Naya menjatuhkan tubuhnya, seluruh anggota tubuhnya bergetar tak karuan ditambah air mata Aliya yang terus-menerus berderai.
"Jika akhir dari semuanya seperti ini. Untuk apa aku harus menikah dengannya? Sebenarnya apa tujuan dia menerima pernikahan ini?".
Lama menangis disana, Naya mengusap air matanya bangkit berdiri. Ia berpikir untuk apa ia harus menangis dan terus menangis, yang harus ia lakukan saat ini yaitu mengisi perutnya yang semakin terasa lapar.
Naya masuk ke dalam kamar, ia mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompet. Setelah itu ia mencari makanan yang bisa ia makan untuk mengisi perutnya, setelah itu ia akan berbelanja ke swalayan untuk membeli bahan-bahan yang akan ia masak.
Dan sekarang Aliya berada di depan warung makan dekat Mension Reyhan. Ia lalu masuk ke dalam tanpa memikirkan gengsi karna ia juga harus menghemat keuangan.
"Permisi Bu, saya pesan nasi bungkusnya dua yah. Lauknya terserah mau apa ajah Bu asalkan jangan telor" ucap Naya.
Si penjual pun mengiyakan permintaan Naya, mereka segera membungkusnya memberikan kepadanya sambil menyebut jumlah yang harus Naya bayar. Begitu selesai, Naya melihat jalan lumayan sedikit ramai, ia kemudian berjalan kearah halte bus untuk bertanya swalayan terdekat disana ada dimana.
"Permisi!" tanyanya kepada salah orang tersebut. "Maaf, saya mau bertanya. Swalayan di dekat sini ada dimana?".
Mereka lalu melihat Naya, setelah itu mereka menunjuk kearah kanan kalau swalayan berada disana.
Sambil tersenyum, Naya mengucapkan terima kasih sudah menjawab pertanyaannya. Ia pun berjalan menuju tempat tersebut, namun kedekatan swalayan seperti yang mereka katakan tidak seperti yang Naya pikirkan, swalayan tersebut begitu sangat jauh hingga membuat ia kelelahan.
"Aaakkhhh, kenapa sangat jauh sekali? Sekarang aku ada dimana?".
Naya menarik nafas panjang, ia melihat samping kiri kanannya dengan nafas tersengal-sengal.
"Jika aku tau akan seperti ini, lebih baik aku naik taksi saja" gumam Naya.
Kemudian ia melanjutkan perjalanannya kembali, tidak lama setelah itu, akhirnya ia pun menemukan sebuah tempat perbelanjaan yang super besar tepat sekarang dihadapannya.
"Akhirnya, ketemu juga" Naya tersenyum senang. Ia pun segera masuk ke dalam mencari apa yang ia butuhkan. Dan selama berbelanja, ia asik memasukkan ka dalam keranjang tanpa ia sadari kalau keranjang tersebut telah terisi penuh.
"Astaga! Aku tidak sadar kalau belanjaan ku sudah sebanyak ini".
Lalu seorang pria yang tidak ia kenal berhenti di hadapannya dengan senyum tipis. Melihat dia seperti itu, Naya mengernyitkan dahi ada apa dengan pria aneh ini.
"Hay, aku orang baru disini. Boleh aku membantu mu?".
"Apa?" Naya dibuat merasa risih. Pria itu benar-benar sangat aneh dan seperti yang ia lihat pria itu terlihat mesum.
"Jangan khawatir, aku bukan orang jahat. Kamu ya saja yang tidak sadar kalau sedari tadi aku selalu memperhatikan kamu. Kamu pasti keberatan mendorong semua belanjaan ini, karna itu aku menawarkan diri boleh aku membantu mu?".
Naya menggeleng, setelan itu ia pergi meninggalkan pria aneh tersebut.
"Rian, nama ku Rian. Aku bekerja di perusahaan CTJ" ia berteriak agar Naya mendengarnya. Tetapi Naya sama sekali tidak merespon apa yang ia bilang, Naya pura-pura tidak mendengarnya.
.
Setibanya Naya dirumah, ia melihat semua barang belanjaan yang ia beli dari swalayan begitu sangat banyak, bisa dibilang cukup untuk ia selama satu minggu bersama dengan Reyhan, itu juga kalau Reyhan mau.
