Queen segera masuk ke dalam toilet dan duduk di atas kloset. Airmatanya terus saja mengalir dengan derasnya, dadanya sangat sesak, dan hatinya merasakan sakit yang teramat sakit.
Queen memukul dadanya berulang-ulang. "Kalian jahat, kalian keterlaluan, aku benci kalian semua," gumam Queen.
Hati Queen kali ini benar-benar sakit, orang satu-satunya yang dia percaya sekarang justru mengkhianatinya.
"Tidak ada orang yang harus aku percaya, semuanya jahat."
Cukup lama Queen berdiam di dalam toilet, hingga akhirnya setelah merasa baikan, Queen pun keluar dari dalam toilet dan mencuci wajahnya.
Mata Queen sembab, terlihat sekali kalau Queen sudah menangis.
Sementara itu, Nenek Arini yang mendapat kabar kalau Putri sudah melangsungkan pernikahan dengan Alfa merasa sangat geram, ia langsung menghubungi putranya Darwis.
📞"Halo Ma!"
📞"Puas kamu Darwis, sudah menghancurkan kebahagiaan anak sulungmu! sudah cukup kamu menyakiti hati Queen, mulai sekarang dan seterusnya jangan pernah kamu dan istrimu menemui Queen lagi, biarkan dia hidup bahagia di sini bahkan Queen tidak membutuhkan orangtua seegois kalian!" bentak Nenek Arini.
📞"Ma------"
Tut-tut-tut...
Nenek Arini langsung menutup sambungan teleponnya, napas Nenek Arini tampak terengah-engah, ia benar-benar sangat emosi bahkan saat ini Nenek Arini terlihat memegang dadanya yang mulai terasa sakit.
"Nyonya, Nyonya tidak apa-apa?" tanya Darta.
Nenek Arini mengangkat tangannya supaya Darta tidak banyak bicara, Darta pun memapah Nenek Arini untuk duduk di sofa.
Nenek Arini menyandarkan tubuhnya dengan masih memegang dadanya, perlahan napasnya mulai normal dan ia pun mulai tenang.
Nenek Arini mengambil ponselnya dan menghubungi Queen, dia takut Queen kenapa-napa. Queen hanya bisa bilang tidak apa-apa karena takut Neneknya khawatir.
Sementara itu di rumah sakit, Daddy Darwis hanya bisa duduk terdiam sendirian dengan menggenggam erat ponselnya sendiri. Ada emosi yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
"Daddy."
Daddy Darwis mendongakkan kepalanya, dan melihat istrinya sudah berdiri di hadapannya.
"Ada apa Mom? Putri baik-baik saja, kan?"
"Putri baik-baik saja."
Mommy Vivian duduk di samping suaminya.
"Dad, nanti kalau Putri sudah sembuh dan bisa pulang ke rumah, bisakah kalau kita pergi ke rumah Mama? Mommy ingin bertemu dengan Queen," seru Mommy Vivian ragu-ragu.
Daddy Darwis terdiam, hingga beberapa saat kemudian Daddy Darwis pun menganggukkan kepalanya lalu menarik tubuh istrinya itu ke dalam pelukannya.
Sore pun tiba....
Sebelum pulang, Queen menyempatkan diri dulu untuk melihat keadaan Ayah Haris.
Pintu ruangan rawat Ayah Haris terbuka, Rifki yang sedang mengotak-ngatik ponselnya menoleh ke arah pintu begitu pun dengan Ibu Nur.
"Selamat sore Pak Haris, bagaimana sekarang keadaannya?" tanya Queen.
"Alhamdulillah, sekarang sudah agak baikan," sahut Ayah Haris.
"Alhamdulillah, Bapak istirahat di sini dulu ya jangan dulu pulang sebelum kondisinya benar-benar membaik."
"Baik Dokter."
"Maaf Dokter, bukankah Dokter cucunya Nenek Arini yang dari kota itu?" tanya Ibu Nur.
"Iya Bu."
"Cantik sekali ya Yah, terima kasih Dokter semoga Dokter bahagia selalu."
"Amin."
Rifki yang dari tadi duduk, hanya bisa memperhatikan Queen. Queen sama sekali tidak menunjukan senyumannya, dia berbicara tanpa ekspresi.
"Matanya sembab sekali, terlihat kalau dia habis nangis."
"Kalau begitu, saya pulang dulu kalau ada apa-apa, Ibu hubungi Dokter jaga saja."
"Baik Dokter."
Queen pun hendak melangkahkan kakinya, tapi Queen sempat menoleh ke arah Rifky dan Rifki tampak tersenyum sembari menganggukkan kepalanya sopan namun, Queen tidak memperdulikannya dan langsung keluar begitu saja.
