1 tahun kemudian...
Siang ini Yolanda tiba-tiba mendapatkan sebuah pesan dari teman-teman masa kecilnya, mereka mengajak Yolanda untuk berkumpul bersama di sebuah mall yang terbilang cukup jauh dari tempat mereka tinggal.
Namun sebelum Yolanda mengiyakan ajakan mereka, ia sempat berpikir haruskah ia pergi kesana? Tapi kalau ia tidak pergi, ia merasa tidak enak kepada mereka, karna selama ini ia sudah berapa kali menolak mereka. Tetapi karna mereka terus-menerus mendesak ia, akhirnya Yolanda pun menerima ajakan mereka tanpa memberitahu Reyhan karna kalau sampai ia memberitahu Reyhan, ia pasti tidak akan di izinkan oleh sang suami.
Dan sekarang Yolanda sedang bersiap-siap, ia asik memilih pakaian yang cocok ia pakai ditubuhnya. Setelan ia menemukan pakaian itu, Yolanda langsung memakainya melihat tubuhnya di pantulan cermin begitu sangat cantik dan anggun.
"Wah, aku sangat cantik sekali".
Tidak berlama-lama setelah itu, Yolanda pun keluar meninggalkan kamarnya. Ia akan membawa mobil sendiri, karna ketepatan sampai sekarang, Reyhan belum menemukan supir yang sesuai ia inginkan.
Lalu Yolanda memasuki mobil, tetapi saat itu juga cuaca tiba-tiba mendung sedikit gelap menandakan hujan akan segera turun.
"Aaiisss... Kenapa harus sekarang sih? Kenapa tidak nanti malam saja, atau setidaknya tunggu aku tiba dulu disana. Ck, ini sangat menyebalkan sekali".
Tidak jadi penghalang untuk Yolanda pergi kesana, ia pun segera menjalankan mobil sport kesayangannya menuju lokasi tersebut.
20 menit perjalanan, Yolanda melihat jalanan sedikit macet. Ia kesal, ia sangat tidak suka berlama-lama di jalanan apalagi yang perjalanan yang ingin ia tempuh tidak terlalu jauh lagi.
"Sebaiknya aku mengambil jalan lain saja".
Tetapi saat itu juga, sebuah mobil besar tiba-tiba melaju kencang dari belakang mobil Yolanda membuat mobil sport Yolanda tercampak sangat menggenaskan hingga mobil itu terbalik.
Melihat itu, semua orang pun histeris melihat mobil Yolanda terbalik, mereka pun segera menolong mengeluarkan Yolanda dari dalam mobil.
"Astaga, dia wanita hamil" ucap mereka.
"Ayo, telpon sekarang juga ambulans. Sepertinya dia masih hidup".
Saat mereka menghubungi ambulans, saat itu juga hujan turun begitu sangat deras hingga darah yang mengalir dari tubuh Yolanda berceceran di atas aspal jalan.
"Bagaimana ini? Kasihan sekali dia".
Lama menunggu ambulans tiba disana, akhirnya ambulans tersebut tiba juga. Mereka pun langsung membatu mengangkat tubuh Yolanda kedalam mobil.
Sedangkan Reyhan yang berada di kantor, ia tiba-tiba merasa pusing memijit keningnya sampai berulang-ulang kali.
"Ada apa tuan?" tanya Paris.
"Tidak tau, aku hanya merasa pusing saja" Reyhan bangkit berdiri. Ia melihat keluar hujan turun begitu sangat lebat. "Aku baru saja tadi menghubungi Yolanda. Tapi perasaan ku tiba-tiba tidak enak".
Paris yang mendengar, ia langsung menyuruh Reyhan untuk menghubungi nomor istrinya itu kembali untuk memastikan kalau Yolanda baik-baik saja.
Menuruti perkataan Paris, Reyhan pun segera menghubungi nomor sang istri. Tetapi saat sambungan telepon itu tersambung, Reyhan malah mendengar suara pria.
"Ini siapa?" tanya Reyhan.
"Apakah saya berbicara dengar suami pasien?".
Reyhan bingung, "Maksudnya? Ada apa dengan istri saya?".
"Istri anda baru saja mengalami kecelakaan di jalan xxx. Kami sedang membawa pasien kerumah sakit".
DDUUAARRRR....
Bagaikan disambar petir, Reyhan pun langsung menjatuhkan ponselnya segera berlari meninggalkan ruangannya menuju rumah sakit dimana Yolanda akan ditangani.
