tentu membuat keduanya menyimpan dendam.
“Saudara Zhisan, saudara Douli tenanglah. Bagaimanapun bukankah kejadian di kedai tidak ada hubungannya dengan perintah patriak?"
“Benar, lagipula tugas kita kemari hanyalah untuk membantu mengamankan desa ini dari para bandit. Untuk kejadian di luar tugas utama kita, tidak seharusnya kita campur adukan dengan semua ini."
Dua orang wanita muda, di mana keduanya merupakan kakak beradik bernama Mei Er juga Mei Rin.
Mei Er dan Mei Rin sendiri sebenarnya mengatakan semua hal yang seperti mencoba menenangkan Zhang Zhisan juga Jung Douli bukan karena peduli pada misinya, tetapi sebab kepedulian mereka pada Hao Zhao.
Sosok Hao Zhao memang tidak pernah bisa lepas dari kepala keduanya sejak pertemuan mereka beberapa hari lalu, di mana karena ini keduanya tidak ingin misi mereka gagal sebab patriak sekte mereka pasti akan mempertanyakan alasan kegagalan tersebut yang pasti Hao Zhao juga akan terseret.
Mei Er juga Mei Rin tentu tidak ingin melihat Hao Zhao menjadi orang paling diburu di sekte mereka, yang membuat harapan keduanya untuk bisa dekat dengan Hao Zhao terancam menjadi semakin sulit.
“Saudari Er, tetapi kejadian terakhir kali amat begitu memalukan untuk kita. Bagiamana bisa kita membantu warga desa yang sudah begitu kurang ajar berani merendahkan kita?" ucap Jung Douli dengan nada bicara yang tiba-tiba menjadi lembut.
“Untuk itu ... aku juga kesal sebenarnya, tetapi misi harus tetap kita selesaikan karena ini merupakan tugas pertama kita dari sekte." Mei Er nampak menahan geram teringat akan bagaimana warga desa menatapnya penuh cemooh.
Amat bisa dipastikan jika bukan karena memikirkan soal Hao Zhao, di bujuk sebagai manapun tetap tidak akan pernah sudi Mei Er membantu desa itu.
“Benar, lagipula coba pikirkan jika kabar terkait murid Utama sekte Pedang Corak yang tidak berhasil menyelesaikan misi tersebar? Bukankah itu akan menjadi lebih memalukan untuk kita?" Mei Rin menimpali, mendukung tentu pendapat kakaknya jika itu berarti bisa memiliki kesempatan dekat dengan Hao Zhao
“Saudari Rin juga?" Jung Douli awalnya ingin menolak, tetapi melihat kedua kakak beradik itu setuju untuk menyelesaikan misi membuatnya tidak bisa melakukan itu.
“Jika Adik Rin sudah mengatakan hal ini, maka ayo kita selesaikan misinya." Zhang Zhisan tanpa penolakan sedikitpun.
“Kak Zhisan, Rin tau bisa mengandalkan Kakak," ucap Mei Rin nampak senang.
“Oh? Haha, tentu saja Adik Rin bisa mengandalkan aku." Zhang Zhisan dengan senyum bangga, jelas ikut senang melihat calon kekasihnya itu senang.
Jung Douli dan Zhang Zhisan sendiri pada akhirnya termakan oleh bujukan Mei Er juga Mei Rin, di mana sudah memutuskan keempatnya untuk membantu situasi desa itu secepatnya agar misi mereka bisa segera selesai. Sampai tiba-tiba jendela kamar tempat mereka berada terbuka.
Hao Zhao sudah ada di depan jendela sebelum melompat masuk ke kamar tersebut, melirik keempatnya sejenak sebelum berkata, “Aku hargai niat baik kalian ingin membantu desa ini, tetapi sepertinya sudah terlalu terlambat untuk itu.
Jung Douli juga Zhang Zhisan segera menarik pedang mereka keluar menaruh waspada, tidak ingin sekali lagi di buat hilang kesadaran tanpa bisa melawan seperti terakhir kali.
Berbeda dengan keduanya, Mei Er juga Mei Rin nampak terpaku. Jelas terpukau melihat betapa luar biasanya Hao Zhao terlihat, belum lagi fakta bahwa kini keduanya bisa sekali lagi bertemu Hao Zhao tentu membuat Mei Er juga Mei Rin bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Haikal Akbar
Lanjut
2023-02-02
1
Mann
thor tolong mc nya jangan dibikin punya banyak cewe yak😅 menyebalkan soalnya.. 2 aja kayaknya lebih baik
2023-01-17
1
Sun Tono
ceritanya mantap
2023-01-16
1