Bab 6.Kembali

Tok..

Tok..

Tok...

Bunda Tara masuk kedalam kamar Chelsi setelah mengetuk beberapa kali. Ditangannya bunda Tara membawa beberapa album foto untuk ia tunjukkan pada Chelsi. Bunda Tara tersenyum pada Chelsi yang duduk di kasurnya sambil membaca buku.

"Kamu belum tidur sayang? "tanya Bunda Tara ikut duduk di sebelah Chelsi.

Belum ngantuk bun, '' jawab Chelsi melirik album foto yang di bawa bunda Tara." Itu album foto siapa bun?" tanyanya.

Kamu." jawab bunda Tara membuka album foto tang ia bawa. "Bunda sengaja bawa ini supaya ingatan kamu segera kembali."

Chelsi mendekat ke bunda Tara, Chelsi tersenyum saat melihat tiap lembar foto-foto dirinya yang di buka oleh bunda Tara .Namun dari sekian banyak fotonya baik sendiri atupun bersama orang tuanya, Chelsi tidak menemukan satupun foto bayi miliknya. Karna itu Chelsi merasa heran dan mempeetabyakan hal itu pada bundanya.

"Tapi kenapa dari semua foto disini ngga ada foto Chelsi pas bayi bun?" tanya Chelsi melihat wajah bundanya. "Bunda lupa bawa ya? "sambungnya.

Tara terdiam, ia bingung akan menjelaskan fakta jika Chelsi bukanlah anak kandungnya di saat kondisi Chelsi seperti ini sekarang. Walaupun sebenarnya jauh sebelum Chelsi hilang ingatan, Chelsi sudah mengetahui itu.

" Bun?" desak Chelsi masih dengan tatapan penuh tanya.

Bunda Tara memegang tangan Chelsi lalu menggenggamnya erat. "Sebenarnya kamu bukan anak kandung bunda, kamu bunda adopsi saat kamu berusia lima tahun di panti asuhan."

Chelsi tidak mengedip sedikitpun begitu mengetahui fata yang sama sekali tidak ia sangka, pantas saja ia menemukan selmbaran foto panti asuhan tadi di rak bukunya ternyata ini alasannya.

" Kamu sudah mengetahui ini bahkan sebelum kamu kehilangan ingatan kamu. Kamu tau dan menerima ini."

"Jadi bunda minta kamu jangan membenci bunda ataupun ayah karna fakta ini ya! Walaupun kamu bukan lahir dari rahim bunda tapi kamu tetap adalah darah daging bunda. Bunda sudah mengangap kamu sepeeti anak kandung bunda sendiri."

"Selamanga Kamu adalah putri kecil kesayangan bunda. "ucap bunda Tara memeluk Chelsi dengan erat.

Chelsi membalas pelukan bundanya," Chelsi ngga pa - pa kok bun, manamungkin Chelsi bisa benci sama ayah ataupun bunda. Selama ayah sama bunda adalah orang tua Chelsi satu - satunya.

"Chelsi sayang bunda! "ucap Chelsi dengan manjanya.

" Bunda juga sayang, selamanya kamu adalah anak bunda!"

__________________

Beberapa hari berlalu....

Chelsi beserta orang tuanya dalam perjalanan menuju ke rumah Dimas. Tidak enak jika orang yang sudah bersuami istri terpisah terlalu lama apa lagi saat kondisi Chelsi seperti ini sudah seharusnya yang berada di sisi Chelsi adalah Dimas, suaminya.

Chelsi dari tadi terlihat sangat gelisah, jantungnya semakin jeduk jeder saat ayah mengatakan jika mereka akan segera sampai di rumah Dimas. Sebenarnya Chelsi sudah siap malah Chelsi yang yang meminta orang tuanya untuk mengantarkannya tapi entah kenapa Chelsi masih takut dengan pandangan keluarga Dimas terhadapnya. Walaupun sudah menyiapkan mendat dan kata - kata, Chelsi masih saja takut bahkan sekarang tangannya terasa dingin dan gemetar.

"Kamu ngga pa- pasayang?"tanya bunda Tara melihat anaknya yang gemetar.

" Kamu kenapa Chel? Kamu ngga enak badan atau ada yang sakit? Kalau ada kita putar balik sekarang mumpung kita belum sampai di rumah Dimas." ucap ayah Herman melirik Chelai dari kaca.

Chelsi menggeleng," Chelsi ngga papa bun, yah. Chelsi cuma agak sedit nerfes.

Ck... "bunda tawa dan ayah herman tertawa begitu mendengar jawaban anaknya." kayak penganti baru aja kamu Chel chel. "sambung ayah Herman menertawainya.

