Queen dan Nenek Arini pun sampai di sawah, Nenek Arini langsung turun langsung ke sawah untuk ikut panen sedangkan Queen memilih melihat saja dari atas.
"Mau ikut turun, sayang?" seru Nenek Arini.
"Tidak ah Nek, Queen di sini saja."
Queen memperhatikan semua orang yang sedang panen di sawah, Queen merasa sangat nyaman dan tenang.
Nenek Arini memang selalu ikut turun tangan ke sawah, Nenek Arini memang terkenal tidak sombong.
"Nek, Queen jalan-jalan dulu ke jembatan sana ya!" teriak Queen.
"Iya sayang, hati-hati."
"Nek, apa itu Neng Queen ya? yang dulu sering ikut Nenek Arini ke sawah?" tanya salah satu pegawai Nenek Arini.
"Iya."
"Masya Allah, sekarang sudah besar ya, mana cantik sekali."
"Dia dokter, dan akan bekerja di rumah sakit Nenek juga."
"Wah, pasti pasien akan semangat ya Nek, kalau Dokternya Neng Queen."
Nenek Arini hanya menyunggingkan senyumannya, Queen mulai melangkahkan kakinya jalan-jalan di sekitaran sawah.
Queen melewati jembatan yang dibawahnya terdapat irigasi, saluran air untuk mengaliri pesawahan disekitarnya.
Queen berdiri di atas jembatan, angin meniup rambut panjang indah milik Queen. Queen menatap jauh ke depan sana, lagi-lagi airmatanya menetes tanpa dia sadari.
"Menyebalkan sekali, kenapa airmata ini selalu menetes," batin Queen.
Queen naik selangkah ke penyangga jembatan dan merentangkan kedua tangannya, kemudian menghirup udara pedesaan yang sangat segar itu.
Sementara itu, seorang pria tampan dengan seragam polisinya melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Dari kejauhan, terlihat seorang wanita yang sedang berdiri di penyangga jembatan.
"Astagfirullah, apa wanita itu mau bunuh diri," gumamnya.
Pria tampan itu segera mempercepat laju motornya, lalu menghentikannya di belakang Queen. Pria tampan itu segera melepas helm dan turun dari atas motornya, lalu menarik pinggang Queen sehingga Queen jatuh menimpa tubuh pria itu.
Untuk sesaat keduanya saling tatap satu sama lain, hingga akhirnya Queen tersadar dan langsung bangkit dari tubuh Polisi tampan itu.
"Kamu apa-apaan sih?" sentak Queen.
"Mba jangan bunuh diri, bunuh diri itu dosa kalau ada masalah coba Mba ceritakan sama keluarga Mba atau teman terdekat Mba."
"Bunuh diri? siapa yang mau bunuh diri?"
"Loh, barusan Mba sudah naik ke penyangga jembatan, Mba mau bunuh diri kan?"
"Sok tahu sekali kamu, siapa juga yang mau bunuh diri. Lain kali jangan sok-sokan kalau belum tahu yang sebenarnya!" sentak Queen.
Queen yang merasa kesal, akhirnya pergi meninggalkan Polisi tampan itu.
"Ya Allah, jutek amat. Kalau gak mau bunuh diri, ngapain coba pakai naik-naik penyangga jembatan segala, dasar wanita aneh," gumamnya.
Pak Polisi tampan yang bernama Rifki itu kembali naik ke atas motornya dan segera meninggalkan jembatan itu.
Tidak membutuhkan waktu lama, Rifki pun sampai di rumahnya.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Rifki mencium punggung tangan Ayah dan Ibunya secara bergantian.
"Bagaimana keadaan, Ayah?" tanya Rifki.
"Begini-begini saja, perut Ayah masih sakit katanya," sahut Ibu Nur.
"Bu, lebih baik kita bawa Ayah ke rumah sakit saja, Rifki sangat khawatir dengan keadaan Ayah. Bahkan sudah dua hari Ayah tidak tidur karena perutnya sakit," seru Rifki.
"Ya sudah, terserah kamu saja."
"Besok, kita bawa Ayah ke rumah sakit soalnya besok Rifki libur."
"Iya, kalau begitu sana makan dulu habis makan kamu istirahat."
"Iya Bu."
Rifki pun segera mengganti seragamnya, dan menuju meja makan untuk makan. Sehabis makan, Rifki pun masuk kembali ke kamarnya untuk istirahat.
"Wanita tadi siapa ya? perasaan aku baru pertama kali melihat dia," gumam Rifki.
Mata Rifki mulai sayu, hingga akhirnya tidak membutuhkan waktu lama, Rifki pun sudah masuk ke alam mimpinya.
***
"Nek, sudah siang, pulang yuk!" ajak Queen.
"Baiklah, sebentar Nenek cuci kaki dulu."
Queen dan Nenek Arini pun memutuskan untuk pulang, sesampainya di rumah Nenek Arini, Queen pun masuk ke dalam kamarnya karena dia merasa ngantuk.
Sementara itu di Jakarta, Putri baru saja sadar...
"Mom, Dad."
"Iya sayang, ada apa?" tanya Mommy Vivian.
"Kak Alfa mana?"
"Alfa ada di kantornya, ada apa?"
"Daddy sudah bicara kan sama Kak Alfa kalau Putri ingin bertunangan dengannya," lirih Putri.
"Daddy semalaman sudah berpikir, bagaimana kalau kamu dan Alfa langsung menikah saja?" seru Daddy Darwis.
Putri tampak tersenyum dan menganggukkan kepalanya, justru itu adalah hal yang sangat Putri inginkan.
"Ya sudah, sekarang Daddy pergi dulu mau membicarakan masalah ini kepada Tanu dan juga Alfa."
Daddy Darwis pun akhirnya berpamitan pergi untuk menemui Tanu dan juga Alfa. Di sebuah restoran, Daddy Darwis sudah menunggu kedatangan Tanu dan Alfa.
"Maaf Pak Darwis, sudah membuat anda menunggu," seru Papa Tanu.
"Ah, tidak apa-apa. Silakan duduk."
"Ada apa Tuan? hal penting apa yang akan anda bicarakan dengan kita?" tanya Papa Tanu lagi.
"Begini, kondisi Putri ternyata semakin mengkhawatirkan bahkan Dokter memprediksi kalau usianya tidak akan lama lagi. Jadi, bagaimana kalau Putri dan Alfa langsung menikah saja," seru Daddy Darwis.
Alfa tampak terkejut, bahkan saat ini dia membelalakkan matanya. Begitu pun dengan Papa Tanu, dia tidak bisa menjawab langsung karena yang bisa memutuskan hanyalah anaknya Alfa.
"Saya tidak bisa menjawabnya, Tuan tanyakan saja kepada Alfa."
Daddy Darwis menatap Alfa dengan tatapan sedihnya. "Alfa, Om tahu kalau wanita yang kamu cintai adalah Queen tapi Om tidak bisa membiarkan Putri pergi dengan sedih, Om ingin Putri pergi dalam keadaan bahagia jadi Om mohon sama kamu, menikahlah dengan Putri."
Alfa masih melamun, dia tidak bisa menjawab sama sekali.
"Al, bagaimana?" tanya Papa Tanu.
"Memangnya Al bisa apa? walaupun Al menolaknya,
Al tidak akan mungkin bisa kembali kepada Queen, jadi sekarang terserah kalian saja," geram Alfa.
Alfa bangkit dari duduknya dan tanpa permisi pergi meninggalkan restoran itu. Hari Alfa benar-benar sakit kali ini, kenapa kisah percintaan dia begitu sangat menyedihkan.
Alfa segera masuk ke dalam mobilnya dan segera melajukannya menuju kantornya. Selama dalam perjalanan, Alfa tidak henti-hentinya memukul stir mobilnya.
"Kalau aku tahu akan begini akhirnya, aku lebih baik tidak pernah bertemu dengan Queen atau pun keluarganya," geram Alfa.
Hati Alfa benar-benar sakit, baru kali ini dia merasakan sakit hati yang teramat sangat sakit. Bagaimana tidak, dia mencintai wanita tapi dia sama sekali tidak bisa hidup bersama wanita itu.
"Aaaaarrrrggghhh....brengsek semuanya!" teriak Alfa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Lisa Icha
wah jodohnya queen udah nonggol
2024-04-20
1
devaloka
bang, salah paham bang 🤣
2024-01-20
1
Een Mely Santi
skip MLS baca klw lg ceritain si putri sm darwis
2023-02-25
2