Malam ini adalah malam pertama bagi Reyhan dan Yolanda. Mereka baru saja resmi menjadi sepasang suami istri yang saling mencintai satu sama lain.
"Rey, hari ini sangat melelahkan sekali. Bisakah kamu memijit disini ku?" Yolanda mendekati sang suami diatas ranjang. Ia membuka sedikit pakaiannya menunjuk kepada Reyhan di bagian mana yang harus ia pijit.
Tanpa menolak permintaan sang istri, ia langsung mengiyakan permintaannya dengan memijit di area yang Yolanda tunjuk.
"Aduh, enak sekali sayang. Pijitan mu begitu sangat nikmat".
"Benarkah sayang" merasa sedikit lelah Reyhan meremas bagian kesukaannya membuat Yolanda tersenyum memukul kedua tangan Reyhan. "Ayo sayang, apa kita sudah bisa memulainya? Malam ini kita berdua akan membuat momen yang paling panjang".
Yolanda memutar tubuhnya, ia kemudian merangkul leher Reyhan memberikan beberapa kecupan disana sambil membisikkan sesuatu yang membuat Reyhan menjatuhkan tubuh Yolanda. Lalu ia mencium bibir itu, hingga ciuman mereka berlangsung cukup lama, bahkan satu persatu keduanya membuka pakaian mereka masing-masing.
Dan kini Reyhan melepaskan, ia tersenyum mengusap bibir ranum Yolanda dengan pandangan mata nafsu.
"Aku mencintai mu istri ku".
"Aku juga mencintai mu suami ku".
_
_
Naya berada di dalam kamar begitu mereka meninggalkan gedung tempat Yolanda melangsungkan pernikahan. Naya lalu membuka jendela kamar, ia menatap lurus menghirup udara segar.
Lama beberapa menit Naya termenung seorang diri, ia mulai merasa kedinginan menutup jendela kamar itu kembali menaiki tempat tidur.
Tok... Tok....
"Nona, apa nona sudah tidur? Ini aku Mira. Boleh aku masuk nona?".
Naya membuka matanya, "Aku belum tidur Mira. Masuklah".
Mendengar jawaban Naya, Mira segera membuka pintu kamarnya melihat Naya yang belum tidur diatas ranjangnya.
"Hehehehe... Aku pikir nona sudah tidur".
"Ada apa Mira? Kenapa kamu juga belum tidur? Ini sudah hampir jam 12 malam".
Mira mendengus sedih, "Aku juga tidak tau nona kenapa aku tidak bisa tidur".
"Jadi karna itu kamu datang kemari?".
"Mmmmm, siapa tau karna aku datang kemari. Aku jadi mengantuk nona. Lalu bagaimana dengan nona? Apa nona belum mengantuk atau karna aku datang kemari? Tolong maafkan aku nona. Kalau nona sudah merasa ngantuk, aku akan pergi".
"Tidak Mira, aku juga belum mengantuk, dan karna itu juga aku belum tidur. Ayo duduk".
"Terima kasih nona" keduanya duduk bersama. "Lalu bagaimana pesta pernikahan nona Yolanda? Pasti sangat meriah sekali".
"Mmmmm, sangat meriah sekali. Kedua pengantin begitu sangat bahagia".
"Wah, aku tidak bisa bayangkan betapa cantiknya nona Yolanda".
Kemudian Naya menyambar ponselnya, ia langsung menunjukkan foto Yolanda yang berpakaian pengantin kepada Mira membuat ia tersenyum senang.
"Cantik sekali. Tuan Reyhan dan nona Yolanda benar-benar pasangan serasi sekali nona. Terus, nona Naya kapan menikah? Aku juga ingin sekali melihat nona Naya menikah seperti nona Yolanda".
Tersenyum, "Untuk saat ini aku belum kepikiran untuk menikah Mira. Aku belum bisa melakukan itu".
"Kenapa nona? Ayolah, nona juga harus memikirkan masa depan nona. Entah kenapa, setiap kali aku melihat nona mendapatkan amukan dari nyonya aku selalu merasa kasihan kepada nona. Karna itu aku berkata kepada nona seperti itu".
"Jangan khawatir Mira, aku baik-baik saja. Sekarang kamu pergilah beristirahat. Besok kamu harus bangun".
Mira mengangguk mengerti, ia lalu pergi meninggalkan kamar Naya. Lalu Naya membaringkan tubuhnya kembali yang terasa sangat lelah. Tidak lama setelah itu, ia pun terlelap.
_
Dan sekarang matahari kembali terbit, sepasang suami istri masih menutup kedua mata mereka masing-masing. Namun setelah beberapa menit lamanya, Yolanda membuka mata melihat Reyhan masih menutup mata.
