Malam pun tiba...
Seperti biasa, setiap makan Mommynya akan menyuapi Putri sedangkan Putri sembari mengotak-ngatik ponselnya sembari senyum-senyum sendiri.
"Kamu kenapa sayang, kok senyum-senyum sendiri?" tanya Mommy Vivian.
"Ini Mom, teman-teman Putri mengirim pesan mereka lucu sekali," sahut Putri.
"Apa kamu senang sekolah sayang? Apa ada yang jahatin kamu?" tanya Daddy Darwis.
"Senang sekali Dad, mereka baik-baik kok bahkan mereka sangat menyayangi Putri saat tahu Putri punya penyakit," sahut Putri antusias.
Queen yang mendengar celotehan adik dan kedua orangtuanya merasa sangat marah, dari kecil sampai besar Queen tidak pernah disuapi oleh Mommynya karena Mommy dan Daddynya sibuk bekerja bahkan Queen sama sekali tidak mempunyai teman karena di ponselnya hanya ada nama Mommy, Daddy, dan Alfa.
Queen menghentikan makannya dan memutuskan untuk pergi ke kamarnya, dia sudah tidak tahan melihat sikap kedua orangtuanya yang begitu pilih kasih.
"Queen, nasinya masih banyak!" seru Mommy Vivian.
Queen tidak mendengarkan seruan Mommynya, akibat dari sikap yang diberikan kedua orangtuanya, Queen menjadi anak yang jarang bicara dan susah tersenyum.
"Anak itu selalu saja seperti itu, kalau diajak bicara selalu tidak pernah menyahut tidak seperti Putri yang terlihat sangat ceria," seru Daddy Darwis.
"Begitulah anak sulungmu Dad, sifatnya tidak seceria Putri," sahut Mommy Vivian.
Kedua orangtuanya tidak sadar, Queen bersikap seperti itu karena akibat perlakuan mereka yang terlalu pilih kasih.
Putri tidak pernah memperdulikan Queen, bahkan Putri dengan sengaja selalu memanas-manasi Queen dan itu membuat Putri merasa sangat bahagia apalagi kedua orangtuanya sangat memanjakannya.
Berbeda dengan Queen, saat ini Queen mengacak-ngacak tempat tidurnya, bantal dan guling dia lempar ke sembarang arah melampiaskan semua kemarahan dan kekesalannya.
"Aku benci kalian semua," gumam Queen dengan deraian airmatanya.
Mental Queen mulai terkikis oleh perlakuan kedua orangtuanya, Queen hanya bisa tertawa kalau saat bersama Alfa. Alfa sangat berharga untuk Queen, mungkin kalau Queen tidak kenal dengan Alfa, Queen sudah lama bunuh diri akibat rasa stres yang dia rasakan.
Bagaimana Queen tidak stres, dari kecil sampai sekarang kedua orangtuanya tidak pernah mengizinkan Queen keluar rumah. Orangtuanya selalu menyuruh Queen untuk belajar, belajar, dan belajar.
Hanya Alfa yang suka membawa Queen ke luar rumah, itu pun di saat kedua orangtua Queen ke rumah sakit untuk cuci darah Putri karena kalau minta izin untuk bawa Queen main, orangtua Queen mana mungkin mengizinkannya.
Pintu kamar Queen terbuka dan Queen dengan cepat menghapus airmatanya. Dilihatnya Putri masuk ke dalam kamar Queen dan duduk di samping Queen.
"Kak, sebentar lagi Kakak akan melanjutkan kuliah ke Itali, bisakah Kakak memberikan Kak Alfa kepadaku?" seru Putri dengan santainya.
Queen menatap Putri dengan tatapan tajam tapi Putri sama sekali tidak memperdulikannya, karena kalau Queen sampai ngapa-ngapain dia, dia bisa ngadu kepada Mommy dan Daddynya.
"Kakak itu pergi bukan sebulan dua bulan, jadi lebih baik Kakak berikan Kak Alfa untukku karena Kak Alfa pasti akan kesepian saat Kak Queen pergi."
"Kamu selalu mendapatkan apa yang kamu mau, tidak bisakah kamu jangan pernah mengganggu milikku," geram Queen.
"Aku sudah lama menyukai Kak Alfa, dan aku juga tidak rela kalau Kak Alfa pacaran dengan Kakak."
Jantung Queen terasa sangat sesak, hatinya begitu sakit mendengar ucapan adiknya itu.
"Tidak bisakah kamu mencari laki-laki lain? Kamu sudah tahu kalau Alfa itu pacarku, tapi kenapa kamu masih menyukainya? Di mana hati nuranimu, Putri!" bentak Queen.
