7 tahun pun berlalu, akhirnya Queen berhasil menyelesaikan sekolah kedokterannya. Bukan hal yang mudah mencapai semua itu, karena Queen harus bekerja banting tulang untuk biaya makan sehari-harinya.
Daddy Darwis benar-benar tega kepada Queen, selama 7 tahun ia sama sekali tidak memberikan uang kepada Queen karena merasa Queen pantas mendapatkannya soalnya Queen sudah berani membatah dengan perintahnya.
Daddy Darwis menduga kalau Queen akan menyerah kemudian merengek kepadanya supaya dikembalikan ATMnya dan membatalkan keinginannya menjadi dokter, tapi nyatanya Queen sama sekali tidak merengek bahkan selama 7 tahun ini Queen benar-benar bisa membuktikan kalau dia bisa.
"Dad, ini sudah 7 tahun berlalu tapi Mommy sama sekali tidak pernah bertemu dengan Queen, apa Queen baik-baik saja?" seru Mommy Vivian disela-sela sarapannya.
"Queen baik-baik saja, Daddy mengirim pengawal di sana dan mereka bilang, Queen baik-baik saja," sahut Daddy Darwis santai.
Mommy Vivian sudah satu tahun ini sakit-sakitan dan kondisi tubuhnya sangat lemah sehingga gampang sakit.
Bagaimana pun, Queen adalah anaknya meskipun Mommy Vivian tidak bisa berbuat apa-apa tapi di dalam lubuk hati seorang Ibu, Mommy Vivian begitu sangat khawatir dan rindu kepada anak sulungnya itu.
"Mommy, Daddy, Putri ingin tunangan dengan Kak Alfa biar gak ada wanita yang kecentilan ngedeketin Kak Alfa terus," seru Putri.
"Iya sayang, nanti Daddy bicarakan dengan Pak Tanu," sahut Daddy Darwis.
"Terima kasih, Daddy."
Saat ini Putri sudah lulus kuliah, Putri kuliah hanya selama 3 tahun saja dan sekarang Putri tidak melakukan apa-apa hanya menjadi pengangguran yang diam di rumah.
Sedangkan Queen harus bekerja keras selama 7 tahun lamanya hanya untuk mendapatkan gelar dokter karena memang jurusan kedokteran adalah jurusan paling lama dan paling mahal.
Sementara itu, Queen saat ini sedang membereskan pakaiannya karena besok pagi, dia akan kembali ke Indonesia.
"Daddy, aku sudah membuktikan kalau tanpa bantuan mu pun, aku bisa lulus dan mendapat gelar dokter," gumam Queen.
Entah apa yang saat ini dirasakan oleh Queen, yang jelas Queen benar-benar sangat membenci kedua orangtuanya.
Di saat Daddy Darwis, Mommy Vivian, dan Putri masih menyantap sarapannya, tiba-tiba saja ketiganya tampak terkejut dan membelalakkan matanya saat melihat kedatangan seseorang.
"Mama."
Daddy Darwis langsung bangkit dari duduknya dan segera menghampiri Mamanya itu, begitu pun dengan Mommy Vivian dan Putri yang ikut menghampiri.
"Mama, Mama sama siapa ke sini? kok, Mama gak ngasih tahu Darwis kalau mau ke sini, Darwis kan bisa mengirim orang untuk menjemput Mama," seru Daddy Darwis.
"Mama bukan seorang wanita tua yang tidak bisa apa-apa, jadi Mama bisa pergi ke mana pun yang Mama mau tanpa memberitahumu terlebih dahulu," ketus Nenek Arini.
Daddy Darwis hanya bisa terdiam, hingga akhirnya Mommy Vivian pun menyambut kedatangan mertuanya itu.
"Apa kabar Ma, maaf kami belum sempat menengok Mama," seru Mommy Vivian dengan mencium punggung tangan Nenek Arini.
"Tidak apa-apa, Mama tidak pernah mengharapkan kalian datang ke rumah Mama, soalnya Mama tahu kalian begitu sibuk. Jangankan memperhatikan Mama, anak sendiri saja kalian tidak pernah memperhatikannya," sahut Nenek Arini dengan sinisnya.
Nenek Arini melangkahkan kakinya dan duduk di sofa, tentu saja ketiganya mengikuti Nenek Arini duduk di sofa.
"Apa kalian tahu, kapan Queen akan kembali?" tanya Nenek Arini.
Ketiganya tampak menundukkan kepalanya tanpa bisa menjawab pertanyaan dari Nenek Arini.
