Malam harinya.....
Setelah makan malam selesai Dimas dan Chelai masuk kedalam kamar. Chelsi sudah sangat lelah berkeliling dan bercerita dengan oma Sukma seharian ini. Oma Sukma tidak henti - hentinya mengajaknya berjalan mengelilingi rumah dan menjelaskan begitu banyak tempat yang sering ia kunjungi bersama oma Sukma. Menyenangkan memang tapi sangat membuatnya lelah, sampai - sampai kakinya terasa sangat sakit karna terlalu sering berjalan.
Begitu masuk Chelsi langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur. Rasanya sangatnya bisa merebahkan badan seperti ini setelah seharian melewati hari yang menyenangkan.
Cukup lama Chelsi berbaring sampai akirnya Chelsi berbalik dan melihat ke arah Dimas yang tidak berkutik sedikitpun dari atas sofa.
"Mas, kamu ngga capek duduk di situ terus?" tanya Chelsi mengejutkan Dimas yang sedang memainkan ponselnya.
"Lo bilang apa tadi? "tanya Dimas karna ia mender sesuatu yang sangat aneh.
" Kamu ngga capek duduk di situ terus?" ucap Chelsi mengulanggi.
"Bukan - bukan yang itu...."
"Mas? "jawab Chelsi lagi, yang membuat Dimas tercengang," Emang ada yang salah sama panggilan aku? "tanya Chelsi melihat ekspresi Dimas.
Tawa Dimas pecah saat Chelsi bertanya dengan sangat polosnya. Dimas sampai memegang perutnya sangking tak kuat dengan panggilan Chelsi menurutnya begitu menggelitik perut.
" Kamu kenapa sih mas? Ada yang lucu?" tanya Chelsi bangkit dari tidurnya.
"Iya.... "jawab Dimas masih tertawa." bentar - bentar gue ambil nafas dulu. "ucap Dimas menahan Chelsi untuk tidak mengatakan apapun.
Chelsi menatap Dimas intens, Chelsi mengerutkan keningnya karna tidak mengerti apa yang di tertawakan Dimas. Memang ada yang salah dengan Chelsi memanggil Dimas dengan sebutan mas? Bukankah seharusnya suami istri memang memanggil suaminya dengan sebutan mas bahkan ada yang memanggil suaminya dengan sebutan honey atau panggilan romantis lainnya.
"Sini deh, gue jelasin tentang hubungan kita! "ucap Dimas melambaikan tangannya menyuruh Chelsi untuk mendekat ke sisinya.
Chelsi menurut, Chelsi duduk di sebelah Dimas dengan tatapan yang masih sama.
" lo taukan kalau kita itu teman sejak kecil dan kota nikah karna kita di jodohin sama keluarga kita?" tanya Dimas menatap Chelsi.
Chelsi mengangguk, penjelasan Dimas sudah berulang kali ia dengar dari bunda dan ayahnya. Bahkan oma Sukma juga mengatakan hal yang sama saat mereka berjalan - jalan tadi. Chelsi rasa itu tidak perlu di jelaskan lagi oleh Dimas karna Chelsi sudah sangat mengerti dengan itu. Bukan hal yang baru jika sahabat yang sudah berteman lama akirnya menikah bahkan banyak dari merek yang hidup bahagia dan rumah tangga mereka begitu harmonis dan awet.
"Pernikahan kita bukan pernikahan biasa, bukan pernikahan kebanyakan orang seperti yang lo pikirin sekarang. "
Chelsi semakin bertaut alis,Chelsi sama sekali tidak mengerti dengan maksud perkataan Dimas. "Maksudnya?" tanya Chelsi ingin Dimas menjelaskan lebih dalam lagi.
"Pernikahan ini terjadi karna lo yang ngga mau ngecewain orang tua lo dan gue yang ngga mau ngecewain oma. Sebelum pernikahan ini terjadi ada perjanjian yang kita berdua sepakati."
Chelsi semakin tercengang, Chelsi benar - benar tidak pernah terpikir jika keadaan pernikahannya akan serumit ini. Chelsi pikir jika ia menikah dengan Dimas karna mereka saling mencintai tapi ternyata..... Akkkhh sebenarnya kehidupan segila apa yang ia hadapi dulu? Chelsi bahkan baru mendengar sebagian kehidupannya dulu tapi ia sudah sangat setercengang ini sekarang, bagaimana jika ia mendengar hal lai yang jauh dari yang ia pikirkan lagi?.
"Yang pertama kita ngga akan tidur bareng di kasur yang sama, yang kedua kita akan bicara dan berperilaku seperti biasa dan yang ketiga, ini yang paling penting. Kita sepakat untuk bercerai kalau kita udah nemuin pasangan yang tepat." jelas Dimas yang lagi membuat Chelsi tak habis pikir.
