Hao Zhao baru membuka matanya sebelum disambut rasa sakit luar biasa yang berasal dari luka dalamnya, merasakan hal tidak mengenakan tersebut jelas Hao Zhao tidak diam saja. Di mana Hao Zhao dengan sigap saat itu juga segera mencoba duduk bersila sebelum memejamkan matanya.
Mengarahkan tenaga dalam yang dimilikinya, segera Hao Zhao gunakan tenaga dalamnya tersebut untuk menekan luka dalamnya itu.
Uhukkk!!!
Hao Zhao terbatuk cukup keras ketika gumpalan darah keluar dari mulutnya bersamaan dengan batuk tersebut.
Merasa luka dalamnya sudah mulai bisa dirinya tekan, segera Hao Zhao perhatikan sekitarnya yang mana ternyata dirinya sudah ada di sebuah kamar kecil yang bangunannya masih terbuat dari kayu.
“Apa gadis kecil itu yang membawaku kemari?"ucap Hao Zhao penuh tanda tanya.
Hao Zhao mulai mencoba bangkit dari tempat tidur yang digunakannya untuk berbaring, berniat mencari si gadis kecil untuk menanyakan semua hal yang terjadi tepat setelah dirinya kehilangan kesadaran.
“Istirahatlah terlebih dahulu Nak, jangan memaksakan dirimu seperti itu." Seorang pria tua memasuki kamar itu dengan sebuah mangkuk sup di tangannya.
Hao Zhao awalnya sempat menaruh waspada pada pria tua itu. Bagaimanapun Hao Zhao selama ini terus hidup di tengah bahaya, sehingga tidak pernah sekalipun Hao Zhao membiarkan dirinya lengah karena nyawa merupakan ganjarannya jika ia berani melakukan itu.
Kewaspadaan Hao Zhao terus terjaga hingga beberapa saat, sampai Hao Zhao bisa merasa sedikit tenang setelah melihat gadis kecil yang diselamatkannya muncul dari belakang pria tua tersebut.
“Terimakasih," ucap Hao Zhao yang mulai bisa menebak siapa pria tua itu, yang pastilah masih satu keluarga dengan gadis kecil yang diselamatkannya.
Hao Zhao sendiri pada akhirnya kembali memilih beristirahat di kasur setelah merasa yakin tidak akan ada hal yang bisa membahayakan nyawanya di rumah itu.
“Jangan berterimakasih seperti itu Nak, akulah yang seharusnya berterimakasih karena dirimu sudah menyelamatkan cucuku satu-satunya." Pria tua itu seraya duduk di sisi kasur menyerahkan semangkuk sup yang di bawanya pada Hao Zhao.
“Itu bukan sesuatu yang disengaja, jadi jangan terlalu sungkan." Hao Zhao menerima pemberian sup dari pria tua, sebelum secara perlahan memasukannya ke mulut sesuap demi sesuap.
Meski sup itu tidak memberikan manfaat sama sekali pada luka dalamnya, tetap Hao Zhao makan sup itu sebagai bentuk menghargai maksud baik pria tua tersebut.
Tidak berapa lama hingga semangkuk sup itu habis tidak bersisa, di mana Hao Zhao memakannya cukup lahap. Bukan karena sup berisi sayuran seadanya itu enak, melainkan karena Hao Zhao yang entah sudah berapa lama tidak mengkonsumsi makanan sejenis itu.
Sekitar beberapa bulan mungkin seingat Hao Zhao sejak dirinya mengkonsumsi makanan untuk menghibur lidahnya, walau tidak tau juga perhitungannya tepat atau tidak karena Hao Zhao masih menganggap belum ada setahun seharusnya dari semenjak dirinya pertama kali bertapa di puncak bukit tidak jauh dari sana.
“Oh iya, kenapa aku bisa ada di sini?" Hao Zhao menanyakan rasa penasarannya pada pria tua, tidak merasa si gadis kecil bisa memiliki kemampuan untuk membawanya ke sana jika tidak di bantu tenaga orang dewasa.
“Dirimu pingsan saat baru memasuki desa ini, Cucuku inilah yang berteriak amat kencang hingga warga berdatangan untuk membantu membopongmu kemari." Pria tua itu menjelaskan dengan singkat, di mana Gadis Kecil hanya tersenyum malu-malu saja mendengar semua itu.
Hao Zhao setelahnya hanya menatap si gadis kecil lekat, sebelum mengangkat tangannya untuk menyentuh lembut kepala gadis kecil itu, “terimakasih."
“Hehe, tidak perlu berterimakasih Kak. Kakak sudah menyelamatkanku terlebih dahulu, jadi sudah seharusnya untukku juga ikut membantu Kakak." Gadis kecil dengan senyum bangga pada dirinya sendiri, jelas merupakan tipe anak-anak pada umumnya yang masih senang sekali mendapat pujian.
Hao Zhao hanya mengangguk pelan saja untuk menanggapi perkataan gadis kecil itu, di mana setelahnya pembicaraan cukup panjang terjadi antara Hao Zhao juga si pria tua.
Di mana dari pembicaraan inilah Hao Zhao ketahui jika nama gadis kecil itu merupakan Rong sementara pria tua tersebut bernama Gao.