"Jangan bentak-bentak aku seperti itu, kalau Mommy dan Daddy tahu, Kakak bisa dimarahi sama mereka," sahut Putri santai.
Queen mengepalkan kedua tangannya, sungguh Queen merasa sangat marah kepada Putri.
"Keluar kamu dari kamarku!"
"Kakak lihat saja, aku akan merebut Kak Alfa dari Kakak."
Queen mendorong tubuh Putri sampai Putri keluar dari kamarnya.
"Jangan pernah kamu masuk lagi ke kamarku!
Bruggg...
Queen membanting pintu kamarnya sampai-sampai Putri terlonjak kaget.
"Awas kamu Kak, pokoknya aku akan mendapatkan Kak Alfa. Aku akan meminta bantuan kepada Daddy dan juga Mommy, biar Kak Alfa mau menerimaku menjadi kekasihnya," gumam Putri.
Queen mengamuk, dia melempar gelas ke arah cermin sehingga cerminnya hancur.
"Kalian memang jahat, aku benci sama kalian semua!" teriak Queen.
***
Sementara itu di kediaman Alfa...
"Alfa, sini sebentar sayang," seru Mama Vina.
"Ada apa, Ma? Kok, wajah kalian tampak murung?" tanya Alfa.
"Al, perusahaan Papa sebentar lagi gulung tikar, salah satu karyawan Papa ada yang berkhianat sama Papa," seru Papa Tanu.
"Apa? Kok bisa, Pa?"
"Dia membocorkan semua data perusahaan Papa kepada perusahaan lain karena dia mendapat bayaran besar dari perusahaan itu, jadi Papa minta maaf, sepertinya Papa tidak bisa mengabulkan permintaan kamu untuk melanjutkan kuliah ke Itali," sahut Papa Tanu.
Mendengar Queen ingin melanjutkan kuliah ke Itali, membuat Alfa pun ingin kuliah ke sana sekalian bisa jagain Queen tapi kalau begini urusannya, sepertinya Alfa harus mengubur cita-citanya dan harus rela berpisah dengan Queen dalam waktu yang lumayan lama.
"Tidak apa-apa Pa, Alfa bisa kuliah di sini saja sambil kerja."
"Tidak Al, tugas kamu hanya belajar jadi urusan pekerjaan biar Papa yang urusin. Papa berencana mau bicara kepada Pak Darwis, mudah-mudahan saja beliau mau membantu kita," seru Papa Tanu.
Berbeda dengan Alfa dan Queen yang saat ini sedang merasakan sedih, Putri memasuki kamar Mommy dan Daddynya.
"Mom, Dad, apa Putri boleh masuk."
"Boleh dong sayang, sini," sahut Mommy Vivian.
Putri naik ke atas tempat tidur kedua orangtuanya dan duduk di tengah-tengah.
"Mom, Dad, Putri ingin bicara sesuatu kepada kalian berdua."
"Kamu mau bicara apa, sayang?" tanya Daddy Darwis dengan mengusap kepala Putri.
"Dad, Putri ingin Kak Alfa jadi pacar Putri."
Daddy Darwis dan Mommy Vivian saling pandang satu sama lain, mereka tahu kalau selama ini Alfa itu dekat dengan Queen.
"Tapi, bukanya Alfa itu pacarnya Kak Queen, sayang?" seru Mommy Vivian.
"Iya, tapi kan Kak Queen mau kuliah ke luar negeri dan pastinya mereka akan putus, jadi Putri ingin Mommy sama Daddy bicara sama Kak Alfa untuk menjadi pacarnya Putri," rengek Putri.
Sebenarnya Mommy Vivian selama ini merasa tidak tega melihat anak sulungnya itu selalu mengalah untuk Putri, tapi mau bagaimana lagi suaminya sangat keras kepada Queen karena Daddy Darwis ingin Queen menjadi orang hebat seperti dirinya.
"Kok, kalian malah diam sih?"
"Iya sayang, nanti Daddy bicara kepada Alfa."
"Terima kasih, Daddy."
Putri langsung memeluk Daddynya itu, dia begitu bahagia tapi karena sejak kecil kedua orangtuanya selalu memanjakan Putri membuat Putri tumbuh menjadi anak yang manja dan egois.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
ᵉᶠ・゚:* 𝕰𝖑𝖑𝖊 *:・゚
Enggak tau harus bilang apa, tapi rasanya sesak saat baca part queen 🥺
2025-03-31
1
guntur 1609
sanggup kalian berkata begitu. tahubya mengkritik otlrg. walupun tu anak kalian
2024-04-26
1
guntur 1609
tanpa kalian sadari. kalian menanamkan kebencian di hati anak kalian. orang tua apaan swperti tu
2024-04-26
1