Malam pun tiba...
"Nek, tadi Queen lihat Bi Atikah belanja bahan makanan banyak banget, buat apa?" tanya Queen.
"Oh, besok Nenek bakalan buat kolam ikan soalnya Nenek mau bikin keramba gitu."
"Keramba?"
"Iya, di sini banyak Bapak-bapak yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, sedangkan kebutuhan keluarga semakin meningkat. Nenek hanya merasa kasihan saja kepada mereka, jadi Nenek memutuskan untuk membuat keramba, supaya Bapak-bapak di sini bisa mengelolanya dan nanti hasilnya untuk mereka juga. Jadi, istilahnya Nenek mau buat lapangan pekerjaan untuk mereka."
"Ya ampun, Nenek baik banget pantas saja semua warga di sini sangat segan dan menyayangi Nenek."
Queen memeluk Nenek kesayangannya itu dari samping, Queen sangat menyayangi Nenek Arini karena hanya Nenek Arini yang mengerti akan dirinya.
"Besok, kamu bantuin masak juga ya soalnya kebetulan besok hari Sabtu, jadi sudah dipastikan semua warga akan ikut membantu," seru Nenek Arini.
"Siap Nenekku sayang."
***
Keesokan harinya....
Pagi-pagi sekali semua warga sudah berkumpul di samping rumah Nenek Arini. di samping rumah Nenek Arini memang terdapat lahan kosong yang sangat luas dan sudah menjadi milik Nenek Arini.
Queen membantu Bu Atikah membuatkan kopi dan cemilan di dapur, dibantu oleh Ibu Nur dan beberapa Ibu-ibu yang lainnya.
Queen membawa nampan berisi kopi, dan menyuguhkannya ke hadapan Bapak-bapak itu.
"Bu Dokter cantik banget, kalau Dokternya secantik ini sepertinya aku mau sakit setiap hari."
"Iya, lain kali aku mau pura-pura sakit biar diperiksa sama Bu Dokter cantik."
Begitulah celetukan-celetukan yang terdengar oleh pendengaran Rifki, sedangkan Queen sudah pergi ke dapur untuk membantu Ibu-ibu di dapur.
Setelah ngopi bareng, para pemuda dan Bapak-bapak pun langsung terjun untuk membuat kolam ikan.
Queen tampak berkeringat membantu memasak, membuat Ibu Nur mengambilkan tisu dan menyeka keringat yang merembes di keningnya. Queen menghentikan kegiatannya yang sedang memotong-motong sayuran.
"Maaf ya Bu Dokter, Ibu lancang soalnya Bu Dokter keringatan lebih baik sekarang Bu Dokter istirahat saja, biar kami saja yang mengerjakannya," seru Ibu Nur dengan senyumannya.
Queen menatap Ibu Nur sangat dalam, Queen begitu tenang melihat mata Ibu Nur.
"Bu Dokter kok melamun."
"Ah iya Bu, ada apa?" tanya Queen tersentak.
"Bu Dokter istirahat saja, sekarang Ibu-ibunya sudah banyak yang datang lagipula Bu Dokter kan, baru saja sembuh," sahut Ibu Nur.
"Iya Non, lebih baik Non Queen istirahat saja," sambung Bi Atikah.
"Iya, nanti aku istirahat tapi setelah selesai ngupas kentang ini," sahut Queen.
Ibu-ibu pun kembali mengerjakan pekerjaannya, sedangkan Ibu Nur tampak menatap Queen dengan penuh Iba. Entah kenapa Ibu Nur merasa kalau tatapan Queen penuh dengan kesedihan.
Setelah selesai, Queen pun memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya dan duduk di balkon sembari melihat pekerjaan orang-orang.
Queen melihat ada Rifki juga di sana, memang dasar seorang Polisi kalau dalam hal bekerja, pasti tidak akan diragukan lagi.
Waktu pun berjalan dengan sangat cepat, semua orang tampak istirahat sebentar karena sudah tengah hari. Nenek Arini dan Ibu-ibu yang lainnya membawakan minuman dingin termasuk Queen yang ikut membantu juga.
"Wah, kalau dikerjakan bersama-sama, pekerjaan pun menjadi cepat, terima kasih ya semuanya sudah mau membantu," seru Nenek Arini.
"Justru kami yang harusnya mengucapkan terima kasih kepada Nenek karena sudah sangat sering membantu kami," sahut Pak Mahmud yang merupakan ketua RW di kampung itu.
Sudah terlihat beberapa kolam, yang nantikan akan digunakan untuk pengembangbiakan ikan. Bahkan salah satu kolam sudah di aliri air membuat kolam itu becek.
"Lah, Nak Rifki naik sebentar, ini ada minuman dingin!" teriak Nenek Arini.