Rong sendiri dari apa yang Hao Zhao dengar, tengah mencoba mencari buah di hutan sekitar desanya. Di mana pada titik inilah Rong bertemu dengan bandit, yang mana ternyata masalah bandit memang tengah menjadi isu serius untuk desa tersebut.
Untuk Gao sendiri Hao Zhao ketahui merupakan kepala desa di sana, di mana sudah sebenarnya Gao mencoba beberapa kali meminta pertolongan pada kekaisaran untuk membantu mengurus hal terkait bandit, tetapi tidak juga mendapat tanggapan laporannya itu.
“Bukankah cukup sulit untuk membuat Kekaisaran mau menanggapi hal kecil seperti bandit, ketika mereka sendiri punya peperangan besar yang harus dilakukan?" ucap Hao Zhao, merasa hal normal kalau Kekaisaran tidak akan terlalu menaruh fokus mereka pada kelompok bandit yang jumlahnya hampir tidak terhitung dan tersebar hampir di seluruh wilayah kekaisaran.
“Peperangan besar? Dari apa yang aku ingat tidak ada hal semacam itu sekarang, jika ada pun hanya pertempuran berskala kecil yang kebanyakan berasal dari gesekan antar sekte." Gao menanggapi Hao Zhao dengan penuh kebingungan.
Gao memang sama sekali tidak mengerti peperangan besar apa yang Hao Zhao maksud hingga bisa melibatkan kekaisaran seperti itu.
Memang meski Gao terus tinggal di desa kecilnya itu sepanjang hidupnya, Gao hampir tidak pernah tertinggal informasi terlebih informasi penting semacam itu.
Di mana jika benar ada kabar terkait peperangan besar, pastilah Gao telah mendengarnya meski hanya sekilas dari pembicaraan diantara warga desa.
Serupa dengan Gao, Hao Zhao yang mendengar tidak ada peperangan besar yang terjadi juga balik menatap Gao bingung.
Di mana kini keduanya seperti sudah saling menatap bingung antara satu sama lain, mempertanyakan siapa diantara ucapan keduanya yang merupakan kebenaran.
Gao dengan kekhawatiran kalau kabar terkait peperangan itu hanya belum sampai ke telinganya, hingga Hao Zhao yang mulai mencoba menelaah kemungkinan yang bisa saja terjadi setelah pertarungannya dengan para pendekar Aliansi.
“Apa memang benar ada pertempuran di luar sana?" Gao tidak bisa menyangkal kemungkinan tersebut, mengingat desanya ada cukup jauh dari pusat kekaisaran sehingga untuk kabar terkait itu dapat sampai ke desanya membutuhkan waktu cukup lama.
Berbeda dengan dirinya, Hao Zhao diketahui Gao dari cucunya merupakan seorang pendekar. Di mana hal normal jika seorang pendekar seperti Hao Zhao bisa memiliki informasi sejenis itu jauh lebih dahulu, membuat Gao khawatir kabar yang Hao Zhao bawa merupakan kebenaran.
“Apakah itu berarti peperangan besar seperti dua ratus tahun lalu akan kembali terjadi?" gumam Gao dengan wajah risau, tidak pernah mengharapkan hal itu datang terlebih jika mengingat cucunya.
“Dua ratus tahun lalu? Bisa kau ceritakan hal itu?" Hao Zhao yang terkejut mendengar hal tersebut keluar dari mulut Gao sehingga ingin memastikan dugaannya, terlebih jika mengingat perang besar sepengetahuannya baru terjadi beberapa puluh tahun lalu, di mana ini seharusnya merupakan pengetahuan umum yang bayi baru lahir saja mungkin sudah mengetahuinya.
“Dua ratus tahun lalu, itu merupakan terakhir kalinya ada peperangan besar terjadi di benua ini. Di mana dikatakan perang itu bisa pecah sebab semakin langkanya sumber daya untuk pendekar, membuat kekaisaran juga para sekte bela diri berlomba-lomba untuk memperebutkannya. Itulah yang aku dengan dari ayahku dahulu." Gao menjelaskan semua yang diketahuinya terkait pertempuran besar tersebut.
“Tunggu ... ini tidak masuk akal," gumam Hao Zhao setelah mendengar penjelasan Gao, jelas tidak bisa percaya sebab seingatnya perang besar itu masihlah terjadi hingga sekarang.
Meski memang saat ini kekaisaran juga kumpulan sekte bela diri tengah membuat aliansi untuk menghabisi Hao Zhao, seharusnya mereka akan kembali bertempur setelah aliansi itu berakhir jika menilai dari betapa keras kepalanya pemimpin kedua belah pihak dari apa yang Hao Zhao ingat.
“Apa aku sekarang hidup di dua ratus tahun setelah pertempuran terakhirku dengan pendekar Aliansi?" gumam Hao Zhao dengan kepalanya yang entah mengapa tiba-tiba terasa pening memikirkan semua itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Putra_Andalas
alur cerita MC nya mulai jadi Pendekar gk ada nih...tau² Sakti aja nih MC.
2024-09-20
0
Haikal Akbar
Up up up
2023-02-02
2
Yani Mahwa
bingung baca cerita nya
2023-01-09
1