Bab 3.Amnesia.

Gengaman tangan yang kuat dan hangat terasa jelas saat Chelsi baru saja membuka matanya. Cahaya lampu yang menyinari ruangan menjadi hal pertama yang di lihat oleh Chelsi . Ruangan serba putih yang kental dengan bau obat membuat Chelsi bisa menebak jika ia sedang berada di rumah sakit.

Chelsi mengangkat tangannya yang terpasang infus, dengan tangan itu Chelsi meraba kepalanya yang dililit perban, Chelsi juga memegang hidungnya yang masih terpasang oksigen. Chelsi tidak tau apa sudah terjadi padanya.

Chelsi mengalihkan pandangannya, seorang pria berwajah tirus dengan hidung mancung serta kulit putih sedang tertidur di atas kursi di sebelahnya. Pria itu menjadikan kasur Chelsi sebagai penopang kepalanya dengan tangan Chelsi tidak lepas dari gengamannya.

Chelsi memperhatikan pria itu cukup lama, pria itu terlihat sangat akrab dengannya tapi kenapa ia tidak bisa mengingat siapa dia?. Chelsi mencoba mengingat - ingat tapi ia malah merasa kosong tidak ada apapun yang bisa ia ingat.

"Ada apa denganku kenapa tidak ada ingatan apapun yang bisa aku ingat?"

"Siapa aku? Kenapa aku ada di sini?"

"Siapa pria ini? "

Chelsi memegang kepalanya semakin ia memaksakan ingatannya semakin kepalanya terasa sangat sakit.

"Akkhhh... AAAAKKKH"teriakan kesakitan Chelsi membuat Dimas terbangun. Dimas langsung panik melihat kondisi Chelsi yang kesakitan. Dimas berdiri dan hendak menekan tombol tanda darurat yang berada di atas ranjang Chelsi namun tangan Dimas sudah lebih dulu di tahan oleh Chelsi sebelum dimas sempat menekan tombol itu.

"Siapa kamu?... Kenapa aku tidak bisa mengingat siapa kamu? "tatapan mereka berdua saling beradu, tatapan penuh tanya terpancar dari mata Chelsi namun lain halnya dengan tatapan Dimas yang terlihat kecewa dan sedih atas pertanyaan Chelsi .

Hal yang di katakan dokter tadi sore terjadi, diagnosa dokter itu benar- benar terjadi pada Chelsi saat ini. Ingatannya menghilang, Chelsi tidak mengenali dirinya sama sekali.

"Lo bener - bener ngga tau siapa gue? "tanya Dimas dengan nada sendu.

Chelsi menggeleng," Bahkan aku juga ngga ingat siapa aku? Semua terasa kosong ngga ada apapun yang bisa aku ingat. "Chelsi terdiam, chelsi melepaskan tangan Dimas" sebenarnya apa yang terjadi sama aku? "Chelsi menatap Dimas tak kalah sendu.

Air mata Dimas menetes begitu saja saat Chelsi menatapnya dengan sendu seperti itu, hatinya terasa teriris ribuan silet, bibirnya tidak mampu berucap untuk menjelaskan semua yang terjadi pada Chelsi. Ini semua begitu sulit terlebih untuk Chelsi yang harus menjalani hidup tanpa ingatan apapun.

"Gue panggil dokter dulu. "Dimas memilih mengelak dari pada harus menjawab pertanyaan Chelsi. Dimas pikir lebih baik Chelsi mendengar semuanya dari dokter dibandingkan dirinya. Dimas tidak sanggup jika harus menceritakan kesalahan terbesarnya pada Chelsi , ia tidak bisa. Melihat Chelsi seperti ini saja sudah membuatnya merasa sangat bersalah, hidupnya terasa penuh sesal sekarang.

________________

Pagi harinya....

Yana, kezia serta orang tua Chelsi datang secara bersamaan ke rumah sakit karna dimas yang mengabari kalau Chelsi sudah sadarkan diri. Bunda Tara sengaja meminta Yana dan Kezia datang untuk bisa merangsang ingatan Chelsi agar bisa kembali. Sebenarnya Kezia dan Yana sudah sejak lama ingin mengunjungi Chelsi namun tidak di izinkan oleh ayah Herman karna pada saat itu Chelsi masih belum sadarkan diri. Ayah Herman takut kedatangan Kezia dan Yana hanya menambah haru karna kondisi Chelsi.

"Tant... "ucap Yana dalam perjalanan ke ruangan Chelsi .

" Iya Yana...." Jawab bunda Tara memaksakan senyumannya.

" Maafin kita ya tan, gara - gara kita Chelsi jadi keyak gini." Yana menunduk, merasa sangat bersalah dengan kecelakaan yang terjadi pada Chelsi.

" Iya tan, Kezia juga minta maaf." sambung Kezia juga menunduk.

