Bab 10 Pergi Ke Rumah Nenek Arini

Queen dengan cepat menghentikan taksi, Queen memutuskan untuk pulang. Selama dalam perjalanan, Queen tak henti-hentinya meneteskan airmatanya hingga Queen pun sampai di rumah.

"Nek, Nenek!" panggil Queen.

Nenek Arini pun keluar dari kamarnya, dia tahu kalau Putri masuk rumah sakit tapi dia memilih untuk diam di rumah.

"Ya Allah Queen, kamu kenapa sayang?" tanya Nenek Arini cemas.

"Nek, Queen lebih baik tinggal bersama Nenek di kampung, Queen sudah tidak mau tinggal lagi di sini," sahut Queen dengan deraian airmata.

Nenek Arini pun memeluk cucu kesayangannya itu. "Apa kamu yakin sayang, mau tinggal bersama Nenek di kampung?"

"Iya Nek, bukanya Nenek punya rumah sakit di kampung, biar Queen bekerja di rumah sakit Nenek."

"Baiklah kalau begitu, kapan kita pergi dari sini?"

"Sekarang juga Nek."

"Ya sudah, apa kamu mau membawa barang-barang kamu?"

"Kebetulan koper Queen belum di bongkar, Queen bawa koper itu saja."

Queen dan Nenek Arini pun akhirnya pergi dari rumah itu tanpa sepengetahuan semuanya.

Sementara itu, di rumah sakit Alfa baru tersadar.

"Queen, Queen, kamu di mana?" seru Alfa.

"Queen barusan pergi Nak," sahut Mama Vina.

Alfa panik, dia pun segera berlari keluar untuk mencari Queen. Setelah cukup lama berkeliling mencari Queen, Alfa tidak bisa menemukannya.

"Queen ke mana, apa dia pulang ya?" gumam Alfa.

Alfa pun segera masuk ke dalam mobilnya, menuju rumah Queen. Beberapa saat kemudian, Alfa sampai dan Alfa langsung masuk ke dalam rumah Queen.

"Pak, apa Queen ada di dalam?" tanya Alfa.

"Nona Queen baru saja pergi bersama Nyonya besar," sahut sekuriti.

"Ke mana?"

"Saya kurang tahu Mas."

Alfa benar-benar merasa sangat bersalah, bisa-bisanya tadi dia melupakan Queen sampai-sampai dia tidak sadar kalau Queen sudah pergi.

"Sial, bodoh-bodoh kenapa aku sampai bodoh seperti ini sih," geram Alfa.

Alfa hanya bisa menjambak rambutnya sendiri, kalau Nenek Arini yang membawa Queen, sudah bisa dipastikan Queen pergi ke kampung dan Alfa tidak tahu di mana.

***

Pukul 22.00 malam, mobil Nenek Arini pun sampai di rumahnya. Queen tampak tertidur pulas, mungkin karena kelelahan dan capek menangis juga.

"Darna, tolong kamu bawakan koper Queen."

"Baik juragan."

Darna adalah sopir Nenek Arini, rumah Nenek Arini lumayan besar hanya ditempati oleh Nenek Arini, sopir, 2 ART, beberapa pengawal dan juga sekuriti.

Namanya di kampung, Nenek Arini sangat disegani oleh semua warga di sana. Namun semua warga sangat menyayangi Nenek Arini, walaupun ia orang terpandang tapi ia tidak sombong bahkan Nenek Arini mendirikan rumah sakit khusus untuk orang-orang yang tidak mampu.

"Queen, bangun sayang, kita sudah sampai," seru Nenek Arini dengan mengusap pipi Queen.

Queen mulai menggerakkan tubuhnya dan mengucek matanya.

"Sudah sampai ya, Nek?"

"Sudah, ayo kita masuk dan dilanjut lagi tidurnya di kamar kamu."

Queen pun menganggukkan kepalanya dan keluar dari dalam mobil.

"Nek, Queen tidur dulu ya."

"Iya sayang."

