Bab 12

Naya sekarang telah bersiap-siap, ia berpenampilan menarik membuat perusahaan mana pun akan merekrutnya menjadi karyawan disana. Kemudian Naya tersenyum tipis, ia melihat penampilannya benar-benar sangat menarik. Setelah itu ia pergi keluar dari dalam kamar, hari ini juga ia harus mendapatkan pekerjaan.

Dan sekarang Naya berada di halte bus. Meskipun selama ini ia sangat jarang keluar menggunakan angkutan umum, mulai sekarang ia akan belajar sama seperti dengan mereka yang sedang menunggu bus menuju pusat kota.

"Kenapa busnya lama sekali?".

Merasa bosan, Naya bangkit berdiri. Ia melihat pejalan kaki yang lainnya berlalu lalang dari hadapannya. Tidak lama setelah itu, sebuah mobil berhenti di hadapan mereka membuat ia melihat kearah mobil tersebut. Namun begitu pintu mobil terbuka, Naya dibuat heran kenapa pria itu malah tersenyum kepadanya.

"Ada apa dengan pria ini? Kenapa dia sangat aneh sekali?" batin Naya. Lalu ia membuang arah pandangan matanya. Tetapi pria itu malah semakin mendekatinya.

"Akhirnya kita bertemu lagi. Hallo, kamu masih mengingat ku? Aku Rian" tersenyum.

Naya mengernyitkan dahi, "Kamu siapa? Aku tidak mengenal mu siapa. Sebaiknya kamu pergi".

Rian semakin melebarkan senyuman di wajahnya, "Kemarin kita bertemu sewaktu berada di swalayan. Tapi kamu malah mengabaikan aku begitu aku menawarkan bantuan kepada mu. Apa kamu masih belum mengingatnya?".

Naya menjauh, pria yang berada di hadapannya itu membuat ia sangat tidak nyaman.

"Kenapa kamu menjauh? Seperti yang aku lihat, kamu sedang mencari pekerjaan. Apa aku benar?".

"Apa urusan mu? Sana pergi".

Rian tertawa kecil, "Ketepatan sekali perusahaan tempat aku bekerja sedang menerima karyawan. Bagaimana kalau kamu menjadi karyawan disana? Aku rasa kamu akan menyukainya".

Naya sempat tertarik, tapi setelah itu ia membuang semua khayalan tersebut.

"Aku tidak tertarik, sana pergi. Aku tidak ingin melihat mu".

"Benarkah kamu tidak tertarik? Padahal pekerjaan yang ingin aku tawarkan kepada mu adalah pekerjaan yang pastinya akan kamu sukai. Dan juga gaji yang perusahaan itu tawarkan, begitu sangat besar. Tapi mendengar kamu sama sekali tidak tertarik, aku tidak bisa memaksa mu. Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu. Semoga kamu segera mendapatkan pekerjaa...

"Tunggu!" Naya menahan kedua langkah kaki Rian membuat ia tersenyum senang melihat kepadanya. "Kalau boleh tau, pekerjaan apa yang ingin kamu tawarkan kepada ku?".

Tiba-tiba Naya membuang rasa gengsinya, karna ia sangat membutuhkan sebuah pekerjaan untuk ia bertahan hidup untuk beberapa tahun ini.

"Kenapa kamu diam saja? Ayo jawab aku".

Naya mendesaknya.

"Baiklah, tapi sebelum aku menjawab pertanyaan mu. Sebaiknya kamu ikut aku saja, bagaimana?".

Naya memicingkan kedua matanya merasa curiga kepada pria yang berada di hadapannya itu. Karna jaman sekarang ini, laki-laki tidak bisa di percayai seperti yang baru saja ia lihat ini.

"Hey, jangan khawatir. Aku sudah katakan kepada mu kalau aku ini bukan pria jahat yang kamu pikirkan. Aku ini pria baik-baik, kalau kamu tidak percaya" Rian mengeluarkan sebuah kartu nama dari dalam jas. "Ini kartu nama ku, kamu bisa melihatnya".

Naya pun langsung menerima kartu nama Rian, ia melihat pria tersebut mendapatkan gelar sebagai direktur disalah satu perusahaan ternama, namun perusahaan itu seperti tidak asing bagi dia. Tetapi ia tidak tau perusahaan itu perusahaan dari mana, hanya saja ia merasa familiar dengan nama tersebut.

"Jadi kamu bekerja disini?" tanya Naya memastikan.

"Mmmmm, aku bekerja di perusahaan ini. Bagaimana? Apa kamu masih belum mempercayainya?".

"Mmmm, aku memercayai mu" jawab Naya mengembalikan kartu namanya. "Terima kasih".

Tersenyum, "Terima kasih untuk apa? Tapi sebelumnya, boleh aku mengetahui siapa nama mu? Aku ingin memanggil mu dengan sebutan nama".

"Naya, kamu panggil saja dengan sebutan itu".

"Baiklah, sekarang ayo ikut aku" Rian membawa Naya mendekati mobil sport yang ia pakai, dengan senyum mengembang di wajahnya, ia langsung membukakan pintu mobil tersebut untuk Naya membuat Naya merasa tidak enak di perlakukan seperti itu olehnya.

"Tidak usah melihat ku seperti itu, ayo masuk Nay".

Tidak lama setelah itu, Naya pun langsung masuk ke dalam mobil begitu juga dengan Rian.

"Kita berangkat sekarang juga".

"Mmmmm".

Di dalam mobil keduanya sempat terdiam, Rian lalu meliriknya sambil bertanya.

"Kenapa kamu hanya diam saja Nay? Apa ada masalah?".

"Tidak" jawabnya singkat.

"Tapi kenapa aku melihat dari wajah mu seperti ada masalah. Apa itu mengenai pekerjaan?".

"Tidak" jawabnya lagi.

"Terus? Akh, maafkan aku sudah banyak bertanya. Sebentar lagi kita akan segera tiba. Kamu sudah sarapan Nay? Dari rumah aku tadi belum sempat sarapan".

Rian tersenyum, ia melihat wajah Naya begitu sangat kesal mendengarkan semua ocehan yang keluar dari dalam mulutnya.

Kemudian Rian menepikan mobil, ia melihat Naya hanya diam saja tanpa mengeluarkan sepatah dua kata.

"Kamu tunggu sebentar ya Nay. Aku membeli sarapan pagi dulu di toko itu".

Rian pun keluar dari dalam mobil, ia berjalan memasuki toko kue tersebut membeli beberapa potongan sandwich dan juga kopi panas untuk ia minum bersama dengan Naya.

"Ini tuan, terima kasih banyak" ucap si pegawai toko yang sudah menjadi langganan setia Rian.

Setelah itu Rian kembali masuk ke dalam mobil, ia mengeluarkan sepotong sandwich yang tadi ia beli bersama dengan sebotol kopi panas.

"Makanlah selagi hangat Nay" ucap Rian langsung di tolak oleh Naya. "Kenapa? Makanlah, aku sengaja membelinya untuk mu juga".

"Tidak, aku harus menjaga berat badan ku. Kamu makan saja".

Tetapi Rian tetap menyodorkan sandwich tersebut di hadapan Naya sampai ia mau menerima.

"Kamu memaksa ku" Naya pun akhirnya menerima sandwich pemberian Rian langsung memakannya membuat Rian lagi-lagi tersenyum senang. "Aku menerimanya bukan karna lapar, aku menerimanya karna...

"Aku tau, ini kopi untuk mu" Rian pun segera menjalankan mobilnya menuju perusahaan tempat ia bekerja. Tidak memakan waktu yang lama, kini mereka telah tiba disana. Naya tanpak mengenali gedung perusahaan tersebut, ia lalu turun dari dalam melihat kepada Rian. "Kenapa Nay?".

"Aku merasa seperti..

"Tentu saja kamu tau Nay. Perusahaan ini salah satu perusahaan terbesar di negara kita. Karna itu aku bisa menjanjikan gaji yang akan kamu terima dari sini sangat besar. Ayo masuk" Rian memberikan kunci mobilnya kepada security membawa ke dalam parkiran.

"Hhhmm... Perkataan mu sombong sekali".

Rian pun tertawa, ia membawa Naya masuk ke dalam. Dan begitu mereka berjalan menuju lift, tiba-tiba Reyhan muncul dari arah lift sana membuat Naya seketika menghentikan kedua langkah kakinya.

"Ada apa Nay?" tanya Rian.

Sedangkan Naya, ia melihat Reyhan telah melihat kepadanya. Tetapi Reyhan terlihat seperti tidak mengenalnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!