Bab 19 Tawa Pertama Queen

Malam pun tiba...

"Nek, tadi Queen lihat Bi Atikah belanja bahan makanan banyak banget, buat apa?" tanya Queen.

"Oh, besok Nenek bakalan buat kolam ikan soalnya Nenek mau bikin keramba gitu."

"Keramba?"

"Iya, di sini banyak Bapak-bapak yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, sedangkan kebutuhan keluarga semakin meningkat. Nenek hanya merasa kasihan saja kepada mereka, jadi Nenek memutuskan untuk membuat keramba, supaya Bapak-bapak di sini bisa mengelolanya dan nanti hasilnya untuk mereka juga. Jadi, istilahnya Nenek mau buat lapangan pekerjaan untuk mereka."

"Ya ampun, Nenek baik banget pantas saja semua warga di sini sangat segan dan menyayangi Nenek."

Queen memeluk Nenek kesayangannya itu dari samping, Queen sangat menyayangi Nenek Arini karena hanya Nenek Arini yang mengerti akan dirinya.

"Besok, kamu bantuin masak juga ya soalnya kebetulan besok hari Sabtu, jadi sudah dipastikan semua warga akan ikut membantu," seru Nenek Arini.

"Siap Nenekku sayang."

***

Keesokan harinya....

Pagi-pagi sekali semua warga sudah berkumpul di samping rumah Nenek Arini. di samping rumah Nenek Arini memang terdapat lahan kosong yang sangat luas dan sudah menjadi milik Nenek Arini.

Queen membantu Bu Atikah membuatkan kopi dan cemilan di dapur, dibantu oleh Ibu Nur dan beberapa Ibu-ibu yang lainnya.

Queen membawa nampan berisi kopi, dan menyuguhkannya ke hadapan Bapak-bapak itu.

"Bu Dokter cantik banget, kalau Dokternya secantik ini sepertinya aku mau sakit setiap hari."

"Iya, lain kali aku mau pura-pura sakit biar diperiksa sama Bu Dokter cantik."

Begitulah celetukan-celetukan yang terdengar oleh pendengaran Rifki, sedangkan Queen sudah pergi ke dapur untuk membantu Ibu-ibu di dapur.

Setelah ngopi bareng, para pemuda dan Bapak-bapak pun langsung terjun untuk membuat kolam ikan.

Queen tampak berkeringat membantu memasak, membuat Ibu Nur mengambilkan tisu dan menyeka keringat yang merembes di keningnya. Queen menghentikan kegiatannya yang sedang memotong-motong sayuran.

"Maaf ya Bu Dokter, Ibu lancang soalnya Bu Dokter keringatan lebih baik sekarang Bu Dokter istirahat saja, biar kami saja yang mengerjakannya," seru Ibu Nur dengan senyumannya.

Queen menatap Ibu Nur sangat dalam, Queen begitu tenang melihat mata Ibu Nur.

"Bu Dokter kok melamun."

"Ah iya Bu, ada apa?" tanya Queen tersentak.

"Bu Dokter istirahat saja, sekarang Ibu-ibunya sudah banyak yang datang lagipula Bu Dokter kan, baru saja sembuh," sahut Ibu Nur.

"Iya Non, lebih baik Non Queen istirahat saja," sambung Bi Atikah.

"Iya, nanti aku istirahat tapi setelah selesai ngupas kentang ini," sahut Queen.

Ibu-ibu pun kembali mengerjakan pekerjaannya, sedangkan Ibu Nur tampak menatap Queen dengan penuh Iba. Entah kenapa Ibu Nur merasa kalau tatapan Queen penuh dengan kesedihan.

Setelah selesai, Queen pun memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya dan duduk di balkon sembari melihat pekerjaan orang-orang.

Queen melihat ada Rifki juga di sana, memang dasar seorang Polisi kalau dalam hal bekerja, pasti tidak akan diragukan lagi.

Waktu pun berjalan dengan sangat cepat, semua orang tampak istirahat sebentar karena sudah tengah hari. Nenek Arini dan Ibu-ibu yang lainnya membawakan minuman dingin termasuk Queen yang ikut membantu juga.

