"Queen, apa kamu tidak mau berbicara dengan Mommy dan Daddymu?" sentak Daddy Darwis.
Queen menatap ketiganya secara bergantian, terlihat sekali matanya memancarkan kemarahan dan kebencian yang luar biasa.
"Memangnya kalian mengharapkan Queen pulang?" tanya Queen dingin.
"Ya Allah sayang, tentu saja Mommy sangat merindukanmu Nak," seru Mommy Vivian sembari menghampiri Queen.
Mommy Vivian hendak memeluk Queen tapi Queen langsung berdiri dan menghindar membuat Mommy Queen merasa sedih.
"Queen kamu memang benar-benar keterlaluan, sampai bersikap seperti itu kepada Mommymu sendiri!" bentak Daddy Darwis.
"Kenapa Daddy selalu menyalahkan Queen? sepertinya apa yang Queen lakukan tidak pernah ada yang benar di mata Daddy."
Queen langsung berlari menuju kamarnya, dia sudah tidak tahan lagi selalu disalahkan.
"Kamu benar-benar keterlaluan Darwis, anakmu baru saja pulang, bukanya disambut malah dimarahi tidak jelas seperti itu. Mama semakin yakin, akan membawa Queen bersama Mama!" bentak Nenek Arini.
Nenek Arini pun memutuskan untuk pergi, dia sudah sangat jengkel dengan sikap putranya itu yang selalu menyalahkan Queen. Sementara itu, Putri lagi-lagi menyunggingkan senyumannya.
"Daddy, sepertinya Kak Alfa sudah pulang dari perjalanan bisnisnya, Daddy harus cepat-cepat bicara kepada Kak Alfa tentang kelanjutan hubungan Putri dan Kak Alfa," seru Putri.
"Putri, bisa tidak kamu diam dulu! Daddy sedang pusing ini!" bentak Daddy Darwis.
"Kok Daddy jadi bentak-bentak Putri sih? menyebalkan sekali."
Putri pun segera berlari masuk ke dalam kamarnya, Daddy Darwis mengusap wajahnya dengan kasar, sedangkan Mommy Vivian memilih menyusul Queen ke kamarnya.
Queen mengacak-ngacak tempat tidurnya, dengan deraian airmatanya.
"Kalian jahat, aku benci kepada kalian semua!" teriak Queen.
Mommy Vivian masuk ke dalam kamar Queen dan berusaha memeluk anak pertamanya itu dengan deraian airmata.
"Hentikan sayang, maafkan Mommy karena sudah membuat hatimu sakit dan terluka."
"Lepaskan Queen Mommy, kalian memang tidak pernah menyayangi Queen, yang kalian sayangi hanyalah Putri," sahut Queen.
"Tidak sayang, kami juga sangat menyayangi kamu. Kamu salah paham."
Queen terus saja menangis dan berontak tapi Mommy Vivian tidak menyerah, dia terus saja memeluk Queen dengan sangat erat hingga membuat Queen pun berhenti berontak dan menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang.
"Maafkan Mommy dan Daddy sayang, kami memang menomor satukan Putri karena Putri mempunyai penyakit bahkan kemarin di saat Putri melakukan cek darah, Dokter sudah bilang kalau penyakit Putri semakin parah hanya saja dia pura-pura kuat dengan bersikap arogan padahal kenyataannya dia begitu sangat lemah. Tapi satu hal yang kamu tahu, Mommy dan Daddy sangat menyayangi kamu."
"Bohong, kalian tidak pernah menyayangi Queen, kalian tidak pernah membiarkan Queen hidup bebas, Queen benar-benar terkekang selama ini. Bahkan Queen harus home schooling dari SD sampai SMA. Apa kalian tahu, betapa tersiksanya batin Queen? sedangkan Putri, kalian biarkan hidup bebas mempunyai banyak teman dan bepergian sesuka hatinya!" bentak Queen.
Mommy Vivian hanya bisa menundukkan kepalanya dengan deraian airmata.
"Kalian tidak pernah memikirkan perasaan Queen, yang kalian pikirkan hanya Putri saja. Queen merasa iri dengan anak-anak yang lain, saat mereka bisa jalan-jalan dengan teman-temannya, bercanda dan menikmati masa remaja, tapi Queen jangankan seperti itu, punya teman pun tidak. Teman Queen satu-satunya hanyalah Alfa dan sekarang kalian juga sudah merebutnya dengan paksa dari Queen. Apa sekarang kalian sudah puas menyiksa batin Queen?" teriak Queen dengan deraian airmatanya.
Pundak Mommy Vivian bergetar hebat, dia hanya bisa menundukkan kepalanya sembari menangis.
Queen adalah seorang anak introvert, dia tidak punya teman sama sekali dan jikalau ada masalah dia lebih memilih memendamnya sendiri, tapi sekarang semua uneg-uneg yang selama ini dia simpan, dia keluarkan kepada Mommynya.
Begitu pun dengan Daddy Darwis yang tanpa sepengetahuan Queen dan istrinya, mendengarkan pembicaraan keduanya dari balik pintu.
