Hao Zhao baru sampai di kota terdekat kala itu, di mana hari sudah menyentuh malam yang berarti sudah seharian Hao Zhao terus bergerak tanpa henti hingga akhirnya berhasil sampai di sana.
“Kota Dahan Gugur?" gumam Hao Zhao, mencoba memastikan apakah betul kota itu yang di maksud oleh bandit sebelumnya.
Hao Zhao memang telah berhasil mendapat cukup banyak informasi dari bandit yang diintrogasi olehnya, termasuk fakta bahwa kelompok bandit tersebut ternyata di sokong oleh kekuatan penguasa kota Dahan Gugur.
Markas utama bandit sendiri telah Hao Zhao ketahui ada tidak jauh dari kota itu, membuat Hao Zhao memutuskan untuk terlebih dahulu menyambangi kota tersebut.
Hao Zhao memiliki rencana untuk terlebih dahulu membereskan si penguasa kota, agar apa yang akan dilakukannya menjadi lebih lancar dan tidak memiliki banyak gangguan.
Setiap kota biasanya di urus oleh satu keluarga bangsawan, di mana jika Hao Zhao langsung membereskan para bandit maka dirinya tidak akan memiliki waktu untuk membungkam bangsawan di kota Dahan Gugur tersebut.
Di mana jika hal itu terjadi, bukan tidak mungkin dirinya akan menjadi buron kekaisaran yang jelas Hao Zhao tidak mau hal itu terjadi.
“Jika Kekaisaran ini masih sama dengan yang aku kenal mungkin aku tidak akan ragu sama sekali, tetapi kekaisaran dua ratus tahun setelahnya? Aku tidak boleh ceroboh," gumam Hao Zhao seraya menggeleng pelan.
Tidak berani memikirkan memang Hao Zhao, sudah berkembang sepesat apa kekaisaran yang dikenalnya dahulu. Mengingat waktu dua ratus tahun bukanlah waktu yang sebentar, Hao Zhao bahkan tidak akan sama sekali terkejut kalau ternyata kekaisaran itu kini punya banyak pendekar tingkat atas yang mungkin memiliki kekuatan setara atau bisa jadi lebih kuat darinya.
“Belum lagi sekarang sumber daya sudah tidak selangka itu, hal ini pastilah banyak mempengaruhi dunia persilatan juga tingkat yang bisa di capai oleh pendekar," ucap Hao Zhao pelan, masih begitu asik dengan pikirannya sendiri.
“Hey, berhenti di sana. Jangan berpikir untuk memotong antrian seperti itu!" seru salah satu penjaga kota, ketika melihat Hao Zhao yang melangkah tidak sesuai antrian masuk gerbangnya.
Hao Zhao baru tersadar dari lamunannya ketika seruan penjaga tersebut didengarnya, di mana Hao Zhao baru menyadari jika untuk memasuki kota tersebut haruslah antri terlebih dahulu dirinya berurutan dengan yang lain.
“Jumlah orang yang ingin memasuki kota sebanyak ini? Aku tidak ingat ada kota semacam ini dua ratus tahun lalu." Hao Zhao yang setelahnya harus menunggu cukup lama sampai dirinya mendapat kesempatan untuk diperiksa oleh penjaga kota.
Ada sekitar dua penjaga kota saat itu yang tengah bertugas memeriksa setiap orang yang ingin masuk, di mana salah satunya merupakan penjaga yang sama dengan yang menegur Hao Zhao sebelumnya.
“Hey, Nak. Lain kali jangan pernah mencoba memotong antrian lagi, kau pikir hanya karena dirimu memiliki banyak uang kau bisa melakukan apapun seenaknya apa?" Penjaga itu menegur Hao Zhao sekali lagi, meski tidak terlalu keras sebab penjaga itu menyadari bagaimana Hao Zhao terlihat.
Jubah mewah diikuti wajah rupawan bak bangsawan, di mana karena hal ini meski penjaga itu kesal dengan tindakan Hao Zhao. Tidak berani penjaga itu untuk mempermasalahkannya lebih jauh.
“Maafkan aku, sebelumnya aku tidak menaruh perhatian pada langkahku." Hao Zhao menjawab seadanya, malas berdebat juga tidak ingin dipersulit untuk dapat masuk oleh penjaga tersebut.
“Sudahlah, lupakan saja. Sekarang bisa aku lihat kartu identitasmu?" Penjaga itu seraya menadahkan tangannya.
Hao Zhao mendengar itu segera mencoba mencari di sakunya kartu identitas yang di maksud, di mana kartu sejenis ini adalah sesuatu hal yang harus dimiliki oleh penduduk kekaisaran sebagai tanda pengenal.
“Akhirnya ketemu juga." Hao Zhao sebelum menyerahkan kartu identitasnya.
Penjaga kota segera menerima kartu yang diberikan Hao Zhao, sebelum mengejutkan dahi mempertanyakan kartu apa sebenarnya yang Hao Zhao berikan.
“Hey, kau sudah tidak waras? Kartu apa yang kau berikan padaku ini?" Penjaga dengan wajah kesal, tidak pernah berpikir seorang generasi muda seperti Hao Zhao akan berani mencoba mempermainkannya seperti itu.
