Malam pun tiba....
Setelah makan malam bersama dengan Neneknya, Queen pun duduk termenung di teras rumah itu.
"Kamu ngapain duduk di luar seperti ini? udaranya dingin, nanti kamu sakit loh," seru Nenek Arini.
"Nek, besok Queen mulai bekerja di rumah sakit ya?"
"Kamu yakin? memangnya kamu tidak capek, sayang?"
"Tidak Nek, justru Queen sudah ingin cepat-cepat bekerja di rumah sakit biar Queen gak banyak pikiran."
"Ya sudah terserah kamu saja, Nenek mau telepon dulu orang kepercayaan Nenek supaya besok mereka tidak akan bengong saat kamu mulai bekerja."
Queen menganggukkan kepalanya, Queen semakin merekatkan jaketnya.
"Ya Allah, dingin banget."
Queen pun memutuskan untuk masuk dan beristirahat. Di sisi lain, Rifki saat ini sedang memijat kaki sang Ayah.
"Rifki, sudah Ayah tidak usah di bawa ke rumah sakit, nanti biayanya mahal kasihan kamu," seru Ayah Haris lemas.
"Ayah tidak usah memikirkan soal biaya, Rifki bekerja itu untuk kalian dan Rifki tidak bisa diam saja melihat Ayah kesakitan seperti ini," sahut Rifki.
Ibu Nur mengusap kepala Rifki dengan penuh kasih sayang.
"Kamu memang anak kebanggaan Ibu dan Ayah."
"Oh iya Bu, tadi pagi sepulang kerja Rifki bertemu dengan wanita cantik di jembatan yang dekat pesawahan, perasaan dia bukan orang sini deh tapi judesnya minta ampun," seru Rifki.
"Wanita cantik? oh, mungkin itu cucunya Nenek Arini yang dari kota," sahut Ibu Nur.
"Cucunya Nenek Arini? kok sifatnya beda banget ya Bu sama Nenek Arini. Nenek Arini sangat baik dan juga ramah, sedangkan dia judes banget loh Bu."
"Iya kan, sifat orang itu beda-beda Nak."
***
Keesokan harinya....
Queen dan Nenek Arini segera menuju rumah sakit, hari ini Queen akan mulai bekerja di rumah sakit milik sang Nenek.
Sesampainya di rumah sakit, semua staff rumah sakit langsung menuju ruangan meeting karena sang pemilik ingin memperkenalkan cucunya kepada semua orang.
"Selamat pagi semuanya!"
"Selamat pagi, Dokter."
"Hari ini saya ingin memperkenalkan cucu kesayangan saya, dia namanya Queen dan mulai sekarang Queen yang akan memimpin rumah sakit ini. Cucu saya ini lulusan terbaik dari kedokteran ternama di Italia jadi soal skill jangan diragukan lagi," seru Nenek Arini.
"Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama saya Queen mulai sekarang saya akan bekerja di sini jadi, mohon kerjasamanya dari rekan-rekan sekalian," seru Queen dengan dinginnya.
Semua pun tampak bertepuk tangan menyambut Queen.
Setelah selesai perkenalan, semuanya pun langsung keluar dari ruangan meeting dan mulai bekerja kembali ke bagian masing-masing.
Nenek Arini mengajak Queen untuk berkeliling melihat-lihat rumah sakit itu.
"Rumah sakit ini memang tidak terlalu besar, tapi rumah sakit ini setidaknya sudah menolong ribuan orang jadi, Nenek mohon sama kamu bekerjalah dengan sepenuh hati."
"Iya Nek, pasti."
"Ya sudah, kalau begitu Nenek pulang dulu nanti kalau pulang, kamu bisa hubungi Pak Darta untuk menjemputmu."
"Iya Nek, gampang."
Queen pun mengantarkan Neneknya sampai ke parkiran.
"Nenek pulang dulu, Queen."
"Iya Nek, hati-hati."
Mobil Nenek Arini pun mulai melaju meninggalkan rumah sakit, Queen membalikan tubuhnya hendak masuk ke dalam rumah sakit tapi baru saja dua langkah, sebuah mobil datang dan itu merupakan mobil darurat yang biasa disediakan oleh pengurus kampung apabila ada orang yang sakit.
"Dokter, suster, tolong!" teriak Rifki.
Dua orang suster segera membawakan brankar untuk Ayah Rifki, Queen mulai memperhatikan Ayah Rifki.
"Bawa ke ruang pemeriksaan, biar aku yang periksa," seru Queen.
"Baik Dokter."
Queen segera mengikuti suster, sedangkan Rifki tampak mengerutkan keningnya.
"Bukanya itu wanita yang kemarin, yang aku kira mau bunuh diri?" batin Rifki.
"Tolong keluarga pasien menunggu di luar saja ya," seru Suster.
Ibu dan Rifki pun menunggu di kursi tunggu yang berada di depan ruangan pemeriksaan.
"Pak, maaf sekarang apa yang Bapak rasakan?" tanya Queen.
"Perut saya sakit pada bagian ulu hati, mual dan sering muntah, terus perut saya terasa kembung juga Dokter. Kalau habis makan, perut saya terasa penuh atau bengah, na*su makan pun menghilang, dan berat badan saya juga menurun," sahut Ayah Haris lemas.
Queen tampak manggut-manggut, kemudian kembali memeriksa Ayah Haris.
"Bapak jangan pulang dulu ya, untuk sementara harus dirawat dulu di sini soalnya asam lambung Bapak naik dan Bapak juga sudah mengalami lambung kronis," seru Queen.
Ayah Harus hanya bisa menganggukkan kepalanya lemah.
"Suster, tolong bawa Bapak ini ke ruangan rawat inap."
"Baik Dokter."
Queen pun keluar dari ruangan pemeriksaan, Rifki dan Ibu Nur langsung menghampiri Queen.
"Bagaimana dengan keadaan Ayahku?" tanya Rifki.
"Bisa ikut denganku, ada yang mau aku bicarakan dengan pihak keluarga."
"Baiklah, Bu, Rifki ke ruangan Dokter dulu."
Rifki pun mengikuti langkah Queen dan masuk ke dalam ruangan Queen.
"Silakan duduk."
"Terima kasih."
"Begini, Ayah anda menderita lambung kronis bahkan asam lambungnya naik," seru Queen.
"Apa itu berbahaya?" tanya Rifki.
"Berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian kalau tidak ditangani secara baik."
Rifki sampai membelalakkan matanya saat mendengar penjelasan dari Queen.
"Asam lambung yang tidak di obati bisa memicu peradangan, terbentuknya jaringan parut, dan pertumbuhan jaringan abnormal di kerongkongan. Akibatnya, kerongkongan bisa terlihat lebih sempit dan kaku. Hal itu yang mengakibatkan si penderita susah menelan makanan, minuman, serta sesak napas."
"Terus sekarang apa yang harus dilakukan? bagaimana cara mengobatinya?" tanya Rifki.
"Cara mengobatinya, hindari konsumsi daging secara berlebihan dalam waktu singkat, jangan tidur setidaknya sampai 2 jam setelah makan, hindari makanan pedas dan asam, hindari minum kopi, beralkohol, dan bersoda, hindari makan coklat dan keju, serta hindari stres yang berlebihan. Perbanyak makan sayur-sayuran hijau dan buah-buahan."
"Baik Dokter, terima kasih."
"Untuk beberapa hari ke depan, Ayah anda biar dirawat dulu di sini sampai kondisinya stabil."
"Baiklah."
Queen membuka ponselnya, dia penasaran dengan status yang Putri tulis di sosmednya.
"Kalau begitu, aku permisi dulu."
Queen menganggukkan kepalanya tanpa memalingkan wajahnya dari ponselnya, betapa terkejutnya Queen saat melihat foto yang di posting Putri.
Putri memposting foto di saat Alfa sedang mengucapkan ijab kabul di rumah sakit, Queen berdiri saking kagetnya tapi kakinya terasa lemas, hingga Queen terjatuh ke lantai membuat Rifki terkejut dan menghampiri Queen.
"Ya Allah, Dokter kenapa?" tanya Rifki.
Queen menepis tangan Rifki, dan berdiri kemudian dengan langkah gontai Queen pun pergi keluar dari ruangannya dengan menghapus airmatanya kasar.
"Kenapa dengan dia?" batin Rifki.
Rifki pun ikut keluar dan pergi menuju ruangan rawat Ayahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Heryta Herman
dasar aak manja,egois...puteri kamu tk akan bahagia dgn merampas kebahagiaan orang lain...hukum tabur tuai menantimu dan juga ortu mu..
2024-02-15
2
Widya Asyanti
kasihan queen dan alfa ,korban org tua dan putri yg egois,jengkel jadi bacanya
2024-01-19
3
Surati
jgn jutek dong Queen, ntar Rifky jodohmu
2023-02-12
2