Bab 20 Karya Harta, Miskin Cinta

Queen bangkit setelah lemas menertawakan Rifki, Queen mulai berusaha untuk naik ke atas tapi Queen tampak kesusahan.

"Ini bagaimana cara naiknya," gumam Queen.

Di saat Queen sedang kebingungan untuk naik ke atas tiba-tiba Rifki mengangkat tubuh Queen membuat Queen kaget.

"Kalau gak bisa, minta bantuan sama orang lain," seru Rifki.

Queen terdiam, hingga akhirnya Queen langsung bangkit dan pergi dari sana membuat Rifki menyunggingkan senyumannya.

Queen segera mencuci tubuhnya di luar rumah, dan setelah bersih dia segera masuk ke rumah dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

"Nur, nanti malam kamu ajak anak dan suamimu untuk makan malam di sini, biar rumah ini gak sepi," seru Nenek Arini.

"Baik Nek."

Malam pun tiba...

Queen terlihat memejamkan matanya, sembari meringkuk memegangi perutnya yang terasa sakit. Dia lupa kalau tadi siang, dia tidak makan dan maagnya kembali kumat.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, Nur, Haris, Rifki, silakan masuk."

"Terima kasih, Nek."

Ketiganya langsung duduk di meja makan bersama Nenek Arini, Pak Darna, dan juga Bi Atikah.

"Atikah, tolong kamu panggilkan Queen suruh cepat turun kita makan malam bersama."

"Baik Nek."

Bi Atikah pun segera naik ke lantai dua untuk memanggil Queen.

Tok..tok..tok..

"Non Queen, kata Nenek kita makan malam bersama!" teriak BI Atikah.

Tidak ada jawaban sama sekali membuat Bi Atikah kembali mengetuk pintunya dan tetap saja tidak ada jawaban.

Bi Atikah segera kembali ke bawah dengan langkah terburu-buru.

"Mana Queen?" tanya Nenek Arini.

"Saya sudah ketuk pintu Non Queen beberapa kali Nek, tapi tidak ada jawaban sama sekali," sahut Bi Atikah khawatir.

"Mungkin Neng Queen sudah tidur," seru Ibu Nur.

"Tidak, Queen bukan anak yang suka tidur lebih awal, pasti ada sesuatu yang terjadi kepada Queen," seru Nenek Arini.

Nenek Arini pun dengan cepat naik ke lantai dua dengan diikuti semua orang.

"Queen, buka pintunya sayang!" teriak Nenek Arini.

Nenek Arini mencoba membuka pintunya tapi sayang pintu kamar Queen terkunci dari dalam.

"Darna, tolong kamu ambil kunci cadangan."

"Baik Nek."

Pak Darna pun segera berlari untuk mengambil kunci cadangan, dan tidak lama kemudian Pak Darna pun kembali. Nenek Arini dengan cepat membuka pintu kamar Queen.

Terlihat di atas tempat tidur, Queen tertidur meringkuk dengan terus memegang perutnya.

"Astagfirullah Queen, kamu kenapa?"

Semuanya menghampiri Queen, dilihatnya wajah Queen sudah penuh dengan keringat bahkan Queen terlihat sudah meneteskan airmatanya.

"Ya Allah, sayang kamu kenapa?" tanya Nenek Arini panik.

"Pe-rut Queen sa-kit," lirih Queen.

Nenek Arini membalikan tubuh Queen dan memegang perut Queen.

"Kamu punya penyakit maag, Queen? sejak kapan?" tanya Nenek Arini.

"Su-dah la-ma, Nek."

"Kenapa kamu tidak pernah cerita sama Nenek? kenapa kamu selalu bersikap baik-baik saja?"

Queen tidak bisa membuka matanya, dia terus saja memejamkan mata. Queen sejak kecil memang mempunyai penyakit maag, semenjak Putri lahir dan kedua orangtuanya lebih memperhatikan Putri, Queen jadi jarang makan bahkan setiap hari dia selalu belajar sampai lupa waktu.

