Anak Pembantu Milik Tuan Muda
Di suatu pagi yang dingin.
Suara hujan lebat disertai petir dan juga angin kencang tengah melanda seluruh Ibu kota. Cuaca yang begitu ekstrim, dimana saat itu memanglah sedang musim penghujan.
Lalu di kejauhan nampak lah seorang wanita paruh baya, sedang berlarian mencari tempat berteduh dari derasnya air hujan yang membasahi seluruh tubuhnya.
Ketika ia sedang dalam perjalanan menuju ke tempat kerja, karena pada saat itu, ia tidak membawa peralatan musim penghujannya.
Wanita paruh baya itu bernama Angel, seorang kepala asisten rumah tangga di kediaman Horisson. Pemilik perusahaan besar PT. Horisson Jaya Group.
Angel nampak menyipitkan kedua mata dengan menutupi bagian atas dahinya, dari air hujan yang menimpahi wajahnya tanpa ampun. Lalu ia tersenyum ketika melihat sebuah toko belum waktunya buka, dengan atap depan yang cukup untuk dirinya berteduh dari hujan sejenak.
Angel segera berlari ke depan toko tersebut dan bergegas menyingkirkan tubuhnya dari terpaan air hujan yang menggila.
Angel menggigil dan menunggu di depan toko itu hingga hujan sedikit mereda, sambil mengusap kedua lengannya akibat rasa dingin yang menembus hingga ke tulang. Karena memang dirinya berangkat kerja di jam empat pagi, agar tidak terlambat datang ke rumah majikannya.
Angel merapatkan tubuhnya ke sudut dinding dan tak sengaja salah satu kakinya menyenggol sebuah tumpukkan kardus di dekatnya hingga berjatuhan.
Lalu Angel yang menyadari kesalahannya, dengan sigap mengutip tumpukan kardus yang berserakan tersebut dan merapihkannya ke tempat semula.
Namun belum sempat Angel menyusun kardus itu kembali, ia melihat ada sesuatu yang bergerak di dalam tumpukan kardus bagian dalam.
"Apa itu yang bergerak tadi, apa ada anak kucing?" gumamnya menerka.
Angel menepis semua tumpukan kardus itu, serta kertas-kertas lainnya yang menghalangi rasa penasarannya akan sesuatu.
Akan tetapi alangkah terkejutnya Angel, sesaat rasa penasarannya itu telah terjawab sudah dengan apa yang dilihatnya dari dekat.
Bukanlah hewan maupun benda, namun sesosok makhluk mungil berbalutkan selimut hangat, yang baru saja dia temukan diantara tumpukan kardus-kardus bekas di sudut toko itu.
Angel gemetaran, kali ini bukan rasa dingin saja yang membuat tubuhnya bergetar hebat. Namun kepada sesuatu yang baru saja dia temukan.
Seorang bayi baru lahir!
Angel menelan ludahnya yang tercekat, sambil menatap ke sekeliling dimana jalan di daerah itu sangatlah sepi pejalan kaki.
"Siapa yang menaruh bayi disini?" batinnya bertanya.
Angel segera mengangkat tubuh mungil bayi yang mulai menangis itu, lalu mendekapnya agar hangat. Sesekali melihat di dalam tumpukan kardus di bawahnya, dengan tujuan siapa tahu ada petunjuk mengenai sang bayi mungil tersebut.
Namun Angel hanya menemukan sebuah kalung emas berbentuk tabung kecil dan bertuliskan nama Evelyn, serta secarik kertas bertuliskan sesuatu.
"Tolong jaga dan rawatlah bayiku ini."
Angel menatap wajah bayi mungil tersebut dan menangis terharu, ada perasaan kasihan sekaligus rasa senang bercampur aduk menjadi satu di dalam dada.
Disatu sisi dia kasihan dengan nasib bayi malang yang telah dibuang oleh orang tuanya sendiri, namun disisi lain dia bersyukur karena mendapatkan seorang anak yang selama ini ia nanti-nantikan sepanjang hidup.
Angel tidak henti-hentinya mengucap syukur dan berterima kasih karena telah diberikan anugerah berupa bayi mungil, sesekali dia menyebut nama suaminya yang telah lama tiada karena sakit.
"Suamiku, kita memang belum punya anak karena kau telah pergi meninggalkanku ke surga terlebih dahulu. Tapi lihatlah sekarang ini sayang, Tuhan telah memberikan kita sebuah anugerah. Aku bersyukur sekali, terima kasih Tuhan," ucap Angel menangis haru dan mencium bayi Evelyn yang sudah kembali tenang.
...***...
Angel segera membungkus Evelyn dengan beberapa kertas atau apa saja yang bisa dia gunakan untuk menghangatkan bayi mungil itu agar tidak kedinginan dari tiupan angin kencang.
Lalu berniat membawa Evelyn untuk ikut bersamanya bekerja ke rumah sang majikan.
Karena selain dirinya akan terlambat pergi bekerja kalau pulang terlebih dahulu, dia juga tidak memiliki orang rumah yang bisa menjaga Evelyn.
Angel lantas melanjutkan kembali perjalanannya menuju tempat kerja, sesaat dirinya mengetahui jika hujan telah mereda.
Ia selalu membekap bayi Evelyn di sepanjang perjalanannya agar hangat, sesekali menengok ke arah bayi itu untuk memastikan agar tubuh Evelyn tidak kebasahan.
Beruntung bayi Evelyn seperti mengerti kondisi sulit tersebut, dengan tidak menangis dan selalu tidur tenang di dalam dekapan sang ibu baru.
"Sabar ya sayang, sebentar lagi kita akan sampai," ucap Angel mempercepat langkah kakinya.
Karena dia tahu jika bayi Evelyn sangat membutuhkan susu hangat dan juga selimut tebal yang baru, untuk mengganti kain selimutnya yang telah kotor.
...----------------...
Mansion Horisson.
Angel segera menghadap Tuan besar Horisson, sambil membawa bayi Evelyn yang masih berada di dalam dekapannya.
Wanita paruh baya itu menceritakan seluruh kejadian awal mula ditemukannya bayi Evelyn di pertengahan jalan dirinya menuju kesini.
Tuan Horisson segera melihat bayi tersebut dan mengusap kain selimut berbahan sutra halus yang terbalut di tubuh mungil Evelyn.
Lantas Tuan Horisson berpikir, jika bayi perempuan ini pasti bukanlah dari keluarga sembarangan, mengingat kain sutra dalam sentuhannya itu memiliki nilai yang berharga fantastis.
Tuan Horisson seketika membuka ingatannya kembali, dimana dia pernah menjual kain sutra mahal ini kepada kawan lamanya, yang bernama Anthoni.
Istri dari kawan lamanya yang baru saja melahirkan seorang bayi, kemudian meninggal sesaat kecelakaan mobil dalam perjalanan pulang dari rumah sakit.
Namun beredar kabar luas jika bayinya belum ditemukan sampai sekarang ini.
"Jangan-jangan," gumam Tuan Horisson menduga, sambil menatap wajah bayi Evelyn. "Mirip," ucapnya lagi.
Namun bukan hanya itu saja, Tuan Horisson merasa ada yang janggal dengan kematian kawan lamanya itu, dimana ada secarik kertas dan juga kalung nama Evelyn di dekat sang bayi.
Pria berkharisma itu menduga jika mereka sempat menaruh Evelyn di sembarang tempat dan menutupi agar tidak ada yang dapat menemukannya dari kejaran seseorang.
Namun pertanyaannya adalah, siapakah orang yang telah membuat Anthoni beserta istrinya meninggal dunia dalam kecelakaan.
"Setahuku Anthoni memang punya banyak musuh, tapi siapa?" batin Tuan Horisson bertanya-tanya.
Tuan Horisson menatap Angel pembantunya yang setia, ia terlihat begitu menyayangi Evelyn. Catatan sejarah wanita paruh baya itu yang menginginkan anak sejak lama, membuat Tuan Horisson mengijinkan Angel untuk mengadopsi bayi Evelyn.
"Angel, mulai sekarang bayi ini akan menjadi anakmu. Aku merasa kalian berdua telah berjodoh dan Tuhan telah mengirim dia untuk kau asuh. Maka jaga dan rawatlah dia dengan baik," ucap Tuan Horisson tersenyum.
Angel menangis haru. "Terima kasih Tuan, saya berjanji akan menjaga putri kecil ini dengan baik dan menjaganya dengan sepenuh hati," balasnya lalu menciumi bayi Evelyn.
"Bagus, jika butuh sesuatu mengenai dirinya. Bilang saja padaku, aku akan membantu membiayai kehidupannya dan aku akan segera membuatkan surat adopsinya untukmu," ucap hangat Tuan Horisson.
Angel mengangguk. "Baik Tuan, terima kasih." Dan sejak saat itulah bayi Evelyn menjadi anak adopsinya.
"Sama-sama," balas Tuan Horisson lalu kembali ke dalam kamarnya sambil memikirkan sesuatu.
Dimana pria itu membiarkan putri kecil kawan lamanya untuk tinggal bersamanya disini, agar aman dan terhindar dari tangan-tangan orang jahat yang sudah pasti akan mengincar Evelyn suatu saat nanti.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Senajudifa
halo nov mampir kenovel yg br
2023-03-08
1
auliasiamatir
Godaan cinta permaa hadir di cerita menarik ini kak
2023-02-18
1
Lee
Mampir kak Nov...
q subcribe dlu y..
semangat..💪💪
2023-01-15
1