Dan sesampainya Reyhan disana, ia melihat tubuh sang istri ditangani oleh beberapa dokter. Namun, sesuatu yang tidak Reyhan inginkan terjadi kepadanya, yaitu sang dokter yang menangani sang istri mengundurkan diri melihat mereka keluar dari dalam ruangan itu.
"Maafkan kami, kami semua sudah melakukan yang terbaik untuk keselamatan pasien".
"Aarrkkhhh... Aaarrrkkkhh... Tidak mungkin Aarrkkhhh... Tidak mungkin, istri ku tidak mungkin pergi meninggalkan aku aaarrrkkkhh... Tidak mungkin" teriak Reyhan histeris di depan pintu ruangan Yolanda di tangani.
Kemudian ia masuk ke dalam, ia melihat tubuh istrinya itu tergeletak tidak berdaya membuat ia semakin rapuh.
"Sayang, ayo bangun. Kamu tidak boleh meninggalkan aku seperti ini hiks.. Sayang ayo bangun, kamu sudah berjanji kepada ku kalau kamu tidak akan pernah meninggalkan aku sayang aarrkkhhh".
_
_
Begitu Yolanda di nyatakan meninggal dunia, kedua keluarga itu begitu sangat berduka. Ditambah kedua orang tua Yolanda sampai sekarang belum juga percaya kalau putri mereka itu benar-benar sudah meninggal dunia.
Lalu sang kakak mengusap punggung Reyhan, ia mencoba memberikan kekuatan kepada adiknya itu. Namun bukannya merasa kuat, Reyhan malah semakin menangis di pelukan sang kakak.
"Kenapa harus seperti ini aarrkkhhh... Kenapa harus orang yang aku cintai? Kenapa Tuhan harus mengambil istri ku dan juga buah hati kami? Apa Tuhan begitu sangat membenci ku?".
Nessa yang hanya mendengar suara tangisan Reyhan ikut merasa sangat sakit, apalagi adiknya itu.
"Ya Tuhan, jangan berkata seperti itu Rey. Tuhan tidak membenci mu, Tuhan sama sekali tidak membenci mu. Justru Tuhan lebih sayang kepada istri dan anak mu Rey. Kamu yang sabar ya Rey, apapun yang terjadi kamu harus kuat. Aku sebagai kakak mu akan mendoakan yang terbaik untuk kamu dan juga istri mu".
Lalu keluarga itu pergi meninggalkan liang kuburan Yolanda, dan sekarang tinggallah Reyhan seorang diri disana.
"Sayang, maafkan aku.. Maafkan aku tidak bisa menjadi suami yang terbaik untuk mu. Aku sangat mencintaimu sayang, aku sangat mencintaimu mu. Tolong berisitirahatlah dengan damai, aku akan selalu mencintaimu sampai akhir hidup ku".
Reyhan lalu pergi meninggalkannya, kemudian ia melihat Naya berdiri di ujung sana mengenaikan pakaian hitam dengan kaca mata. Reyhan sempat berhenti, setelah itu ia pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah dua kata.
Melihat itu, Naya juga sama sekali tidak menegurnya. Setelah itu ia berjalan mendekati tempat peristirahatan terakhir Yolanda membawakan setangkai bunga mawar.
"Aku datang Yolanda" ucapnya. Air mata Naya mengalir, "Aku tidak menyangka kalau kamu akan secepat ini pergi meninggalkan kami semua Anda. Aku pikir kamu akan menua bersama dengan keluarga baru mu. Tapi nyatanya, kamu malah pergi begitu saja".
Naya melihat keatas, air matanya mengalir begitu sangat deras.
"Aku pergi Anda. Istirahat lah dengan damai".
Pergi meninggalkan makam Yolanda, ia langsung kembali kerumah. Dan sesampainya ia disana, ia melihat paman dan juga bibinya itu berada di ruang keluarga. Tidak ingin mengajak mereka bicara, Naya berjalan begitu saja meninggalkan mereka. Namun saat itu juga sang bibi memanggil namanya menyuruh ia duduk disana.
Tanpa melawan, Naya pun menghentikan langkahnya melihat mereka duduk disana menatapnya dengan tatapan mata tidak suka.
"Puas sekarang kamu Naya? Puas sekarang kamu setelah Yolanda meninggal dunia hiks.. aarrkkhhh" sang bibi menangis belum siap menerima kepergian putrinya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments