Malam yang panjang berganti dengan pagi yang cerah. Chelsi berdiri di depan kaca memperhatikan penampilannya yang saat ini sudah siap dengan setelan olah raganya. Chelsi melihat ke arah Dimas yang masih tertidur pulas di atas sofa, Chelsi sama sekali tidak berniat untuk membangunkan ataupun mengajaknya untuk berolahraga bersama. Pembahasan mereka semalam membuat Chelsi merasa sangat tidak nyaman bersama dengan dimas. Cgelsi ingin menenangkan pikirannya dengan berkeliling komolek untuk berlalri dan melihat - lihat agar ia lebih mengenal lingkungan yang ia tinggali. Chelsi mengambil secarik kertas lalu menulis kemana ia pergi, Chelsi meletakkan kertas itu di atas meja dekat sofa tempat Dimas tertidur.
Chelsi menuruni tangga, banyak maid yang sedang sibuk mempersiapkan sarapan di dapur rumah Dimas. Para maid itu menyapa Chelsi dengan sopan saat Chelsi melalui mereka. Chelsi tersenyum lalu segera keluar dari rumah sebelum Dimas bangun dan mengikutinya.
_____________
Chelsi mengelilingi komplek perumahan sudah beberapa kali, pikirannya yang kacau membuat Chelsi ingin terus berlalu sampai kakinya benar - benar lelah dan pikirannya kembali tenang.
Chelsi berhenti di persimpangan jalan menuju rumahnya . Chelsi duduk di sana untuk mengambil nafas setelah berlarian cukup jauh. Chelsi menormalkan nafasnya sambil menatap lurus ke jalan yang akan membawanya pulang. Chelsi ragu untuk pulang, Chelsi masih belum siap untuk bertemu dengan Dimas apalagi sampai bertemu dengan mama dan oma Dimas, Chelsi masih belum siap untuk berpura - pura di depan mereka. Setelah mendengar penjelas Dimas kemarin Chelsi jadi bimbang ia ragu apa mungkin ia bisa menjalankan ini semua sesuai dengan perjanjian yang mereka buat?.
Chelsi melirik jam tangannya, Chelsi semakin mengurungkan niatnya untuk pulang . Chelsi berlari bertolak belakang dengan arah rumahnya Chelsi tidak mau pulang karna ia pasti chelsi akan bertemu dengan Dimas dan keluarganya. Chelsi belum siap memulai sandiwara yang ia sepakati dengan Dimas, Chelsi lebih memilih menghindar sampai hati benar - benar siap untuk menerima keadaan.
Keluar dari komolek perumahan Chelsi menemukan banyak sekali pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan. Mulai dari soto, ketoprak, lontong sayur, bubur ayam dan juga nasi goreng ada di sana. Chelsi menjatuhkan pilihannya pada soto daging yang baunya sangat wangi dan menggiurkan Chelsi memesan soto lalu duduk di bangku yang kosong. Suara riuh dari kendaraan yang berlalu lalang di tambah lagi dengan pembeli yang begitu ramai membuat Chelsi menunggu cukuo lama pesanannya.
Di saat Chelsi sedang menunggu segerombolan pria berbadan besar dan bertato duduk di meja yang sama dengannya mereka semua memenuhi kursi yang Chelsi duduki. Penampilan mereka yang menyeramkan membuat Chelsi cukup takut apalagi kali ini ia sebangku bahkan semeja dengan mereka. Chelsi menundukkan wajahnya tidak berani melihat para pereman itu yang dari tadi menatapnya. Tak jarang dari mereka juga berbisik setelah melihat ke arahnya. Chelsi merasa sangat Rising ia ingin oeegi namun soto yang ia pesan datang saat ia hendak berdiri, mau tidak mah Chelsi terpaksa kembali duduk dan menyantap soto pesanannya dengan cepat.
Salah satu dari preman itu berbicara dengan memanggil namanya.
"Mbak Chelsikan? "tanya pereman itu yang membuat Chelsi mendongak dan melihat kepada mereka. Chelsi cukup terkejut melihat para pereman itu yang terlihat sangat mengenalinya.
