Sudah siang hari saat itu, di mana Hao Zhao telah meninggalkan desa cukup jauh mencoba mengejar dua orang bandit yang sebelumnya sempat berhasil lari.
Apes untuk Hao Zhao saat dirinya tidak juga bisa menemukan keduanya, entah karena jarak mereka yang telah terlalu jauh atau bagaimana yang jelas Hao Zhao mulai merasa lelah sendiri dengan pengejarannya.
“Bahkan dengan ini pun masih belum bisa merasakan keberadaan mereka." Hao Zhao yang mencoba menyebar tenaga dalamnya untuk memeriksa keberadaan kedua bandit tersebut tetapi tidak mendapatkan hasil.
Tenaga dalam Hao Zhao masihlah begitu banyak walau sebagiannya telah digunakan untuk menekan luka dalam, membuat memeriksa sejauh beberapa kilometer disekitarnya masih dapat Hao Zhao lakukan.
Dengan semua itu tetapi Hao Zhao masih belum mendapat bahkan jejak satu pun jelas sudah apa artinya, antara Hao Zhao yang terkecoh atau sejenisnya pastilah itu yang terjadi.
“Ini menyebalkan," ucap Hao Zhao seraya menjatuhkan tubuhnya untuk bersandar di dahan sebuah pohon.
Semua menjadi begitu sulit memang untuk Hao Zhao, bukan hanya karena dirinya yang sama sekali tidak terbiasa dengan perubahan zaman tetapi juga dirinya yang sama sekali asing dengan lokasinya saat ini.
Jika benua itu masihlah serupa dengan yang dahulu mungkin Hao Zhao bisa menebak sekiranya di mana lokasi markas bandit itu berada, karena Hao Zhao tau seluk beluk dari ujung sampai ujung lain benua tersebut akibat kehidupan berpetualang yang dilakukannya.
“Sekarang semuanya terasa asing, jika seperti ini sama saja aku harus kembali membiasakan diri sedari awal." Hao Zhao mulai menatapi langit biru yang terhalang dedaunan rindang, entah kenapa itu cukup membantu membuatnya sedikit lebih tenang akan segala hal tidak masuk akal yang terjadi padanya.
Dua ratus tahun jelas bukan waktu yang sebentar, bisa di katakan juga kalau kurun waktu itu cukup untuk membuat para pendekar hebat di masanya mati karena umur tua mereka.
Sehebat apapun pendekar ada batas hidup yang tidak bisa para pendekar hindari yaitu usia, sebagai contoh Hao Zhao di tingkatnya yang sekarang seharusnya sudah mati di batas usia 180 tahun.
Kenyataannya Hao Zhao masihlah hidup jika benar itu merupakan dua ratus tahun dari saat pertama kali dirinya memutuskan bertapa untuk menyembuhkan luka, karena hal itu di pikir dari sisi manapun begitu sulit untuk Hao Zhao dapat menerima kenyataan terkait apa yang menimpanya.
Hao Zhao sejatinya hanya pemuda berusia 20 tahun sebelum sadar dari pertapaannya, kini harus menerima kenyataan kalau dirinya mungkin merupakan pendekar paling sepuh diantara yang lain jelas Hao Zhao sulit terima.
“Belum lagi wajahku sama sekali tidak berubah menua, apa sebenarnya yang terjadi padaku dan kenapa semua ini bisa terjadi?" gumam Hao Zhao di tengah pikiran liarnya yang mulai membuat sekian banyak dugaan.
Cukup lama Hao Zhao seperti merenung di sana, hingga Hao Zhao sadar jika terus terjebak atau terbelenggu di masa lalu maka dirinya tidak akan bisa maju serta berkembang.
“Daripada memusingkan semua ini lebih baik aku mencari cara menyembuhkan luka dalam yang aku derita, untuk kedepannya mari kita tunggu saja nanti aku harus melakukan apa." Hao Zhao mulai bangkit dari duduknya, ingin mengurus masalah bandit terlebih dahulu karena hanya itu yang paling dekat untuknya.
Hao Zhao sendiri kembali melangkah dengan kecepatan geraknya, hingga tidak terlalu lama menemukan sebuah desa yang ukurannya jauh lebih besar dengan desa tempat Gao juga Rong tinggal.
Hao Zhao melihat hari yang mulai berubah sore akhirnya memilih singgah sejenak di sana, entah kenapa cukup senang Hao Zhao melihat kehidupan damai yang tersaji dari setiap desa yang dirinya datangi.
“Desa ini lebih mirip kota kecil, pasti akan ada informasi berguna yang bisa aku dapatkan di sini," ucap Hao Zhao seraya melangkah memasuki desa.
