Dan sekarang Reyhan telah tiba dirumah, perkataan Paris tadi selalu mengganjal dalam hatinya. Ia lalu melangkah masuk, Reyhan langsung menuju kamar Naya. Tetapi saat ia berada disana, ia tidak melihat Naya berada di dalam kamar, ia kemudian mencari keluar, ia mencari di seluruh penjuru ruangan untuk mencari keberadaan Naya, namun tak kunjung ia temukan.
"Dimana dia? Kenapa dia tidak terlihat?" batin Reyhan.
Tidak lama setelah itu, ia mendengar sebuah suara piring pecah dari arah dapur. Reyhan pun langsung menuju tempat, dan begitu ia berada disana, ia melihat Naya sedang berdiri dengan posisi terkejut melihat piring tersebut pecah.
"Astaga! Bagaimana bisa aku menjatuhkan piring dan gelas ini?" ucap Naya berjongkok. Ia lalu memungut pecahan gelas, tetapi pecahan gelas itu malah melukai jemari tangan Naya, dan itu membuat ia menjerit kesakitan.
Kemudian Reyhan berjalan mendekat, "Berdiri!" ucapnya.
Mendengar suara itu, lagi-lagi Naya melonjak kaget. Ia melihat Reyhan berdiri tepat di hadapannya.
"Reyhan? Kamu sudah pulang? Kamu pasti sudah lapar yah? Tunggu sebentar, aku akan menyiapkan makan malam untuk kit... Aaakkhhh" Reyhan menahan pergelangan tangan Naya cukup kuat. "A-ada apa Rey? Tolong lepaskan tangan ku, kau membuat tangan ku sakit".
Reyhan lalu menghempaskan tangan Naya, ia menatap wanita yang berada di hadapannya itu dengan tajam seperti ingin menelan Naya saat ini juga.
"Ada apa Rey? Kenapa kamu melihat aku seperti itu?".
Reyhan tersenyum sinis, "Sebenarnya apa tujuan mu? Katakan!".
Naya bingung, ia tidak mengerti maksud dari perkataan Reyhan dan tujuannya apa.
"Tidak usah pura-pura bodoh seperti itu. Kamu pikir aku tidak tau kalau selama ini kamu telah membuat rumah tangga ku hancur. Sekarang jawab aku, apa tujuan kamu yang sebenarnya?".
Naya menggeleng kepala, ia terlihat benar-benar sangat tidak mengerti maksud perkataan Reyhan.
"Jawab Naya!".
Reyhan mulai meninggikan suara.
"Apa kamu tidak mendengar ku? Apa kamu sudah tuli? Atau kamu sengaja tidak mendengar ku haahhh?".
Kedua bola mata Naya berkaca-kaca, ia tidak tau kenapa kata-kata yang baru saja Reyhan terlontarkan kepadanya begitu sangat menyakiti hatinya.
"Rey...
"Tidak usah bersandiwara, air mata mu itu tidak akan pernah aku percayai. Sekarang jawab aku Naya! Jawab!!!".
Dan akhirnya air mata yang tadinya Naya bendung, sekarang telah ia tumpahkan di hadapan Reyhan.
"Aku tidak mengerti apa maksud kamu Rey? Kamu tiba-tiba datang langsung marah. Sekarang jawab aku dulu, katakan kesalahan apa yang baru saja aku lakukan kepada mu. Kesalahan apa Rey?".
Naya semakin menangis, mendengar Reyhan selalu mendesaknya dengan mengajukan pertanyaan apa tujuan ia menikahi Reyhan. Tubuhnya bergetar.
"Hahahaha.. Pura-pura menangis lagi. Aku sudah bilang tidak usah bersandiwara di depan ku. Atau kamu tidak akan menjawabnya?" Reyhan melangkah semakin mendekati Naya, menyentuh leher jenjang Naya dengan lembut hingga akhirnya Reyhan mencekik leher tersebut cukup kuat membuat Naya tak mampu bernafas.
"Sekali lagi aku tanya, kalau kamu masih tidak menjawab pertanyaan ku. Maka jangan salahkan aku jika aku membunuh mu disini".
Reyhan lalu tertawa senang melihat Naya menjerit kesakitan saat ia melihat Naya hampir kehabisan nyawa.
"To-tolong Le-Pas-kan aku Rey! Ka-kamu bisa mem-bunuh-ku".
Kemudian Reyhan melepaskan tangannya, Naya langsung menarik nafas panjang dengan tubuh bergetar. Ia melihat Reyhan tersenyum menyeringai kepadanya.
"Selama kamu masih berada dirumah ini, aku tidak akan pernah berhenti membuat mu menderita, dan ini hukuman bagi mu telah membuat istri ku meninggal dunia".
Setelah itu Reyhan pergi, sedangkan Naya dibuat bingung apa maksud dari perkataan Reyhan yang sama sekali tidak tau tujuan dari itu semua.
Naya lalu mengusap air mata dan juga ia mengusap kedua bahunya dengan hati sakit.
"Aku benar-benar tidak tau apa-apa ya Tuhan. Tapi kenapa dia harus membuat ku seperti ini? Kenapa dia melukai ku Tuhan?".
Kemudian Reyhan memasuki kamar mandi, ia membersihkan tubuhnya sambil tersenyum menyeringai dihadapan kaca.
"Aku tidak perduli kamu siapa. Aku akan membuat mu seperti di dalam neraka. Lihat saja, aku tidak pernah bermain-main dengan perkataan ku".
Begitu ia selesai, ia langsung keluar dari dalam kamar mandi. Ia memakai pakaian santai, lalu menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur sambil bermain ponsel.
Tidak lama setelah itu, ia tiba-tiba merasa lapar. Sedangkan makanan untuk ia makan tidak ada kecuali ia harus terpaksa memakan masakan yang tadi Naya sediakan. Tetapi itu semua tidak mungkin ia lakukan, karna ia tau tak sepeser pun ia memberikan uang kepada Naya.
.
Sekarang matahari kembali terbit, Naya membuka mata melihat cahaya matahari memasuki kamarnya. Ia tersenyum senang, lalu menurunkan kedua kaki diatas lantai membuka jendela kamar langsung menuju taman.
"Wah, ternyata sudah pagi saja" kemudian ia mendengar suara burung berkicau diatas udara membuat ia semakin tersenyum lebar.
Melihat itu semua, ia merasa sedikit bahagia, lalu ia memasuki kamar mandi membersihkan tubuhnya sebelum ia keluar dari dalam kamar. Karna ia takut, kalau Reyhan sampai mencium aroma tubuhnya bau, Reyhan pasti akan marah.
Dan sekarang Naya telah selesai membersihkan tubuhnya begitu juga dengan memakai pakaiannya. Ia pun keluar dari dalam kamar mencoba mencari tahu keberadaan Reyhan supaya ia tidak bertemu dengan pria itu. Namun sayangnya, mereka malah bertemu, bahkan Naya hampir saja menabrak tubuhnya Reyhan.
"Astaga! Ternyata kamu disini" ia mencoba menjauh dari Reyhan membuat Reyhan tersenyum mengejek kepadanya. Dan tentu saja Naya mengetahuinya. Setelah itu Reyhan pergi meninggalkan dirinya, masih dengan senyuman mengejek, dan itu membuat hati Naya sakit. Tapi ia tak tau harus bagaimana selain pasrah mau bagaimana pun perlakukan suaminya itu.
Naya kemudian menghela nafas, ia menatap punggung Reyhan telah menjauh dari hadapannya, ia lalu memasuki dapur. Lauk pauk yang semalam ia masak sama sekali tidak tersentuh, itu artinya Reyhan benar-benar tidak memakannya.
"Aku sudah berusaha membuat ini semua. Aku pikir dia akan memakannya meskipun ia marah kepada ku. Tapi dia sama sekali tidak memakannya bahkan melihatnya saja. Dan sekarang ini semua harus dibuang" Naya mengelus dada.
Tidak lama setelah ia membuang semua makanan tersebut, ia mendudukkan diri memikirkan apa yang harus ia lakukan. Ia tidak mungkin dirumah saja, ia harus memiliki uang untuk memenuhi kebutuhan dia. Tetapi ia harus melakukan apa?.
Naya berpikir keras.
"Bagaimana ini? Apa sebaiknya aku mencari pekerjaan saja? Kalau seperti ini, aku sangat yakin Reyhan tidak bakalan mau memberikan uang kepada ku. Terus, haruskan aku benar-benar mencari pekerjaan?".
Lama berpikir seperti itu, akhirnya Naya memutuskan untuk mencari pekerjaan setelah ia selesai sarapan pagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Ririn Nursisminingsih
,Ayo naya jg jadi cewek lemah kmu
2025-02-06
0