"Wah, kalau dikerjakan bersama-sama, pekerjaan pun menjadi cepat, terima kasih ya semuanya sudah mau membantu," seru Nenek Arini.

"Justru kami yang harusnya mengucapkan terima kasih kepada Nenek karena sudah sangat sering membantu kami," sahut Pak Mahmud yang merupakan ketua RW di kampung itu.

Sudah terlihat beberapa kolam, yang nantikan akan digunakan untuk pengembangbiakan ikan. Bahkan salah satu kolam sudah di aliri air membuat kolam itu becek.

"Lah, Nak Rifki naik sebentar, ini ada minuman dingin!" teriak Nenek Arini.

"Iya sebentar Nek, tanggung," sahut Rifki.

"Queen, sana kamu antarkan minuman dingin ini kepada Nak Rifki, kasihan dia pasti kecapean," seru Nenek Arini.

"Kok, jadi Queen sih Nek?" keluh Queen.

"Sudah sana, buruan."

Akhirnya dengan terpaksa, Queen pun membawakan segelas air dingin kepada Rifki. Queen berdiri di atas kolam yang sudah sedikit teraliri air sehingga terlihat becek dan membuat Queen agak jijik.

"Pak Polisi, ini minumannya."

Rifki menghentikan kegiatannya dan mendongakkan kepalanya ke arah Queen. Rifki berdiri di pinggiran kolam. "Bu Dokter kejauhan, aku gak sampai," seru Rifki.

"Tapi di sana becek, jijik."

"Yaelah, ini kan cuma tanah kali Bu Dokter kalau kotor bisa di cuci. Masa iya sama tanah jijik, tapi sama darah gak jijik."

"Itu beda."

"Maju dong Bu Dokter, aku sudah haus ini."

Akhirnya dengan terpaksa, Queen pun maju mendekati Rifki dan menyerahkan gelas kepada Rifki.

"Bu Dokter jongkok dong, masa ngasihnya sambil berdiri seperti itu kan, ketinggian."

Queen merasa sangat kesal dengan Polisi tampan itu, tapi Queen tidak bisa berbuat apa-apa. Queen pun berjongkok di hadapan Rifki dan menyodorkan gelas ke hadapan wajah Rifki, tapi Rifki bukanya mengambil gelas itu, dia justru minum dari tangan Queen membuat Queen membelalakkan matanya.

"Hai, pegang gelasnya sendiri," kesal Queen.

"Bu Dokter gak lihat, tangan aku kotor. Lagipula minum dari tangan orang itu enak, aku aja langsung kuat lagi ini," seru Rifki dengan sengirannya.

"Menyebalkan sekali anda."

Queen pun berdiri dan hendak pergi, namun sayang kaki Queen menginjak tanah yang becek dan akhirnya terpeleset jatuh ke kolam. Queen terduduk di atas lumpur dengan raut wajah yang sangat lucu membuat Rifki tertawa terbahak-bahak bahkan Rifki sampai memegang perutnya saking lucunya.

Semua orang menoleh ke arah Queen, sedangkan Nenek Arini justru malah menyunggingkan senyumannya.

"Astaga, kotor semuanya," keluh Queen.

"Nah kan, jangan bilang jijik-jijik jadinya jatuh sendiri," seru Rifki dengan tawanya.

"Hai Pak Polisi, daripada anda menertawakan aku, lebih baik bantu aku berdiri, susah ini!" sentak Queen dengan kesalnya.

Rifki pun dengan tawa yang masih terdengar, mengulurkan tangan kepada Queen, Queen yang kesal malah menarik tangan Rifki sehingga Rifki terjatuh dengan posisi tengkurap membuat wajahnya nyungsep di tanah yang becek itu.

"Buahahaha......"

Seketika Queen tertawa dengan kencangnya, saking lucunya melihat Rifki yang nyungsep seperti itu.

"Syukurin, siapa suruh tadi ketawain aku," seru Queen dengan tawanya.

Rifki pun bangkit dan hendak memarahi Queen tapi di saat Rifki melihat tawa Queen yang lepas membuat dia mengurungkan niatnya untuk memarahi Queen justru saat ini Rifki tampak terpesona dengan tawa Queen yang menurutnya sangat indah.

"Kalau kamu tertawa seperti itu, justru membuat kecantikan kamu berkali-kali lipat. Aku rela jatuh kaya gini, asalkan kamu bisa tertawa seperti itu," batin Rifki.

Dari kejauhan Nenek Arini menyunggingkan senyumannya.

"Ini tawa pertama Queen, setelah puluhan tahun tawa itu menghilang dari bibirnya," gumam Nenek Arini.

Ibu Nur yang berada di samping Nenek Arini, tidak sengaja mendengar gumaman Nenek Arini dan ikut menyunggingkan senyumannya juga.

*

*

*

Yuhu, mana nih yang mau pulsa? masih semangat kah? Ayo semangat, masih banyak waktu sebelum penutupan🥰🥰

Masih promosi juga, yuk siapa lagi yang mau bisa langsung hubungi aku aja🥰🥰

Terpopuler

Comments

Cinta Aini

Cinta Aini

aku jgMau

2024-02-10

1

sur yati

sur yati

aku mau pls thor bgttt mauuuu

2024-02-10

1

Surati

Surati

nah gitu dong Queen, tertawalah dan bahagiakan hidupmu

2023-02-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 "Pengenalan Tokoh"
2 Bab 2 "Pilih Kasih"
3 Bab 3 "Kesakitan Queen"
4 Bab 4 "Kepergian Queen"
5 Bab 5 Putri Yang Manja
6 Bab 6 Kemarahan Daddy Darwis
7 Bab 7 Bekerja Keras
8 Bab 8 Kepulangan Queen
9 Bab 9 Hancurnya Hati Queen
10 Bab 10 Pergi Ke Rumah Nenek Arini
11 Bab 11 Bertemu Polisi Menyebalkan
12 Bab 12 Kembali Terluka
13 Bab 13 Dokter Cantik Yang Dingin
14 Bab 14 Kedatangan Alfa
15 Bab 15 Hasutan Putri
16 Bab 16 Queen Sakit
17 Bab 17 Kebencian Queen
18 Bab 18 Berselisih Paham
19 Bab 19 Tawa Pertama Queen
20 Bab 20 Karya Harta, Miskin Cinta
21 Bab 21 Salah Tingkah
22 Bab 22 Berdebar
23 Bab 23 Berusaha Mendekati Queen
24 Bab 24 Liburan Keluarga
25 Bab 25 Kelakuan Putri
26 Bab 26 Dirazia
27 Bab 27 Kekhawatiran Rifki
28 Bab 28 Kegilaan Alfa
29 Bab 29 Mental Queen Terguncang
30 Bab 30 Ungkapan Cinta Rifki
31 Bab 31 Mencoba Membuka Hati
32 Bab 32 Akibat Dari Keegoisan
33 Bab 33 Kehamilan Putri
34 Bab 34 Mendirikan Sebuah Klinik
35 Bab 35 Kembalinya Safa
36 Bab 36 Kecemburuan Safa
37 Bab 37 Pertemuan Safa dan Queen
38 Bab 38 Kejutan Untuk Queen
39 Bab 39 Melamar
40 Bab 40 Permintaan Maaf
41 Bab 41 Perasaan Rifki
42 Bab 42 Jatuh Ke Sungai
43 Bab 43 Kemarahan Rifki
44 Bab 44 Ketakutan Rifki
45 Bab 45 Pernikahan Rifki Dan Queen
46 Bab 46 Balada Pengantin Baru
47 Bab 47 Kebahagiaan Queen
48 Bab 48 Kades Tampan
49 Bab 49 Pembinor Tampan
50 Bab 50 Kepergian Putri
51 Bab 51 Kades Gila
52 Bab 52 Baby Sitter Putra
53 Bab 53 Kondisi Nenek Arini
54 Bab 54 Baby Sitter Tidak Tahu Malu
55 Bab 55 Putra Di Culik
56 Bab 56 Siapa Raffi, Sebenarnya?
57 Bab 57 Masa Lalu Raffi
