Bab 6

Siang harinya Naya berada di taman belakang, sedangkan Reyhan begitu Lukman berkata kalau minggu depan ia akan kedatangan tamu langsung berangkat ke kantor.

Kemudian Mirna melihatnya, ia tersenyum.

"Sedang apa kamu Naya?".

"Tidak sedang apa-apa Ma" Naya melihatnya membalas senyuman Mirna. "Lalu bagaimana dengan mama? Mama mau kemana? Aku melihat mama...

"Kamu mau ikut Naya? Mama mau ke kantor Reyhan sebentar mengantar ini. Ayo kamu ikut, dari pada kamu bosan dirumah terus".

Naya menggeleng kepala.

"Ayolah, sekalian nanti kita berdua bisa jalan-jalan. Mama lihat kamu sering sekali melamun. Apa yang sedang kamu pikirkan? Jangan bilang sama mama kamu menyesal menikahi Reyhan. Mama bisa sedih loh".

"Tidak ma, Naya tidak pernah berpikir seperti itu".

"Kalau begitu kamu ikut mama ayo. Sekarang kamu ganti pakaian mu atau kamu pakai ini saja. Tidak apa-apa, mau pakai pakaian seperti apapun kamu akan tetap terlihat cantik. Ayo sayang".

Tanpa menolak ajakan Mirna lagi, Naya pun mengikuti ibu mertuanya dari belakang. Dan sekarang mereka berada di dalam mobil, Mirna lalu bertanya apakah ia bisa membawa mobil atau tidak di jawab gelengan kepala oleh Naya karna ia masih trauma mengingat kejadian kedua orang tuanya meninggal dunia.

"Oh iya Naya. Waktu kecil mama masih sangat mengingat kamu. Kalian berdua tumbuh bersama dengan Yolanda. Dan awal pertamanya juga mama pernah berencana menjodohkan kamu dengan Reyhan. Tapi Reyhan duluan mencintai Yolanda. Dan mama sama-sama menyukai kalian berdua".

Naya tersenyum.

"Dan pada akhirnya kamu benar-benar jadi menantu ku juga. Mama sangat bersyukur sekali".

"Terima kasih ma".

"Terus, apa kamu juga senang Nay menjadi istri Reyhan meskipun sebagai pengganti Yolanda adik kamu?".

Naya terdiam. Kemudian Mirna melirik ia yang masih terdiam tidak menjawab pertanyaannya.

"Apa selama ini kamu memiliki hubungan dengan pria lain Naya? Tidak apa-apa kalau kamu mengatakan yang sebenarnya sama mama. Mama tidak akan marah kok, itu wajar saja karna kami menikahkan kamu dengan Reyhan tanpa ada rasa cinta diantara kalian berdua".

"Tidak ma, aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengan pria lain. Hanya saja aku merasa tidak enak kepada Reyhan ma. Bagaimana bisa ia di jodohkan dengan kakak dari almarhum istrinya sendiri".

"Mmmmm, mama juga mengerti perasaan Reyhan sayang. Tapi mau sampai kapan ia akan berkabung terus seperti ini? Ada sesuatu hal yang harus ia kerjakan. Karna itu kami menikahkan kalian berdua, agar Reyhan segera melupakan Yolanda dan kembali seperti biasanya. Mama sangat yakin Nay, kamu pasti bisa menggantikan posisi Yolanda di dalam hati Reyhan".

"Iya ma".

"Kamu harus janji ya sayang. Tolong bantu Reyhan. Mama sangat berharap sekali kepada mu".

"Iya ma".

.

Sekarang mereka telah tiba di depan gedung perusahaan Reyhan. Keduanya pun turun dari dari mobil melihat gedung perusahaan Reyhan begitu tinggi menjulang keatas langit.

"Ini kantor Reyhan Nay. Kamu belum tau kan selama ini?".

"Iya ma, aku tidak tau".

"Dan sekarang kamu sudah tau. Jadi kalau kamu merasa bosan dirumah. Kamu bisa datang kemari menghampiri Reyhan".

Naya tersenyum, "Aku tidak bisa menjamin kalau Reyhan menyukai kedatangan ku kemari ma".

"Kamu harus berusaha Nay. Tidak usah merasa putus asa hanya karna Reyhan tidak menyukai kedatangan mu kemari. Seperti yang mama bilang, kamu harus percaya diri kalau kamu bisa berhasil merebut hati seorang Reyhan Dirgantoro".