Chelsi terdiam untuk beberapa saat, Chelsi mencoba untuk mencerna baik - baik perkataan Dimas. Perjanjian yang ia buat dengan Dimas sama sekali tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Bagaimana bisa ia melakukan pernikahan yang harusnya sakral dan sekali seumur hidup seperti ini? Sebenarnya apa yang ia pikirkan dulu, apa memang hanya untuk membahagiakan orang tuanya atau ada tujuan lain di balik inj semua? "
" Gue tau pasti berat banget buat lo nerima sumua ini tapi mau gimana lagi gue harus jelasin ini semua supaya lo ngga larut dalam kesalah pahaman ini. "
"Lagian gue juga ngga mau di cakar sama lo kalo lo udah inget semuanya nanti. Gue juga ngga mau di bilang sebagai orang yang ngambil kesempatan dalam kesempitan. "jelas Dimas merasa tidak enak setelah menjelaskan semuanya pada Chelsi.
" Berarti semua perhatian kamu waktu di rumah sakit itu semua juga rekayasa? '' tanya Chelsi.
"Etts... Itu bukan rekayasa itu beneran gue hawatir setengah mati tau ngga, walaupun pernikahan kita ngga serius tapi perhatian gue sama lo itu real."
"Hmmm... "Chelsi mengangguk.
" Tapi bukannya pernikahan ini sama aja udah buat mereka kecewa? Gimana nantinya kalau mereka tau kalau kita nikah cumah pura-pura tanpa perasaan apapun? Bukannya mereka juga akan kecewa bahkan mungkin mereka jauh lebih kecewa dari pada kita ngebatalin perjodohan itu dulu?. "
" Ekspektasi mereka pasti sama seperti yang aku pikirin tadi, mereka pikir kalau pernikahan kita bahagia dan penuh cinta padahal kenyataannya jauh dari sana."
" gue tau itu dan gue juga udah pikiriin itu. ada ataupun ngga ada pernikahan ini keluarga kita juga sama - sama akan pecah karna saling kecewa. Jadi lebih baik ginikan keluarga kita aman setidaknya sampai bom waktu yang kita punya meledak. "jelas Dimas.
Chelsi mengangguk," kita cuma perlu nyiapin diri sampai waktu itu tiba. "ucap Chelsi berdiri lalu berjalan kembali ke kasurnya.
" Aku ngantuk, aku tidur dulu. Makasih atas penjelasannya . '' ucap Chelsi berbaring lalu menarik selimut sampai ke atas kepalanya. Chelsi membelakangi Dimas yang masih duduk di sofa memperhatikannya. Air mata Chelsi menetes dari balik selimut entah apa yang ia tangisi tapi rasanya Chelsi di kecewakan oleh ekspekatasi yang ia buat sendiri. Seharusnya ia tidak perlu membayangkan kehidupan romantis dan rumah tangga bahagia dengan Dimas pasti rasanya tidak akan sesakit ini. Andai saja Dimas menjelaskannya lebih dulu pasti ia tidak akan membuat ekspektasi tinggi tentang rumah tangganya.
"Harusnya aku tidak terlalu percaya dengan apa yang aku lihat. Perhatian dan kesedihan Dimas yang aku lihat kemarin itu hanya kesedihan biasa seperti persahabatan orang lainnya. "batin Chelsi menangis dalam diam.
Dimas memperhatikan Chelsi yang tidur membelakanginya, Dimas merasa tidak sampai hati melihat raut kecewa dari wajah Chelsi. Apa mungkin waktunya belum tepat untuk Dimas menjelaskan hubungannya dengan Chelsi ? Tapi jika Dimas membiarkannya terlalu lama pasti Chelsi akan semakin kecewa, untung - untung jika ingatan Chelsi segera kembali jika tidak kembali pasti ia akan menyakiti hati sahabatnya sendiri. Dimas tidak mau itu, Dimas tidak ingin melihat Chelsi menangis ataupun kecewa olehnya. Dimas ingin selalu bersahabat tanpa perasaan apapun bersama Chelsi selamanya. Dimas tidak peduli kalaupun orang - orang mengatakannya egois yang terpenting untuknya ia harus selalu bersama selamanya dengan Chelsi.
Dimas membaringkan tubuhnya di atas sofa, Dimas masih memperhatikan Chelsi walaupun Chelsi tidak berbalik sama sekali. "Maafin gue Chel...." batin Dimas yang kemudian memejamkan matanya dengan posisi tubuh masih berhadapan dengan Chelsi
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments