Bab 19.menjadi Chelsi atau amanda?

Setelah ingatannya kembali sekarang amanda terpaksa harus berpura - pura menjadi Chelsi seperti yang di yakini dimas. Bukan keinginannya untuk seperti ini tapi apapun yang ia jelaskan selalu di tentang oleh Dimas. Dimas masih berfikir jika ia masih kehilangan ingatannya dan apa yang amanda katakan adalah potongan - potongan ingtan seperti waktu itu.

"AAaaa!.... "ucap Dimas menyuruh amanda untuk membuka mulutnya.

" Aku bukan anak kecil lagi dim." tolak amanda yang merasa sangat tidak nyaman dengan perlakuan Dimas. Dimas menjadi lebih perhatian dan posesif padanya semenjak amanda mengingat semuanya dan kabur dari rumah sakit.

"AAAAA... "paksa Dimas tidak mempedulikan ucapannya.

Amanda terpaksa menerima suapan Dimas yang tidak memberimannya kesempatan untuk mengoceh.

" Gitu dong kan bagus..." ucap Dimas sembari menyengir kuda.

Amanda menghela nafas kasar," Dim, aku beneran udah inget semuanya." tegas amanda lagi entah sudah berapa kali amanda mengatakan itu sejak ia pulang dari rumah sakit.

"Iya gue tau, kan lo udah bilang."

"iya, kamu tau tapi kamu ngga percaya." ucap Amanda dengan serius.

"Gue bakal percaya kalau lo ceritain masa keci kita selain itu gue tetep anggep lo masih amnesia." tegas Dimas takkalah serius.

"Dim...."

"Gue ngga mau denger lagi kalau lo bukan Chelsi." potong dimas sebelum menyelesaikan ucapannnya.

Dimas mengeluarkan sebuah gelang dari kantongnya lalu memakaikannya pada Amanda.

Amanda memperhatikan Dimas yang sangat telaten melingkarkan gelang di tangan kirinya.

" jaga gelang ini baik - baik. Gelang ini membuktikan kalau lo adalah Chelsi jangan pernah bilang kesiapapun kalau lo bukan Chelsi. Karna di mata gue lo adalah Chelsi yang asli." ucap Dimas menatap mata Amanda penuh ketulusan.

Amanda tidak menjawab ia hanya mengangguk kecil mengiyakan ucapan Dimas.

" Oh satu lagi... , gue lebih seneng kalau lo manggil gue mas daripada Dim. Lanjutin panggilan lo! gue juga bakal coba buat panggil aku kamu seperti yang lo minta. "lanjut Dimas yang kemudian berdiri.

" Gue berangkat kerja dulu, jangan kemana - mana sebelum gue balik! "ucap Dimas sebelum pergi.

Amanda tidak menjawab ia jutru memalingkan wajahnya alih-alih menatap kepergian Dimas.

___________________

" Azka, qila...." ucap Amanda menatap adik - adik panti asuhannya dari jauh itupun ia harus menutupi wajahnya dengan masker dan topi agar tidak ada yang mengenalinya.

Walaupun Dimas telah menegas untuknya agar tidak keluar tapi amanda tetap kekeh ia ingin melihat keadaan adik-adiknya. Ia juga merindukan suasa pedesaan dan semua kenangan bahagia di sini.

Amanda hanya bisa melihat adik - adiknya dari kejauhan karna tidak tau akan memperkenalkan diri seperti apa pada mereka. Amanda juga bingung akan menjawab semua pertanyaan adik - adiknya nanti karna ia yang menghilang tiba - tiba.

Amanda juga melihat ibu marni sebagai ibu panti yang sudah seperti ibunya sendiri.

Kedua adiknya berserta ibu marni keluar dari panti asuhan dengan membawa sekeranjang bunga makam menuju pemakaman.

Amanda mengerutkan keningnya saat ibu panti dan adik-adiknya berhenti di sebuah makam yang terlihat masih baru. Mereka menaburkan bunga itu sambil menangis.

"Amanda maafiin ibuk, ibuk ngga bisa bantu apapun bahkan sampai akirpun ibu ngga tau kalau selama ini kamu di bully...hiks..hiks" ucap ibu marni mengusap papan nisan amanda.

Sontak ucapan ibu marni membuat amanda terkejut, air matanya mengalir begitu saja saat tau jika semua orang menyangka dirinya sudah tiada.

"Kak amanda, azka kangen sama kakak."

"Qila juga kak, qila pengen diajarin belajar lagi sama kakak.hiks...hiks..."

Air mata amanda semakin berjatuhan melihat adik-adiknya yang sangat sedih dengan kepergiannya. Terlebih ibu panti yang merasa sangat bersalah padahal amanda tidak bermaksud seperti itu. Entah pikiran seperti apa yang membuatnya melakukan bunuh diri waktu itu. Bagaimana bisa ia tidak memikirkan kesedihan orang - orang yang ia tinggalkan.

Ibu panti menangis sambil memeluk azka dan aqila, mereka menatap sendu ke arah makam yang mereka kira sebagai amanda.

Setelah adik-adik serta ibu marni pergi amanda menghampri makam itu sambil menangis.

Amanda melepas masker yang ia gunakan saat rasa sesak tak dapat lagi ia tahan. melihat namanya tertulis di papan nisan, membuat amanda terduduk lemas di samping makam dengan tangis yang tak dapat ia bendung.

_________________

"Chel.. Lo udah makan belum ini gue bawain sup buntut kesukaan lo. "teriak Dimas mendorong pintu kamar dengan semangat. Namun saat ia masuk tidak ada Chelsi di dalamnya.

" Chel..." panggil Dimas memcari Chelsi ke segala sudut kamarnya.

Dimas mulai panik saat ia tidak menemukan Chelsi di mana - mana perasaannya mulai cemas dan pikirannya kembali tidak karuan. Dimas merogoh ponselnya lalu membuka sesuatu di sana. Dimas berlari keluar kamar dan langsung tancap gas saat ia masuk kedalam mobilnya.

_____________

Amanda menghampiri jembatan tempat dimana ia bunuh diri waktu itu. Sungai yang seharusnya mengakiri hidup tapi malah menyelamatkannya dengan kehidupan yang berbeda. Apa ini cara tuhan menjawab semua keluh kesahnya selama ini? Semua penderitaan yang ia tanggung selama bertahun - tahun.

Amanda melihat ke arah air yang bergemuruh saking kuatnya arus. Air matanya masih menetes mengingat semua yang terjadi waktu itu. Kejadian yang paling buruk sampai ia tidak ingin lagi melanjutkan hidupnya. Bahkan dengan status dan kehidupan yang berbeda seperti sekarangpun ia harus terus menangung rasa trauma dan dihantui rasa ketakutan.

"Maafin aku chelsi harusnya aku yang mati bukan kamu. Maaf juga karna aku mengambil semua hak yang seharusnya milik kamu."

"Aku udah berusaha untuk jelasin tapi Dimas sepertinya sangat mempercayai kamu sampai semua yang aku ucapkan ngga ngebuat dia curiga."

"Sekarang aku harus apa Chel , aku takut orang - orang akan tau siapa aku sebenarnya."

"Aku juga takut kalau kehidupan aku saat ini cuma bakal buat penderitaan aku jauh lebih besar lagi."

Amanda menaikkan satu kakinya ke atas pagar jembatan, ia ingin melupakan semuanya. Amanda menutup matanya merasakan hembusan angin yang menerbangkan helain-helain rambutnya yang basah karna air mata.

" CHELSI...!!!" Teriak seseorang yang membuat amanda kaget dan kakinya terlepas dari pijakan pagar.

.

.

.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!