Queen pun melangkahkan kakinya menuju lantai dua dan masuk ke dalam kamarnya, kamar yang biasa dia tempati kalau berkunjung ke rumah Neneknya itu.

Untuk sesaat Queen duduk di pinggir ranjang, tapi karena dia merasa sangat ngantuk, Queen pun naik ke atas ranjang dan mulai merebahkan tubuhnya kemudian menutup tubuhnya dengan selimut tebal karena suasana di kampung sangatlah dingin, dan tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Queen pun masuk ke alam mimpinya.

Di rumah sakit...

"Dad, kata si Bibi, Queen pergi bersama Mama dan Queen juga membawa koper," seru Mommy Vivian.

Daddy Darwis hanya diam saja tidak banyak bicara, entah apa yang sedang dia pikirkan.

"Selama ini kita sudah terlalu menyakiti hati Queen, jadi lebih baik biarkan saja dulu Queen menenangkan hatinya terlebih dahulu di rumah Mama," seru Mommy Vivian.

Lagi-lagi Daddy Darwis hanya diam saja. "Sudah malam, Mommy tidurlah."

"Baiklah, kalau begitu Mommy tidur duluan. Daddy juga harus tidur jangan bergadang."

"Iya."

Mommy Vivian pun tidur di ranjang yang memang sudah disediakan pihak rumah sakit, sedangkan Daddy Darwis duduk di samping Putri dan memperhatikan wajah Putri yang terlihat pucat itu.

Daddy Darwis teringat akan ucapan Dokter tadi siang, kalau usia Putri diperkirakan tidak akan lama lagi. Kemungkinan terburuknya tidak akan sampai satu tahun karena kondisi ginjalnya yang semakin parah dan penyakitnya pun sudah menyebar ke organ-organ lainnya.

Tes....

Airmata Daddy Darwis menetes...

"Maafkan Daddy Queen, maafkan Daddy Putri, Daddy tidak becus menjadi seorang Ayah untuk kalian. Bahkan Daddy harus mengorbankan salah satu perasaan anak demi anak yang satunya lagi. Semoga kamu mengerti dan tidak membenci Daddy, Queen," batin Daddy Darwis.

Sebenarnya Daddy Darwis hanya ingin membuat kenangan indah untuk Putri karena usia Putri tidak akan lama lagi.

Putri sudah terkena penyakit sejak lahir, dan Daddy Darwis berjanji akan membahagiakan Putri tapi ternyata sikap Daddy Darwis salah, dia sudah menyakiti hati anak satunya lagi.

Dalam hatinya, Daddy Darwis tidak ingin kasar kepada Queen tapi entah mengapa setiap melihat Queen, bawaannya ingin marah-marah terus.

***

Keesokan harinya....

Queen mulai menggerakkan tubuhnya, semalam Queen tidur nyenyak sekali. Queen bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju balkon kamarnya.

Queen mengambil jaket karena udara pagi itu sangatlah dingin.

"Ya Allah, dingin banget."

Queen memandang pesawahan yang membentang luas.

"Aku akan memulai hidupku di sini, semoga aku bisa mendapatkan kebahagiaanku," gumam Queen.

Queen pun masuk kembali dan mengambil handuknya, karena udaranya dingin, Queen pun mandi dengan menyalakan air hangat.

Setelah selesai mandi dan memakai baju tebal, Queen pun turun ke bawah.

"Pagi, Nek!"

"Pagi, sayang. Ayo sarapan dulu."

Queen duduk di samping Nenek Arini dan mulai mengambil roti.

"Hari ini jadwal Nenek mau ke mana?" tanya Queen.

"Nenek mau ke sawah sayang, soalnya hari ini Nenek mau panen padi."

"Wah, bolehkah Queen ikut?"

"Boleh dong."

Queen pun dengan cepat melahap rotinya, setelah selesai sarapan Nenek Arini dan Queen pun bersiap-siap akan pergi ke sawah. Karena jarak dari rumah ke sawah lumayan jauh, Nenek mengajak Queen untuk naik sepeda. Nenek Arini memang sudah tua, tapi Nenek Arini terlihat sangat sehat karena Nenek Arini rajin berolahraga.

Queen menyunggingkan senyumannya sembari mengayuh sepedanya, sungguh Queen merasa bebas tinggal di kampung.

"Semoga kamu bahagia, Alfa. Terima kasih sudah menjadi orang yang selalu ada untukku dan pada akhirnya hubungan kita hanya sampai di sini, kamu bukanlah orang yang dikirimkan Allah sebagai jodohku," batin Queen.

Airmata Queen kembali menetes tapi dengan cepat Queen menghapusnya karena takut Neneknya tahu.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

mampus kau. orang tua kayak kau gak perlu di maafkan. biarkan sj kau tengvelam sm penyesalanmu dan hartamu yg kau banggakan

2024-04-26

2

Unik Hadipranoto

Unik Hadipranoto

Darwis dari keluarga yg kaya raya, tp ibuk nya di desa masih manen padi di sawah. Kok gak matching

2024-03-05

2

lena

lena

cerita novel bgs thor aku suka bgn dgn jalan cerita y, semangt trs

2024-02-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 "Pengenalan Tokoh"
2 Bab 2 "Pilih Kasih"
3 Bab 3 "Kesakitan Queen"
4 Bab 4 "Kepergian Queen"
5 Bab 5 Putri Yang Manja
6 Bab 6 Kemarahan Daddy Darwis
7 Bab 7 Bekerja Keras
8 Bab 8 Kepulangan Queen
9 Bab 9 Hancurnya Hati Queen
10 Bab 10 Pergi Ke Rumah Nenek Arini
11 Bab 11 Bertemu Polisi Menyebalkan
12 Bab 12 Kembali Terluka
13 Bab 13 Dokter Cantik Yang Dingin
14 Bab 14 Kedatangan Alfa
15 Bab 15 Hasutan Putri
16 Bab 16 Queen Sakit
17 Bab 17 Kebencian Queen
18 Bab 18 Berselisih Paham
19 Bab 19 Tawa Pertama Queen
20 Bab 20 Karya Harta, Miskin Cinta
21 Bab 21 Salah Tingkah
22 Bab 22 Berdebar
23 Bab 23 Berusaha Mendekati Queen
24 Bab 24 Liburan Keluarga
25 Bab 25 Kelakuan Putri
26 Bab 26 Dirazia
27 Bab 27 Kekhawatiran Rifki
28 Bab 28 Kegilaan Alfa
29 Bab 29 Mental Queen Terguncang
30 Bab 30 Ungkapan Cinta Rifki
31 Bab 31 Mencoba Membuka Hati
32 Bab 32 Akibat Dari Keegoisan
33 Bab 33 Kehamilan Putri
34 Bab 34 Mendirikan Sebuah Klinik
35 Bab 35 Kembalinya Safa
36 Bab 36 Kecemburuan Safa
37 Bab 37 Pertemuan Safa dan Queen
38 Bab 38 Kejutan Untuk Queen
39 Bab 39 Melamar
40 Bab 40 Permintaan Maaf
41 Bab 41 Perasaan Rifki
42 Bab 42 Jatuh Ke Sungai
43 Bab 43 Kemarahan Rifki
44 Bab 44 Ketakutan Rifki
45 Bab 45 Pernikahan Rifki Dan Queen
46 Bab 46 Balada Pengantin Baru
47 Bab 47 Kebahagiaan Queen
48 Bab 48 Kades Tampan
49 Bab 49 Pembinor Tampan
50 Bab 50 Kepergian Putri
51 Bab 51 Kades Gila
52 Bab 52 Baby Sitter Putra
53 Bab 53 Kondisi Nenek Arini
54 Bab 54 Baby Sitter Tidak Tahu Malu
55 Bab 55 Putra Di Culik
56 Bab 56 Siapa Raffi, Sebenarnya?
57 Bab 57 Masa Lalu Raffi
