Sore pun tiba...
Queen segera membereskan barang-barangnya, setelah itu Queen pun keluar dari ruangannya untuk pulang.
Suster dan Dokter banyak yang menyapa Queen, tapi Queen sedikit pun tidak menampakan senyumannya.
Queen pun segera masuk ke dalam mobil dan Pak Darta pun segera melajukannya, Queen menyandarkan punggungnya dan sesekali memejamkan mata.
Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Queen pun sampai di rumah Neneknya. Queen melihat ada mobil Daddynya sudah terparkir di halaman rumah.
"Mau ngapain dia ke sini?" batin Queen.
Queen langsung masuk, dan terlihat kedua orangtuanya sedang duduk bersama Nenek Arini.
"Sayang, Mommy sangat merindukanmu, bagaimana dengan kabarmu? kamu baik-baik saja kan, di sini?" tanya Mommy Vivian sembari memeluk anaknya itu.
Queen terdiam dengan wajah dinginnya, bahkan Queen enggan sekali membalas pelukan Mommynya itu. Mommy Vivian melepaskan pelukannya dan menangkap wajah cantik Queen.
"Kamu betah tinggal di sini? apa kamu tidak mau pulang?"
Queen menepis tangan Mommynya itu membuat Mommy Vivian terkejut.
"Jangan berpura-pura lagi Mom, Queen sudah muak dengan semua ini. Tidak bisakah kalian membiarkan Queen hidup tenang dan bahagia," sahut Queen.
"Queen, jaga ucapan kamu!" bentak Daddy Darwis.
"Kalau Daddy datang ke sini hanya untuk memarahi Queen, lebih baik Daddy tidak usah datang ke sini," sahut Queen dengan tatapan tajamnya.
Daddy Darwis menghampiri Queen dengan emosinya, tapi Nenek Arini sudah siap menjadi tameng untuk Queen.
"Kamu sudah berani menantang Daddy, Queen! selama ini Daddy yang sudah membesarkan kamu, Daddy yang sudah membiayai kamu, Daddy sudah memberikan apa yang kamu mau, bahkan sekarang kamu memilih jadi Dokter pun, Daddy menerimanya, tapi kenapa kamu malah bersikap seperti itu kepada Mommy mu?" bentak Daddy Darwis.
"Daddy memang yang membesarkan Queen, Daddy memang yang membiayai sekolah Queen, Daddy memang membelikan semua kebutuhan Queen, tapi apa selama ini Daddy sudah memberikan perhatian dan kasih sayang Daddy kepada Queen? Apa Daddy tahu, bagaimana rasanya selalu diabaikan? kalau Queen bukan anak Daddy, sekarang beri tahu Queen, siapa orangtua Queen sebenarnya?" seru Queen dengan deraian airmatanya.
"Dasar anak kurang ajar."
Daddy Darwis hendak menampar Queen tapi Nenek Arini menahan tangan Daddy Darwis.
"Sekali saja kamu tampar Queen, jangan pernah kamu anggap Mama, sebagai Mamamu lagi!" bentak Nenek Arini.
Nenek Arini menghempaskan tangan Putranya itu.
"Ingat Darwis, Queen sekarang sudah tinggal di sini dengan Mama jadi kamu atau pun istrimu tidak berhak lagi dengan hidup Queen. Walau pun kalian orangtua Queen, tapi Mama tidak akan membiarkan kalian terus menyiksa batin dan mental Queen."
"Ma, Queen adalah anak Vivian dan Vivian yang melahirkan Queen jadi Vivian mohon, jangan pisahkan Vivian dengan Queen," seru Mommy Vivian dengan deraian airmata.
"Kalau kamu masih menganggap Queen sebagai anakmu, seharusnya kamu bersikap adil kepada Queen jangan berat sebelah. Mama tahu Putri mempunyai penyakit dan membutuhkan perhatian lebih, tapi kalian juga tidak boleh memperlakukan Queen seperti ini. Masih untung, Queen mempunyai mental yang kuat kalau Queen sampai gila bagaimana? apa kalian tidak kasihan melihat Queen?" bentak Nenek Arini.
Mommy Vivian dan Daddy Darwis tampak terdiam, apalagi Mommy Vivian dari tadi sudah menangis sesenggukan.
"Tapi Ma, seharusnya Queen mengerti dengan keadaan adiknya apalagi saat ini Dokter sudah mendiagnosa kalau umur Putri tidak akan lama lagi. Jadi, kami tidak mau sampai Putri pergi dengan membawa kenangan buruk," seru Daddy Darwis.
Mendengar ucapan Daddynya, Queen kembali mengepalkan kedua tangannya.