Bunda Tara menghela nafas kasar," Kalian berdua tidak perlu merasa bersalah, tante tidak menyalahkan kalian sama sekali. Ini semua kecelakaan, walaupun Chelsi sekarang seperti ini tapi tante tetep bersyukur karna Chelsi masih ada bersama tante."

Ayah Herman menoleh kebelakang menunggu bunda Tara dan sahabat Chelsi untuk masuk bersama - sama kedalam ruangan Chelsi.

" Bun, ayo!!!" ucap ayah herman menunggu bunda Tara di depan pintu kamar rawat Chelsi.

Bunda Tara mengangguk di ikuti oleh Yana dan Kezia yang mempercepat langkah mereka.

Mereka semua masuk kedalam ruangan Chelsi dan melihat Dimas yang duduk berjauhan dari ranjang Chelsi. Suasana di dalam ruangan sangat hening tidak ada percakapan anatara Dimas dan Chelsi padahal Chelsi juga tengah duduk di ranjangnya, hal itu membuat Kezia dan Yana merasa aneh dengan sikap mereka berdua.

"Chelsi....! "Kezia berlari ke arah Chelsi lalu memeluknya. Tak berapa lama Yana juga berhambur memeluk Chelsi.

" Gimana lo udah enakan? "

" Ada yang sakit ngga? "

" Lo tau ngga sih gue sama Yana takut banget pas lo ilang, kita hawatir setengah mati gara - gara lo. Lo kemana aja?"

"Kenapa ngilangnya sendirian ? "

" Kalo rame - rame itu namanya bukan ilang tapi lari pagi ." nyolot dimas menanggapi cerocosan Kezia yang tidak ada titik komanya.

" Percuma lo nanya panjang lebar, dia ngga bakal bisa jawab. "

" Kenapa? Chelsi bisu?" syok Kezia dan Yana melepas pelukan mereka.

" Chelsi amesia." jawab bunda Tara mendekat ke arah Chelsi.

Sontak Kezia dan Yana langsung terdiam mereka syok mendengar kondisi Chelsi.

Bunda Tara mengelus puncak kepala Chelsi, bunda Tara memaksakan senyumannya. "Ini Bunda sayang, ibu kamu." ucap bunda Tara memperkenalkan dirinya.

Ayah Herman juga mendekat "Dan ini ayah kamu." sambung bunda Tara.

Chelsi melihat Bunda Tara dan Ayah Herman bergantian "Bunda dan Ayah?" ucap Chelsi mengulangi.

Bunda Tara dan ayah Herman mengangguk, mereka tersenyum mendengar suara Chelsi. Walaupun sangat mengharukan tapi Ayah Herman dan Bunda Tara berusaha untuk tidak menangis.

Yana dan Kezia menepis air matanya, "Chel ini gue Yana, lo bener - bener ngga inget sama gue?" tanya Yana merasa sangat sedih.

Kezia memegang tangan Chelsi "Chel... Lo juga ngga inget sama gue?. Gue Kezia sahabat paling bawel lo. Masa lo ngga inget satupun ocehan gue?" sambung Kezia yang juga merasa sangat sedih.

Chelsi tidak tau harus menanggapi seperti apa, ia bingung akan mengatakan apa. Jujur saja ia tidak ingat apa ataupun siapa yang ada di depannya saat ini.

" Maafin aku tapi... Aku bener - bener ngga inget siapa kalian. "jawab chelsi merasa bersalah.

" Ngga papa kok Chel mungkin sekarang lo inget sama kita tapi besok - besok pasti inget. Apalagi kalo lo udah dengerin ocehan Kezia." ucap Yana.

" Betul banget tuh, walaupun lo inget siapa kita itu ngga bakal ngerubah kalo lo itu sahabat kita."

"Ngga masalah walaupun ingatan lo hilang kita bisa buat ingatan - ingatan baru lagi. Kita buat yang lebih seru, yang lebih happy dan lebih waw."

" Yang pastinya ngga ada liburan - liburan kayak kemaren! "saut Dimas lagi memotong pembicaraan antara Kezia, Yana dan Chelsi.

Kezia berdecak" Ngerusak suasa banget sih lo dim. "ucap Kezia menatap kesal ke arah Dimas.

" Posesif amat jadi suami." ucap Yana menambahi.

Dimas memelototi Kezia dan Yana, tidak suka dengan ucapan mereka.

Chelsi melihat ke arah Dimas, senyuman terukir begitu menatap wajahnya.

Dimas langsung mengubah ekspresinya begitu ia menyadari tatapan Chelsi. Dimas tersenyum membalas senyuman Chelsi. Hati Dimas merasa lebih tenag karna senyuman Chelsi yang terlihat sudah bisa menerimanya.

.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Kutipan Halu

Kutipan Halu

Makasi kk

2023-02-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!