"Cantik ya, Rif," seru Ibu Nur.
"Iya, tapi sayang dia dingin dan judes."
1 Minggu kemudian....
Kondisi Putri sudah mulai membaik dan Putri sudah dinyatakan bisa pulang ke rumah dengan catatan, Putri jangan melakukan apa-apa harus bed rest total.
Alfa mendorong kursi roda Putri, tidak ada ekspresi apa-apa dari Alfa. Hingga beberapa saat kemudian, semuanya pun sampai di rumah keluarga Darwis.
"Alfa, mulai sekarang kamu tinggal di sini karena kamu sudah menjadi menantu kami," seru Daddy Darwis.
Alfa tidak menjawab apa-apa, sungguh Alfa sangat membenci keadaan seperti ini.
"Kak Alfa, Putri ingin istirahat di kamar," seru Putri.
Alfa menghembuskan napasnya, dan tanpa bicara sepatah kata pun, Alfa akhirnya mengangkat tubuh Putri dan membawanya naik ke lantai dua menuju kamarnya.
Alfa merebahkan tubuh Putri lalu menyelimutinya, Alfa pun hendak melangkahkan kakinya untuk keluar.
"Kak Alfa mau ke mana?"
"Kantor."
"Tidak bisakah Kak Alfa di sini saja menemani Putri?"
"Jangan manja Putri, kamu harus terima konsekwensinya kalau kamu mau menikah denganku. Aku tidak akan bisa seperti suami yang lainnya karena kamu juga kan tahu, cinta dan hati aku untuk siapa? jadi, jangan pernah mengharapkan lebih dariku," seru Alfa.
Alfa pun dengan cepat keluar dari kamar Putri, tidak terasa airmata Putri pun menetes dengan sendirinya.
Di saat Alfa hendak menuruni anak tangga, Alfa mendengar pembicaraan antara mertuanya itu. Mertuanya akan pergi menemui Queen, Alfa langsung menghubungi seseorang untuk mengikuti mertuanya karena Alfa benar-benar rindu kepada Queen dan ingin bertemu dengan Queen.
Siang pun tiba, Daddy Darwis dan Mommy Vivian memutuskan untuk pergi ke kampung menemui anak sulung mereka tanpa memberitahukannya kepada Putri. Mereka menitipkan Putri kepada ART yang sudah lama ikut dengan mereka.
Sementara itu di rumah sakit....
Queen sedang memeriksa keadaan Ayah Darwis.
"Bagaimana keadaannya, Dokter?" tanya Ibu Nur.
"Kondisi Pak Haris sudah mulai membaik, dan besok sudah bisa pulang," sahut Queen.
"Alhamdulillah, terima kasih Dokter."
"Sama-sama, kalau begitu saya pamit dulu."
Queen pun melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan rawat Ayah Haris, tapi di saat dia akan membuka pintu, ternyata dari luar pun ada yang membuka pintu membuat Queen terdorong dan hampir jatuh tapi orang itu dengan sigap menangkap tubuh Queen.
Queen membelalakkan matanya karena kaget, hingga Queen dengan cepat membenarkan posisinya.
"Maaf Dokter, aku pikir tadi tidak akan ada orang yang keluar," seru Rifki.
Ya, orang itu adalah Rifki, si Polisi tampan yang menyempatkan ke rumah sakit karena jam istirahat telah tiba. Kebetulan sekali, saat ini dia sedang bertugas tidak jauh dari rumah sakit.
Queen menatap tajam ke arah Rifki, dan tanpa bicara apa pun Queen pun langsung pergi meninggalkan Rifki.
"Ya Allah, cantik-cantik tapi judesnya nauzubillah," batin Rifki.
Rifki pun dengan cepat masuk ke dalam ruangan rawat Ayahnya.
*
*
*
Yuk guys, berikan gift sebanyak-banyaknya akan ada pulsa untuk kalian.
Juara 1 : 100k
Juara 2 : 75k
Juara 3 : 50k
Juara 4-10 : 10k
Barang kali ada yang mau beli buku fisik dari karyaku, mumpung masih PO bisa dipesan🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
💗AR Althafunisa💗
Jangan setelah ini Queen dah bahagia bertemu dengan cintanya kembali, jangan bilang nanti orangtuanya ga setuju lagi??? kapan bahagianya 😌😩
2024-02-23
2
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
Kok ayah Darwis thor? Bukan haris yaa
2023-08-15
2
Surati
mulailah rasakan kesakitanmu Putri atas pemaksaan kehendakmu. memang enak dicuekin Alfa. yesss
2023-02-12
3