Keduanya pun tertawa bersama. Setelah itu mereka masuk ke dalam loby melihat para karyawan sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

"Wah ma, perusahaan Rey sangat besar sekali" ucap Naya memuji.

"Iya, ini semua usaha dia sendiri karna papa mertua kamu selalu mengajarkan Reyhan sejak kecil berusaha sendiri. Dan ini lah hasilnya Nay".

"Mmmm, dia sangat beruntung sekali bisa berhasil sukses seperti ini ma".

Dan kini Mirna dan Naya telah tiba di lantai ruangan Reyhan. Paris pun langsung melihat mereka yang ketepatan keluar membuat ia berjalan menghampiri mereka.

"Nyonya" tunduk Paris.

Mirna mengangguk, "Rey ada di dalam ruangannya Paris?".

"Iya nyonya, tuan ada di dalam ruangannya".

"Oh iya. Ayo Nay".

Paris yang belum mengenal Naya siapa, Mirna tau rasa penasaran yang Paris rasanya membuat ia memberitahu siapa Naya kepadanya.

"Dia istri Reyhan Paris".

Paris sedikit terkejut, tapi setelah itu ia tersenyum kepada Naya.

Setelah itu Paris membawa mereka masuk ke dalam ruangan Reyhan, dan anak itu sekarang sedang sibuk dengan pekerjaan sampai ia tidak tau kalau ibunya dan istrinya berada disana.

"Wah, kamu sampai enggak tau ya Rey kalau mama sama istri kamu datang" ucap Mirna menegur putranya itu segera menghentikan pekerjaannya melihat Mirna berada di hadapannya. "Hahahaha... Mama membawakan ini untuk kamu sayang".

Reyhan tersenyum tipis melihat bekal yang Mirna bawakan untuknya.

"Mama tidak usah repot-repot membawakan aku ini. Ada apa ma?".

Mirna melihat seisi ruangannya, "Tidak ada apa-apa sayang. Mama hanya bosan dirumah saja makanya mama datang kemari bersama dengan istri mu".

Reyhan kemudian melirik Naya yang berada di belakang Mirna.

"Paris, tolong kamu buatkan 3 teh untuk kami ya" ucap Mirna kepadanya.

"Baik nyonya".

"Ayo duduk Naya".

Lalu keduanya mendudukkan diri, Mirna kemudian melihat putranya itu masih berada di atas kursi kebesarannya.

"Kemarilah Rey, kamu harus menghargai istri kamu yang sudah jauh datang kemari. Nay, mama keluar sebentar yah".

"Iya ma".

Mirna keluar, dan sekarang tinggallah Naya bersama dengan Reyhan. Dan keduanya malah asik terdiam setelah Reyhan duduk diatas sofa.

15 menit berlalu, Paris masuk kedalam membawakan 3 gelas teh panas. Ia lalu meletakkan diatas meja melihat mereka yang hanya diam saja.

"Terima kasih" ucap Naya.

Paris meliriknya secara bergantian dengan Reyhan.

"Kalau begitu saya permisi dulu".

Dan lagi-lagi keduanya ditinggal, Naya lalu meminum teh hangatnya. Sedangkan Reyhan, ia memilih memainkan ponselnya tanpa perduli dengan Naya yang berada di sebelahnya.

DDDDRRRTTT... DDDRREETTTT...

Ponsel Naya berdering.

Ia pun segera mengangkat melihat Mirna menelpon ke nomornya.

"Iya ma?" jawab Naya.

"Aduh maafkan mama ya Nay. Mama sedang buru-buru, jadi mama harus pergi meninggalkan kamu. Tidak apa-apa kan sayang kalau Reyhan yang mengantar mu pulang?".

Naya pun langsung melirik Reyhan yang masih asik dengan ponselnya.

"Mama sudah memberitahu Reyhan Nay, dia pasti sudah membaca pesan mama. Maaf ya sayang".

"Iya ma tidak apa-apa".

Naya menyimpan ponselnya kembali setelah Mirna mematikan sambungan itu. Kemudian ia melihat Reyhan bangkit berdiri dari atas kursinya.

"Aku sangat sibuk, kamu pulang sendiri saja" ucapnya. Setelah itu Reyhan kembali mengerjakan pekerjaannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!