58 Bab 58 Kembalinya Alfa
59 Bab 59 Menyelamatkan Queen Part I
60 Bab 60 Menyelamatkan Queen Part II
61 Bab 61 Perubahan Queen
62 Bab 62 Salah Paham
63 Bab 63 Memaafkan
64 Bab 64 Pindah Rumah
65 Bab 65 Sikap Aneh Queen
66 Bab 66 Kebahagiaan Rifki Dan Queen
67 Bab 67 Queen Yang Manja Part I
68 Bab 68 Queen Yang Manja Part II
69 Bab 69 Kebahagiaan Yang Hakiki
70 Bab 70 Alea Saputra Darwis ( END )
71 Novel Baru
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 "Pengenalan Tokoh"
2
Bab 2 "Pilih Kasih"
3
Bab 3 "Kesakitan Queen"
4
Bab 4 "Kepergian Queen"
5
Bab 5 Putri Yang Manja
6
Bab 6 Kemarahan Daddy Darwis
7
Bab 7 Bekerja Keras
8
Bab 8 Kepulangan Queen
9
Bab 9 Hancurnya Hati Queen
10
Bab 10 Pergi Ke Rumah Nenek Arini
11
Bab 11 Bertemu Polisi Menyebalkan
12
Bab 12 Kembali Terluka
13
Bab 13 Dokter Cantik Yang Dingin
14
Bab 14 Kedatangan Alfa
15
Bab 15 Hasutan Putri
16
Bab 16 Queen Sakit
17
Bab 17 Kebencian Queen
18
Bab 18 Berselisih Paham
19
Bab 19 Tawa Pertama Queen
20
Bab 20 Karya Harta, Miskin Cinta
21
Bab 21 Salah Tingkah
22
Bab 22 Berdebar
23
Bab 23 Berusaha Mendekati Queen
24
Bab 24 Liburan Keluarga
25
Bab 25 Kelakuan Putri
26
Bab 26 Dirazia
27
Bab 27 Kekhawatiran Rifki
28
Bab 28 Kegilaan Alfa
29
Bab 29 Mental Queen Terguncang
30
Bab 30 Ungkapan Cinta Rifki
31
Bab 31 Mencoba Membuka Hati
32
Bab 32 Akibat Dari Keegoisan
33
Bab 33 Kehamilan Putri
34
Bab 34 Mendirikan Sebuah Klinik
35
Bab 35 Kembalinya Safa
36
Bab 36 Kecemburuan Safa
37
Bab 37 Pertemuan Safa dan Queen
38
Bab 38 Kejutan Untuk Queen
39
Bab 39 Melamar
40
Bab 40 Permintaan Maaf
41
Bab 41 Perasaan Rifki
42
Bab 42 Jatuh Ke Sungai
43
Bab 43 Kemarahan Rifki
44
Bab 44 Ketakutan Rifki
45
Bab 45 Pernikahan Rifki Dan Queen
46
Bab 46 Balada Pengantin Baru
47
Bab 47 Kebahagiaan Queen
48
Bab 48 Kades Tampan
49
Bab 49 Pembinor Tampan
50
Bab 50 Kepergian Putri
51
Bab 51 Kades Gila
52
Bab 52 Baby Sitter Putra
53
Bab 53 Kondisi Nenek Arini
54
Bab 54 Baby Sitter Tidak Tahu Malu
55
Bab 55 Putra Di Culik
56
Bab 56 Siapa Raffi, Sebenarnya?
57
Bab 57 Masa Lalu Raffi
58
Bab 58 Kembalinya Alfa
59
Bab 59 Menyelamatkan Queen Part I
60
Bab 60 Menyelamatkan Queen Part II
61
Bab 61 Perubahan Queen
62
Bab 62 Salah Paham
63
Bab 63 Memaafkan
64
Bab 64 Pindah Rumah
65
Bab 65 Sikap Aneh Queen
66
Bab 66 Kebahagiaan Rifki Dan Queen
67
Bab 67 Queen Yang Manja Part I
68
Bab 68 Queen Yang Manja Part II
69
Bab 69 Kebahagiaan Yang Hakiki
70
Bab 70 Alea Saputra Darwis ( END )
71
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!