Desa yang Hao Zhao datangi jauh lebih berkembang jika dibandingkan desa dirinya tinggal sebelumnya, terlihat dari banyaknya kedai juga toko yang dimiliki warga desa tersebut tidak hanya melulu mengandalkan hasil ladang sebagai mata pencaharian mereka.
Hao Zhao yang memang awal tujuan datangnya ke sana adalah untuk mencari informasi segera memasuki salah satu kedai yang masih buka, di mana tempat seperti ini diketahui Hao Zhao sedari dahulu adalah tempat biasanya cukup banyak informasi tersebar.
Benar saja, tidak berapa lama Hao Zhao masuk sudah di sambut dengan sekian banyaknya pembicaraan antara pengunjung kedai yang tengah menikmati hidangan.
Hao Zhao segera duduk saat itu di salah satu meja yang ada di dekat jendela, memesan beberapa makanan pada pelayan lalu dengan segera menajamkan pendengarannya untuk memilah pembicaraan yang menurutnya berguna.
“Hei, apa kalian tau? Para bandit dikabarkan sudah mulai beraksi lagi, di mana desa kita akan menjadi salah satu dari target mereka."
“Apa? Jika sudah seperti ini bukankah akan berbahaya?"
“Tentu saja amat berbahaya, itu sebabnya kepala desa kini tengah mencoba meminta pertolongan pada kekaisaran juga beberapa sekte terdekat."
“Lalu apa hasilnya? Apa ada salah satu dari mereka yang bersedia membantu?"
“Ada, kau pasti sudah mendengar kabar kedatangan beberapa pemuda-pemudi ke desa kita beberapa hari lalu. Mereka dikatakan merupakan para pendekar muda jenius dari salah satu sekte di dekat sini."
“Jadi mereka akan membantu kita? Syukurlah."
Salah satu dari pembicaraan yang Hao Zhao dengarkan seraya menunggu makanan datang ke mejanya, di mana ada sebenarnya pembicaraan lain yang cukup menarik tetapi pada intinya mereka membicarakan hal yang sama membuat Hao Zhao tidak terlalu tertarik.
Dari semua pembicaraan yang ada di sekitarnya itu pulalah Hao Zhao dapat menyimpulkan satu hal, yaitu kelompok bandit yang beberapa kali berurusan dengannya tidak hanya menebar teror di satu desa saja melainkan banyak desa lain juga di sekitar sana.
“Satu hal yang menggangguku, kenapa sekte yang berniat membantu malah mengirim generasi muda mereka dan bukan anggota senior mereka saja?" gumam Hao Zhao merasa aneh.
Para bandit sehari-harinya selalu di penuhi pertarungan dan haus akan darah serta kejam pada korbannya, di mana jelas cukup berbahaya jika membiarkan sekelompok generasi muda tanpa pengalaman menangani orang-orang seperti mereka.
“Apa sekarang kebanyakan pendekar generasi muda sudah cukup pesat berkembang?" Hao Zhao tampak mencoba menerka.
“Jika iya bagus untuk mereka, tetapi jika tidak maka hilang nyawa mereka, " gumam Hao Zhao sebelum menggeleng pelan memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan hal itu.
Hao Zhao baru ingin menyantap makanan yang di pesannya sesaat setelah setiap makanan tersebut telah di sajikan di meja oleh seorang pelayan di sana, tetapi belum sempat Hao Zhao menyantap makanannya perhatian Hao Zhao segera harus teralih pada kedatangan beberapa pemuda-pemudi yang baru memasuki kedai.
Dua orang pria juga dua orang wanita, jubah yang keempatnya kenakan begitu senada dengan corak putih cerah di beberapa bagian jubahnya.
“Hey, bukankah itu pendekar muda dari sekte yang kau maksud?"
“Benar, tidak biasanya mereka memutuskan keluar dari penginapan tempat mereka menginap seperti ini."
“Wah, kalau begitu kita beruntung bisa melihat mereka. Keempatnya mungkin di masa depan akan menjadi pendekar hebat mengingat kabar dari kejeniusan mereka yang sudah sedari lama tersebar."
Pembicaraan terkait keempatnya di antara pengunjung kedai segera memanas, membuktikan betapa tinggi sekiranya identitas keempatnya di umur mereka yang terbilang masih begitu muda.
Berbeda dengan kebanyakan pengunjung kedai, Hao Zhao hanya menoleh sekilas sebelum kembali fokus dengan makanannya ketika normalnya kebanyakan dari mereka yang ada di sana terus menatap keempat pendekar muda itu kagum.
“Tidak ada yang spesial," gumam Hao Zhao yang sebenarnya mengharapkan lebih dari keempatnya walau harus kecewa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Haikal Akbar
Nice
2023-02-02
1