Queen tidak menyangka kalau tindakannya itu akan berakibat fatal, Queen memang selalu merasa kesakitan tapi tidak ada yang tahu karena kedua orangtuanya tidak pernah memperhatikan Queen.

Nenek Arini segera mengambil obat di dalam laci kamarnya, sedangkan Ibu Nur duduk di samping Queen dan mengelus perut Queen.

"Tahan Neng."

Rifki hanya bisa memperhatikan wajah pucat Queen, Rifki yakin kalau di dalam keluarga Queen ada yang tidak beres.

"Kamu minum dulu obatnya Queen."

Nenek Arini memberikan obat maag kepada Queen, Nenek Arini menyeka keringat Queen yang memenuhi wajah cantiknya itu.

"Kenapa kamu tidak cerita sama Nenek kalau kamu punya penyakit maag, kamu juga kan tahu, kalau penyakit maag di diamkan lama, bisa-bisa berakibat fatal," seru Nenek Arini.

Queen hanya diam saja...

"Sekarang kamu makan dulu ya, setelah itu kamu istirahat," seru Nenek Arini.

Queen menganggukkan kepalanya...

"Atikah, tolong kamu ambilkan nasi sama lauk pauknya untuk Queen."

"Iya Nek."

Bibi Atikah pun dengan cepat mengambilkan nasi untuk Queen, beberapa saat kemudian Bi Atikah pun datang dengan membawa nampan berisi nasi dan juga air minum.

"Ini Nek."

"Nek, biar Nur yang suapin Neng Queen," seru Bu Nur.

"Tidak apa-apa, biar Queen makan sendiri," lirih Queen.

Bu Nur mengambil nampan itu dan duduk di samping Queen.

"Biar Ibu suapin kamu ya, tidak apa-apa kan?"

Queen hanya menganggukkan kepalanya..

"Ya sudah, lebih baik Nenek dan yang lainnya makan duluan nanti biar aku nyusul belakangan," seru Bu Nur.

"Baiklah, ayo semuanya kita makan," sahut Nenek Arini.

"Rifki nanti saja, bareng sama Ibu," seru Rifki.

Akhirnya Nenek Arini pun mengajak Ayah Haris, Pak Darna, dan Bi Atikah untuk makan malam.

perlahan Bu Nur menyuapi Queen. Queen menatap Ibu Nur dengan mata yang berkaca-kaca, sedangkan Rifki duduk di hadapan Queen tanpa bicara sama sekali.

"Neng Queen kenapa sampai jarang makan, padahal biasanya kalau anak orang kaya itu orangtuanya selalu ketat kepada anak-anaknya supaya memberikan yang terbaik," seru Ibu Nur.

Queen bukanya menjawab, justru airmata Queen langsung menetes membuat Ibu Nur kaget.

"Astagfirullah, maaf Neng kalau ucapan Ibu sudah menyinggung hati Neng."

Queen mengusap airmatanya dan menggelengkan kepalanya.

"Maaf, aku sedikit cengeng," seru Queen.

"Neng kenapa nangis?"

"Terima kasih Bu, karena Ibu sudah membuat aku bisa merasakan bagaimana rasanya disuapin oleh seorang Ibu. Dan ternyata rasanya sangat enak," seru Queen dengan deraian airmata.

"Ya Allah Neng, memangnya Neng belum pernah disuapin oleh Mama Neng?"

Queen lagi-lagi menggelengkan kepalanya, airmatanya semakin deras keluar dari mata indahnya membuat Ibu Nur merasa kasihan.

Begitu pun dengan Rifki yang merasa tercengang dengan ucapan Queen. Semenjak Rifki melihat Ayah Queen memukuli Queen, dia sudah bisa menyimpulkan kalau kehidupan Queen tidak seenak yang dia bayangkan.

"Bu, apa Queen boleh minta sesuatu?" seru Queen.

"Neng Queen mau minta apa dari Ibu? Ibu tidak punya apa-apa."