"Uummcchh... Uummcchh.. Uummcchh...".
Yolanda memberikan kecupan yang begitu sangat lembut di dada bidang Reyhan yang membuat ia langsung membuka kedua matanya melihat Yolanda masih memberikan kecupan itu di dada bidangnya.
"Sayang" Reyhan tersenyum di balas olah Yolanda sang istri tercinta.
"Kamu sudah bangun Reyhan? Apa aku menganggu tidur mu sayang?".
"Tidak sayang, kemari lah" Reyhan menarik tubuh Yolanda semakin ke atas agar ia semakin leluasa mencium bibir ranum Yolanda.
"Hahahaha.. Apa kita akan memulainya lagi Rey? Aku juga masih menginginkannya".
"Baiklah sayang, apa yang tidak aku lakukan kepada mu".
Keduanya pun kembali melupakan hasrat mereka hingga jam telah menunjukkan pukul 9 pagi lewat 30 menit. Setelah itu, mereka memasuki kamar mandi membersihkan tubuh mereka masing-masing. Begitu selesai, Yolanda memperhatikan betapa gagahnya tubuh sang suami.
"Ada apa sayang? Kenapa kamu memperhatikan aku seperti itu hhhmmm?" Reyhan tersenyum dibalas oleh Yolanda.
"Tidak apa-apa sayang".
"Benarkah?" Reyhan mencoba menarik tubuh Yolanda. Namun Yolanda segera menghindari ya sambil tertawa. "Ayolah sayang kalau kamu masih menginginkannya".
"Hahahaha.. Tidak Rey. Aku sudah selesai mandi. Lagian kita berdua belum sarapan. Bagaimana kalau sudah selesai sarapan?".
"Mmmmm" Reyhan berpikir. "Baiklah kalau begitu sayang. Ayo".
"Ayo".
Sekarang mereka berada di restoran, keduanya memesan sarapan pagi. Sambil menunggu pesanan mereka tiba, Yolanda membuka ponselnya begitu juga dengan Reyhan. Tetapi keduanya berbeda, Reyhan membuka ponselnya untuk urusan kerja. Sedangkan Yolanda, ia mencari tempat untuk mereka pergi berbulan madu. Kemudian Yolanda menemukan sebuah tempat yang sangat bagus untuk mereka berbulan madu yaitu Maldives Maladewa.
"Rey, kamu lihat ini" Yolanda menunjukkan layar ponselnya.
Reyhan mengernyitkan dahi, "Kenapa sayang?" tanyanya.
"Ck, tempat untuk kita bulan madu Rey. Aku mau kita berdua bulan madu ke Maldives Maladewa. Bagaimana? Kamu menyukai tempat ini tidak?".
Reyhan tersenyum, ia melihat kekecewaan di wajah sang istri membuat ia gemas. "Kamu mau kita kesana bulan madu sayang?".
"Mmmm, aku mau kesana bersama mu".
"Baiklah, besok pagi kita akan kesana".
Kedua mata Yolanda langsung berbinar-binar, ia terlihat sangat bahagia sekali begitu Reyhan berkata besok mereka akan kesana. Dengan sayang Yolanda memeluknya. Dan sekarang pesanan mereka telah tiba, keduanya segera melahap makanan mereka masing-masing.
_
"Nona!" Mira memanggil Naya. "Nona sedang apa?" ia melihat Naya menyiram bunga di taman belakang. "Pagi ini aku melihat nona Naya terlihat lebih ceria. Apa yang membuat nona seperti ini".
"Naya tertawa kecil, "Kamu ada-ada saja Mira. seperti biasa aku akan selalu seperti ini. Terus, apa pekerjaan mu sudah selesai? Nanti kamu bisa mendapatkan teguran karna sudah kemari".
"Nona tidak usah khawatir, pekerjaan ku sudah selesai nona".
"Benarkah?".
"Mmmmm, karna itu aku kemari. Nona sudah sarapan? Aku belum sarapan nona".
"Kamu menunggu ku Mira?".
"Oooo, bagaimana bisa nona tau hehehehe?".
"Kamu selalu seperti ini Mira. Ayo, aku juga belum sarapan".
Naya meletakkan selang pipa airnya, keduanya masuk ke dalam rumah dengan senyum mengembang di wajah Mira.
"Setiap kali aku bersama dengan nona Naya, aku merasa kalau aku memiliki seorang kakak yang sayang kepada ku hehehe".
"Tidak apa-apa kalau kamu menganggap aku sebagai kakak mu Mira".
"Benarkah bisa nona? Wah, aku sangat senang sekali. Terima kasih nona, terima kasih banyak".
"Iya Mira".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments