Tidak terasa semalaman Queen tidur di atas lantai, mata Queen tampak sembab karena semalaman dia menangis.
Perlahan Queen bangun dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah selesai mandi dan ganti baju, Queen pun memutuskan untuk menuruni anak tangga, perutnya terasa sangat lapar. Baru saja beberapa langkah, Queen mendengar pembicaraan kedua orangtuanya bersama Papa Tanu yang merupakan orangtua Alfa.
"Pak Darwis, maafkan saya pagi-pagi sudah bertamu," seru Papa Tanu.
"Tidak apa-apa Pak Tanu, pasti Pak Tanu ada keperluan yang sangat penting sampai-sampai Pak Tanu menemui saya sepagi ini," sahut Daddy Darwis.
Akhirnya Papa Tanu pun menceritakan masalah yang sedang menimpa perusahaannya.
"Astaga, kok bisa sampai seperti itu?"
"Entahlah, jadi maksud kedatangan saya ke sini ingin meminta bantuan kepada Pak Darwis untuk membantu perusahaan saya. Saya sangat berharap Pak Darwis bisa membantu saya karena hanya Pak Darwis satu-satunya orang yang saat ini bisa membantu saya," seru Papa Tanu.
Daddy Darwis tampak terdiam, hingga akhirnya Daddy Darwis pun teringat akan pembicaraannya dengan Putri tadi malam.
"Saya bisa membantu perusahaan anda, itu adalah hal yang gampang bagi saya tapi tentu saja ada syaratnya," seru Daddy Darwis.
"Apa syaratnya, Pak?"
"Saya akan membantu perusahaan anda, dan anda bisa lihat kalau besok perusahaan anda akan kembali seperti semula asalkan putra anda Alfa bersedia menjadi pacar anak bungsu saya Putri."
Papa Tanu tampak terkejut karena yang dia tahu, kalau Alfa itu dekat dengan Queen putri sulungnya Daddy Darwis. Begitu pun dengan Queen yang dari tadi mendengarkan pembicaraan mereka, tangan dan kakinya begitu lemas dan gemetaran bahkan airmatanya sudah menetes dengan sendirinya.
"Kalau soal Alfa itu urusan gampang Pak Darwis, nanti saya bicarakan semuanya dengan Alfa."
"Baiklah."
"Kalau begitu, saya permisi dulu terima kasih Pak atas bantuannya."
Papa Tanu dan Daddy Darwis pun akhirnya berjabat tangan dan Papa Tanu memutuskan untuk pulang.
"Dad, apa tidak apa-apa? Bagaimana dengan Queen?" seru Mommy Vivian.
"Queen kan, besok akan berangkat ke Italia jadi baguslah kalau Queen dan Alfa putus biar Queen bisa belajar dengan fokus," sahut Daddy Darwis.
Mommy Vivian dan Daddy Darwis pun membalikan tubuhnya dan betapa terkejutnya mereka saat melihat Queen sudah berdiri di tangga dengan deraian airmatanya.
"Queen."
Queen tidak memperdulikan kedua orangtuanya lagi, dia pun langsung berlari naik ke atas dan masuk kembali ke dalam kamarnya.
Queen menenggelamkan wajahnya di atas bantal, dia menangis tersedu-sedu.
"Kenapa Mommy sama Daddy selalu saja menuruti semua keinginan Putri? kenapa mereka tidak pernah memperdulikan perasaanku, sebenarnya aku ini anak mereka atau bukan sih?" gumam Queen.
Queen memukul-mukul bantal dan melemparnya ke sembarang arah.
"Aku benci kalian semua!" teriak Queen.
Papa Tanu pun masuk ke dalam rumahnya dan langsung disambut oleh anak dan istrinya.
"Bagaimana Pa? apa yang sudah dikatakan Om Darwis? Om Darwis mau kan, membantu kita?" tanya Alfa cemas.
"Darwis mau membantu kita, tapi dengan satu syarat."
"Apa syaratnya, Pa?"
"Kamu harus mau jadi pacarnya Putri."
"Apa? Papa jangan bercanda, Papa kan tahu kalau Alfa itu pacaran sama Queen," seru Alfa kaget.
"Iya, tapi mau bagaimana lagi, itu syarat dari Darwis, kalau kamu harus menjadi pacarnya Putri. Kalau Papa gak masalah kamu mau pacaran sama Queen atau pun Putri, toh mereka sama-sama anaknya Darwis."
"Tidak Pa, Alfa tidak mau. Alfa hanya mencintai Queen."
