Kahyang menghela napas, kemudian menatap Agung dengan tatapan yang terlihat tenang,"Saya setuju! Tidak perlu menunggu satu tahun. Setelah saya melahirkan, saya akan mengajukan gugatan cerai.Saya membutuhkan status sebagai istri sah hanya untuk anak saya nanti. Saya tidak mau anak saya di sebut sebagai anak haram, karena tidak bisa mencantumkan nama ayah kandungnya di akte-nya nanti,"ujar Kahyang tanpa keraguan.
Kahyang sudah mendengar apa alasan keluarga Mandala tidak bisa menjadikan dirinya sebagai menantu untuk selamanya. Jadi Kahyang tidak akan mempersulit mereka. Status anaknya lebih penting dari segalanya. Lagi pula, dirinya juga tidak mencintai Mandala. Semua ini Kahyang lakukan hanya untuk anaknya.
Sedangkan Mandala, entah mengapa merasa kecewa mendengar jawaban Kahyang. Dia sendiri pun tidak mengerti. Kahyang tidak mau menunggu sampai usia pernikahan mereka satu tahun. Saat ini kandungan Kahyang sudah dua bulan, itu artinya mereka hanya akan menikah selama tujuh bulan.
"Baiklah, jika kamu setuju. Kalian bisa mulai mengurus pernikahan kalian,", ucap Agung merasa lega.
"Jadi, mulai hari ini, kamu bisa tinggal di sini, 'kan?"tanya Prameswari, menatap Kahyang dengan senyuman.
"Maaf! Tapi saya tidak ingin tinggal di sini. Saya akan tetap tinggal di kost-an saya,"sahut Kahyang.
"Tidak apa-apa. Itu terserah kamu,"ucap Agung, mendahului Prameswari yang ingin bicara lagi.
"Pa... "Prameswari tidak melanjutkan kata-katanya saat melihat Agung menggelengkan kepalanya sebagai isyarat agar Prameswari tidak bicara lagi.
"Kalau begitu, kita akan pergi untuk mengurus pernikahan kita hari ini juga,"ucap Mandala yang dari tadi hanya diam. Mandala merasa kecewa saat Kahyang mengatakan tidak perlu menunggu satu tahun untuk bercerai. Kemudian kembali kecewa saat Kahyang memilih untuk tidak tinggal di rumahnya.
"Aku harus mengambil dokumen untuk persyaratan pengajuan pernikahannya di kost-an ku,"ujar Kahyang tanpa mau menatap Mandala.
"Baiklah. Aku akan mengantarmu untuk mengambilnya. Setelah itu, kita langsung mengurusnya,"sahut Mandala.
"Iya,"sahut Kahyang singkat, kemudian keduanya pamit pada Agung dan Prameswari.
"Pa, kenapa Kahyang tidak tinggal di sini saja?"tanya Prameswari setelah Kahyang dan Mandala pergi.
"Ma, jika dia tinggal di sini, semua asisten rumah tangga yang ada di sini akan tahu siapa Kahyang. Papa tidak mau masalah ini diketahui siapapun selain kita berempat,"jelas Agung, membuat Prameswari terdiam, karena apa yang dikatakan oleh Agung ada benarnya.
Mandala mengantarkan Kahyang ke tempat kost Kahyang. Selama perjalanan, keduanya nampak canggung. Sehingga mereka hanya saling diam. Kahyang menatap sisi jalan tanpa menoleh pada Mandala. Sedangkan Mandala sesekali mencuri pandang pada Kahyang. Jakun-nya naik turun saat melihat bibir Kahyang yang mungil tapi nampak bervolume.
"𝙎𝙞𝙖𝙡! 𝘼𝙥𝙖 𝙥𝙚𝙧𝙚𝙢𝙥𝙪𝙖𝙣 𝙞𝙣𝙞 𝙢𝙚𝙢𝙖𝙠𝙖𝙞 𝙨𝙪𝙨𝙪𝙠 𝙖𝙩𝙖𝙪 𝙢𝙖𝙣𝙩𝙧𝙖 𝙥𝙚𝙣𝙜𝙖𝙨𝙞𝙝𝙖𝙣? 𝙊𝙩𝙖𝙠𝙠𝙪 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙡𝙪 𝙗𝙚𝙧𝙥𝙞𝙠𝙞𝙧𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙨𝙪𝙢 𝙨𝙚𝙩𝙞𝙖𝙥 𝙠𝙖𝙡𝙞 𝙢𝙚𝙡𝙞𝙝𝙖𝙩 𝙣𝙮𝙖,"umpat Mandala seraya mengelus tengkuknya sendiri.
"Kita sudah hampir tiba di bundaran, nih. Dimana arah tempat kost kamu?"tanya Mandala kembali menatap Kahyang, namun pandangan matanya malah tertuju pada bibir Kahyang.
"Di depan belok kiri kemudian belok kiri lagi, setelah itu belok kanan,"sahut Kahyang menatap jalanan yang mereka lalui tanpa mau menatap Mandala.
Mandala mengikuti arahan dari Kahyang, dan akhirnya mereka berhenti di sebuah bangunan yang nampak sederhana.
Kahyang melihat ke seluruh penjuru arah, memastikan jika tidak ada yang melihatnya turun dari mobil Mandala,"Kamu tunggu saja di sini,"ucap Kahyang setelah merasa aman, bergegas turun dari mobil Mandala. Namun tanpa di duga, Mandala malah ikut turun dari mobil dan mengikuti Kahyang.