"Aaakkhhh, badan ku terasa lelah sekali" kemudian ia mendudukkan diri diatas kursi sambil membereskan semua barang belanjaan ke dalam kantong plastik. Melihat itu semua sudah beres, baru ia memasukkan ke dalam kulkas. Dan sekarang pekerjaannya telah selesai, ia lalu melihat nasi bungkus yang tadi ia beli, ia tau kalau nasi tersebut sudah dingin.
Tidak ingin memakan yang sudah dingin, ia mencari open pemanas makanan. Dan begitu ia mendapatkan, ia pun segera memasukkan ke dalam open selama 7 menit lamanya.
"Aku sangat lapar sekali. Tapi dia? Apa dia mau makan atau tidak?".
Lama berpikir menunggu nasi bungkus miliknya panas, Naya tiba-tiba merasa tidak perduli. Karna ia tau kalau Reyhan tidak bakalan mau memakannya meskipun ia memaksa.
Tetapi ia tidak tega jika ia makan sendiri, Reyhan juga perlu makan. Hingga akhirnya ia mendatangi kamar Reyhan, ia mengetuk pintu tersebut sebanyak tiga kata, namun tidak ada jawaban dari sang empunya kamar. Lalu Naya mencoba untuk membuka sendiri, pintu kamar Reyhan malah terkunci.
"Kenapa di kunci?" Naya melihat sekitarnya tidak melihat siapa-siapa. "Kemana perginya dia? Apa dia pergi ke kantor? Atau mungkin?".
Naya menunggu beberapa menit lamanya, ia kemudian mengetuk pintu kamar itu kembali. Dan lagi-lagi tidak jawaban.
"Sudahlah, sepertinya Reyhan benar-benar tidak ada di dalam kamarnya".
Naya pun pergi meninggalkan pintu kamar Reyhan, ia kembali ke dalam melihat nasi bungkusnya telah tersaji diatas piring. Tanpa menunggu lama lagi, ia pun langsung memakannya dengan sangat lahap.
"Begitu aku selesai makan, aku akan memikirkan apa yang akan aku lakukan selama aku tinggal disini. Setelah itu aku baru memasak makan malam untuk kami".
.
Sedangkan Reyhan yang berada di perusahaan, ia melihat Paris tengah sibuk mengerjakan pekerjaan yang baru saja ia berikan.
"Paris" panggilnya.
"Iya tuan?" Paris menghentikan pekerjaannya melihat Reyhan baru saja memanggilnya.
Reyhan mengeluarkan sebatang rokok dari dalam bungkusnya, ia menyalakan dan menghisapnya sambil menatap keatas langit-langit ruangannya.
"Aku baru saja pindah rumah".
Paris terdiam.
"Jadi tuan sudah pindah rumah?".
"Mmmmm".
"Lalu bagaimana dengan dia tuan? Apa dia setuju kalau tuan pindah kerumah itu?".
Reyhan tersenyum sinis, "Biarkan saja, itu hukuman buat dia telah berani mengantikan posisi Yolanda dalam hidupku. Secara perlahan aku akan membuat dia menderita dan memilih pergi meninggalkan aku".
Paris di buat bingung, "Kenapa tuan berkata seperti itu?".
Reyhan melihatnya, "Aku merasa kalau dia merasa senang setelah Yolanda meninggal dunia. Lihat saja, bagaimana bisa dia menerima permintaan kedua orang tua kami dengan menikahi ku sedangkan Yolanda adik dia sendiri?".
Masuk di akal, Paris pun mengangguk setuju bagaimana bisa Naya dengan semudah itu menuruti permintaan sang paman mengantikan posisi Yolanda dalam hidup Reyhan. Pasti selama ini Naya diam-diam mencintai Reyhan.
"Atau jangan-jangan, kalau selama ini dia berdukun agar rumah tangga tuan dengan nona Yolanda hancur?".
"Apa?" Reyhan terkejut. Ia memikirkan perkataan Paris apa mungkin itu terjadi.
"Tapi itu hanya tebakan ku saja tuan, siapa tau saja dia mau melakukan hal seperti itu. Karna jaman sekarang, banyak orang melakukan hal yang kotor demi mendapatkan apa yang dia mau".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
christina paya wan
dari naya tukar ke aliya..
2025-01-10
0
Kasmiwati P Yusuf
iihhh..dpt kwn julit..cowok ap an tu s paris...mandi kembang sana biar otak bner
2023-05-20
0