Bab 5.Debat

Oma Sukma sudah menunggu Dimas sejak tadi di sofa ruang tamu, oma Sukma sudah tidak sabar dengan kedatangan cucu mantu kesayangnnya. Oma Sukma sangat merindukan Chelsi hingga tidak sabar untuk segera memeluknya.

Tak berapa lama Dimaspun datang,Oma Sukma dengan cepat mengejar Dimas untuk bisa segera bertemu dengan Chelsi. Namun saat oma Sukma melihatnya tidak ada siapapun selain Dimas yang keluar dari mobil. Oma Sukma sangat kecewa ia melihat ke arah Dimas yang jelas sudah mengerti dengan apa yang ia nantikan.

"Chelsi ngga sama kamu Dim? "tanya oma Sukma yanh membuat Dimas menggeleng.

Dimas merangkul omanya untuk masuk kedalam rumah. Dimas mendudukkan Oma Sukma di kursi ruang tamu." Chelsi di rumah orang tuanya oma. "ucap Dimas begitu mereka berdua telah duduk.

Oma Sukma mengerutkan keningnya tidak mengerti kenapa suami istri seperti mereka berpisah - pisah seperti ini. Kenapa Chelsi tidak pulang ke rumah suaminya? , kenapa harus rumah orang tuanya? ya kalaupun Chelsi memeng ingin bersama orang tuanya setidaknya Chelsi mengajak Dimas dan mengabarinya dengan baik - baik agar ia tidak menunggu tanpa arti seperti ini.

" Kenapa?"

" Apa Chelsi tidak merindukan oma?"

" Chelsi marah pada oma?"

" Atau kamu membuat chelsi marah?"

Tanya Oma sukma mencoba menebak alasan yang mungkin membuat Chelsi lebih memilih bersama orang tuanya di bandingkan suaminya sendiri.

Dimas menghela nafas, sebenarnya ia tidak ingin menjelaskan keadaan Chelsi kepada omanya tapi sepertinya saat ini omanya perlu tau soal keadaan Chelsi yang sebenarnya supaya oma Sukma tidak beepikiran buruk tentang Chelsi. "karna kecelakaan itu, Chelsi kehilangan ingatannya oma." ucap Dimaa berlinang air mata.

Dimaa menggeleng"Chelsi amesia, dia ngga inget apapun. "sambungnya lagi.

Oma Sukma sangat kaget dengan penjelasan Dimas, oma Sukma terdiam beberapa saat sangking syoknya mendengar kondisi cucu mantu kesayangannya itu. Padahal waktu itu Dimas mengatakan jika keadaan Cbelsi baik - baik saja, apa waktu itu Dimas membohonginya? Apa Dimas mengatakan itu supaya ia tidak hawatir?. Tapi kenapa Dimas tega menyembunyikan keadaan seburuk ini kepadanya?

"Chelsi tidak mengingat apapun, apa itu artinya Chelsi juga tidak mengingat kamu sebagai suaminya?" tanya oma Sukma yang malah menambah haru keadaan.

Dimas menggeleng, "Itu sebabnya Chelsi memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya dari pada harus pulng ke rumah ini oma. Chelsi belum bisa percaya jika Dimas adalah suaminya."

Oma Sukma mendekat kemarahannya meredam melihat penderitaan cucunya jauh lebih kecewa di bandingkan dirinya.

" Dimas merasa sangat bersalah oma, andai saja waktu itu Dimas ikut pasti ini semua ngga akan terjadi." Oma Sukma mengelus punggung Dimas.

'' Sekarang gimana oma?... gimana Chelsi bisa ngejalanin hidup padahal ngga ada satupun ingatan yang di ingat. Pasti Chelsi sangat merasa kosong, kehilangan arah dan ngga tau siapa yang harus dia percaya."

Dimas memegang kepalanya"Dimas bener - bener ngerasa jadi suami yang ngga becus, yang ngga berguna. harus Dimas yang nanggung penderitaan itu semua bukan Chelsi."

Oma Sukma semakin mengelus punggung Dimas,oma Sukma sangat sedih melihat kondisi cucunya yang hancur sekarang ini, '' sudah Dimas! Jangan menyalahkan diri kamu sendiri. Cepat atau lambat ingatan Chelsi pasti akan kembali, kalian berdua akan kembali seperti dulu lagi. Oma percaya itu"

Dimas melihat ke arah omanya "kalau ngga gimana oma." tanya Dimas dengan wajah memelas.

Oma Sukma terdiam mencari jawaban yang yepat agar cucumya itu tidak semakin terpuruk, "Kita buat memeori baru untuk Chelsi.

" Kehidupan tidak seputar masa lalu Dimas, tanpa ingatanpun jika Chelsi berada di tangan orang tepat itu tidak akan masalah baginya. ''

" Jadi kamu harus bisa menjadi orang yang tepat untuk Chelsi, supaya Chelsi tidak menjadikan ingatan yang tidak ia ingat sebagai penghalang bagi kehidupannya sekarang! "jelas oma Sukma sambil tersenyum ke arah Dimas.

Percakapan yang hangat penuh ke haruan itu berubah menjadi percakapan yang dramatis penuh emosi begitu Tiffani, mama Dimas datang dan lanhsung menyalahkan Chelsi.

" Sudah seharusnya dia seperti itu, malah mama berharap dia tidak akan kembali lagi ke sini." uacap Tiffani berdiri di dekata Dimas.

Dimas dan oma langsung melihat ke arah Tiffani behitu suara Tiffani menghancurkan suasana mereka.

Tiffani duduk di dekat Dimas "Mama sudah berulang kali bilang sama kamu, kalau bukan jodoh yang tepat untuk kamu, harus berapa kali lagi mama harus bilang supaya kamu sadar."

"Liat kamu sekarang? kamu nangis dan kecewa seperti ini karna dia, sedangkan Chelsi? Dia mungkin sedang bersenang - senang dengan orang tuanya sekarang." sambung Tiffan tertawa sinis.

"Oh.... Atau mungkin dia sedang menertawakan kebodohan kamu sekarang." tebak Tiffani kembali tertawa.

"Ma ini bukan waktu yang tepat buat mama nuduh Chelsi yang enggak - enggak, Chelsi itu lagi sakit ma, dia hilanh ingatan, dia ngga inget apapun...... termasuk tentang perbuatan mama yang kejam." ucao Dimas penuh amarah.

"Terus mama sekarang harus bagaimana? Mama harus bersyukur karna dia tidak ingat perlakuan mama sama dia?"

Tiffani mendekatkan wajahnya pada Dimas "Mama lebih bersyukur jika dia tidak selamat, jadi mama tidak perlu lagi melihat wajah dia di sini lagi." bisik Tiffani penuh penekanan.

Kemarahan Dimas semakin membucak saat mamanya mengatakan lebih senang melihat Chelsi mati dari pada harus menderita seperti ini." ma, sebenernya apa sih yang buat mama sebenci itu sama Chelsi? Kenapa mama tega bilang itu sama orang yang udah mama anggap sebagai anak perempuan mama sendiri?"

"Apa mungkin mama juga seneng kalau nanti Dimas mati? "

"Mama ngga mungkin seneng kalau kami mati Dimas, mama pasti juga akan ikut mati jika itu sampai terjadi sama kamu.''

"Tapi kalau dia itu beda, semenjak dia menikah dengan kamu dia bukan anak perempuan mama lagi, mama sangat benci dan menginginkan dia pergi secepatnya dari sini, dari hidup kita!"

"Hah? "Dimas benar - benar tidak mengerti dengan pikiran mamanya." Apa gini cara mama ngelampiasin emosi mama setelah papa pergi? "

" Dimana diri mama yang penuh kasih dulu? mama yang ngga pernah marah, yang selalu sabar, yang selalu lembut. Mama yang penuh kecerian dan kebahagian? Apa itu juga lenyap bersamaan dengan lenyapnya papa?"ucap Dimas berlinang air mata. Sebenarnya Dimas sudah lama ingin mengungkapkan semua yang ia rasakan selama ini kepada mamanya. Dan Semua perlakuan mamanya pada Chelsi tapi selalu ia tahan karna Chelsi yang terus menahannya. Chelsi selalau meredam kemarahannya karna Chelsi memikirkan perasaan mamanya jika Dimas mengatakan semua yang ia rasakan mama Tiffani pasti merasa sangat hancur dan akan semakin marah kepada Chelsi.

" Jujur ma bahkan sekarang Dimas ngga tau, apa yang berdiri di depan Dimas sekarang ini mama yang Dimas kenal atau orang lain?"

Dimas pergi setelah metakan itu, Dimas tidak mau mengungkapkan lebih banyak lagi karna pasti itu akan menyakitkan mamanya.

"Maaf Chel, gue gagal ngendaliin diri gue." batin Dimas menaiki tangga.

.

.

.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!