"Maukah Bu Nur, memeluk Queen? Queen ingin sekali merasakan bagaimana rasanya dipeluk oleh seorang Ibu dengan penuh kasih sayang," seru Queen dengan deraian airmatanya.

Ibu Nur sangat terkejut dengan permintaan Queen, tanpa menunggu lama, Bu Nur pun segera memeluk Queen. Pecah sudah airmata Queen, entah kenapa hati Queen begitu sangat sakit.

Hidupnya begitu sangat menyedihkan, bahkan untuk merasakan pelukan dari seorang Ibu saja, dia harus mengemis kepada Ibu orang lain.

"Separah itukah kehidupanmu, Bu Dokter? ternyata kamu kaya harta, tapi miskin cinta," batin Rifki.

*

*

*

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

jadi mewek kan

2024-04-26

1

Samsuna

Samsuna

nyesek banget 😭😭🤧

2024-03-14

3

Herna Hannasi

Herna Hannasi

Sungguh Ceritanya Thor...
Menangis aku bacanya😭😭😭
Nyesek banget🤧🤧🤧

2024-02-25

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 "Pengenalan Tokoh"
2 Bab 2 "Pilih Kasih"
3 Bab 3 "Kesakitan Queen"
4 Bab 4 "Kepergian Queen"
5 Bab 5 Putri Yang Manja
6 Bab 6 Kemarahan Daddy Darwis
7 Bab 7 Bekerja Keras
8 Bab 8 Kepulangan Queen
9 Bab 9 Hancurnya Hati Queen
10 Bab 10 Pergi Ke Rumah Nenek Arini
11 Bab 11 Bertemu Polisi Menyebalkan
12 Bab 12 Kembali Terluka
13 Bab 13 Dokter Cantik Yang Dingin
14 Bab 14 Kedatangan Alfa
15 Bab 15 Hasutan Putri
16 Bab 16 Queen Sakit
17 Bab 17 Kebencian Queen
18 Bab 18 Berselisih Paham
19 Bab 19 Tawa Pertama Queen
20 Bab 20 Karya Harta, Miskin Cinta
21 Bab 21 Salah Tingkah
22 Bab 22 Berdebar
23 Bab 23 Berusaha Mendekati Queen
24 Bab 24 Liburan Keluarga
25 Bab 25 Kelakuan Putri
26 Bab 26 Dirazia
27 Bab 27 Kekhawatiran Rifki
28 Bab 28 Kegilaan Alfa
29 Bab 29 Mental Queen Terguncang
30 Bab 30 Ungkapan Cinta Rifki
31 Bab 31 Mencoba Membuka Hati
32 Bab 32 Akibat Dari Keegoisan
33 Bab 33 Kehamilan Putri
34 Bab 34 Mendirikan Sebuah Klinik
35 Bab 35 Kembalinya Safa
36 Bab 36 Kecemburuan Safa
37 Bab 37 Pertemuan Safa dan Queen
38 Bab 38 Kejutan Untuk Queen
39 Bab 39 Melamar
40 Bab 40 Permintaan Maaf
41 Bab 41 Perasaan Rifki
42 Bab 42 Jatuh Ke Sungai
43 Bab 43 Kemarahan Rifki
44 Bab 44 Ketakutan Rifki
45 Bab 45 Pernikahan Rifki Dan Queen
46 Bab 46 Balada Pengantin Baru
47 Bab 47 Kebahagiaan Queen
48 Bab 48 Kades Tampan
49 Bab 49 Pembinor Tampan
50 Bab 50 Kepergian Putri
51 Bab 51 Kades Gila
52 Bab 52 Baby Sitter Putra
53 Bab 53 Kondisi Nenek Arini
54 Bab 54 Baby Sitter Tidak Tahu Malu
55 Bab 55 Putra Di Culik
56 Bab 56 Siapa Raffi, Sebenarnya?
57 Bab 57 Masa Lalu Raffi
58 Bab 58 Kembalinya Alfa