Hao Zhao hanya menatap tidak mengerti penjaga tersebut, mempertanyakan kenapa penjaga itu marah ketika dirinya sudah memberikan apa yang penjaga itu minta.
“Hey Nak, apa kau mencoba mempermainkanku?" tanya penjaga itu sekali lagi ketika Hao Zhao hanya diam.
“Mempermainkan apa? Kau meminta kartu identitasku dan sudah aku berikan itu, di mana kesalahanku?" Hao Zhao cukup bingung.
“Nak, daripada menguji batas kesabaranku seperti ini lebih baik kau katakan saja dari keluarga terpandang atau keluarga bangsawan mana kau berasal." Penjaga itu terus mencoba menahan amarahnya, masih memegang dugaan kalau Hao Zhao bukan berasal dari keluarga biasa saja.
Hao Zhao ditanyai sesuatu seperti itu tentu dengan segera menggeleng pelan, tidak berpikir bisa menjawab karena dirinya memang bukan bagian dari keluarga bangsawan manapun.
Penjaga kota nampak mengerutkan dahi melihat gelengan kepala Hao Zhao, sebelum ekspresinya berubah memburuk seraya kembali berkata, “Lalu apa kau merupakan bagian dari sebuah sekte?'
Hao Zhao kembali menggeleng pelan, membuat penjaga kota segera menyentuh puncak batas kesabarannya.
“Lalu kau berasal darimana? Aku mintai kartu Identitas kau tidak punya, aku tanyai asalmu kau tidak mau menjawab. Sudah aku katakan berhenti mencoba menguji batas kesabaranku!" seru penjaga kota nampak jengah meladeni Hao Zhao.
“Tenanglah, apa yang aku berikan padamu merupakan kartu Identitas milikku. Kenapa kau marah seperti ini?" Hao Zhao mulai mempertanyakan tindakan penjaga kota tersebut yang menurutnya begitu seenaknya sendiri.
“Apa? Kau pikir aku tidak bisa melihat atau apa hingga tidak bisa membedakan mana yang asli dan bukan?" Penjaga kota mulai mengeluarkan kartu Identitas miliknya sebagai contoh untuk diperlihatkan pada Hao Zhao.
Hao Zhao melihat perbedaan cukup mencolok antara kartu Identitas miliknya dengan apa yang penjaga kota tunjukan segera mengerutkan dahi, sebelum menepuk dahinya teringat kalau semua yang ada sekarang sudah begitu berbeda.
“Ini kartu Identitas dua ratus tahun lalu," gumam Hao Zhao, mulai memahami mengapa penjaga kota nampak begitu kesal padanya.
“Hey Nak, kalau kau masih tidak mau memberitahu asalmu atau menunjukan kartu identitasmu lebih baik kau segera pergi dari sini. Karenamu mereka yang ingin memasuki kota menjadi terhambat, jadi berhentilah cukup sampai di sini saja." Penjaga kota mempersilahkan Hao Zhao untuk menyingkir agar tidak menghambat antrian.
Hao Zhao yang tujuan awalnya datang adalah untuk memasuki kota tentu tidak begitu saja menuruti permintaan penjaga kota, merasa lebih membuang waktu menurutnya untuk datang kembali nanti ketika saat itu juga sebenarnya bisa.
Hao Zhao segera teringat apa yang dahulu sering dilakukannya saat sesuatu sejenis itu terjadi, di mana sudah merogoh saku jubahnya Hao Zhao sebelum mengeluarkan kantung koin cukup besar berisi koin yang asalnya dari dalam cincin Ruang miliknya.
Penjaga kota melihat hal itu dengan segera terkejut, tidak berpikir saku jubah dapat menampung kantung kain berisi koin sebanyak itu sehingga merasa aneh juga bertanya-tanya dari mana asalnya kantung besar berisi koin tersebut muncul.
“Aku beri kau ini, jadi apa bisa aku masuk?" tanya Hao Zhao.
Ekspresi wajah penjaga kota tepat setelah ucapan Hao Zhao dengan segera berubah senang, di mana tersenyum lebar penjaga itu sebelum menerima kantung besar berisi uang koin tersebut.
“Kau cukup baik, Nak. Sekarang masuklah." Penjaga kota mempersilahkan Hao Zhao masuk seraya membukakan gerbang, tampak tidak mau repot untuk memeriksa jumlah koin yang didapatnya karena sudah begitu yakin isi kantung yang Hao Zhao berikan tidak akan mengecewakan.
Hao Zhao hanya melangkah saja untuk memasuki kota tidak memedulikan sedikitpun berbagai macam pujian yang tiba-tiba terus penjaga kota lontarkan, bahkan tawaran untuk pengawalan sekalipun tidak Hao Zhao sama sekali hiraukan mengerti orang sejenis apa penjaga kota tersebut.
“Tidak ada yang berubah, tetap sama," gumam Hao Zhao seraya menggeleng pelan, tidak pernah berpikir masih akan ada orang sejenis penjaga itu di masa dirinya hidup sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Haikal Akbar
Up
2023-02-02
1