Daddy Darwis dan Mommy Vivian merasa sangat panik, mereka berteriak memanggil Dokter dan tidak lama kemudian Dokter pun datang.
"Maaf Pak, Bu, sebisa mungkin jangan buat Dr.Queen stres soalnya bisa mempengaruhi kepada kesehatannya juga."
"Baik Dokter, maafkan kami."
Dr.Lisna pun akhirnya keluar dari ruangan rawat inap Queen.
"Mom, sebaiknya kita pulang saja percuma di sini juga, Queen dan Mama sudah membenci Daddy," seru Daddy Darwis.
Mommy Vivian pun dengan terpaksa menyetujui ucapan suaminya itu, sedangkan Queen dan Nenek Arini dijaga oleh ART dan juga sopirnya.
***
Keesokan harinya...
"Nak, Ibu sudah siapkan sarapan kamu tinggal makan saja, Ibu pergi dulu."
"Ibu mau ke mana?" tanya Rifki.
"Ibu mau membersihkan rumah Nenek Arini soalnya Nenek Arini dan cucunya masih dirawat di rumah sakit," sahut Ibu Nur.
"Hah, jadi Nenek Arini dan Dokter jutek itu masih dirawat di rumah sakit?"
"Iya, kalau begitu Ibu berangkat dulu ya. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Ibu Nur pun segera pergi ke rumah Nenek Arini untuk membersihkan rumahnya, sedangkan Rifki mulai melahap sarapan yang dibuat oleh Ibunya itu.
Rifki teringat akan kejadian kemarin sore, Queen dipukuli dengan besi oleh Ayahnya sendiri.
"Kasihan sekali Dokter itu," seru Rifki.
"Memangnya kemarin apa yang sudah terjadi, Rifki?" tanya Ayah Haris.
"Bu Dokter kakinya dipukuli sama Ayahnya sendiri pakai besi, Yah."
"Astagfirullah, kok bisa? jahat sekali Ayahnya melakukan itu."
"Rifki juga tidak tahu Yah, menurut Rifki Ayahnya sangat kejam memukul anak perempuannya seperti itu," sahut Rifki.
Rifki menyelesaikan sarapannya dan berpamitan kepada Ayahnya, Ibu Nur dan Ayah Haris memang sering bantu-bantu di rumah Nenek Arini.
Sementara itu, di rumah sakit....
"Non Queen makan dulu ya, biar cepat sembuh," seru Bi Atikah.
Queen menganggukkan kepalanya, dia sadar sebagai seorang Dokter dia harus sehat dan memberi contoh yang baik kepada pasien yang lainnya.
Begitu pun dengan Nenek Arini yang sudah mulai membaik.
Di kediaman Darwis, Alfa saat ini sedang memakai kemejanya karena akan pergi ke kantor. Alfa sampai di Jakarta tengah malam tanpa ada siapa pun yang tahu.
"Kak Alfa kapan pulang?" tanya Putri yang baru saja bangun.
Alfa sama sekali tidak menjawab pertanyaan Putri, dia hanya sibuk memakai kemejanya lalu mengambil jas dan tas kerjanya.
"Mulai hari dan seterusnya, aku bakalan lembur terus jadi kamu tidak usah menungguku," seru Alfa dengan dinginnya.
"Kok gitu sih Kak? sekarang kan, Kakak sudah menjadi suami Putri, seharusnya Kakak menjaga Putri dan menemani Putri."
"Aku tidak pernah menginginkan pernikahan ini, jadi kamu harus terima konsekwensinya."
Alfa pun dengan cepat keluar dari kamar Putri dan meninggalkan Putri.
"Kurang ajar, ini semua gara-gara Kak Queen. Sudah pergi dari rumah tapi masih saja menghantui kehidupanku," geram Putri.
***
Waktu pun berjalan dengan sangat cepat, 2 hari sudah Queen dan Nenek Arini dirawat di rumah sakit dan hari ini keduanya sudah bisa pulang ke rumah.
"Darna, siapa yang ngurus rumah?" tanya Nenek Arini.
"Ibu Nur, Nek."
"Oh iya, syukurlah. Queen, kamu jangan dulu bekerja ya, kamu istirahat dulu di rumah sampai kamu sehat."
"Iya Nek."
Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya mereka pun sampai di rumah. Nenek Arini langsung masuk ke dalam kamarnya, begitu pun dengan Queen.
Queen menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidurnya, dan tidak membutuhkan waktu lama akhirnya Queen pun terlelap menuju alam mimpinya.
Sore pun tiba....