"Kalau pikiran Daddy seperti itu, mulai sekarang Daddy dan Mommy tidak usah memikirkan keadaan Queen lagi. Urus saja Putri dan bahagiakan dia, tapi Queen punya satu permintaan, tolong mulai sekarang jangan pernah mengambil sesuatu lagi dari Queen karena sudah cukup kalian merenggut kebahagiaan Queen. Biarkan Queen merasakan kebahagiaan dalam hidup Queen."
Setelah bicara seperti itu, Queen pun memutuskan untuk pergi meninggalkan kedua orangtuanya dan masuk ke dalam kamarnya.
"Lihatlah, hasil dari didikan kalian? apa sekarang kalian puas melihat Queen seperti itu? apa selama ini kalian pernah melihat senyuman Queen? orangtua macam apa kalian, tega merenggut kebahagiaan anaknya sendiri. Untuk sekarang, biarkan Queen hidup bahagia jangan pernah usik dia," seru Nenek Arini.
Nenek Arini pun memilih meninggalkan anak dan menantunya itu. Sementara itu, orang suruhan Alfa mulai menghubungi Alfa dan memberitahukan alamat dimana dia berada.
"Queen, aku akan menemuimu semoga kamu bisa mengerti dan tidak marah kepadaku," batin Alfa.
***
Keesokan harinya....
"Kamu mau ke mana Kak? kok gak pakai pakaian ke kantor?" tanya Putri.
"Aku ada urusan pekerjaan di luar kota."
"Berapa lama?"
"Tidak tahu."
"Jangan lama-lama Kak, soalnya Putri takut sendirian. Mommy dan Daddy pergi, sekarang Kakak juga mau pergi, terus Putri sama siapa?"
"Sudahlah Putri jangan manja, kamu itu sudah besar lagipula ada ART kok jadi ngapain kamu takut."
'Tapi Kak------"
"Sudahlah, aku berangkat dulu."
Alfa pun pergi begitu saja tanpa memperdulikan Putri, Putri yang merasa curiga kepada Alfa, akhirnya Putri menghubungi seseorang untuk mengikuti Alfa.
Queen menuruni anak tangga, dan terlihat Neneknya beserta kedua orangtuanya sudah duduk di meja makan.
"Nek, Queen berangkat dulu ya," seru Queen dengan mencium pipi Neneknya.
"Kamu gak sarapan dulu, Nak?" tanya Nenek Arini.
"Queen sarapan di rumah sakit saja, Nek."
"Ya sudah, jangan lupa sarapan."
Queen pun berangkat tanpa memperdulikan kedua orangtuanya dan mereka pun hanya bisa diam.
Seperti biasa, Queen di antar oleh Pak Darta, dia tidak tahu kalau dari tadi ada sebuah mobil yang mengikuti mobil Queen.
Sesampainya di rumah sakit, Queen pun turun dari dalam mobilnya tapi tiba-tiba tangan Queen di tarik seseorang dan dia langsung memeluk Queen. Queen tahu siapa itu, karena Queen hapal dengan bau parfumnya.
"Lepaskan aku Alfa."
"Aku sangat merindukanmu, Queen."
"Aku bilang lepaskan, ini rumah sakit."
"Tidak, aku tidak akan melepaskan mu."
Queen mulai kesal, dengan sekuat tenaga Queen mendorong tubuh Alfa supaya menjauh darinya. Rifki baru saja turun dari ruangan rawat Ayahnya, dan saat ini akan pergi dinas tapi Rifki menghentikan langkahnya saat melihat Queen.
"Ngapain kamu ke sini?" tanya Queen dengan tatapan tajam.
"Aku sangat merindukanmu Queen, aku akan jelaskan semuanya."
"Sudahlah, sudah tidak ada yang perlu di jelaskan lagi, sekarang lebih baik kamu pergi dan jangan menemui aku lagi."
Queen membalikan tubuhnya dan hendak meninggalkan Alfa, tapi baru saja satu langkah, Alfa menarik tubuh Queen dan memaksanya untuk masuk ke dalam mobilnya.
"Apa-apaan kamu, Alfa?"
"Diam Queen, aku hanya ingin menjelaskan semuanya kepadamu."
Queen terus saja berontak ingin keluar tapi Alfa menguncinya dan dengan cepat melajukan mobilnya meninggalkan rumah sakit.
Rifki yang dari tadi melihatnya, merasa khawatir dengan keadaan Queen. Dia pun segera berlari dan naik ke atas motornya untuk mengejar Queen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Timi Sutimi
biasa aja
2024-04-28
0
Widya Asyanti
maunya alfa dgn queen
2024-01-19
2
Sulati Cus
biayain anak kok pk itungan mending g usah di gedein tipe ortu perhitungan
2023-03-12
2