Bab 17

DDDDRRRTTT... DDDDRRRTTT...

Naya mendengar suara ponselnya berdering, ia lalu mengeluarkan dari dalam saku melihat siapa orang yang baru saja menghubungi dirinya.

"Loiner?".

Ia terkejut, kemudian Naya melihat samping kiri kanannya tak seorang pun melihat kepadanya. Lalu ia segera memasuki ruangan Rian tanpa mengetuknya.

Rian heran, "Ada apa Nay?".

"Ini, dia menghubungi ku" Naya menunjukkan layar ponselnya di hadapan Rian melihat panggilan Loiner masih berlangsung. "Apa yang harus aku lakukan?".

"Tunggu sebentar. Terlebih dahulu kamu tenang, coba tarik nafas. Kamu harus terlihat tenang supaya ia tidak curiga. Sekarang baru angkat, jawab seperti biasanya".

"Baiklah" Naya mengangguk menggeser tombol hijau. "Ada apa?" suaranya terdengar seperti biasa.

"Kenapa sangat lama sekali?" Loiner berkata kasar. "Kamu dimana? Papa ingin bertemu dengan mu".

Naya melihat Rian meminta jawaban apa yang harus ia berikan kepada Loiner.

"Katakan aku sedang di kantor, aku baru saja mendapatkan pekerjaan di perusahaan CTJ".

Naya mengangguk, ia lalu memberitahu Loiner seperti yang baru saja Rian ucapkan. Tidak lama setelah itu, Loiner mematikan ponselnya.

"Sepertinya dia mau kemari".

"Mmmmm, aku tau" Rian menatapnya. "Kamu yakin bisa menghadapi mereka? Kalau sesuatu terjadi kepada mu, cepat beritahu aku".

"Iya, aku akan memberitahu mu".

Naya langsung keluar, namun saat ia keluar tiba-tiba ia melihat Reyhan berdiri dari kejauhan sana bersama dengan Paris yang sedang melihat kepadanya.

"Reyhan" batin Naya.

Kemudian kedua pria itu berjalan mendekati pintu ruangan Rian, tanpa mengajaknya bicara, keduanya langsung masuk ke dalam.

"Hhhmmss... Mau sampai kapan tatapan mata kamu akan seperti ini terus Rey? Aku sangat merindukan kamu yang dulu, bocah kecil yang pernah aku kenal".

Ia mendudukkan diri kembali, tidak lama setelah itu. Hanya sekitar 15 menit lamanya, ponselnya berdering lagi.

"Mmmmm?".

"Kamu dimana? Turun sekarang juga" ucap Loiner tergesa-gesa.

Naya kemudian membereskan meja kerjanya, ia menyandang tas pergi meninggalkan meja kerjanya menemui Loiner di depan pintu loby. Dan begitu ia tiba disana, ia langsung melihat Loiner berdiri seorang diri disamping mobil sport miliknya.

"Ada apa?" tanyanya.

Loiner pun melihat kepadanya menyuruh Naya masuk ke dalam mobil. Tanpa melawan atau pun banyak bertanya, Naya langsung memasuki mobil tersebut dengan sangat tenang seperti tidak ada masalah. Begitu juga dengan Loiner, ia masuk duduk diatas kursi kemudi. Tidak lama setelah itu, mobil sport Loiner pun pergi meninggalkan gedung perusahaan CTJ.

Dalam perjalanan Naya hanya diam saja, ia asik bermain game dengan ponselnya. Sedangkan Loiner, pria itu sedari tadi asik terus menerus memperhatikan gerak gerik yang ia lakukan. Hingga kini mereka telah tiba dirumah, Loiner membawanya masuk ke dalam rumah melihat Bagus telah menunggu dirumah tersebut.

Naya lalu memanggil sang paman melihatnya dengan tatapan mata seperti biasa.

"Duduklah" ucap Bagus.

Naya pun langsung mendudukkan diri begitu juga dengan Loiner. Kemudian Bagus memperhatikan gerak-gerik dari bentuk tubuh Naya seperti sedang mencari jawaban yang ia inginkan.

"Naya, apa selama ini seseorang menghubungi mu? Jawab paman dengan jujur".

Naya pura-pura bingung tidak mengerti maksud dari perkataan sang paman. Naya pun menggeleng kepala.

"Ada apa paman? Aku tidak pernah menerima panggilan dari siapa pun kecuali dari mertua ku".

Sejenak Bagus terdiam, ia memikirkan apa mungkin Naya telah berkata yang sejujurnya.