58 Bab 58 Kembalinya Alfa
59 Bab 59 Menyelamatkan Queen Part I
60 Bab 60 Menyelamatkan Queen Part II
61 Bab 61 Perubahan Queen
62 Bab 62 Salah Paham
63 Bab 63 Memaafkan
64 Bab 64 Pindah Rumah
65 Bab 65 Sikap Aneh Queen
66 Bab 66 Kebahagiaan Rifki Dan Queen
67 Bab 67 Queen Yang Manja Part I
68 Bab 68 Queen Yang Manja Part II
69 Bab 69 Kebahagiaan Yang Hakiki
70 Bab 70 Alea Saputra Darwis ( END )
71 Novel Baru
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 "Pengenalan Tokoh"
2
Bab 2 "Pilih Kasih"
3
Bab 3 "Kesakitan Queen"
4
Bab 4 "Kepergian Queen"
5
Bab 5 Putri Yang Manja
6
Bab 6 Kemarahan Daddy Darwis
7
Bab 7 Bekerja Keras
8
Bab 8 Kepulangan Queen
9
Bab 9 Hancurnya Hati Queen
10
Bab 10 Pergi Ke Rumah Nenek Arini
11
Bab 11 Bertemu Polisi Menyebalkan
12
Bab 12 Kembali Terluka
13
Bab 13 Dokter Cantik Yang Dingin
14
Bab 14 Kedatangan Alfa
15
Bab 15 Hasutan Putri
16
Bab 16 Queen Sakit
17
Bab 17 Kebencian Queen
18
Bab 18 Berselisih Paham
19
Bab 19 Tawa Pertama Queen
20
Bab 20 Karya Harta, Miskin Cinta
21
Bab 21 Salah Tingkah
22
Bab 22 Berdebar
23
Bab 23 Berusaha Mendekati Queen
24
Bab 24 Liburan Keluarga
25
Bab 25 Kelakuan Putri
26
Bab 26 Dirazia
27
Bab 27 Kekhawatiran Rifki
28
Bab 28 Kegilaan Alfa
29
Bab 29 Mental Queen Terguncang
30
Bab 30 Ungkapan Cinta Rifki
31
Bab 31 Mencoba Membuka Hati
32
Bab 32 Akibat Dari Keegoisan
33
Bab 33 Kehamilan Putri
34
Bab 34 Mendirikan Sebuah Klinik
35
Bab 35 Kembalinya Safa
36
Bab 36 Kecemburuan Safa
37
Bab 37 Pertemuan Safa dan Queen
38
Bab 38 Kejutan Untuk Queen
39
Bab 39 Melamar
40
Bab 40 Permintaan Maaf
41
Bab 41 Perasaan Rifki
42
Bab 42 Jatuh Ke Sungai
43
Bab 43 Kemarahan Rifki
44
Bab 44 Ketakutan Rifki
45
Bab 45 Pernikahan Rifki Dan Queen
46
Bab 46 Balada Pengantin Baru
47
Bab 47 Kebahagiaan Queen
48
Bab 48 Kades Tampan
49
Bab 49 Pembinor Tampan
50
Bab 50 Kepergian Putri
51
Bab 51 Kades Gila
52
Bab 52 Baby Sitter Putra
53
Bab 53 Kondisi Nenek Arini
54
Bab 54 Baby Sitter Tidak Tahu Malu
55
Bab 55 Putra Di Culik
56
Bab 56 Siapa Raffi, Sebenarnya?
57
Bab 57 Masa Lalu Raffi
58
Bab 58 Kembalinya Alfa
59
Bab 59 Menyelamatkan Queen Part I
60
Bab 60 Menyelamatkan Queen Part II
61
Bab 61 Perubahan Queen
62
Bab 62 Salah Paham
63
Bab 63 Memaafkan
64
Bab 64 Pindah Rumah
65
Bab 65 Sikap Aneh Queen
66
Bab 66 Kebahagiaan Rifki Dan Queen
67
Bab 67 Queen Yang Manja Part I
68
Bab 68 Queen Yang Manja Part II
69
Bab 69 Kebahagiaan Yang Hakiki
70
Bab 70 Alea Saputra Darwis ( END )
71
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!