59 Bab 59 Menyelamatkan Queen Part I
60 Bab 60 Menyelamatkan Queen Part II
61 Bab 61 Perubahan Queen
62 Bab 62 Salah Paham
63 Bab 63 Memaafkan
64 Bab 64 Pindah Rumah
65 Bab 65 Sikap Aneh Queen
66 Bab 66 Kebahagiaan Rifki Dan Queen
67 Bab 67 Queen Yang Manja Part I
68 Bab 68 Queen Yang Manja Part II
69 Bab 69 Kebahagiaan Yang Hakiki
70 Bab 70 Alea Saputra Darwis ( END )
71 Novel Baru
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 "Pengenalan Tokoh"
2
Bab 2 "Pilih Kasih"
3
Bab 3 "Kesakitan Queen"
4
Bab 4 "Kepergian Queen"
5
Bab 5 Putri Yang Manja
6
Bab 6 Kemarahan Daddy Darwis
7
Bab 7 Bekerja Keras
8
Bab 8 Kepulangan Queen
9
Bab 9 Hancurnya Hati Queen
10
Bab 10 Pergi Ke Rumah Nenek Arini
11
Bab 11 Bertemu Polisi Menyebalkan
12
Bab 12 Kembali Terluka
13
Bab 13 Dokter Cantik Yang Dingin
14
Bab 14 Kedatangan Alfa
15
Bab 15 Hasutan Putri
16
Bab 16 Queen Sakit
17
Bab 17 Kebencian Queen
18
Bab 18 Berselisih Paham
19
Bab 19 Tawa Pertama Queen
20
Bab 20 Karya Harta, Miskin Cinta
21
Bab 21 Salah Tingkah
22
Bab 22 Berdebar
23
Bab 23 Berusaha Mendekati Queen
24
Bab 24 Liburan Keluarga
25
Bab 25 Kelakuan Putri
26
Bab 26 Dirazia
27
Bab 27 Kekhawatiran Rifki
28
Bab 28 Kegilaan Alfa
29
Bab 29 Mental Queen Terguncang
30
Bab 30 Ungkapan Cinta Rifki
31
Bab 31 Mencoba Membuka Hati
32
Bab 32 Akibat Dari Keegoisan
33
Bab 33 Kehamilan Putri
34
Bab 34 Mendirikan Sebuah Klinik
35
Bab 35 Kembalinya Safa
36
Bab 36 Kecemburuan Safa
37
Bab 37 Pertemuan Safa dan Queen
38
Bab 38 Kejutan Untuk Queen
39
Bab 39 Melamar
40
Bab 40 Permintaan Maaf
41
Bab 41 Perasaan Rifki
42
Bab 42 Jatuh Ke Sungai
43
Bab 43 Kemarahan Rifki
44
Bab 44 Ketakutan Rifki
45
Bab 45 Pernikahan Rifki Dan Queen
46
Bab 46 Balada Pengantin Baru
47
Bab 47 Kebahagiaan Queen
48
Bab 48 Kades Tampan
49
Bab 49 Pembinor Tampan
50
Bab 50 Kepergian Putri
51
Bab 51 Kades Gila
52
Bab 52 Baby Sitter Putra
53
Bab 53 Kondisi Nenek Arini
54
Bab 54 Baby Sitter Tidak Tahu Malu
55
Bab 55 Putra Di Culik
56
Bab 56 Siapa Raffi, Sebenarnya?
57
Bab 57 Masa Lalu Raffi
58
Bab 58 Kembalinya Alfa
59
Bab 59 Menyelamatkan Queen Part I
60
Bab 60 Menyelamatkan Queen Part II
61
Bab 61 Perubahan Queen
62
Bab 62 Salah Paham
63
Bab 63 Memaafkan
64
Bab 64 Pindah Rumah
65
Bab 65 Sikap Aneh Queen
66
Bab 66 Kebahagiaan Rifki Dan Queen
67
Bab 67 Queen Yang Manja Part I
68
Bab 68 Queen Yang Manja Part II
69
Bab 69 Kebahagiaan Yang Hakiki
70
Bab 70 Alea Saputra Darwis ( END )
71
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!