"Maaf, maafkan kami Queen. Mulai sekarang, kami tidak akan mengekangmu lagi, kamu bebas melakukan apa pun sesuai keinginanmu, Nak," seru Mommy Vivian.
Queen tampak sedikit menyunggingkan senyumannya, dia menghapus airmatanya dengan kasar.
"Terlambat, sekarang sudah terlambat Mom. Queen sudah terlanjur hidup sendiri, jadi mulai sekarang Queen minta Mommy dan Daddy jangan urusin Queen lagi!" seru Queen.
Pintu kamar pun terbuka, menampilkan wajah dingin sang Daddy.
"Inikah balasan kamu atas kami, orangtua yang sudah membesarkanmu? dan sekarang kamu sudah merasa sukses, lalu kamu bisa seenaknya bicara seperti itu kepada kami?" bentak Daddy Darwis.
Queen menatap tajam ke arah Daddynya itu, lalu Queen berlari keluar dari kamar bahkan keluar dari rumahnya.
Alfa yang melihat Queen lari, langsung mengejar Queen dan semua itu terlihat oleh Putri.
"Kenapa kamu kembali Kak, semuanya jadi hancur gara-gara kamu."
Putri memegang perutnya, saat ini perutnya terasa sangat sakit.
"Aaahhh....sakit."
Putri terjatuh ke lantai dengan menjatuhkan gelas yang sedang dia pegang membuat Mommy dan Daddynya terkejut. Keduanya langsung berlari masuk ke dalam kamar Putri.
"Ya Allah, Putri!" teriak Mommy Vivian.
Daddy Darwis langsung mengangkat tubuh Putri dan membawanya ke rumah sakit. Sementara itu, Queen terduduk di taman komplek dengan deraian airmatanya sungguh hati Queen sangat sakit.
"Queen."
Queen mengangkat wajahnya, dan kaget melihat Alfa sudah ada di hadapannya. Queen segera menghapus airmatanya dan langsung berdiri, Queen berniat pergi dari sana tapi dengan cepat Alfa menahan lengan Queen.
"Maafkan aku, Queen."
"Lepaskan Al, aku mau pergi."
Alfa bukanya melepaskan lengan Queen, dia justru menarik lengan Queen dan memeluknya dengan sangat erat. Awalnya Queen berontak, tapi lama-kelamaan Queen tenang juga dan menangis dipelukan Alfa.
Hati Alfa benar-benar sakit melihat Queen seperti ini.
"Maafkan aku Queen."
Queen menangis sejadi-jadinya, tidak bisa dipungkiri kalau dia sangat merindukan Alfa. Cukup lama mereka berpelukan, hingga Alfa pun melepaskan pelukannya dan menghapus airmata Queen.
"Jangan menangis, ada aku di sini. Aku akan selalu ada untukmu sampai kapan pun," seru Alfa.
Tiba-tiba ponsel Alfa berbunyi dan tertera nama Mama Vina di sana, Alfa pun segera mengangkatnya dan betapa terkejutnya Alfa saat mendengar kalau mereka sedang ada di rumah sakit.
"Ada apa?" tanya Queen.
"Putri masuk rumah sakit."
"Apa? ya sudah, kalau begitu kita ke rumah sakit sekarang," seru Queen panik.
Alfa menganggukkan kepalanya, mereka pun segera pergi menuju rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Alfa terus menggandeng tangan Queen hingga akhirnya mereka sampai di depan ruangan rawat Putri.
Alfa dan Queen pun masuk, semua orang tampak menoleh ke arah keduanya. Mommy Vivian melihat mereka saling bergandengan membuat ia menundukkan kepalanya tanpa bicara sepatah kata pun.
"Bagaimana keadaan Putri On?" tanya Alfa.
"Sekarang Putri sudah mulai membaik, tapi kondisinya semakin lemah. Alfa, Om minta kamu dan Putri Minggu depan melangsungkan pertunangan!" tegas Daddy Darwis.
Jedaaaaarrrrr.....
Alfa dan Queen sangat terkejut, bahkan tanpa sadar Queen pun melepaskan genggaman tangan Alfa. Lagi-lagi, airmata Queen menetes. Perlahan, Queen memundurkan langkahnya lalu keluar dari ruangan rawat Putri.
Queen berlari meninggalkan rumah sakit, kali ini hatinya hancur berkeping-keping. Sedangkan Alfa saking syoknya, dia tidak sadar kalau Queen sudah pergi dari ruangan itu.
Begitu pun dengan Mommy Vivian, Mama Vina, dan juga Papa Tanu, mereka terdiam tidak bicara sepatah kata pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
anisa
athor goblok
2024-02-14
0
sur yati
semoga CPT mod mod putrinya kesel bgt aku dan kmu Queen cptlah pergi cari kerjaan biar bsa berdiri sendiri buat pa harta banyak gak da yg perduli toh
2024-02-10
3
Widya Asyanti
itu bukan sayang dgn anak,tp menjerumuskan anak utk berbuat yg lbh jahat,putri pun tak sadar diri, udah maok mati masih saja jahat
2024-01-19
1