"Iya sebentar Nek, tanggung," sahut Rifki.
"Queen, sana kamu antarkan minuman dingin ini kepada Nak Rifki, kasihan dia pasti kecapean," seru Nenek Arini.
"Kok, jadi Queen sih Nek?" keluh Queen.
"Sudah sana, buruan."
Akhirnya dengan terpaksa, Queen pun membawakan segelas air dingin kepada Rifki. Queen berdiri di atas kolam yang sudah sedikit teraliri air sehingga terlihat becek dan membuat Queen agak jijik.
"Pak Polisi, ini minumannya."
Rifki menghentikan kegiatannya dan mendongakkan kepalanya ke arah Queen. Rifki berdiri di pinggiran kolam. "Bu Dokter kejauhan, aku gak sampai," seru Rifki.
"Tapi di sana becek, jijik."
"Yaelah, ini kan cuma tanah kali Bu Dokter kalau kotor bisa di cuci. Masa iya sama tanah jijik, tapi sama darah gak jijik."
"Itu beda."
"Maju dong Bu Dokter, aku sudah haus ini."
Akhirnya dengan terpaksa, Queen pun maju mendekati Rifki dan menyerahkan gelas kepada Rifki.
"Bu Dokter jongkok dong, masa ngasihnya sambil berdiri seperti itu kan, ketinggian."
Queen merasa sangat kesal dengan Polisi tampan itu, tapi Queen tidak bisa berbuat apa-apa. Queen pun berjongkok di hadapan Rifki dan menyodorkan gelas ke hadapan wajah Rifki, tapi Rifki bukanya mengambil gelas itu, dia justru minum dari tangan Queen membuat Queen membelalakkan matanya.
"Hai, pegang gelasnya sendiri," kesal Queen.
"Bu Dokter gak lihat, tangan aku kotor. Lagipula minum dari tangan orang itu enak, aku aja langsung kuat lagi ini," seru Rifki dengan sengirannya.
"Menyebalkan sekali anda."
Queen pun berdiri dan hendak pergi, namun sayang kaki Queen menginjak tanah yang becek dan akhirnya terpeleset jatuh ke kolam. Queen terduduk di atas lumpur dengan raut wajah yang sangat lucu membuat Rifki tertawa terbahak-bahak bahkan Rifki sampai memegang perutnya saking lucunya.
Semua orang menoleh ke arah Queen, sedangkan Nenek Arini justru malah menyunggingkan senyumannya.
"Astaga, kotor semuanya," keluh Queen.
"Nah kan, jangan bilang jijik-jijik jadinya jatuh sendiri," seru Rifki dengan tawanya.
"Hai Pak Polisi, daripada anda menertawakan aku, lebih baik bantu aku berdiri, susah ini!" sentak Queen dengan kesalnya.
Rifki pun dengan tawa yang masih terdengar, mengulurkan tangan kepada Queen, Queen yang kesal malah menarik tangan Rifki sehingga Rifki terjatuh dengan posisi tengkurap membuat wajahnya nyungsep di tanah yang becek itu.
"Buahahaha......"
Seketika Queen tertawa dengan kencangnya, saking lucunya melihat Rifki yang nyungsep seperti itu.
"Syukurin, siapa suruh tadi ketawain aku," seru Queen dengan tawanya.
Rifki pun bangkit dan hendak memarahi Queen tapi di saat Rifki melihat tawa Queen yang lepas membuat dia mengurungkan niatnya untuk memarahi Queen justru saat ini Rifki tampak terpesona dengan tawa Queen yang menurutnya sangat indah.
"Kalau kamu tertawa seperti itu, justru membuat kecantikan kamu berkali-kali lipat. Aku rela jatuh kaya gini, asalkan kamu bisa tertawa seperti itu," batin Rifki.
Dari kejauhan Nenek Arini menyunggingkan senyumannya.
"Ini tawa pertama Queen, setelah puluhan tahun tawa itu menghilang dari bibirnya," gumam Nenek Arini.
Ibu Nur yang berada di samping Nenek Arini, tidak sengaja mendengar gumaman Nenek Arini dan ikut menyunggingkan senyumannya juga.
*
*
*
Yuhu, mana nih yang mau pulsa? masih semangat kah? Ayo semangat, masih banyak waktu sebelum penutupan🥰🥰
Masih promosi juga, yuk siapa lagi yang mau bisa langsung hubungi aku aja🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Cinta Aini
aku jgMau
2024-02-10
1
sur yati
aku mau pls thor bgttt mauuuu
2024-02-10
1
Surati
nah gitu dong Queen, tertawalah dan bahagiakan hidupmu
2023-02-12
1