Queen mulai menggerakkan tubuhnya, dia merentangkan kedua tangannya dan mulai membuka matanya.
"Ya ampun sudah sore ternyata," gumam Queen.
Queen bangun dan segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Queen pun turun ke bawah.
"Nek, Queen jalan-jalan dulu ya sebentar. Cuacanya bagus banget, sepertinya enak kalau jalan-jalan," seru Queen.
"Ya sudah, tapi kamu tahu jalannya kan?"
"Tahulah Nek."
"Hati-hati."
Queen pun menaiki sepedanya dan mengayuh sepedanya mengelilingi kampung. Banyak orang yang menyapa Queen dan Queen hanya menyunggingkan senyumannya sedikit.
Queen mulai memasuki pesawahan, sungguh suasana sore hari di perkampungan sangatlah nyaman dan tenang. Queen pun menghentikan sepedanya dan duduk di pinggiran jalan sembari menatap hamparan pesawahan yang sangat luas itu.
"Aku akan memulai hidupku di sini, semoga masih ada kebahagiaan untukku," batin Queen.
Dari kejauhan, Rifki melajukan motornya. Dia baru pulang dinas.
"Bukanya itu si Bu Dokter jutek ya? ngapain dia duduk sendirian di situ," gumam Rifki.
Rifki mulai memelankan laju motornya dan berhenti di belakang Queen.
"Bu Dokter, sedang apa sore-sore begini duduk sendirian di sini? nanti kesambet loh," seru Rifki.
Queen menoleh ke belakang, lalu Queen pun kembali melihat ke depan tanpa menjawab pertanyaan Rifki.
Rifki turun dari atas motornya, kemudian duduk di samping Queen membuat Queen mengerutkan keningnya dan menggeser duduknya.
"Ngapain kamu ikut duduk di sini?" tanya Queen dengan ketusnya.
"Menemani Bu Dokter."
"Hah, hai Pak Polisi, aku gak minta ditemenin ya jadi lebih baik sekarang kamu pergi."
"Bukanya kenapa-napa, ini kan sudah sore terus Bu Dokter sendirian di sini kalau ada orang jahat bagaimana? aku sebagai Polisi harus melindungi siapa pun yang tinggal di kampung ini," sahut Rifki dengan senyumannya.
Queen mengerutkan keningnya, Queen yang memang tumbuh menjadi anak introver sangat menutup diri untuk orang luar, apalagi orang yang sama sekali tidak dia kenal.
Queen bangkit dari duduknya dan segera naik ke atas sepedanya, Queen mulai mengayuh sepedanya meninggalkan Rifki.
Rifki hanya bisa menyunggingkan senyumannya, lalu Rifki pun ikut naik ke atas motornya dan memutuskan untuk pulang.
Rifki sengaja memelankan laju motornya dan mengikuti Queen dari belakang, Queen menoleh ke belakang.
"Ih, ngapain sih dia ngikutin aku kaya gitu?" batin Queen dengan kesalnya.
Queen pun semakin kencang mengayuh sepedanya, hingga tidak membutuhkan waktu lama Queen pun sampai di rumah Nenek Arini. Begitu pun dengan Rifki yang ternyata berhenti di depan rumah Nenek Arini juga.
"Kok, kamu ngikutin aku terus sih?" sentak Queen.
"Siapa yang ngikutin Bu Dokter."
"Lah, kalau gak ngikutin, ngapain kamu berhenti di sini?"
"Aku mau jemput Ibu aku," sahut Rifki santai.
Tiba-tiba Bu Nur pun datang, Queen tampak terkejut dia baru ingat kalau dia pernah bertemu di rumah sakit.
"Pantas saja perasaan aku pernah melihat Ibu ini," batin Queen.
"Neng Queen, Ibu pulang dulu."
"Ah, iya Bu."
"Makanya jadi orang jangan ke-PDan, memangnya Bu Dokter siapa harus diikutin segala," ledek Rifki.
"Rifki, kok gitu bicaranya. Maafkan anak saya ya Neng, mari Neng kami pamit pulang dulu."
Bu Nur dan Rifki pun mulai meninggalkan rumah Nenek Arini, sedangkan Queen merasa sangat kesal baru kali ini dia bertemu dengan Polisi yang sangat menyebalkan seperti Rifki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
sur yati
bucin loh tar Queen
2024-02-10
1
Surati
ntarbenci jadi cinta lho Queen
2023-02-12
1
DSN5
awalnya benci nanti lama2 jadi bener2 cinta
2023-01-28
3