"Alfa, tolonglah untuk kali ini kamu nurut sama Papa. Memangnya kamu mau hidup di jalanan? Kamu juga kan tahu, sekarang itu sangat sulit untuk mencari pekerjaan, kalau Papa tidak meminta bantuan kepada Darwis, bagaimana dengan biaya kuliah kamu nanti? Papa tahu, bagaimana perasaan kamu tapi Papa mohon untuk kali ini, kamu ngertiin kondisi kita."
Alfa terlihat sangat marah, dia pun memutuskan untuk pergi ke kamarnya.
"Kasihan Alfa, Pa, kalau begini," seru Mama Vina.
"Papa tahu, tapi mau bagaimana lagi, itu satu-satunya syarat dari Darwis. Lagipula Queen akan pergi kuliah ke Itali, jadi Papa yakin lambat lain, Alfa akan bisa menyukai Putri," sahut Papa Tanu.
Alfa dengan cepat menghubungi Queen, tapi Queen tidak mau mengangkatnya. Queen benar-benar sakit hati akan perlakuan tidak adil kedua orangtuanya. Walaupun Putri butuh perhatian lebih karena penyakit yang dideritanya, tapi Queen juga butuh perhatian dan ingin diperlakukan yang sama seperti Putri.
Queen mematikan ponselnya, dia sedang tidak mau bicara dengan siapa pun. Lalu Queen pun mengambil koper miliknya dan mulai memasukan semua barang-barangnya.
Queen memilih memanggil ART untuk mengambilkan sarapan karena Queen benar-benar tidak mau bertemu dengan kedua orangtuanya.
Dari pagi sampai malam, Queen tidak keluar dari kamarnya membuat Mommy Vivian merasa khawatir dan memutuskan untuk menemui putri sulungnya itu.
Tok..tok..tok..
"Queen, apa Mommy boleh masuk!" teriak Mommy Vivian.
Saat ini Queen sedang duduk di kursi yang berada di balkon kamarnya, dia mendengar teriakan Mommynya tapi Queen tidak memperdulikannya.
Merasa tidak ada jawaban sama sekali, Mommy Vivian pun memutuskan untuk masuk ke kamar Queen dan kebetulan pintu kamar Queen tidak dikunci.
Mommy Vivian melihat Queen sedang duduk termenung sembari menatap jauh ke depan sana.
"Sayang, ngapain kamu duduk di sini? angin malam tidak bagus untuk kesehatan," seru Mommy Vivian dengan mengusap kepala Queen.
Queen sama sekali tidak memperdulikan Mommynya, hingga Mommy Vivian pun duduk di samping Queen.
"Sayang, maafkan Mommy dan Daddy karena kami harus memaksamu untuk melanjutkan kuliah diluar negeri. Mommy tahu kalau kamu tidak mau, tapi Mommy tidak bisa berbuat apa-apa, keputusan Daddymu itu bersifat mutlak dan kamu tahu itu."
Lagi-lagi Queen tidak memperdulikan ucapan Mommynya, membuat Mommy Vivian hanya bisa menghembuskan napasnya kasar.
"Sayang, kamu marah ya, sama Mommy?"
Queen tetap di posisinya dan sama sekali tidak menoleh ke arah Mommynya membuat Mommy Vivian merasa sangat marah. Mommy Vivian membalikan tubuh Queen supaya Queen bisa menoleh ke arahnya.
"Kenapa kamu tidak sopan sekali, Queen? dari tadi Mommy bicara sama kamu, tapi kamu mengabaikan Mommy. Perasaan Mommy dan Daddy tidak pernah mengajarkan kamu untuk bersikap tidak sopan seperti ini," kesal Mommy Vivian.
"Sejak kapan kalian mengajari Queen? dari kecil sampai sekarang kalian tidak pernah memperhatikan Queen, hanya Putri yang kalian perhatikan jadi, jangan pernah mengajarkan Queen untuk bersikap sopan karena kalian memang tidak pernah mengajarkannya," sentak Queen.
Mommy Vivian hendak menampar Queen, tapi tangannya tertahan di udara.
"Kenapa diam? ayo tampar Queen, kalian dari dulu memang tidak pernah menganggap Queen anak kalian, Queen serasa anak tiri. Sekarang kalian ingin menyingkirkan Queen ke Italia karena kalian ingin menjodohkan Putri dengan Alfa kan? Semua milik Queen pasti akan diambil oleh Putri, bahkan kalian tidak memberi kesempatan Queen untuk bahagia."
Queen pun masuk ke dalam kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
Mommy Vivian pun merasa kesal, lalu Mommy Vivian pun memutuskan untuk keluar dari kamar Queen. Airmata Queen kembali menetes, sungguh hati Queen sangat sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
guntur 1609
dasar kalian orang tua biadab
2024-04-26
1
blecky
hrusx queen g yah baek manortu kyk bgtu
2024-03-22
1
Surati
dasar emak yg kejam sekejam ibu tiri
2023-02-11
6