" Ihhh ayah, Kan Chelsi ngga tau siapa dia? Nanti kalau Chelsi di apa - apain gimana? Belum lagi sama keluarganya Dimas, kalau Chelsi di kroyok gimana?"

" Kan banyak di sinetron - sinetron yah, mertua menganiaya menantu atau kalau ngga suami menganiaya istri. "jelas Chelsi menjelaskan sebagian ketakutanya.

Bukannya prihatin bunda Tara dan ayah Herman malah makin tertawa.

" Dimas ngga bakal ngelakuin itu ke kamu sayang, kamu ilang setengah jam aja paniknya kayak kamu hilang berhari - hari,gimana mau ngenganiaya kamu?. lagian yang sering nganiaya itu kamu, hobi kok hilang - hilangan . "jelas bunda Tara.

Chelsi mengerucutkan bibirnya, bukannya medapat perkataan yang menenangkan tapi ia malah mendapat kata hujatan dari bunda dan ayahnya sendiri.

Waktu berlalu dengan sangat cepat tanpa menunggu kesiapan mental dan hati Chelsi. Sekarang Chelsi dan keluarganya telah duduk di ruang tamu rumah Dimas dengan semua keluarga Dimas yang kini sedang menatapnya.

Seorang nenek tua mendekat ke arah Chelsi, ia memegang tangan Chelsi dan dengan lembut mengelusnya. "Oma sangat rindu dengan kamu sayang, boleh oma memelukmu?" tanya oma Sukma yang di anggukinoleh Chelsi.

Chelsi menerima pelukan hangat dari oma Sukma, walaupun ia tidak mengingatnya tapi Chelsi merasakan kasih sayang dan ketulusan oma Sukma padanya.

"jangan sedih sayang, oma akan selalu ada untuk kamu. Jangan pernah berpikir kalau kamu sendiri!" bisik oma Sukma kemudian melepas pelukannya.

Chelsi menatap oma Sukma yang kembali duduk di tempatnya. "Nenek ini terlihat begitu baik apa mungkin dulu aku sangat dekat dengannya." batin Chelsi.

Bunda Tara memegang bahu Chelsi "Itu oma Sukma sayang dan itu mama Dimas." Tunjuk bunda Tara yang tidak terlalu di tanggapi oleh Tiffani.

"ngga usaha canggung kayak gitu, ini rumah kamu. Kan ngga ada ceritanya kalau pemilik rumah ngga enakan di umahnya sendiri. "ucap oma Sukma lagi sambil tertawa.

Chelsi menanggapi dengan senyuman manisnya.

" Ngga pa-pa kalau kamu ngga inget apapun, walaupun kamu ngga tau siapa oma kamu tetap cucu mantu kesayangan oma. "

" makasi oma. "ucap Chelsi semakin tersenyum lebar.

Setelah itu mereka semua mengobrol walaupun hanya sekedar basa basi tapi itu cukup memelui percakapan panjang di antara mereka.

Belum lama mereka mengobrol tiba - tiba Tiffani berdiri dan pergi tanpa mengatakan apapun.

Chelsi merakasan ketidak sukaan mama Tiffani melihat perlakuan mama Tiffani yang sangat kasar dan tidak sopan. Apalagi tidak sepatah katapun Tiffani katakan saat ia datang.

"Ngga usah di pikiriin, mama kamu memang seperti itu. Tapi percaya sama oma kalau mama tiffani sangat menyayangi kamu! "ucap oma Sukma menepuk pelan tangan Chelsi.

Chelsi mengangguk mengiyakan ucapan omanya. Tatapan Dimas dan Chelsi beradu mereka berdua saling menatap cukup lama sampai akhirnya Dimas memulai percakapan lebih dulu.

"gimana keadaan lo?" tanya Dimas.

"Keadaan aku baik." jawab Chelsi begitu canggung.

"Udah percaya sekarang? "

" Sejak awal aku percaya kalau kamu suami aku, tapi aku cuma ragu gimana cara bersikap atau ngadepin kamu dengan kondisi aku yang ngga inget apa-apa sekarang. "

"Tapi setelah aku kesini ternyata ngga seburuk yang aku pikiriin. Aku seneng di sini karna ada oma yang sayang sama aku dan ada kamu yang perhatian dan cinta sama aku." jelas Chelsi yang lagi - lagi tersenyum tanpa beban.

Dimas ikut tersenyum, walaupun ia tau apa yang di bayangkan Chelsi tentangnya tidaklah benar." Andai lo tau kalau hubungan kita ngga seromantis yang lo bayangin. "batin Dimas.

.

.

.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!