"Kamu benar-benar sudah keterlaluan Darwis, Queen itu anakmu, darah dagingmu, tapi kenapa kamu memperlakukan Queen seakan-akan dia adalah anak tiri yang tidak berhak mendapatkan kebahagiaan. Kamu dengan teganya mengambil ATM Queen dan tidak memberikan biaya untuk Queen, dimana letak hati nuranimu, Darwis!" bentak Nenek Arini.
Mommy Vivian seketika menoleh ke arah suaminya itu dan menatapnya dengan tajam.
"Kenapa Daddy tidak bilang, kalau Daddy mengambil kartu ATMnya Queen? Apa Daddy ingin membuat Queen menjadi gelandangan di Negara orang?" teriak Mommy Vivian dengan deraian airmata.
"Tenang dulu sayang, Daddy melakukan semua itu karena Daddy ingin Queen membatalkan keinginannya menjadi dokter dan kembali kuliah jurusan bisnis tapi kenyataannya Queen malah bekerja dan membiayai kuliahnya sendiri," sahut Daddy Darwis.
"Memangnya kamu pikir, Mama tidak mengirim pengawal untuk Queen? dan kalau aku gak salah info, besok Queen sudah sampai di Indonesia jadi, Mama hanya ingin bilang sama kalian kalau Mama akan membawa Queen untuk tinggal bersama Mama dan kalian jangan pedulikan Queen lagi, kalian urus saja anak bungsu kalian itu."
Nenek Arini bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja, membuat Daddy Darwis berlari menyusul Mamanya itu.
"Mama mau ke mana? Mama kan baru saja sampai."
"Jangan pedulikan Mama, Mama lebih baik menginap di hotel daripada harus tinggal di rumah orang yang tidak mempunyai perasaan seperti kalian."
Nenek Arini langsung pergi dengan diantar oleh sopirnya. Daddy Darwis hanya bisa terdiam, begitu pun dengan Mommy Vivian hanya bisa menangis. Tapi berbeda dengan Putri, yang tampak menyunggingkan senyumannya.
"Baguslah kalau Kak Queen akan dibawa oleh wanita tua itu, jadi aku gak perlu repot-repot mencari cara untuk mengusirnya," batin Putri.
***
Keesokan harinya...
Tepat pukul 09.00 pagi, Queen sampai di Indonesia. Queen berjalan dengan anggunnya sembari menggeret kopernya, dia terlihat tampak sangat cantik dan juga dewasa membuat semua orang yang melihatnya tanpa sadar sampai menganga.
"Maaf Nona, saya diperintahkan oleh Tuan Darwis untuk menjemput Nona," seru salah satu pengawal.
Tanpa sepatah kata pun, Queen mengikuti sang Pengawal dan masuk ke dalam mobil. Tidak bisa dipungkiri kalau saat ini Queen sangat bahagia bisa kembali lagi ke Indonesia.
Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Queen sampai di rumahnya. Alfa yang saat itu baru saja pulang dari luar kota, tampak menghentikan langkahnya saat sebuah mobil masuk ke pekarangan rumah Daddy Darwis.
Queen segera turun dari dalam mobil membuat Alfa tampak membelalakkan matanya, Queen hendak melangkahkan kakinya tapi sudut matanya melihat ada seseorang yang sedang memperhatikannya.
Queen melihat ke arah Alfa, untuk sesaat mereka saling tatap satu sama lain. Mata keduanya tampak menyiratkan kerinduan yang sangat luar biasa hingga Queen pun memilih memalingkan wajahnya dan masuk ke dalam rumahnya.
"Queen, kamu sudah kembali," batin Alfa.
Alfa pun memutuskan untuk masuk ke dalam rumahnya.
"Cucuku."
Nenek Arini yang memang sudah menunggu kedatangan cucu kesayangannya itu langsung berdiri, begitu pula dengan Queen yang berlari dan langsung memeluk Neneknya itu.
"Selamat ya, kamu sudah menjadi seorang dokter."
"Terima kasih, Nek."
Nenek Arini pun melepaskan pelukannya dan mengajak Queen untuk duduk, Queen benar-benar tidak memperdulikan ketiga orang yang saat ini menatapnya dengan tatapan yang berbeda-beda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
guntur 1609
hahha. brengsej juga nya kau. seorang ibu. sanggup kau buat seperti tu sm anakmu. kalau alasan hanya karna suamimu. knp kau pu tega berbuat seperti tu sm anakmu juga
2024-04-26
1
Widya Asyanti
jahatnya putri,udah tau ada penyakit,bukannya insaf tp malah tambah jahat
2024-01-19
6
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
the real beban keluarga 😩
2023-08-15
1