"Kenapa kamu ikut turun? Ini adalah kost-kostan putri. Pria tidak boleh masuk ke sini,"ujar Kahyang membuat Mandala menghentikan langkahnya. Sedangkan Kahyang langsung berjalan cepat menuju kamar kostnya.
"Kenapa dia? Kenapa terlihat seperti orang khawatir seperti itu? Seperti takut jika ada yang melihatnya,"gumam Mandala yang melihat tingkah Kahyang.
"Baiklah. Aku tunggu di sini saja,"gumam Mandala seraya menelisik bangunan yang ada di depan nya itu. Walaupun sederhana, namun terlihat bersih dan rapi. Walaupun begitu, Mandala merasa tidak rela jika Kahyang tetap tinggal di tempat itu.
"Eh, Nak ganteng! Cari siapa?"tanya seorang wanita paruh baya berbadan gempal dengan lipstik merah cabai di bibirnya, menepuk lengan Mandala,"𝙊𝙩𝙤𝙩𝙣𝙮𝙖 𝙠𝙚𝙧𝙖𝙨 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙡𝙞,"gumam wanita itu lirih seraya memalingkan wajahnya mengulum senyum.
"Oh, saya ingin melihat kost-kostan di sini, Bu. Siapa pemiliknya, ya? Apa kira-kira masih ada kamar yang kosong?"tanya Mandala.
"Kost-an ini milik saya. Tapi ini khusus untuk kost-an putri, nak ganteng,"ucap wanita paruh baya itu memegang lengan Mandala dengan tersenyum lebar. Mandala berusaha melepaskan pegangan tangan wanita paruh baya itu dengan tersenyum masam.
"Saya ingin melihat-lihat, Bu. Saya ingin mencari kost-kostan untuk teman cewek saya,"sahut Mandala yang sebenarnya ingin melihat bagaimana kost-kostan yang di tempati oleh Kahyang.
"Oh, boleh, boleh. Mari, saya tunjukkan!"ucap wanita paruh baya itu nampak antusias.
Wanita paruh baya itu menunjukkan kamar kost yang masih kosong. Kamar kost-an itu terdiri dari satu kamar ukuran 3 x 3 meter dengan satu kamar mandi di dalam, kasur busa ukuran 200 x 120 cm, dan lemari plastik dua susun.
"Apa semua kamar kost yang ada di sini seperti ini, Bu?"tanya Mandala melihat kamar yang tidak lebih luas dari kamar mandinya itu.
"Ini yang bagus, Nak. Kalau yang lebih murah kamar mandinya ada di luar, barengan sama yang lain,"sahut wanita paruh baya pemilik kost-kost-an itu.
"Oh, begitu, ya? Nanti akan saya informasikan pada teman saya. Biar dia sendiri yang melihat kamarnya,"sahut Mandala.
"Boleh, boleh. Ibu tungu, ya, Nak,"ucap wanita paruh baya itu antusias. Mandala menjawabnya dengan anggukan kemudian pergi dari tempat itu dan menelpon seseorang.
Kahyang yang sudah keluar dari kamar kost-nya pun langsung berjalan ke arah mobil Mandala. Saat melihat dua orang teman kuliahnya yang berjalan sambil mengobrol, sedang menuju ke arah kost-an itu, Kahyang pun bergegas masuk ke dalam mobil Mandala.
"Untung saja tidak dikunci. Lagian, kemana, sih, pria brengseek itu? Aku suruh tunggu di sini malah menghilang. Semoga saja dua orang itu tidak melihat ku,"gumam Kahyang berjongkok di perantaraan kursi penumpang dan dasboard mobil. Menunduk menyembunyikan dirinya. Takut jika dilihat teman kuliahnya. Kemarin, sudah banyak gosip tentang dirinya yang beredar dan tidak enak di dengar telinga. Jika mereka memergoki dirinya bersama Mandala, maka akan ada gosip lagi.
"Ceklek"pintu mobil bagian pengemudi terbuka mengejutkan Kahyang.
"Sedang apa kamu di situ?"tanya Mandala mengernyitkan keningnya menatap Kahyang yang sedang berjongkok.
"A.. aku sedang mencari.. je..jepit rambut! Ya, jepit rambut!"sahut Kahyang tergagap mencari alasan asal.
"Apa, sudah ketemu?"tanya Mandala.
"Su.. sudah!"jawab Kahyang langsung duduk di kursi dengan kepala menatap ke sekeliling.
"Kenapa? Kamu mencari apa lagi?"tanya Mandala saat melihat Kahyang menatap ke segala penjuru dengan ekspresi khawatir.
"Sudah, cepat jalan! Kalau tidak, aku akan keluar dari mobil!"ancam Kahyang dengan mata yang masih menatap ke seluruh penjuru arah.
"Baiklah,"sahut Mandala yang sebenarnya masih penasaran kenapa Kahyang terlihat sangat khawatir.
...🌸❤️🌸...
.
.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Waris panca Kumala
ga jauh nyuruh orang buat awasin istri tercinta😆
2023-08-23
3
Bzaa
semoga sblm bebynya lahir orang tuanya sudah saling mencintai
2023-05-25
1
Asie Viera Chueng
bukannya kahyang pergi tanpa bawa ap² ya thor 😁😁 kok tau2 ud ad dokumen dan segalanya di kost 🤔🤔
2023-05-22
2