"Apa kamu tidak sedang berbohong kepada paman?".

"Tidak paman, aku berkata sejujurnya".

Bagus melihat kepada Loiner, anak laki-laki yang duduk berseberangan dengan Naya itu terlihat tidak bisa mempercayai jawaban yang Naya berikan. Begitu juga dengan Bagus, mereka tanpak curiga pasti ada sesuatu yang Naya sembunyikan dari mereka.

"Kenapa paman melihat ku seperti itu? Ada apa paman sampai paman memanggil ku kemari? Aku juga tidak bisa berlama-lama di luar, aku harus kembali karna pekerjaan telah menunggu ku di kantor".

Loiner tersenyum menyeringai, "Kamu yakin bekerja di perusahaan itu? Kamu bekerja sebagai apa disana?".

Naya melihatnya, "Kenapa kamu bertanya seperti itu? Apa selama ini kamu meragukan kemampuan ku?".

Loiner semakin tersenyum mengejek, "Tidak apa-apa, aku hanya meragukan kemampuan apa yang kamu miliki. Perusahaan Reyhan telah menjadi perusahaan global. Bagaimana bisa dia menerima kamu bekerja di perusahaan itu jika nantinya kamu hanya bermain-main".

Naya mendengus kesal, adiknya itu membuat ia tidak ingin berlama-lama disana.

"Jika hanya itu saja yang ingin paman bahas dengan ku. Sebaiknya aku pergi saja, kamu tidak usah mengantar ku, aku naik taksi saja".

Naya lalu pergi meninggalkan mereka. Bagus langsung berkata, "Awasi dia, jawaban yang baru saja Naya berikan papa sama sekali tidak dapat mempercayainya".

"Siap pah, aku akan mengawasi Naya".

"Mmmmmm".

Sekarang Naya berada di pinggir jalan, ia menghentikan sebuah taksi menuju gedung perusahaan CTJ. Dan begitu taksi tersebut berhenti, ia langsung masuk ke dalam melihat Loiner mengikuti dirinya dari belakang. Naya pun tersenyum dalam hati.

"Lihat saja, secepatnya aku akan membuat kalian semua membayar apa yang telah kalian lakukan terhadap kedua orang tua ku. Aku akan menghukum kalian" ucap Naya dalam hati.

Hingga perjalanan 25 menit menempuh gedung tempat ia bekerja, kini ia telah tiba disana. Ia lalu turun dari dalam taksi, ia masih melihat Loiner mengikuti dirinya. Ia kemudian memasuki lobby, disana ia bertemu dengan Reyhan sedang berbicara dengan beberapa tamu yang sepertinya baru saja datang.

Tidak ingin menganggu konsentrasi Reyhan, ia mengambil jalan dari sisi lain menggunakan tangga darurat. Di dalamnya baru ia bisa menghela nafas legah, akhirnya ia tidak melihat Loiner lagi.

Setelah beberapa menit lamanya ia berada disana, ia keluar kembali mencari keberadaan Loiner siapa tau pria itu masih menunggu disana, ternyata ia sudah pergi. Dan lagi-lagi Naya menghela nafas legah, ia pun berjalan kearah lift menuju lantai tempat ia bekerja.

Dan begitu Naya naik, ia mendapatkan sebuah notifikasi dari nomor yang tidak di kenal. Pesan itu berisi, "Jangan pernah macam-macam kalau kamu masih mencintai nyawa mu".

Deng!

Naya mematung, kedua tangannya bergetar tak karuan sampai ponsel yang ia pegang jatuh begitu saja diatas lantai.

Ting!

Pintu lift terbuka, Rian yang ketepatan menunggu disana langsung melihat Naya yang tergeletak tak berdaya.

"Naya!" ia terkejut, ia segera membawa Naya keluar dari dalam lift membuat yang lainnya melihat kepada mereka dibuat heran. "Nay! Nay! Naya! Ada apa? Kamu baik-baik saja?".

Tidak ada jawaban dari Naya. Akhirnya Rian pun membawanya kedalam ruangannya memberikan segelas air putih ditangannya.

"Kamu tenang dulu Nay, apapun itu coba jangan memikirkannya. Ini, kamu minum dulu".

Naya menerimanya, ia pun meminum air putih tersebut dengan sebutir air mata mengalir dari pipinya.

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

thor harunya naya jgn di bikin bodoh, dia harus jd wanita berani dn kuat

2023-07-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!