1 Minggu pun berlalu, saking sibuknya dengan pekerjaannya Daddy Darwis sampai lupa menghubungi Pengawal yang dia kirim untuk mengawal Queen.
Ternyata tanpa sepengetahuan Queen, Daddy Darwis pun mengirim pengawal untuk mengawasi Queen. Bagaimana pun Daddy Darwis juga sangat menyayangi Queen tapi caranya saja yang salah.
📞"Bagaimana, apa anakku baik-baik saja di sana?" tanya Daddy Darwis.
📞"..............."
📞"Apa?"
Daddy Darwis langsung mematikan sambungan teleponnya, dia benar-benar sangat marah kepada anaknya itu.
"Bagaimana Daddy tidak kesal kepadamu Queen, kamu selalu saja membuat Daddy marah," geram Daddy Darwis.
Daddy Darwis pun segera mengotak-ngatik ponselnya untuk menghubungi Queen tapi sayang sama sekali tidak aktif dan ternyata Queen sudah mengganti nomor ponselnya.
"Sial, kamu benar-benar sudah membuat Daddy marah Queen," geram Daddy Darwis.
Daddy Darwis pun memutuskan untuk menyusul Queen ke Italia, amarahnya sudah mencapai ubun-ubun.
Daddy Darwis pun menyuruh sekretarisnya untuk mengurus keberangkatannya menuju Itali, Daddy Darwis segera pulang ke rumahnya untuk berpamitan kepada istrinya.
"Loh, Daddy kok sudah pulang?" tanya Mommy Vivian bingung.
"Mommy, malam ini Daddy akan berangkat ke Italia untuk bertemu dengan Queen."
"Ada apa Dad? Queen baik-baik saja, kan?" tanya Mommy Vivian cemas.
Daddy Darwis menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, kemudian memijat keningnya yang terasa sangat pusing.
"Queen baik-baik saja, tapi dia sudah membuat Daddy sangat marah."
"Memangnya Queen sudah melakukan apa?"
"Mommy tahu, ternyata diam-diam Queen di sana kuliah ambil jurusan kedokteran bukan bisnis seperti apa yang Daddy inginkan."
"Apa?"
"Anak itu benar-benar menjadi anak yang pembangkang, Daddy harus menemui dia langsung dan memberi pelajaran kepada anak tidak tahu di untung itu," geram Daddy Darwis.
"Daddy mau melakukan apa?"
"Daddy akan menghentikan biaya kuliah Queen kecuali kalau dia mau berubah pikiran dan mengikuti semua keinginan Daddy, Daddy akan memaafkannya."
"Daddy, jangan terlalu keras kepada Queen kasihan dia. Bagaimana pun Queen tetaplah anak kita, untuk saat ini biarkanlah Queen melakukan yang dia inginkan," seru Mommy Vivian.
"Tidak bisa Mommy, justru karena Queen anak kita dan dia juga anak pertama kita, jadi dia harus menurut dengan apa yang Daddy perintahkan. Daddy menginginkan Queen kuliah jurusan bisnis, karena hanya dia satu-satunya anak yang bisa meneruskan perusahaan milik Daddy," sentak Daddy Darwis.
Daddy Darwis pun bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja menuju kamarnya, sedangkan Putri yang dari tadi menguping dari balik dinding tampak menyunggingkan senyumannya.
"Rasain kamu Kak, memangnya enak. Aku yakin, Daddy pasti akan memberimu pelajaran," batin Putri.
Sementara itu, Mommy Vivian tampak terdiam. Ia sungguh merasa sangat bersalah kepada anak sulungnya itu.
"Maafkan Mommy sayang, Mommy tidak bisa melawan apa kata Daddymu," batin Mommy Vivian.
Malam pun tiba....
Daddy Darwis malam ini berangkat menuju Italia untuk bertemu dengan Queen. Sedangkan di sisi lain, Alfa semakin khawatir dengan keadaan Queen karena ponsel Queen saat ini benar-benar tidak aktif.
"Kenapa ponsel kamu tidak aktif, Queen? apa kamu baik-baik saja di sana?" gumam Alfa dengan perasaan yang sangat khawatir.
***
Keesokan harinya....
Ting tong ting tong....
Queen tampak mengerutkan keningnya. "Siapa pagi-pagi begini yang bertamu?" gumam Queen.
Queen menghentikan kegiatannya yang sedang membuat nasi goreng itu, Queen pun melangkahkan kakinya dan segera membuka pintu apartemennya.
Betapa terkejutnya Queen saat melihat, Daddynya sudah berdiri di depan pintu dengan mata yang memerah menyiratkan kemarahan.
"Dad-daddy."