" Akirnya kita bisa ketemu sama mbak lagi, kita semua hawatir banget begitu tau kalau mbak Chelsi hilang. Kita kira terjadi hal buruk sama mbak. "ucap preman itu yang di angguki oleh teman - temannya.
Chelsi terdiam, Chelsi memperhatikan para preman itu. Sepertinya mereka bukan preman pengangguran yang suka memalaki orang - orang seperti kebanyakan preman lainnya. Para preman itu memakai pakaian ojol lengkap dengan atributnya, jadi bisa di simpulkan jika mereka bekerja walaupun tampang - tampang mereka lebih cocok menjadi pereman tukang palak.
"Kita semua juga ikut mencari mbak, tapi kita semua ngga nemuin mbak di mana - mana, mbak kemana aja?" tanya mereka lagi.
"Akkhh... Saya baru saja kecelakaan saya jatuh ke sungai jadi saya harus di rawat berhari - hari di rumah sakit. Maaf sudah membuat kalian semua hawatir." jawab Chelsi menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Kok bisa mbak? Ada orang jahat yang nyelakain mbak.? Kalau ada kita semua siap bantu kok mbak?"
"Biar kita bisa balas budi atas kebaikan mbak sama kita dulu. Kita bakal ngelakuin apapun untuk mbak Chelsi."
"Orang sebaik mbak Chelsi ngga pantes buat di sakitin, kita semua siap pasang badan buat mbak Chelsi buat ngadepin orang itu. Bilang aja mbak kita pasti bakal abisin dia!"
Ucap para preman itu bergantian. Chelsi semakin bingung di buatnya, Chelsi tidak tau siapa preman - preman ini, ia juga tidak tau kebaikna apa yang ia buat sampai semua preman ini siap pasang badan untuknya. Apa mungkin ia memang sebaik itu dulu bahkan preman yang berwajah seram sepeeti ini bisa luluh dan bersikap baik seperti ini kepadanya.
"Saya baik - baik saja, saya juga tidak ingat bagaimana bisa saya jatuh dan terbawa arus sungai. Saya rasa itu hanya kecelakaan biasa. "jawab Chelsi menjawab seadanya. Tidak mungkinkan Chelsi menjelaskan kondisinya yang sekarang pada para preman itu, Chelsi tidak mau terlalu percaya pada orang yang tidak ia ingat sama sekali.bisa saja para preman ini hanya berpura - pura baik sekarang atau mereka semua sedang memperdayanya agar ia bisa di manfaatkan.
Chelsi kembali melanjutkan makanannya, sesekali Chelsi juga menanggapi obrolan para preman itu walaupun hanya seadanya. Chelsi akui dari penglihatannya para preman itu memang terlihat sangat peduli dengannya sepertinya mereka juga memang benar - benar mengenalinya.
_____________
Dimas terus melirik jam tangannya sejak tadi, sarapannya tidak tenang karna Chelsi yang masih belum pulang sampai sekarang ini. Walaupun Chelsi sudah meninggalkan pesan tapi tetap saja Dimas masih hawatir karna kondisi Chelsi yang tidaj ingat apapun.
"Gimana sih, harusnya dia bangunin gue kalau mau olahraga ini malah oeegi sendiri,kalau nyasar gimana? "batin Dimas menyuap makanannya sambil yerus melihat ke arah pintu depan.
Tiffani langsung menanyai dimas yang gusar dan tidak bisa makan dengan tenang." Chelsi lagi? "tanya mama Tiffani yang membuat Dimas langsung melihat ke arahnya.
" Bener - bener ya perempuan itu kayaknya dia seneng deh liat kamu hawatir kayak gini. Baru aja sehari di sini udah buat kamu ngga tenang." ketus mama Tiffani.
" Aku cuma takut Chelsi kenapa - napa ma, ngga ada yang salah sama Chelsi lagian Chelsi juga udah bilang kalu dia mau lari pagi tadi." jawab Dimas yang kemudian menyudahi sarapannya.
Dimas berjalan ke arah pintu depan untuk menunggu Chelsi, Tiffani mengikuti Dimas karna merasa kesal di tinggalkan begitu saja.
" Kalau dia bilang harusnya dia segera pulang, udah tau suaminya mau berangkat kerja bukannya di siapin tapi malah kelayapan ngga jelas kayak gini. Kamu yakin dia istri yang baik untuk kamu?"ketus Tiffani.
Chelsi datang di saat perdebatan itu di mulai, Chelsi berdiri di patung air mancur di depan rumah Dimas. Chelsi lebih memilih diam di sana di bandingkan harus melanjutkan langkahnya dalam keadaan Dimas dan mamanya yang sedang berdebat.
"Mah udah ma ini masih pagi aku lagi ngga mau debat sama mama. Lagian oma juga lagibsakit mama ngga kasian sama oma kalau dia denger mama sama aku debat lagi." ucao Dimas yang tidak menyadari keberadaan Chelsi.
"Kita udah berulang kali bahas ini mah dan jawaban aku masih tetap sama, Chelsi adahal istri sekaligus sahabat terbaik untuk aku dan mama tau itukan. Bukannya mama lebih mengenal Chelsi di bandingkan aku. Mama begitu dekat dengan Chelsi dulu bahkan mama sudah menganggap Chelsi sebagai anak perempuan mama dan pasti mama tau kalau Chelsi memang perempuan terbaik untuk aku. "
" Itu dulu Dimas dulu, jauh sebelum dia merampas paksa kamu dari mama. Karna dia hubungan kiata jadi jauh sekarang. Kamu ngga peduli lagi sama mama kamu lebih mementingkan dia di bandingkan mama. "
" Ngga Ada yang ngambil aku dari mama, aku masih di sini sama mama di samping mama. Chelsi ngga ngapa - ngapain ma. "
" Dia udah ngambil kamu dari mama dia mencuci otak kamu sampai kamu terus - terusan bela dia di bandingkan mama kamu sendiri." ucap Tiffani menangis di hadapan Dimas.
" Ma!" Dimas memegang kedua bahu mamanya "kendaliin diri mama! mama harus bisa ngendaliin emosi mama. Mama ngga bisa terus - terusan kayak gini! ini bukan mama ma. Jangan ngelampiasin rasa kehilangan mama sama orang lain. Ikhlasin kepergian papa ma biarin papa tenang di sana. Mama udah terlalu larut dalam kesedihan sampai mama berfikir buruk seperti ini. "
Tiffani melepas tangan Dimas dari bahunya," Ini bukan soal papa kamu tapi ini soal kamu, kenapa kamu ngga pernah ngertiin perasaan mama? "
" Ma cukup ma! Mama berubah semenjak papa pergi. Bahkan sekarang mama jadi ketakutan berlebih kayak gini karna mama takut kalau aku juga pergi ninggalin mama. Mama ngebenci Chelsi supaya Chelsi pergi ninggalin aku suapa aku selalu bersama mama. Ini ngga bener ma! "
"Tolong ma balik ke diri mama yang dulu, balik jadi mama aku yang baik, penuh kasih sayang dan ngga pernah marah - marah! "ucap Dimas memohon.
Kasihan Chelsi ma!" sambung Dimas lagi yang malah membuat Tiffani semakin marah.
"Ngeliat kamu memohon kayak gini bikin mama semakin benci sama dia Dimas. "ucap Tiffani yang malah tidak sengaja melihat ke arah Chelsi yang sedang berdiri tidak jauh darinya.
Tiffani memelototi Chelsi sebelum akirnya ia masuj kedalam rumah. Padangan mamanya membuat Dimas ikut melihat ke arah sana, Dimas terkejut begitu melihat Chelsi berada di sana.
"Chelsi ?... "ucapnya.
Chelsi berjalan ke arah Dimas." aku bersih - bersih dulu ya mas. '' ucap Chelsi berlalu di depan Dimas. Chelsi segera masuk kedalam rumah sebelum Dimas menanyai soal apa yang ia dengar.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments