Bab 13.Brounia coklat

Dimas dan Chelsi sedang bersantai di ruang keluarga rumahnya, tidak ada rencana apapun yang ingin mereka lakukan di weekend yang bahagia ini. Dimas yang sibuk dengan ponselnya dan chelsi yang sibuk menggotak atik remot mencari film yang bisa membangkitkan moodnya.Sebenarnya Chelsi masih kesal dengan Dimas yang tidak memberirahunya soal makan siang kemarin. Bukan karna Fara tapi karna Dimas yang tidak mengatakan jika makan siang itu ternyata hanyalah makan siang pekerjaan.

Dimas melirik Chelsi yang sama sekali tidak ada niatan untuk mengajaknya bicara, padahal Dimas sudah menunggu Chelsi bicara sejak kemarin tapi sepertinya pertahanan diri chelsi sangat kuat sehingga ia tidak mau memulai pembicaraan lebih dulu.

Tok...

Tok...

Tok...

Suara ketukan pintu membuat Dimas dan Chelsi langsung melihat ke arah sumber suara. Maid yang mendengar itu langsung berjalan ke arah pintu namun dengan cepat Chelsi mencegatnya.

"Biar saya saja! "ucap Chelsi yang di angguki oleh maid.

Chelsi membuka pintu dan terkejut sata tau tamu yang datang adalah Fara.

" Fara?... "ucap Chelsi terkejut dengan kedatangannya.

Fara tersenyum lalu menyapanya," Hai Chel. "ucapnya dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya.

" Masuk Far! "ucap Chelsi mempersilahkan Fara untuk masuk.

Fara masuk dan duduk di ruang tamu, di ikuti oleh Chelsi yang juga ikut duduk di sana.

" Kamu ada apa ke sini? Mau ketemu mas dimas ya?" tanya Chelsi tidak mungkinkan Fara kesini hanya untuk menemuinya. Lagipula Chelsi belum sedekat itu dengan Fara.

Fara menggeleng, "aku kesini bukan buat kerjaan, tapi aku ke sini sebagai teman." ucap Fara menyengir kuda.

Chelsi tertawa kecil di buatnya, Chelsi kira Fara tidak akan berani menemuinya karna kejadian di mall waktu itu. Memang sih fara sudah meminta maaf tapi rasanya cepat sekali fara bisa langsung bergaul dan memahami sifatnya.

Fara menyodorkan cake bawaannya, "Aku juga bawaain cake buat kamu, sebagai tanda permintaan maaf aku." ucapnya meminta Chelsi untuk menerimanya.

"Apa sih far, aku udah ngga mempermasalahin masalah itu lagi. "ucap Chelsi berusaha menolaknya.

Aku tau tapi cake bawaan aku bisa di terimakan?" ucap Fara memaksa.

Chelsi berdecak tak percaya ternyata teman barunya itu sangat pemaksaan, "oke, kalau kamu maksa." ucap Chelai mengambil cake pemberian fara.

Fara tertawa kecil karna ucapan Chelsi.

Chelsi berdiri, "Aku minta maid sajiin dulu ya." ucapnya Chelsi yang di angguki oleh Fara.

Chelsi berjalan menuju dapur namun belum juga sampai Dimas sudah dulu mencegatnya.

"siapa yang dateng chel?" tanya Dimas menurunkan kadar gengsinya untuk berbicara dengan Chelsi.

Punya matakan? "ucap Chelsi yang membuat Dimas mengerutkan keningny." liat sendiri kalo gitu. '' jawab Chelsi yang kemudian melanjutkan jalannya.

Dimas menggeleng tak percaya dengan sikao Chelsi. Apa Chelsi sangat semarah itu padanya?. Mau tidak mau Dimas terpaksa melihat sendiri tamu yang datang.

Setelah memberikam cake pemberian Fara pada maid Chelsipun segera kembali ke depan. Terdengar gelak tawa dan obrolan dimas bersama fara sebelum Chelsi sampai di ruang tamu. Chelsi mengabaikan Dimas, Chelsi duduk di sebelah Fara yang tersenyum begitu ia sampai.

"Ooooh... Jadi sebenernya kamu udah kenal sama fara sayang? Kok kamu ngga bilang sama aku? "pertanyaan Dimas langsung membuat Chelsi tercengang apalagi saat dimas memanggilnya dengan sebutan sayang.

" untung aja Fara cerita kalau ngga mungkin aku ngga tau sampai sekarang."sambung Dimas lagi yang masih membuay Chelsi tercengang. Sebenarnya setan apa yang sudah merasuki Dimas sampai-sampai bisa bicara selembut itu kepadanya, bahkan tanpa di paksa sekalipun ia memanggilnya dengan sebutan sayang. Padahal untuk memanggil" aku kamu" perlu Chelsi paksa dulu baru Dimas mau.

"Pertemuan kami agak kurang mengenakkan, jadi suasana akan semakin canggung jika kami mengatakan sudah saling kenal waktu itu. "jelas Fara.

Dimas mengangguk," saya paham. Chelsi memang selalu begitu selalu meninggalkan kesan buruk pada semua orang - orang yang baru ia kenal. "ucap Dimas sambil tertawa garing.

Jelas saja ucapan Dimas langsung mendapatkan pukulan dari Chelsi.

" Akkkkhhh... Sakit sayang!" ucap Dimas yang semakin mendapatkan tatapan tajam dari Chelsi.

Fara yang melihat hanya tertawa seolah - olah menikmati suasana yang ada.

Tak berselang lama cake yang dibawa fara di sajikan oleh maid di meja tamu lengkap dengan minumannya. Chelsi berterima kasih sebulm maid itu kembali ke dapur.

Kami beli cake? "tanya Dimas melihat ke arah Chelsi.

" Bukan ini fara yang bawa." jawab Chelsi tersenyum ke arah Fara.

"Dimakan far! "pinta Chelsi yang di angguki oleh Fara.

Dimas memperhatikan Cake yang tersaji di meja, cake itu mengingatkan tentang Chelsi yang sangat menyukai coklat. Kenapa Dimas sampai melupakan makanan faforit Chelsi? Harusnya ini bisa menjadi salah satu cara agar ingatan Chelsi bisa kembali. Sangking sukanya chelsi dengan coklat, chelsi selalu membawa beberapa coklat di dalam tasnya kemanapun ia pergi. Coklat sudah seperti kebutuhan yang harus selalu ada untuk chelsi.

"Mas!... "Chelsi memegang bahu Dimas," kamu kenapa? "tanya Chelsi.

Dimas tersenyum," ngga pa-pa, liat cake ini buat aku inget sama kamu. Coklatkan favorit kamu. "ucap Dimas.

Chelsi tertawa," oh ya? "

" Iya," jawab Dimas menyupkan satu potongan cake ke mulut Chelsi. "gimana enak ngga?" tanya Dimas yang diangguki oleh Chelsi.

Fara memutar matanya, Fara merasa dirinya tidak dianggap berada di sana. Bisa - bisanya duo orang di depannya itu bermesraan di saat ia masih duduk di sana. Apakah mereka sengaja untuk membuatnya cemburu?. Akkhhh... Rasanya Fara tidak rela melihat perempuan yang ia yakini sebagai amanda itu berbahagia seperti ini sedangkan ia hidup dalam penderitaan. Ingin sekali rasanya Fara mengobrak abrik kebahagian yang ada di depannya ini sekarang, tapi itu tidak mungkin ia lakukan. Semuanya belum pasti, fara tidak bisa menjatuhkan amanda sekarang juga. Ia tidak punya cukup bukti untuk mengatakan jika Chelsi adalah Amanda.

"Ehem... "ucap Fara berdem, membuat Chelsi dan Dimas langsung melihat ke arahnya.

Chelsi tersenyum canggung begitupun dengan Dimas.

Fara ikut tersenyum , fara mengambil potongan Cake lalu menikmatinya.

" Pak Dimas dan buk Chelsi tinggal berdua di sini?" tanya fara mencoba mencairkan suasana.

"Ngga, ada oma dan mama saya juga, tapi kalau sekarang mereka memang sedang pergi. "jelas Dimas.

Fara mengangguk, Fara memperhatikan Chelsi yang sejak tadi hanya diam." Sepertinya itu bereaksi. "batin Fara tersenyum sinis.

Chelsi merasa ada yang aneh dengan tubuhnya, rasa gatal juga rasa sesak seolah - olah menguasai dirinya. Chelsi sekuat mungkin untuk menahannya tapi rasa sesak seakan - akan juga semakin mengepitnya.

" Akkkhhh..." Chelsi memegangi dadanya yang sesak juga menggaruk tubuhnya yang gatal.

"Chel!... "panik Dimas memegangi Chelsi. Chel! Lo kenapa chel?"tanya Dimas yang tidak mengerti apa yang terjadi pada Chelsi.

" Chelsi!...." ucap Fara yang ikut panik di buatnya.

Chelsi tak menjawab, rasa sesak ini membuat Chelsi tak sanggup untuk bicara.

Dimas langsung mengangkat tubuh Chelsi sambil berlari menuju mobilnya untuk dibawa ke rumah sakit.

Fara tersenyum, sambil melihat ke arah mobil dimas yang melaju kecang keluar dari gerbang.

.

.

.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!