Daddy Darwis segera masuk ke dalam apartemen Queen, lalu duduk di atas sofa dan menatap tajam ke arah Queen.
"Bagus, sejak kapan kamu pintar menipu?" hardik Daddy Darwis.
Queen menundukkan kepalanya dan tidak berani menatap Daddynya itu.
"Kamu tidak tahu sehebat apa Daddymu ini? tanpa sepengetahuan mu, Daddy mengirim pengawal. Mata-mata Daddy ada di mana-mana, jadi kamu tidak bisa menipu dan membohongi Daddy."
Queen masih menundukkan kepalanya...
"Tatap mata Daddy!"
Queen mulai mengangkat wajahnya dan menatap mata Daddynya itu.
"Kenapa kamu mengambil jurusan kedokteran? bukanya Daddy sudah mendaftarkan kamu ke jurusan bisnis?" bentak Daddy Darwis.
Mata Queen sudah berkaca-kaca. "Sejak kecil, Queen sudah bercita-cita ingin menjadi Dokter tapi Daddy selalu saja melarang Queen melakukan apa yang Queen inginkan. Queen juga ingin seperti Putri Dad, melakukan yang dia inginkan tanpa dikekang dan ditekan oleh Daddy," seru Queen dengan deraian airmata.
"Kamu sudah berani melawan Daddy, siapa yang sudah mengajarimu seperti ini?" bentaknya.
Queen tidak menjawab bentakan Daddynya itu, dia hanya menatap Daddynya dengan deraian airmata.
Daddy Darwis mengambil tasnya dan mengeluarkan sebuah besi kecil panjang yang bisa dilipat. Daddy Darwis mulai meluruskan besi itu, dan Queen sudah tahu apa yang akan Daddynya lakukan.
"Ke sini kamu Queen, kamu harus mendapatkan hukuman."
Queen pun menghampiri Daddynya dan membalikan tubuhnya membelakangi Daddynya, tanpa aba-aba Daddy Dion memukul betis Queen dengan besi kecil itu.
Queen tidak bicara apa-apa, hanya airmata yang terus saja mengalir dari kedua matanya itu.
"Kamu harus kembali daftar ke jurusan bisnis, atau Daddy akan mengambil ATM kamu dan menghentikan biaya kuliah kamu!" bentak Daddy Darwis dengan terus memukul betis Queen.
"Tidak Daddy, Queen ingin menjadi dokter. Putri saja yang kuliah di jurusan bisnis."
"Kamu benar-benar ya, kamu kan sudah tahu kalau Putri tidak akan bisa melakukannya karena kondisi Putri sangat lemah, dia tidak bisa bekerja terlalu capek."
"Queen juga tidak bisa melakukan apa yang Daddy inginkan, cukup Alfa yang Daddy ambil dari Queen untuk Putri tapi kali ini, biarkan Queen memilih jalan hidup Queen sendiri!" teriak Queen dengan deraian airmata.
"Berani kamu berteriak kepada Daddy, rasakan ini."
Daddy Darwis semakin kencang memukul betis Queen sampai-sampai betis Queen memar bahkan ada yang berdarah. Hingga lama-kelamaan Daddy Darwis lelah dan menghentikan pukulannya.
"Baiklah, kalau memang itu keinginan kamu Queen. Berikan ATM kamu, karena Daddy akan menghentikan biaya kuliah kamu jadi kalau kamu mau meneruskan keinginan kamu, carilah biaya sendiri."
Dengan langkah yang tertatih-tatih, Queen pun mengambil dompetnya dan menyerahkan kartu ATM kepada Daddynya itu.
"Tapi kalau kamu berubah pikiran, kamu hubungi Daddy lagi."
Daddy Darwis pun mengambil ATM Queen dan pergi dari apartemen Queen. Queen terduduk di lantai, pundak Queen bergetar hebat merasakan sakit hati dan sakit pada kedua betisnya.
Daddynya memang suka memukul betis Queen apabila Queen melakukan kesalahan, sejak kecil sampai dewasa selalu itu hukuman yang Daddy Darwis berikan dan itu rasanya sangat menyakitkan.
*
*
*
Yuk guys, berikan gift sebanyak-banyaknya akan ada pulsa untuk kalian.
Juara 1 : 100k
Juara 2 : 75k
Juara 3 : 50k
Juara 4-10 : 10k
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Lisa Icha
pengen Ku bejek bejek si Darwis.Anak sendiri diperlaku sedemikia. Rupa.
2024-04-20
1
guntur 1609
sma ja kau gak kau gak suaminu dasar kalian biadab
2024-04-26
1
🥀⃟ʙʀRiana~
jahatt banget /Scowl/
2024-03-25
1